Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Profil Glukosa dan Urea Darah Sapi Bali Jantan pada Penggemukan dengan Hijauan (Greenlot Fattening) di Peternakan Rakyat Paulus Klau Tahuk; Agustinus Agung Dethan Agung Dethan; Stefanus Sio
Jurnal Agripet Vol 17, No 2 (2017): Volume 17, No. 2, Oktober 2017
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.64 KB) | DOI: 10.17969/agripet.v17i2.8114

Abstract

ABSTRAK. Penelitian bertujuan mengetahui profil glukosa dan urea darah pada Sapi Bali jantan pada penggemukan dengan hijauan di peternakan rakyat. Ternak yang digunakan sebanyak sembilan ekor Sapi Bali jantan dengan kisaran umur 2,5 – 3,5 atau 3,0 tahun, bobot badan awal sebesar 257,40±23,60 kg. Metode yang digunakan berupa metode deskriptif dengan perlakuan disesuaikan kebiasan peternak dalam menggemukkan ternak yang meliputi tatalaksana pakan, perkandangan serta kesehatan. Jenis pakan yang diberikan bervariasi meliputi Centrosema pubences, Clitoria ternatea, jerami jagung segar, king grass (Pennisetum purpuroides), lamtoro (Leucaena leucocepala), rumput alam, rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan turi (Sesbania grandiflora). Peubah yang diamati meliputi tampilan glukosa dan urea plasma darah pada 0 jam (sebelum pemberian pakan) dan 2,4,6 jam setelah pemberian pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar glukosa dan urea plasma darah sebelum pemberian pakan (0 jam) adalah 59,07 dan 23,66 mg/dl; kandungan glukosa plasma darah pada 2,4,6 setelah pemberian pakan adalah 57,29; 56,94 dan 61,20 mg/dl atau rerata 58,62 md/dL; sedangkan pada urea plasma darah adalah 23,79; 24,16 dan 24,81 mg/dl atau rata-rata 24,11 mg/dl. Dapat disimpulkan bahwa Sapi Bali jantan yang digemukkan dengan hijauan memperlihatkan kandungan glukosa plasma darah yang relatif normal, namun kandungan urea plasma darah rendah dan di bawah kisaran normal.(The Blood Glucose and Urea Profile of Male Bali Cattle on Greenlot Fattening at Smallholder Farms)ABSTRACT. The objective of this study was to determine the profile of blood glucose and urea of male Bali cattle on fattening with forage at smallholder farms. The cattle used consisted of nine male Bali cattle with a range of ages 2,5 - 3,5 or on the average 3.0 years old with initial body weight range was 227-290 kg or on the average of 257.40±23,60 kg. This research used descriptive method with treatment be adapted to the practice of farmers in fattened cattle that includes management of feeding, housing, and health. Type of feed given during the study was Centrosema pubences, Clitoria ternatea, fresh corn straw, king grass (Pennisetum purpuroides), lamtoro (Leucaena leucocepala), natural grass, elephant grass (Pennisetum purpureum) and turi (Sesbania grandiflora). Variables measured include the display of blood glucose and urea plasma at zero (O) hour (before feeding) and at 2,4,6 hours post feeding. The results of research showed average content of blood glucose dan urea plasma at zero (0) hours were 59,07 and 23,66 mg/dl; The content of blood glukose plasma at 2,4 an 6 hours post feeding every were 57,29;56,94; and 61,20 mg/dl or an average 58,62 mg/dl. While the content of blood urea plasma were 23,79; 24,16 and 24,81 mg/dl or average 24,11 mg/dl. In Conclusion the Bali cattle male fattened with forage showed of blood glukose plasma were relatively normal, although the blood urea plasma were lowly and below the normal range.
Kualitas dan Kuantitas Sperma Kambing Bligon Jantan yang Diberi Pakan Rumput Gajah dengan Suplementasi Tepung Darah (Quality and Quantity of Semen of Buck Bligon Fed Elephant Grass Supplemented with Blood Meal). Agustinus Agung Dethan; Kustono (Kustono); Hari Hartadi
Buletin Peternakan Vol 34, No 3 (2010): Buletin Peternakan Vol. 34 (3) Oktober 2010
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v34i3.83

Abstract

The experiment was conducted to determine the quality and quantity of semen of buck Bligon fed elephant grass supplemented with blood meal. The experiment was carried out in Laboratory of Animal Physiology and Reproduction,Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Nine bucks Bligon age 8 to 12 months were used in the experiment. The experimental animals were devided into three groups of feed treatment, i.e group 1 (R0); elephant grass (60%) + corn meal (15%) + rice bran (15%) + soybean cake (10%), group 2 (R1); elephant grass (60%) + corn meal (15%) + rice bran (15%) + soybean cake (5%) + blood meal (5%), group 3 (R2); elephant grass (60%) + corn meal (15%) + rice bran (15%) + blood meal (10%). The experiment was carried out for 3 months. Semen collection using artificial vagina was done two times a week for four weeks. The variables measured were semen volume, semen pH, sperm motility, sperm consentration, sperm viability, and sperm abnormality. The experiment data were statisticaly analyzed using completely randomized design using statistical analysis and then continued with Duncan test to analyze the differences between means. The results showed that the suplementation of blood meal significantly increased (P≤0.01) semen volume. Semen volume for R0 was 0.42 ml lower than R1 0.82 ml and R2 0.69 ml whereas R1 and R2 differed significantly (P≤0.05). The treatments have significant effect (P≤0.01) on sperm motility. The highest spermmotility value was at treatment R1 which was 84.17% followed by R2 81.67% and the lowest was R0 65.00%. The effect of treatment on sperm concentration also significant (P≤0.01). Sperm concentration of R1 was 5,537.67 million cell/mlsemen and R2 was 4,415.33 million cell/ml semen which were higher than R0 (3,081.00 million cell/ml semen). Viability was significantly affected (P≤0.01) by the treatments. Viability value at treatment R0 was 69.88% and for treatment R1 and R2 were 91.25% and 87.63% respectively, the values differed significantly (P≤0.05). The effect of treatment on pH semen and sperm abnormality was not significant. Feed containing blood meal, corn meal, rice bran, and soybeancould increase the quality and quantity buck Bligon semen. The improvement of local goat livestock productivity could be done by giving blood meal as an alternative of protein source for feed supplement, particularly at areas having lowquality feed.(Key words : Goat, Semen quality, Blood meal)
Perbandingan Penggunaan Dua Jenis Ransum terhadap Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH), Konsumsi Ransum dan Konversi Ransum Ayam Broiler Aristo Kurniawan Sio; Oktovianus Rafael Nahak; Agustinus Agung Dethan
JAS Vol 1 No 1 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - January 2016
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v1i01.28

Abstract

Penelitian ini bertujuan membandingkan kualitas ransum yang dibuat sendiri dengan ransum konvensional terhadap penampilan (PBBH ), konsumsi ransum, dan konversi ransum ayam broiler, dilaksanakan di kandang peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Timor, Kabupaten Timor Tengah Utara selama 1 (satu) bulan lebih berlangsung dari tanggal 17 Februari sampai dengan 24 Maret 2015. Masing-masing ransum di berikan pada ayam Broiler dari umur 0-35 hari atau 5 minggu dengan melihat penampilan ayam broiler dan PBBH. Jumlah ayam broiler yang digunakan sebanyak 80 ekor. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan ransum buatan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi dan konversi ransum. Bobot badan akhir umur 35 hari pada perlakuan ransum buatan dengan rataan pada kisaran 184,58-223,15 gram/ekor; dengan rata- rata akhir 205,39 gram/ekor lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan ransum konvensional yang menghasilkan kisaran rataan 181,88-209,91 gram/ekor; dengan rata-rata 194,62 gram/ekor. Konsumsi ransum selama 35 hari pada perlakuan ransum buatan pada kisaran rataan 629,39-658,78 gram/ekor, dengan rata-rata 640,43 gram/ekor, lebih rendah dibandingkan pada perlakuan ransum konvensional yang menghasilkan rataan 695,15-728,48, dengan rata-rata 713,81 gram/ekor. Konversi ransum pada perlakuan ransum buatan berada pada kisaran ratan 2,81-3,48 gram/ekor, dengan rata- rata konversi ransum 3,12 gram, lebih baik dibandingkan pada perlakuan ransum konvensional yang menghasilkan kisaraan rataan 3,08-3,88 gram/ekor, dengan rata-rata konversi 3,67 gram. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.
Estimasi Nilai Ripitabilitas dan MPPA (Most Probable Producing Ability) Produksi Susu Sapi FH di Peternakan Noviciat Claretian Benlutu, Kabupaten Timor Tengah Selatan Herminus Winarto Un; Veronika Yuneriati Beyleto; Agustinus Agung Dethan
JAS Vol 1 No 1 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - January 2016
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v1i01.30

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai ripitabilitas (angka pengulangan) dan MPPA (Most Probable Producing Ability) produksi susu perlaktasi sapi FH yang dihasilkan di peternakan Noviciat Claretian Benlutu, dilaksanakan di Peternakan Sapi Perah FH Novisiat Claretian Benlutu selama 1 bulan yakni 5 Januari sampai dengan 5 Februari 2015. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatatan (recording) umur sapi betina pada waktu mengalami laktasi, lama laktasi pada setiap periode laktasi, frekuensi pemerahan per hari dan produksi susu per laktase sapi FH. Catatan tersebut merupakan catatan dari 13 ekor induk sapi FH dengan jumlah laktasi 5 kali. Metode yang digunakan adalah metode survei. Data yang diambil adalah data primer tentang gambaran umum peternakan sapi perah dan data sekunder yakni catatan produksi susu per laktasi. Nilai ripitabilitas yang diperoleh dalam penelitian ini diestimasi dengan metode korelasi intra kelas karena semua induk sapi FH yang datanya digunakan dalam penelitian ini memiliki catatan produksi susu sebanyak lima kali. Hasil penelitian menunjukkan nilai estimasi ripitabilitas produksi susu sapi FH di Peternakan Noviciat Claretian Benlutu adalah 0.54% ± 0.27%. Estimasi nilai MPPA tertinggi berdasarkan lebih dari dua catatan produksi dicapai oleh induk sapi Delia yakni 1937,42 liter dan terendah dimiliki oleh induk sapi Lusia 1806,21 liter dengan rata-rata MPPA produksi susu adalah 1869,68 liter ± 47.48 liter. Hal ini menunjukkan bahwa induk sapi FH di lokasi penelitian memiliki kemampuan yang bervariasi dalam menghasilkan air susu. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.
Kualitas Nutrisi Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) yang Diberi Dedak Padi dan Jagung Giling dengan Level Berbeda Rofinus Naif; Oktovianus Rafael Nahak; Agustinus Agung Dethan
JAS Vol 1 No 1 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - January 2016
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v1i01.31

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan dedak padi dan jagung giling terhadap kualitas nutrisi silase rumput gajah serta mengetahui level terbaik pemberian dedak padi dan jagung giling terhadap kualitas nutrisi silase rumput gajah. Dilakukan di laboratorium Fakultas Pertanian Unimor dan laboratorium Peternakan Undana selama dua bulan yakni Februari sampai Maret 2013. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan empat ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan. Adapun perlakuan yang diuji dalam penelitian ini terdiri dari 1) R0 : rumput gajah 3 kg tanpa dedak padi dan jagung giling; 2) R1 : rumput gajah 3 kg + dedak padi100 gr + jagung giling 100 gr; 3) R2 : rumput gajah 3 kg + dedak padi 200 gr + jagung giling 200 gr dan; 4) R3 : rumput gajah 3 kg + dedak padi 300 gr + jagung giling 300 gr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan silase rumput gajah dengan kombinasi dedak padi 200 gram ditambah jagung giling 200 gram pada setiap 3 kilogram hijauan rumput gajah mampu memberikan hasil terbaik terhadap variabel kandungan protein kasar 12,61% dan serat kasar sebesar 28,37% sedangkan pada variabel kandungan bahan kering menunjukan nilai perlakuan yang relatif sama. Secara Umum dapat dikatakan bahwa pemberian dedak padi yang dikombinasikan dengan jagung giling pada pembuatan silase rumput gajah mampu mempertahankan nilai nutrisi kandungan rumput gajah. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.
Korelasi Bobot Badan dengan Ukuran Linear Tubuh Ternak Babi Jantan Peranakan VDL pada Peternakan Rakyat di Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara Maria M. Kapitan; Veronika Yuneriati Beyleto; Agustinus Agung Dethan
JAS Vol 1 No 2 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - April 2016
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v1i02.35

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi bobot badan dengan ukuran linear tubuh ternak babi jantan peranakan VDL di Kecamatan Kota Kefamenanu. Metode yang digunakan adalah survey dengan teknik wawancara dan pengukuran langsung di lapangan untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder diambil dari instansi terkait. Penentuan desa dilakukan secara (purposive sampling) dari 3 kelurahan yang berada di satu kecamatan dengan pertimbangan memiliki populasi babi terbanyak. Parameter yang diukur yaitu bobot badan untuk setiap kelompok umur ternak (anak, muda, dewasa) dan ukuran linear tubuh (panjang badan, lingkat dada, tinggi pundak). Hasil penelitian menunjukkan korelasi antara bobot badan dengan panjang badan untuk kelompok umur anak, muda, dewasa adalah, 0,93; 0,97; 0,96. Korelasi antara bobot badan dengan lingkar dada untuk kelompok umur anak, muda, dewasa, adalah 0,92; 0,97; 0,97. Korelasi antara bobot badan dengan tinggi pundak umtuk kelompok umur anak, muda, dewasa, adalah 0,93; 0,97; 0,96. Korelasi bersifat positif antara bobot badan dengan ukuran linear tubuh ternak babi jantan peranakan VDL dari berbagai kelompok umur di Kecamatan Kota Kefamenanu. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Viabilitas dan pH Semen Babi Landrace yang Diencerkan Menggunakan Bahan Pengencer Sitrat Kuning Telur Wolfhardus V. Feka; Agustinus Agung Dethan; Veronika Yuneriati Beyleto
JAS Vol 1 No 3 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - July 2016
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v1i03.253

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas dan derajat keasaman (pH) semen babi Landrace pada pengencer sitrat kuning telur yang disimpan selama 24 jam. Semen yang digunakan berupa semen segar dari pejantan babi Landrace berusia 1 tahun 8 bulan. Semen dikoleksi dengan metode manual menggunakan induk buatan. Penelitian ini menggunakan metode eksperiment menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan (60 menit, 120 menit, 180 menit, 240 menit) dan empat ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan. Semen segar dievaluasi makroskopis dan mikroskopis di laboraturium Faperta Universitas Timor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pengencer sitrat kuning telur dalam semen babi Landrace berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap viabilitas semen babi Landrace dengan presentase R1 60 menit 88.38 %, R2 120 menit 52.63 %, R3 180 menit 43.38 %, dan R4 240 menit 24.00 %. Penambahan pengencer sitrat kuning telur memberikan daya hidup terbaik dengan lama waktu penyimpanan selama 180 menit. Sedangkan untuk derajat keasaman (pH) tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0.005) dimana nilai rataan pHnya R1 60 menit 5.5, R2 120 menit 5.25, R3 180 menit 5.25 dan R4 20 menit 5.0. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.
Uji Cold Shock Spermatozoa Babi Landrace terhadap Viabilitas dan pH Semen dengan Lama Waktu Berbeda Hironimus Sanan; Agustinus Agung Dethan
JAS Vol 1 No 3 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - July 2016
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v1i03.255

Abstract

Kualitas semen segar yang digunakan dalam inseminasi buatan dipengaruhi proses pembekuan. Problema pembekuan semen segar yaitu adanya pengaruh cold shock. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas dan derajat keasaman (pH) semen. Pada penelitian ini digunakan semen pejantan babi Landrace berusia 1 tahun 8 bulan. Semen dikoleksi dengan metode manual menggunakan induk buatan. Penelitian ini menggunakan metode eksperiment menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan (0 menit, 30 menit, 60 menit, 90 menit) dan empat ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan. Penelitian ini diawali dengan melakukan penempungan semen segar babi Landrace bertempat di Tunbakun, selanjutnya semen segar langsung dievaluasi makroskopis dan mikroskopis di laboraturium Faperta Universitas Timor. Kemudian dilakukan perlakuan cold shock pada setiap ulangan, setelah itu diamati viabilitas dan derajat keasaman (pH) semen. Hasil penelitian yang mempunyai persentase terbaik adalah R0 (0 menit) dimana viabilitas spermatozoa 85.00% dan pH 8.00 dan R1 (30 menit) viabilitas spermatozoa 55.38 dan pH 8.00. Sedangkan rataan viabilitas spermatozoa dan pH pada R2 dan R3 mengalami penurunan yaitu 33.63%, 7.75 dan 26,75%, 7.25. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rataan persentase spermatozoa hidup karena cold shock dengan lama waktu berbeda adalah menunjukkan perlakuan berbeda sangat nyata (P<0.01). Sedangkan derajat keasaman tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0.05). ©2016 dipublikasikan oleh JAS.
Pengaruh Level Dosis Prostaglandin (PGF2a) pada Ternak Babi Peranakan yang Diinseminasi Buatan terhadap Persentase Estrus, Persentase Kebuntingan, Litter Size dan Berat Lahir Samuel Bulu Renda; Agustinus Agung Dethan
JAS Vol 3 No 3 (2018): Journal of Animal Science (JAS) - July 2018
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v3i3.427

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Tapenpah, Kecamatan Insana Induk, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yakni pada akhir bulan September 2017 sampai bulan Mei 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah tingkat level dosis PGF2a yang mempengaruhi persentase kebuntingan, litter size, dan berat lahir. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan tersebut adalah R0 : Tanpa penyuntikan (birahi alam) di IB sebanyak 5 ekor, R1 : Penyuntikan PGF2a sebanyak 5 ekor dengan dosis 2 ml, R2: Penyuntikan PGF2a sebanyak 5 ekor dengan dosis 3 ml, R3 : Penyuntikan PGF2a sebanyak 5 ekor dengan dosis 4 ml. Variabel yang diamati terdiri dari Persentase ternak yang estrus pada penggunaan PGF2a dengan dosis yang berbeda berdasarkan pengelompokan ternak babi peranakan yang di IB (%), Litter size adalah jumlah anak per kelahiran. Litter size didapat dengan menghitung jumlah anak yang lahir per kelahiran (ekor/induk), Berat Lahir adalah rerata bobot badan lahir anak babi. Berat lahir anak babi tersebut juga didapat dengan cara menggunakan timbangan (kg/ekor/induk). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap variabel persentase litter size ternak induk percobaan R0 rataan 7 ekor/induk, R1 12 ekor/induk, R2 11 ekor/induk, R3 12 ekor/induk dan perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P>0.05) terhadap variabel persentase berat lahir ternak induk percobaan R0 1.43 kg/ekor/induk, R1 1.35 kg/ekor/induk, R2 1.28 kg/ekor/induk, R3 1.54 kg/ekor/induk. Disimpulkan bahwa sinkronisasi estrus menggunakan hormon prostaglandin PGF2a pada level yang berbeda dapat memberikan respon menggertak birahi ternak babi induk peranakan selama 4 sampai 5 hari dengan perlakuan R2 (dosis 4 ml hormon prostaglandin 100%).
Berat Organ Non Karkas Ayam Broiler Setelah Disuplementasi Dl-Methionine dalam Pakan Selviana Suni; Charles Venirius Lisnahan; Agustinus Agung Dethan
JAS Vol 6 No 1 (2021): Journal of Animal Science (JAS) - January 2021
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v6i1.1068

Abstract

The purpose of this research was to determine the effect of dl-methionine supplementation in feed on the non-carcass organ performance of broilers. The research was conducted at the Laboratory of Animal Husbandry Study Program, Agricultural Faculty, University of Timor, Kefamenanu from December 2019 to January 2020. The research used 80 fourteen-day broilers. The method used in this research was an experimental method with a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments and 4 replications. The treatments tested were: T0 (Control feed), T1 (T0 + 0.30% dl-methionine), T2 (T0 + 0.50% dl-methionine), and T3 (T0 + 0.70% dl-methionine). The variables observed were the percentage of non-carcass weight, percentage of blood, percentage of slaughter weight, percentage of the head weight, percentage of neck weight, and the percentage of abdominal fat. The results of the research showed that the treatment significantly affected the weight and percentage of blood, feathers, slaughter weight, and non-carcasses of broilers (P <0.05) while the weight and percentage of the head, neck, and abdominal fat had no significant effect. Average head weight of T0 : 48,58±2,29; T1: 46,07±2,83; T2: 48,48±8,35; and T3: 52,36±4,13 g/head. Neck weight T0: 66,10±11,74; T1: 69,53±4,60; T2: 70,67±19,01; and T3: 82,13±8,45 g/head. Weight of abdominal fat T0: 20,57±2,49; T1: 22,91±8,39; T2: 27,87±11,94; and T3: 26,62±9,56 g/head.. It was concluded that commercial feed supplemented with dl-methionine by 0.70% increased the growth and development of non carcass featherweight, blood weight, head and neck weight, abdominal fat, slaughter weight of broiler chickens.