Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH SUHU DAN WAKTU REAKSI PADA PEMBUATAN KITOSAN DARI TULANG SOTONG (Sepia officinalis) Etty Centaury Siregar; Suryati Suryati; Lukman Hakim
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 5, No 2 (2016): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2016
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v5i2.88

Abstract

Dilakukan penelitian pembuatan kitosan dengan menggunakan bahan baku tulang sotong. Kitosan dibuat dengan tiga tahapan, yaitu deproteinasi dengan mereaksikan bahan baku dengan NaOH 4 %, demineralisasi dengan menambahkan HCl 1 M, dan deasetilasi dengan mereaksikan hasil demineralisasi dengan NaOH 50% dengan variasi suhu dan waktu deasetilasi. Produk kitosan yang dihasilkan kemudian diuji kadar air, kadar abu, viskositas dan dikarakterisasi gugus fungsinya menggunakan spektrofotometer FT-IR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu berpengaruh pada kadar air, kadar abu dan viskositas kitosan. Waktu berpengaruh pada kadar abu kitosan. Derajat deasetilasi yang didapat pada penelitian ini sebesar 81,0231 %. Berdasarkan hasil FT-IR, kitosan yang dihasilkan dari tulang sotong pada penelitian ini memiliki gugus hidroksil, gugus amida, dan gugus amina yang merupakan ciri terbentuknya kitosan.
PEMBUATAN ZAT EMULSIFIER DARI MINYAK PLIEK U DENGAN KATALIS NaOH Dion Aidil Putra; Meriatna Meriatna; Suryati Suryati; Zulmiardi Zulmiardi
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i1.7246

Abstract

Emulsifier merupakan salah satu produk oleokimia yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Emulsifier makanan pada umumnya berbentuk semisolid yang mengandung asam lemak seperti: asam stearate, palmitat dan oleat serta mono dan digliserida. Bahan alternatif yang bisa dijadikan emulsifier adalah minyak pliek u.  Minyak pliek u adalah minyak kelapa yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Katalis yang dapat digunakan dalam proses pembuatan emulsifier adalah NaOH. Penambahan katalis ini dapat meningkatkan daya kerja gliserol dalam minyak untuk memecahkan asam lemak, mempercepat reaksi, dan menekan terbentuknya kembali digliserida yang kemudian dengan daya dan NaOH yang lebih aktif digliserida dirubah bentuk menjadi monogliserida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gugus fungsi zat emulsifier, pengaruh waktu dan jumlah katalis NaOH dan karakteristik dari zat emulsifier yang diperoleh dari minyak pliek u dengan katalis NaOH menggunakan proses gliserolisis. Hasil penelitian menunjukkan Untuk uji FT-IR terdapat pada bilangan gelombang 3741 cm-1, yang menunjukan adanya gugus O-H. Puncak serapan pada bilangan gelombang 1506 cm-1 dicirikan sebagai vibrasi ulur C-C. Pada bilangan gelombang 1273 cm-1 menunjukan adanya gugus C-N. Pengaruh waktu dan katalis NaOH terhadap zat emulsifier dengan nilai tertinggi berdasarkan hasil uji yield diperoleh pada waktu reaksi 1 jam katalis 4%  sebesar 93,73%; bilangan penyabunan nilai penyabunan tertinggi diperoleh waktu reaksi 2,5 jam katalis 4%  sebesar 161,41;  bilangan asam yang terbaik diperoleh pada waktu reaksi 2,5 jam katalis 8%  sebesar 0,35; dan penurunan asam lemak bebas (ALB) tertinggi diperoleh waktu reaksi 2,5 jam katalis 8%  sebesar 61,52%.
PEMBUATAN BIOKOMPOSIT KITOSAN/ALGINAT/KOLAGEN UNTUK APLIKASI PEMBALUT LUKA Suryati Suryati; Azhari Azhari; Debi Liani Pasaribu
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v10i1.4175

Abstract

Pembalut luka merupakan tindakan keperawatan untuk melindungi luka dengan cara menutup luka yang dapat dilakukan dengan menggunakan kasa steril yang tidak melekat pada jaringan luka. Saat ini, pembalut luka yang umum digunakan berupa bahan komposit. Komposit untuk pembalut luka terdiri dari absorben yang kontak dengan luka. Lapisan absorben tersebut akan melindungi luka dan menyerap cairan yang keluar dari luka tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat biokomposit yang berasal dari bahan  kitosan, alginat, dan kolagen serta untuk mengetahui perbandingan komposisi yang tepat untuk menghasilkan biokomposit yang ideal. Penelitian ini dikerjakan di Laboratorium Teknik Kimia Universitas Malikussaleh. Metode yang digunakan yaitu dengan  pengeringan pada oven pada pencetak kaca tipis selama 24 jam. Dengan mencampurkan semua bahan baku dengan volume kitosan:alginat:kolagen dengan perbandingan 40:60:50; 50:50:50; 60:40:50; 70:30:50; dan 80:20:50. Kemudian dimasukan kedalam oven dengan suhu 40oC selama 48 jam. Biokomposit yang telah terbentuk kemudian dilakukan pengujian lanjutan untuk mengetahui sifat karakteristik biokomposit yang terbentuk. Adapun analisa yang dilakukan adalah analisa gugus FTIR, analisa swelling, uji absorpsi dan uji ketebalan membran. Hasil penelitian dengan perbandingan kitosan:alginat:kolagen 40:60:50; 50:50:50; 60:40:50; 70:30:50; dan 80:20:50 dan untuk analisa gugus FTIR membran biokomposit ini mengandung senyawa alkyl halides, ikatan C-H, gugus alkyl amine, ikatan NO2, seyawa alkana (N-H), ikatan NO2, senyawa aldehid, keton, asam karboksilat, ester (C=O), senyawa alkuna (C≡C), senyawa alkana (C-H), senyawa fenol, monomer alkohol, alohol ikatan hydrogen (O-H), untuk uji swelling nilai yang di dapat adalah 119%; 223%; 260%; 345%; 355%, untuk uji absorpsi nilai yang di dapat adalah 212%; 220%; 407%; 500%; 562%, dan untuk uji ketebalan membran nilai yang di dapat adalah 0,19 mm; 0,1567 mm; 0,15 mm; 0,14 mm; 0,06 mm.
Pembuatan dan Karakterisasi Gelatin dari Ceker Ayam dengan Proses Hidrolisis Suryati Suryati; Nasrul ZA; Meriatna Meriatna; Suryani Suryani
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2015
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v4i2.74

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pembuatan gelatin dari ceker ayam dengan proses hidrolisis asam. Gelatin adalah hidrokoloid yang berasal dari hewan yang berfungsi untuk meningkatkan kekentalan dan pembentuk gel dalam berbagai produk pangan. Proses pengolahan hidrolisis dilakukan dengan variasi perendaman 5 hari, 10 hari dan 15 hari, dengan menggunakan HCl 7% sebagai larutan perendam kaki ayam. Suhu perendaman digunakan  dalam penelitian ini adalah 50oC, 60oC, 70oC, 80oC dan 90oC,  dengan waktu hidrolisa untuk  masing-masing sampel selama   4   jam. Hasil penelitian menunjukkan rendemen tertinggi yang didapat adalah 13,96%, pada proses perendaman selama 10 hari dengan suhu hidrolisis 90oC. Kadar   air   yang terbaik 14,98% dengan waktu perendaman selama 10 hari dan suhu hidrolisis 60oC, dan kadar  abu  yang terbaik 3% diperoleh dengan perendaman selama 15 hari dan suhu hidrolisis 70oC. Analisis FTIR menunjukkan adanya serapan khas gugus fungsi gelatin pada daerah Amida A, Amida I, Amida II dan Amida III.
OPTIMASI PROSES PEMBUATAN BIOPLASTIK DARI PATI LIMBAH KULIT SINGKONG Suryati Suryati; Meriatna Meriatna; Marlina Marlina
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2016
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v5i1.81

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendapatkan kondisi proses optimum pengolahan plastik biodegradabel dari pati kulit singkong dengan bahan tambahan kitosan dan plasticizer gliserol. Hasil yang diperoleh berupa lembaran plastik tipis (film plastik) yang telah diuji biodegradabelitas, ketahanan air dan FT-IR. Hasil kondisi optimum yang diperoleh menunjukkan suhu optimum pengeringan berada pada 61,03◦C dan waktu pengeringan 117 menit dengan perolehan biodegradabilitas 72,05 %, penyerapan air 25,68 %. Hasil uji FT-IR menunjukkan bahwa plastik biodegradabel yang dihasilkan memiliki gugus fungsi CH, OH dan NH.
PROSES PEMBUATAN MINYAK DEDAK PADI (RICE BRAIN OIL) MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI Suryati Suryati; Amri Ismail; Afriyanti Afriyanti
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2015
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dedak padi dapat dikembangkan sebagai bahan baku dalam pembuatan minyak pangan. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengisolasi dedak padi menjadi Minyak dedak mentah, pembuatan minyak dedak ini dengan menggunakan proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang mudah menguap  yaitu N- hexane. Penelitian ini dilakukan dengan waktu reaksi  4 , 5, 6, dan 7 jam dengan  pelarut 150 ml, 200 ml,dan 250 ml. Tahap awal penelitian ini adalah persiapan bahan baku yang berupa dedak yang diperam  kurang lebih 2 bulan, kemudian di ayak dengan ukuran ayakan 100 mesh dan ditimbang  dan dilanjutkan kedalam proses ekstraksi. Hasil dari proses ekstraksi kemudian didistilasi untuk memisahkan pelarut dengan minyak. minyak yang diperoleh dari hasi distilasi dianalisa % yield minyak, kadar  asam lemak dan densitas minyak. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil yang terbaik adalah pada waktu ekstraksi 7 jam dengan jumlah pelarut yang digunakan 250ml. Untuk % yield minyak yang diperoleh yaitu 13,5%, kadar asam lemak bebas  2,875% dan densitas minyak dedaknya 0,901 gr/ml.
PENGARUH WAKTU DAN SUHU PEREBUSAN PADA UMBI PORANG (AMORPHOPHALLUS MUELLERI BLUME) MENGGUNAKAN LARUTAN NaHCO3 TERHADAP PENURUNAN KADAR KALSIUM OKSALAT Eka Sri Astuti; Suryati Suryati; Syamsul Bahri; Masrullita Masrullita; Meriatna Meriatna
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i1.7243

Abstract

Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) merupakan salah satu tanaman yang potensial digunakan untuk bidang medis, industri serta pangan. Porang memiliki kandungan glukomanan yang tinggi. Selain mengandung senyawa glukomanan, umbi porang juga mengandung senyawa kalsium oksalat. Kalsium oksalat pada umbi porang dapat menyebabkan iritasi dan gatal pada lidah saat dikonsumsi serta dapat menyebabkan gangguan ginjal bila dikonsumsi berlebih. Tujuan penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar kalsium oksalat dengan metode perebusan dalam larutan NaHCO3, dengan variasi suhu dan waktu perebusan,  sehingga dapat menaikkan kadar glukomanan pada tepung porang. Metode yang digunakan dalam penentuan kadar kalsium oksalat adalah titrasi permanganometri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar glukomanan tertinggi yang diperoleh pada suhu 80⁰C dengan waktu 70 menit yaitu sebesar 84,98%, kemudian hasil kadar air paling rendah yaitu sebesar 1,42% pada suhu dan waktu reaksi yang sama, kemudian untuk hasil kadar abu pada umbi porang diperoleh nilai sebesar 3,99% dengan waktu 70 menit dan suhu 80⁰C dan penurunan kadar kalsium oksalat pada tepung porang yang paling baik diperoleh  pada proses perebusan dengan suhu 80⁰C yang dilanjutkan dengan waktu 70 menit sebesar 48,6 mg/100 gram. Penurunan kadar kalsium oksalat pada tepung porang ini sudah aman untuk dikonsumsi karena sudah memenuhi ambang batas yang dianjurkan yaitu sebesar 71 mg/100 gram.
Pengaruh Waktu Fermentasi dan Volume Bio Aktivator EM4 (Effective Microorganisme) pada Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Buah-Buahan Meriatna Meriatna; Suryati Suryati; Aulia Fahri
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2018
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v7i1.1172

Abstract

Pembuatan pupuk organik cair khususnya dari limbah buah-buahan dengan penambahan bio aktivator EM4 (Effective Microorganisme) bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu pembuatan terhadap kandungan Nitrogen (N), Phosfor (P2O5), dan Kalium (K2O) dalam pupuk organik cair, serta menentukan pengaruh bio aktivator EM4 terhadap kandungan N, P, K. Metode pembuatan pupuk organik cair ini yaitu limbah buah-buahan seperti buah semangka, jeruk, dan buah pepaya yang banyak mengandung air dihancurkan sebelum di fermentasikan. Kemudian bio aktivator EM4 disiapkan untuk penambahan dalam limbah buah-buahan yang sudah dikecilkan ukurannya. Limbah buah-buahan dimasukkan ke dalam galon air 5 liter, larutan bio aktivator EM4 kemudian dimasukkan ke dalam galon secara merata. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan variasi waktu 10 hari, 13 hari dan 16 hari serta variasi penambahan jumlah bio aktivator EM4 sebanyak 40 ml, 50 ml, dan 60 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar N, P, K terbaik didapat pada hari ke 13 dengan volume bio aktivator EM4 60 ml, untuk kandungan nitrogen yaitu 13,4 %, untuk kandungan  phosfor 10,92 %, dan untuk kandungan kalium yaitu 6,39 %. Volume bio aktivator EM4 sangat berpengaruh terhadap kandungan N, P, dan K, dikarenakan semakin banyak volume bio aktivator EM4 maka kadar N, P, dan K juga akan semakin tinggi.Kata kunci:effective microorganisme, nitrogen, phosfor, kalium, pupuk organik cairPembuatan pupuk organik cair khususnya dari limbah buah-buahan dengan penambahan bio aktivator EM4 (Effective Microorganisme) bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu pembuatan terhadap kandungan Nitrogen (N), Phosfor (P2O5), dan Kalium (K2O) dalam pupuk organik cair, serta menentukan pengaruh bio aktivator EM4 terhadap kandungan N, P, K. Metode pembuatan pupuk organik cair ini yaitu limbah buah-buahan seperti buah semangka, jeruk, dan buah pepaya yang banyak mengandung air dihancurkan sebelum di fermentasikan. Kemudian bio aktivator EM4 disiapkan untuk penambahan dalam limbah buah-buahan yang sudah dikecilkan ukurannya. Limbah buah-buahan dimasukkan ke dalam galon air 5 liter, larutan bio aktivator EM4 kemudian dimasukkan ke dalam galon secara merata. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan variasi waktu 10 hari, 13 hari dan 16 hari serta variasi penambahan jumlah bio aktivator EM4 sebanyak 40 ml, 50 ml, dan 60 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar N, P, K terbaik didapat pada hari ke 13 dengan volume bio aktivator EM4 60 ml, untuk kandungan nitrogen yaitu 13,4 %, untuk kandungan  phosfor 10,92 %, dan untuk kandungan kalium yaitu 6,39 %. Volume bio aktivator EM4 sangat berpengaruh terhadap kandungan N, P, dan K, dikarenakan semakin banyak volume bio aktivator EM4 maka kadar N, P, dan K juga akan semakin tinggi.
KAJIAN PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM HIDROSULFIT (NaHSO3) DAN TEMPERATUR DALAM PEMBUATAN SURFAKTAN METIL ESTER SULFONAT (MES) DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN METODE SULFONASI Meriatna Meriatna; Suryati Suryati; Evana Evana
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2016
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v5i1.78

Abstract

Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki gugus hidrofilik (suka dengan air) dan gugus lipofilik (suka akan lemak) sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Surfaktan yang umum dipakai adalah surfaktan yang disintesis dari petroleum seperti petroleum sulfonat. Kelemahan penggunaan surfaktan ini adalah tidak tahan terhadap kadar salinitas yang tinggi, cenderung mencemari lingkungan karena sifatnya yang sulit didegradasi. Penelitian dilakukan dengan cara menambahkan NaHSO3 kedalam metil ester dari crude palm oil. Setelah dilakukan campuran dengan rasio mol 1:1,5 dengan kosentrasi NaHSO3 20%, 25%, 30%, dan 35% dan temperatur 70 oC, 80 oC, 90 oC, 100 oC kemudian disulfonasi  selama 4 jam, kemudian dilakukan pemurnian dengan menggunakan metanol 35% persen suhu 50 oC selama 1,5 jam dan dinetralkan dengan NaOH 20% pada suhu 55 oC selama 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel terbaik pada konsentrasi NaHSO3 35% dan temperatur 90 oC diperoleh nila pH 5,42 dan % yield sebesar 89,80%.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BONGGOL NANAS (ENZIM BROMELIN) PADA PEMBUATAN KECAP IKAN DARI IKAN LEMURU (SARDINELLA LEMURU) Reza Dwi Fani; Meriatna Meriatna; Masrullita Masrullita; Suryati Suryati; Agam Muarif
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 2 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i2.7295

Abstract

Ikan merupakan sumber protein hewani utama, yang kaya akan protein dan mempunyai daya cerna mencapai 80%. Karena sifat fisik ikan cepat mengalami pembusukan, khususnya pada iklim tropis dan kelembapan yang tinggi, maka perlu dilakukan pengawetan dan pengolahan salah satunya adalah dengan mengolah ikan menjadi kecap ikan melalui proses fermentasi, ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan lemuru, Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh waktu fermentasi dan pengaruh lama fermentasi terhadap kadar protein, kadar air, dan pH. Pada penelitian ini proses hidrolisis dilakukan dengan menambahkan ektrak bonggol nanas (Enzim Bromelin) kedalam daging ikan yang sudah dihaluskan, dengan kosentrasi ekstrak bonggol nanas 5%, 10%, 15%, dan 20% , dan waktu fermentasi selama 1, 3, 5, dan 7 hari. Analisis dilakukan terhadap produk kecap ikan yang meliputi uji kadar protein, kadar air dan pH. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kecap ikan secara optimum dapat diproduksi dari ikan lemuru dengan ekstrak bonggol nanas (Enzim Bromelin) sebanyak 20% dan waktu fermentasi 7 hari.