Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Innovative: Journal Of Social Science Research

Impoliteness Strategy Used By Netizen In The Comment Column On Nadiem Makarim’s Instragram Post About Online Policy Romauli Siahaan; Christina Natalina Saragi; Usman Sidabutar; Elza Lisnora Saragih
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 2 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i2.419

Abstract

This study aimed to find out the types of impoliteness strategies based on Jonathan Culpeper theory, and the dominant impoliteness strategies that used by the netizen on Nadiem Makarim’s Instagram post about online policy. This study was conducted by applying descriptive qualitative method. The source of the data was taken from comments column posted by netizens on Nadiem Makarim’s Instagram Account. The technique for analyzing the data is qualitative research. The results of this research showed that there are four impoliteness are used, which are Bald on Record, Positive Impoliteness, Negative Impoliteness, and Sarcasm/Mock Politeness. There were 80 comments. In total there are 4 comments on Bald on Record (5%), 36 comments on Positive Impoliteness (45%), 28 comments on Negative Impoliteness (35%) and 12 comments on Sarcasm/Mock Politeness (15%). Based on the comments that have been analyzed, the researcher concluded that the dominant Impoliteness Strategies that is used by netizens was Positive Impoliteness. The researcher found that the netizens mostly used positive impoliteness to express their negative attitude on giving online comments on Nadiem Makarim’s Instagram Account. The reason could be, that in comparison to other strategies, these have a large number of sub- strategies that support positive and negative impoliteness strategies, such as ignore, uncaring, seek disagreement, scom, ridicule the other, frighten, and so on.
An Analysis Of Dirty Word In Karonese Language Christina Natalina Saragi; Usman Sidabutar; Ema Ulina Br Ginting; Carolina Pakpahan
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 2 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research (Special Issue)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i2.1175

Abstract

This thesis entitled An Analysis of Dirty Words in Karonese at Tradisional Market Simpang Limun. The objective of the reasearch are intended to identify the types and the most dominat type of dirty words used in karonese at Tradisional Market Simpang Limun. The research was conducted by using descriptive qualitative in the analysis of the dirty words.. The researcher focused only in Karonese people who sells vegetables utterances. The source of the data were Karonese people who sells vegetables and the data from this research are dirty word karo sayings it's in the traditional market Sp. Limun to fellow Karo people. To collect data for "dirty" words to analyze using Jay's theory and Batistella theory. The data of this research were 20 utterances containing taboo words. The findings of this research indicated that the gamers used four types of taboo words and three functions of taboo words. There were found seven types of taboo words are Insult and slur , Scatology,cursing, Profanity,Taboo, Epithits, Vulgarity appeared within Tradisional Market Sp.Limun. Insult and slur 25% ,Cursing 20% Scatology15% ,Profanity10%,Taboo 10%, Epithits10 %,and Vulgarity10 %.This shows that Insult and slur are the most used in Tradisional market at Sp.Limun.
The Role of Modul Nusantara Subject in Increasing the Values of Local Wisdom of PMM Students Program Selasi Sirait; Nenni Triana Sinaga; Christina Natalina Saragi
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 3 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i3.2410

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengevaluasi dan mengkaji lebih dalam bagaimana efektivitas mata kuliah modul nusantara dapat berperan dalam pembelajaran kearifan lokal di Universitas Ganesha. Metode yang digunakan untuk mencapai penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa inbound dalam program Pertukaran Mahasiswa Mandiri (PMM) di Universitas Pendidikan Ganesha. Pengumpulan data menggunakan observasi, evaluasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mata kuliah modul nusantara memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran kearifan lokal di Universitas Pendidikan Ganesha. Konsep pembelajaran modul nusantara ini adalah memaksimalkan mahasiswa untuk menambah pemahamannya dalam mempelajari kearifan lokal yang sebelumnya belum pernah dipelajari di kampus asalnya. Sehingga dengan mata kuliah modul nusantara ini, siswa dapat mengetahui apa yang belum pernah mereka ketahui. Manfaat peneliti melakukan penelitian ini adalah pengetahuan yang didapat tentang mata kuliah modul nusantara terkait kearifan lokal sangat bermanfaat. Karena sangat menambah wawasan pemikiran peneliti yang lebih luas tentang peranan mata kuliah modul nusantara dalam pembelajaran kearifan yang begitu beragam di Universitas Pendidikan Ganesha.
Diagnosing The English Department Students' English Vowel And Consonant Pronunciation Errors By Using Elsa Speak Application Lastri Wahyuni Manurung; Christina Natalina Saragi; Apriani Silviani Sitinjak
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.5755

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan pengucapan siswa pada mahasiswa tahun kedua Jurusan Bahasa Inggris, Universitas HKBP Nommensen, Medan berdasarkan Aplikasi ELSA Speak. Untuk mengetahui jenis kesalahan apa saja yang terjadi dalam pengucapan bahasa Inggris pada mahasiswa tahun kedua Jurusan Bahasa Inggris FKIP HKBP Universitas Nommensen Medan berdasarkan Aplikasi ELSA Speak. Desain penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data diambil dari diagnosis pengucapan siswa dengan menggunakan Aplikasi ELSA Speak dan dokumentasi. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris FKIP HKBP Universitas Nommensen Medan, dan sampel diambil sebanyak 20 mahasiswa. Temuannya adalah sebagai berikut: sebagian besar siswa mengidentifikasi 'coba lagi' dan 'hampir benar'. Sebagian besar kategori 'coba lagi' terjadi ketika siswa mengucapkan kata-kata yang bunyinya tidak familiar dalam bahasa ibu siswa yaitu Bahasa Indonesia, seperti /tʃ/, /ɔː/, /ʊ/, /ə/, /i :/, /ɑː/ diftong /aʊ/ dan /eə/. Kata lain dengan kategori ‘coba lagi’ ditemukan ketika siswa mengucapkan kata-kata yang bunyinya halus dan disebut demikian karena bunyi yang dihasilkan mendekati bunyi yang dapat ditebak sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap kata dapat dipahami seperti /ŋ/, / v/. Kategori 'hampir benar' lainnya terdapat pada konsonan lateral /l/ dan gugus konsonan /ft/. Disimpulkan bahwa kesalahan siswa dominan mengacu pada kesalahan Interferensi Fonologis dan kesalahan bunyi non-pribumi.
Pragmatic Analysis of Cooperative Principle in The Great Debaters Movie Sony Brando Martua Matondang; Christina Natalina Saragi; Nenni Triana Sinaga
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i6.7596

Abstract

Penelitian ini membahas tentang prinsip kerjasama dalam film “The Great Debaters”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis prinsip kooperatif dan mengetahui jenis-jenis maksim prinsip kooperatif yang paling dominan dalam Film The Great Debaters. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dengan memilih dan mengumpulkan data dari film The Great Debaters. Setelah memilih dan mengumpulkan data, peneliti mengidentifikasi dan menganalisis ucapan-ucapan dalam percakapan antar karakter menggunakan teori Grice (1975) yang berkaitan dengan studi pragmatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Prinsip Kerjasama dikategorikan pada data Maksim Kuantitas 8, data Maksim Kualitas 8, data Maksim Hubungan 22, dan data Maksim Cara 3; (2) persentase jenis Prinsip Kerja Sama adalah Maksim Kuantitas 19,51%, Maksim Kualitas 19,51% Maksim Hubungan 53,66%, dan Maksim Cara 7,32%. Jenis Prinsip Kerjasama yang paling dominan digunakan antar tokoh dalam film The Great Debaters adalah Maxim of Manner. Kesimpulannya, berdasarkan penelitian ini, percakapan kita harus dibuat sesuai kebutuhan ketika berkomunikasi dengan orang lain untuk memastikan percakapan tersebut efektif dan berhasil.
Pragmatic Analysis of Presupposition Found In The “Sang Pemimpi” Film Nova Magdalena Rajagukguk; Christina Natalina Saragih; Nenni Triana Sinaga
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i6.7722

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis praanggapan dan dominan praanggapan yang terdapat dalam film Sang Pemimpi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan data dengan. Data penelitian ini adalah Film Sang Pemimpi. Data dalam penelitian ini diperoleh dari percakapan antar tokoh dalam film. Sumber data penelitian berasal dari naskah film ini. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pencatatan, dan reduksi. Sedangkan makna tersirat dari masing-masing jenis praanggapan ditentukan berdasarkan konteks situasi. Peneliti menemukan 42 ujaran dalam film Sang Pemimpi dengan rincian: praanggapan eksistensial 11 (26%), praanggapan faktual 9 (21%), praanggapan struktural 9(21%), praanggapan kontra faktual 7 (17%), praanggapan leksikal 4 (10%) dan anggapan non-faktif 2 (5%). Berdasarkan hasil penelitian, enam jenis praanggapan dan praanggapan yang paling sering ditemukan dalam film ini. Praanggapan secara informal dapat didefinisikan sebagai kesimpulan atau proposisi. Kebenarannya diterima begitu saja dalam pengucapan kalimat. Pendengar dapat menangkap informasi lain di luar interpretasi.