Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SYAIR ZUHDIYÂT KARYA ABU AL-‘ATÂHIYAH Yahiji, Kasim; Damhuri, Damhuri
Al-Ulum Vol 14, No 1 (2014): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wacana penanaman nilai-nilai karakter bukanlah baru dalam Sistem Pendidikan Nasional. Hal itu dimotivasi oleh kesadaran nasional akan pentingnya pembinaan karakter generasi muda sebagai jaminan kekuatan bangsa. Tujuannya, untuk berkembangnya potensi pembelajar menjadi manusia beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sesuai amanat UU Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini mengisyaratkan bahwa yang pertama ditanamkan adalah nilai-nilai kebenaran dan kebaikan universal, tanpa formalisasi sumbernya. Karya sastra merupakan salah satu sumber yang sarat dengan pesan-pesan moral yang dapat digali untuk menemukan kebenaran yang bersifat penawaran, untuk ditransfer kepada peserta didik. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam karya sastra dapat ditanamkan kepada peserta didik melalui penghayatan emotif tanpa harus diceramahi. Syair-syair Abu al-‘Atâhiyah merupakan salah satu karya sastra yang sarat dengan pesan-pesan moral yang dapat digali dan diimpelementasikan dalam pendidikan, baik formal maupun non-formal  -------------------------Discourse of the implementation of character values on the National Educational System is not a new agenda. The implementation has motivated by the national awareness about the importance of character building toward the young generation as the guarantees for nation strength. The aim is to improve students’ potency and build them to be piety to Allah SWT, to have good personality, to be healthy, intellectual, smart, and creative, be autonomous, and become democratic citizen, responsible, in accordance with the message on the law of National Education system. It is indicated that the first value should be implemented is universal truth without formulating the source. Literature works is one of sources which full of moral teaching and can be analyzed to find out the truth, and transferred to the students. The values of educational character on literature work can be implemented to students through emotional analysis. Abu al-‘Atâhiyah poems is one of literary works which full of moral teaching and can be analyzed and implemented on education, both formal and non-formal schools.
KADAR N, P, DAN K KEDELAI (Glycine max (L) Merril) YANG DIAPLIKASI AZOTOBACTER sp., MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK Sabilu, Yusuf; Damhuri, Damhuri; Imran, Imran
Jurnal BioWallacea Vol 2, No 1 (2015): Bodiversitas
Publisher : Jurnal BioWallacea

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine levels of N, P, and K Soybean appliedAzotobacter sp. + Mycorrhizae and organic fertilizers. Type of experimental researchusing randomized block design (RAK) factorial design with two factors, namely thecombination of Azotobacter sp. + Mycorrhiza, consisting of 3 treatment that Azotobactersp. with a density of 103 CFU mL-1 + Mycorrhiza 30 grams, Azotobacter sp. with adensity of 104 CFU mL-1 + mycorrhiza 25 grams, Azotobacter sp. with a density of 105CFU mL-1 + Mycorrhiza 35 grams (K3); organic fertilizer factor consisted of 4 treatmentsie: without any organic fertilizer; organic fertilizer plot of 0.8 kg each equivalent to 2 tonha-1; 1.6 kg of organic fertilizer per plot equivalent to 4 ton ha-1, organic fertilizer plot of2.4 kg each equivalent to 6 ton ha-1. The results showed that the combination treatmentof Azotobacter sp. + Mycorrhiza there is not difference to the levels of nitrogen,phosphorus and potassium levels in the stem . Treatment of organic fertilizer there is asignificant difference on levels of nitrogen , phosphorus and potassium levels soybeanstem . No interaction combination of Azotobacter sp + Mycorrhiza and organic fertilizeron levels of nitrogen , phosphorus and potassium in soybean stems .Key words: Levels N , P , K Soybean, Azotobacter sp., Mycorrhizal, Organic Fertilizer.
Adaptation of Farmers in Rice Cultivation at Dry Season in Gunungsari Village (Bojonegoro-East Java) For Learning Source Damhuri, Damhuri; Sejati, Andri Estining; Hidayati, Desi Nurul
Proceedings of the 1st UR International Conference on Educational Sciences Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Proceedings of the 1st UR International Conference on Educational Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gunungsari is one of village in Bojonegoro located around the Solo River downstream. Farming areas experiencing water shortages because the monthly rainfall is always dry in dry season. Rice can’t live without adequate water. That seasonal condition making farmers must think to get way to continuous rice cultivation. This paper aims to determine farmer adaptation in rice cultivation at dry season for raw data in the learning source. This research is survey with population 385 heads of family farmers. Samples were taken by proportional random sampling technique is 80. Collecting data use observation, interviews, and documentation. Data analyzed with descriptive quantitative, then information will develop in the learning source in the next research. The results that the form of adaptation, include: (1) farmers began planting in June when river water still available. (2) To hold water by way pumping river water to Solo River to secondary, pumped again to tertiary, then flowed to rice fields. (3) Farmers must set aside 16% of the yield to pay for pumping effort. This research result can become lecturer learning source both in Biology Education department and in Geography Education department. Biology Education is specially relating in the plant matter. Geography Education is specially relating in the agriculture geography matter. Development Learning Source for higher education must begin from research like this research. Learning source with information from the research can learn more contextual and easier to understand.
STUDI ETNIK TANAMAN OBAT TRADISIONAL BUTON Jahidin, .; Galib, La Maronta; Muzuni, .; Damhuri, .
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 3, No 1 (2014): Maret
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.279 KB) | DOI: 10.35580/sainsmat3110172014

Abstract

Penggunaan tumbuhan atau organnya sebagai obat tradisional oleh komunitas etnis Buton bertahan dan turun temurun dari generasi ke generasi. Penelitian kegunaan tumbuhan dalam obat tradisional oleh Etnis Buton Keknauwe dilakukan di Desa Barangka, Kamelanta, Lawela Selatan, Pogalampa, Watiginanda, Kaongkeongkea, Lontoi, Lapara, Biwinapada, dan Karae. Metode penelitian merupakan survei eksploratif dengan interview dan pengamatan langsung di lapangan. Subjek merupakan dukun atau tabib yang berjumlah 11 orang yang diwariskan cara pengambilan tumbuhan atau oragannya untuk obat tradisional. Pengumpulan organ tumbuhan obat terdiri dari: (1) daun dikumpulkan selama musim perbungaan dan sebelum buah ranum, (2) batang dan ritidoma dikumpulkan setelah pertumbuhan batang yang sempurna, (3) hasil dikumpulkan sebelum atau setelah musim berbunga, (4) buah dipetik saat matang, (5) biji dikumpulkan sebelum buah matang, dan (6) akar (Radix), rimpang (rhizome), umbi (tuber) dikumpulkan selama tumbuh. Hasil tercatat 78 spesies, 75 Genera, dan 49 familitumbuhan yang digunakan komunitas Etnis Buton sebagai komposisi obat tradisional. Umumnya jenis tumbuhan merupakan 22 spesies tumbuhan liar kecuali ditanam atau dipelihara sebagai tumbuhan dapur. Tumbuhan yang digunakan yaitu daun sebanyak 44 spesies, 6 spesies akar dan umbi, 14 spesies kulit dan batang, 8 macam yang digunakan seluruhnya (herba), 12 macam digunakan buah dan bijinya, 2 macam bunga yang digunakan, dan 2 macam resin yang digunakan. Dalam penggunaannya tumbuhan obat digunakan untuk mengobati 59 macam penyakit. Penggunaan tumbuhan jenis lain, diproses sendiri atau dicampur organ tumbuhan lainnya. Ada 9 spesies tumbuhan dalam penggunaannya sebagai herba obat dicampur dengan organ tumbuhan lain contoh tumbuhan wou(Garuga floribunda Decne), kumis kucing (Orthosipon spictus BBS), nipa (Nypa fruticans Wurmb), tolise (Terminalia catappa L.), fafa (Vitex cofassus Reinw. Ex Blume), rabundalili (Euphorbia tirucalli L.), kaai'ai (Phyllanthus niruri L.), wua (Areca catechu L.), and katimboka (Drynaria sparsisora Moore).Kata kunci: Tumbuhan, Obat Tradisional, Etnis Buton
Flora Lexicon of Kaghati in Muna Speech Community La Ino; Nirmalasari Nirmalasari; Lili Darlian; Damhuri Damhuri; Rahmat Sewa Suraya; Muhammad Alkausar
JURNAL ARBITRER Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ar.9.1.39-47.2022

Abstract

Diversity of the flora lexicon in the environment of Kaghati is part of the ethnic richness in the form of local knowledge that must be explored for the sake of environmental sustainability. This article intends to: (1) discover and portray the flora lexicon of kaghati; and (2) examine the dynamic of inter-generational comprehension. The researcher used qualitative method and upheld by quantitative method. The information required were gotten by perception, meeting, and poll strategies. At that point, the survey is directed upon 150 respondents. The extent of the respondents’ ages was from 15 to 65 years. In light of information examination, there were two discoveries discovered: (1) the flora lexicon of kaghati comprises of fifteen dictionaries as ostensible and biotic class. (2) There is an alternate degree of between generational comprehension on flora lexicon of kaghati. The old age (46-65 years) 84% (best), the middle generation (25-45 years) 74% (best), and the young generation (15-24 years) 55% (better).
PENGEMBANGAN E-BIOMAGAZINE SEBAGAI BAHAN AJAR MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SMA KOTA KENDARI asmawati munir; M Sirih; Lili Darlian; Damhuri Damhuri; Dwi Nurhidayah
Gema Pendidikan Vol 29, No 1 (2022): Januari, Gema Pendidikan
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/gapend.v29i1.22840

Abstract

Tujuan Penelitian adalah mengembangan E-Biomagazine Sebagai Bahan Ajar Materi Keanekaragaman Hayati Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Kendari. Metode dalam penelitian adalah Research and Development yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Hasil penilaian ahli media terhadap kelayakan E-Biomagazine sebagai bahan ajar diperoleh rerata yaitu 93.51% (kriteria sangat valid), kemudian penilaian ahli materi terhadap kelayakan materi E-Biomagazine sebagai sumber belajar diperoleh rerata yaitu 90.98% (kriteria sangat valid), sedangkan tanggapan tingkat keterbacaan desain media E-Biomagazine oleh peserta didik di Sekolah Menengah Atas diperoleh rerata 87.94% (kriteria sangat sesuai) dan hasil tanggapan tingkat keterbacaan materi E-Biomagazine oleh peserta didik di Sekolah Menengah Atas diperoleh rerata 90.24% (kriteria sangat sesuai). Berdasarkan hasil validasi dari ahli media, ahli materi, tanggapan guru Biologi, dan peserta didik di SMA Kota Kendari dapat disimpulkan bahwa E-Biomagazine yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar pada materi keanekaragaman hayati di kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA).
THE COMPATIBILITY OF OUTDOOR STUDY APPLICATION OF ENVIRONMENTAL SUBJECT USING PSYCHOLOGICAL THEORIES OF INTELLIGENCE AND MEANINGFUL LEARNING IN SENIOR HIGH SCHOOL Eko Harianto; La Ode Nursalam; Fahrudi Ahwan Ikhsan; Z Zakaria; D Damhuri; Andri Estining Sejati
Geosfera Indonesia Vol 4 No 2 (2019): GEOSFERA INDONESIA
Publisher : Department of Geography Education, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/geosi.v4i2.9903

Abstract

The problem in this research relates to the learning theory that rarely considered as a basis in learning in Indonesia. learning plans and syllabus structure in the national curriculum is not included learning theory point. learning theory only has been less studied in the subjects in geography education undergraduate. This makes learning theory material less explored. Learning theory is also often forgotten in educational research undergraduate and postgraduate programs. Many research did not allude to the relevance of learning theory in learning. After graduating, they less develop or linking learning theory with the teaching profession. That condition makes learning essence should be strengthened to become weak or even disappear.This research aims to describe the compatibility when applying outdoor study environment subjects with the psychological theories of intelligence and meaningful learning theory in senior high school. This research used a qualitative methodology with the type of descriptive exploitative research. Data sources are students and geography teachers. The process of collecting data uses the method of observation and interviews. Data were analyzed with the 6 Cresswell's qualitative analyzing steps. The results show that the application of outdoor study is suitable both the psychological theories of intelligence and meaningful learning. The compatibility is reflected in the learning activities, there are: before, during, and after working in the outdoor. The teacher's ability to implement the basis of psychological theories of intelligence and meaningful learning makes learning more easily understood and meaningful for students. Keywords: meaningful learning, outdoor study, psychological theories. References Agra et al. (2019). Analysis of The Cocept of Meaningful Learning in Light of The Ausubel’s Theory. Rev Bras Enferm 72(1), 248-255. Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2015). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom (Translate. Priantoro, A.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Badakar, C.M et al. (2017). Evaluation of The Relevance of Piaget’s Cognitive Principles among Parented and Orphan Children in Belagavi City, Karnataka, India: A Comparative Study. Int J Clin Prediatr Dent. 10(4), 356-350. Becker et al. (2017). Effects of Regular Classes in Outdoor Education Settings: A Systematic Review on Student’s Learning, Social and Health Dimensions. International Journal of Environmental Research and Public Health 14(5), 485 1-20. Boyes, M & Potter, T. (2015). The Application of Recognition-Primed Decision Theory to Decisions Made in An Outdoor Education Contect. Australian of Outdoor Education 18(1), 2-15. Cooper, A. (2015). Nature and The Outdoor Learning Environtment: The Forgotten Resource in Early Childhood Education. International Journal of Early Chilhood Environmental Education 3(1), 85-97. Cresswell, J.W. (2016). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dillon, J. et al. (2017). Toward a Convergence between Science and Environmental Education. Abigdon: Taylor & Francis. Ensar, f. (2014). How Children Construct Literacy: Piagetian Perspective. International Journal of Secondary Education 2(2), 34-39. Erika, S. & Satu, U. (2018). Transformational Elements for Learning Outdoors in Finland: A Review of Research Literature. International Journal of Research Studies in Education 7(3), 73-84. Gilchrist, M., Passy, R., Waite, S. & Cook, R. (2016). Exploring School’s Use of Natural Spaces. Risk,Protection, Provision and Policy 12, 1-24. Ginsburg, H.P & Opper, S. (2016). Piaget’s Theory of Intellectual Development. Kennedy: International Psychoterapy Institute E-Books. Gough, N. (2016). Australian Outdoor (and) Environmental Education Research: Senses of ‘Place’ in Two Constituencies. Journal of Outdoor and Environmental Education 19(2), 1-11. Gunarsa, S.D. & Nigsih, Y. (2014). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT TBK Gunung Mulia. Harsolumakso, A.H et al. (2019). Geology of The Eastern Part of The Volcanic-Kendeng Zone of East Java: Stratigraphy, Structures, and Sedimentation Review from Besuki and Situbondo Areas. Journal of Geology and Mineral Resources 20(3), 143-152. Hebe, H.N. (2017). Towards a Theory-driveb Integration of Environmental Education: The Application of Piaget and Vygotsky in Grade R. International Journal of Environmental & Science Education 12(6), 1525-1545. Levy, D., Peralta, T.M., Pozzi, L., & Tovar, P. (2018). Teachers Multidimensional Role Towards Meaningful Learning: The Potential Value of Interdisciplinary Environments. International Journal for Innovation Education and Research 6(2), 179-187. Miles, B & Mattchow, B. (2015). The Mirror of The Sea: Narrative Identity, Sea Kayak Adventuring and Implications for Outdoor Adventure Education. Australian of Outdoor Education 18(1), 16-26. Moleong, L. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhsin, A., Febriany, L.M., Hidayati, H.N., & Purwanti, Y.D. (2015). Material Bambu sebagai Konstruksi pada Great Hall Eco Campus Outward Bound Indonesia. Jurnal Reka Karsa 3 (3), 1-11. Prasetya, S.P. (2014). Media Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Rowe, N., Dadswell, R., Mudie, C., & Rauworth, M. (2014). Tall Ships Today: Their Remarkable Story. London: Adlard Coles Nautical. Sejati et al. (2017). The effect of Outdoor Study on the Geography Scientific Research Writing Ability to Construct Student Character in Senior High School. Social Sience, Education, and Humanities Research 100, 104-108. Spillman, D. (2017). Coming Home to Place: Aboriginal Lore and Place-Responsive Pedagogy for Transformative Learning in Australian Outdoor Education. Journal of Outdoor and Environmental Education 20(1), 14-24. Sudjana, N. & Rivai, A. (2015). Media Pengajaran Cetakan Ke-12 . Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sumarmi. (2015). Model-model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing. Thomas, G.J. (2019). Effective Teaching and Learning Strategies in Outdoor Education: Findings from Two Residential Programmes Based in Australia. Journal of Adventure Education and Outdoor Learning 19(3), 242-255. Voogt, J. & Knezek, G. (2015). Guest Editorial: Technology Enhanced Quality Education for All-Outcomes from EDUsummIT 2015. Educational Technology & Society 19(3), 1-4. Zhou, M. & Brown, D. (2015). Educational Learning Theories: 2nd Edition.Georgina: Galileo Open Learning Materials. Copyright (c) 2019 Geosfera Indonesia Journal and Department of Geography Education, University of Jember This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Share A like 4.0 International License
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 Di Sulawesi Tenggara Lili Darlian; Damhuri Damhuri; Suriana Gende Ede
Amal Ilmiah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2020): Edisi November 2020
Publisher : FKIP Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/amalilmiah.v2i1.14440

Abstract

Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan sebagai upaya pencegahan wabah COVID-19 saat ini sangat dibutuhkan. Program ini sesuai dengan kondisi Desa/Kelurahan di Sulawesi Tenggara yang sangat memungkinkan untuk terpaparnya wabah COVID-19. Adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat terintegrasi KKN-TEMATIK merupakan salah satu wadah untuk melatih masyarakat sebagai upaya pencegahan wabah COVID-19. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat terintegrasi KKN-TEMATIK diikuti oleh 24 orang mahasiswa yang berasal dari berbagai Desa/Kelurahan di Sulawesi Tenggara. Tujuan kegiatan ini adalah masyarakat dapat berperan serta dalam pencegahan wabah COVID-19. Target khusus yang dicapai adalah masyarakat lebih memahami cara pencegahan wabah COVID-19. Demi mencapai tujuan dan target yang diinginkan maka diterapkan beberapa metode, yaitu sosialisasi kepada masyarakat, bimbingan, dan pelatihan dalam pembuatan Alat Pelindung Diri (APD) sederhana sebagai upaya pencegahan wabah COVID-19. Hasil kegiatan sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya 8 Desa/Kelurahan tempat mahasiswa melaksanakan KKN.
Kajian Etnobotani Tumbuhan Dalam Upacara Kehamilan (Posipo) Hingga Masa Anak-Anak (Dole-Dole) Pada Masyarakat Wolio Kota Bau-Bau Lili Darlian; D. Damhuri; Wa Ode Hasni
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 8, No 1 (2019): Maret
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.234 KB) | DOI: 10.35580/sainsmat81127652019

Abstract

Tujuan dari penelitia ini adalah untuk mengetahui (1) jenis-jenis tumbuhan apa saja yang digunakan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole), (2) organ apa saja yang dimanfaatkan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole), (3) pemanfaatan tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat kehamilan (posipo) hingga upacara masa anak-anak (dole-dole) oleh Masyarakat Wolio Kota Bau-Bau. Metode penelitian survey eksploratif dengan menggunakan teknik wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan mendeskripsikan ciri-ciri morfologi, organ yang dimanfaatkan serta mengidentifikasi dengan mengacu buku identifikasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat 24 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dalam upacara adat kehamilan (posipo), kelahiran (aqiqah) dan masa anak-anak (dole-dole). Jumlah tumbuhan terdiri dari 2 kelas, 12 ordo dan 13 famili. Kelas Dicotyledoneae sebanyak 8 jenis sedangkan Monocotyledoneae sebanyak 16 jenis. Berdasarkan hasil eksplorasi, keseluruhan tumbuhan yang ditemukan berasal dari pekarangan, perkebunan dan hutan. Famili terbanyak Arecaceae dan Liliaceae masing-masing 5 jenis dan Poaceae 3 jenis. Organ yang dimanfaatkan dalam upacara kehamilan (posipo) hingga masa anak-anak (dole-dole) adalah akar, rimpang, umbi, batang, daun, bunga, buah dan biji. Cara pemanfaatan tumbuhan dalam upacara beraneka ragam setiap prosesi, tata cara serta fungsi dan makna yang berbeda. Kata Kunci : Etnobotani, Upacara Adat, Masyarakat Wolio This study investigated a natural acid-base indicator which is extracted from plants in Kupang city. There are 14 plants that potential as a source of natural indicator for acid base titration, i.e, Kol Ungu (Brassica oleracea Capitata Group), Turi Merah flower (Sesbania grandiflora L. Pers), Belimbing Wuluh flower (Averhoa bilimbi L), Kaktus Merah fruit (Opuntia vulgaris Mill), Ruelia flower (Ruellia simplex), Flamboyan flower (Delonix regia), bugenvil flower (Bougainvillea spectabilis Willd.), Bayam Merah leaves (Amaranthus tricolor L.) Jamblang fruit (Syzygium cumini L.), Murbey fruit (Morus alba L.), Pinang fruit (Areca catechu L.), Sirih fruit (Piper betle L.), Kunyit (Curcuma longa Linn), and Nanas Kerang leaves (Rhoeo discolor). Plants extract shows a sharp color change in acid and base solution. Promising results as a natural indicator also shown in acid base titration which is have similar equivalent point to synthetic indicator. We can use these natural indicators as an alternative to synthetic indicator because they are found to be simple, very useful, cheap, easy to extract, accurate, and eco-friendly.  Keywords: plant, natural indicator, acid-base. 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN KONSEPTUAL MATERI JAMUR SMAN 2 MAWASANGKA TIMUR Ima La Awu; M. Sirih; Damhuri Damhuri
AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi Vol 7, No 4 (2023): Edisi Februari 2023
Publisher : FKIP Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/ampibi.v7i4.26215

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran concept attainment dalam meningkatkan pengetahuan konseptual pada materi jamur siswa kelas X SMA Negeri 2 Mawasangka Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain penelitian ini menggunakan proses pengkajian melalui sistem berdaur (siklus) dari berbagai kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari lima kegiatan pokok yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan atau tindakan (action), pengamatan (observation) dan evaluasi, serta refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA yang terdaftar tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah siswa 15 orang yang terdiri atas 10 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki. Instrumen yang digunakan yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi aktivitas siswa dan guru, lembar kerja peserta didik (LKPD) dan tes pengetahuan konseptual siswa. Data dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan pada proses pembelajaran siklus I dan II belum mencapai ketuntasan belajar dengan persentase 53,33% dan 66,67%. Sedangkan pada pembelajaran siklus III sudah mencapai ketuntasan belajar dengan persentase 80%, hal ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan konseptual pada materi jamur siswa kelas X MIA SMA Negeri 2 Mawasangka Timur dapat meningkat melalui model pembelajaran concept attainment.