Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENINGKATAN PERTUMBUHAN MISELIUM JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) YANG DIPENGARUHI OLEH PROMOL 12 Saat Egra; Muhammad Soesilo Dermawan; Etty Wahyuni; Eko Hary Pudjiwati; Amarullah Amarullah; Dwi Santoso; Deny Murdianto; Sudirman Sirait; Hendris Hendris
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.486 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v3i2.2889

Abstract

White oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) is a mushroom that has a variety of basidiomycetes that grow in tropical forests with high humidity. This mushroom is classified as edible, has even been cultivated for a long time by the community. Therefore, nowadays oyster mushrooms have a high value, it caused many people have cultivated these mushrooms. In this study we want to show a difference in the growth of the white oyster mushroom mycelium before given promol 12 (as control) and after being given 12 types of local microbial probiotics (PROMOL12). The method used is RAK (Design random groups). In this study, it was shown that the influence of the growth of white oyster mushroom mycelium was given PROMOL12. The growth of oyster mushrooms showed a difference for baglog 12 promol medium having an average growth of 0.6 cm and a growth period of 14 days, on the other hand baglog media control had an average growth of 0.7 cm with a growth period of 17 days. With the same environmental conditions, the average temperature is 27-29.5OC and the humidity is also not less than 60%, which has an average of 70% -81% which is in accordance with the growth of oyster mushroom mycelium.
VALUASI EKONOMI KAWASAN KONSERVASI MANGROVE BEKANTAN (KKMB) DI KOTA TARAKAN Galih Yogi Rahajeng; Etty Wahyuni MS; Arni Arni
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i2.1554

Abstract

ABSTRACT The benefits that we can see from mangrove forest in Conservation Area for Mangrove and Proboscis (KKMB) are socio-ecological, socio-economic, and socio-cultural aspects. The economic value of natural resources are non-market promotion or cannot be offered. Based on these problems, this study aims to provide economic valuation mangrove forests in KKMB using the Travel Cost Method (TCM) and Willingness to Pay (WTP) analysis by visitors to support conservation of the Conservation Area for Mangrove and Proboscis in Tarakan City. In this study used 100 respondents who were KKMB visitors. The sampling method used are the accidental and quota sampling. The result shown that the total cost of the trip is IDR 2,033,000 and the economic value of the Conservation Area for Mangrove and Proboscis in the Tarakan City with the average travel cost method of respondents / visitors is IDR 20,330. Based on the calculation results obtained TWTP value (Total Willingness to pay) respondents Conservation Area for Mangrove and Proboscis of Rp 348,752,600 / Year, where the population is the number of visitors to the Bekantan Mangrove Conservation Area in Tarakan City. Keywords: Conservation of mangrove, Travel Cost Method, Willingness to Pay, Economic Valuationn ABSTRAK Hutan mangrove di Kawasan Konservasi  Mangrove dan Bekantan (KKMB) kota Tarakan memiliki nilai manfaat yang dapat kita lihat dari beberapa aspek yang terkait yaitu aspek sosio-ekologis, sosio-ekonomis, dan sosio-kultural. Nilai ekonomi sumber daya alam yang menawarkan keindahan alam, pada umumnya bersifat non-market atau tidak dapat diperdagangkan. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk memberikan penilaian  ekonomi hutan mangrove di Kota Tarakan dengan teknik valuasi ekonomi dengan menggunakan Metode Biaya Perjalanan (TCM) dan Analisis WTP (Willingness to pay) kesediaan membayar oleh pengunjung terhadap pemanfaatan Kawasan Konservasi Mangrove Bekantan di Kota Tarakan. Dalam penelitian ini menggunakan 100 responden yang merupakan pengunjung KKMB. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel akedensial dan kuota. Hasil Penelitian memperlihatkan bahwa  Total biaya perjalanan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 2.033.000 dan nilai ekonomi Kawasan Konservasi Mangrove Bekantan Kota Tarakan dengan metode biaya perjalanan rata-rata responden /pengunjung adalah Rp 20.330. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai TWTP (Total Willingness to pay) responden Kawasan Konservasi Mangrove Bekantan sebesar Rp 348.752.600/Tahun, dimana populasinya merupakan jumlah pengunjung Kawasan Konservasi Mangrove Bekantan di Kota Tarakan. Kata Kunci: Konservasi mangrove, Metode Biaya Perjalanan, Metode Kesediaan Membayar, Valuasi Ekonomi
KERAGAAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KECAMATAN TARAKAN TIMUR KOTA TARAKAN Etty Wahyuni MS
Agrin Vol 14, No 2 (2010): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2010.14.2.109

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keragaan Pendapatan Petani di lahan keringberdasarkan umur petani, tingkat pendidikan, luas lahan, jumlah tanggungan, usahatani dan non usahatani.Penelitian telah dilaksanakan pada petani lahan kering di Mamburungan Timur dan Kampung Enam pada bulanOktober sampai Desember 2008, dengan penelitian kombinasi antara penelitian menerangkan dan penelitiandeskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur rata-rata petani secara umum adalah 48-53 tahun,menunjukkan bahwa petani dalam usia produktif, tingkat pendidikan secara umum adalah SMP (42,5%)menunjukkan kondisi yang cukup memadai untuk menerima serta menerapkan paket teknologi, luas lahanberagam dari dari 1-5 ha tetapi belum diusahakan maksimal oleh petani, jumlah tanggunganper kk petani antara4-5 orang-orang, sumber pendapatan petani masih bertumpu pada sektor pertanian khususnya komoditashortikultura sayur-sayuran dan buah-buahan dan campuran antara hortikultura dan tanaman pangan( 72,5%)hanya 27,5% menjawab memiliki usaha lain diluar sektor pertanian, sedangkan tingkat pendapatan petaniberkisar dari Rp. 750.000-Rp. 1.000.000 per bulan. Analisis model menggunakan metode Chi-Squaremenunjukkan bahwa umur, luas lahan dan sumber pendapatan memiliki hubungan dengan tingkat pendapatanpetani, namun tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan terhadap tingkat pendapatan petani.Kata kunci: pendapatan petani,karakteristik petani, pertanian lahan kering ABSTRACTThis research aimed to identify the Income Performance of Farmers Dryland pursuant to characteristic offarmer cover age, mount education, wide farm, sum up responsibility, source of earnings and mount earnings.This research have been done for farmers dryland in chief of village Mamburungan and Kampung Enam onOctober until December 2008, with combination between explanatory research and descriptive research. Resultof research indicate that age of farmer in general range from 48-53 year representing productive age, mounteducation in general SMP (42,5%) representing condition which adequate enough to accept and also applytechnological packet fomentation, wide farm range from 1-5 ha but not yet maximal laboured by farmer, whileamount of responsibility per kk of farmer of responder between 4-5 people. Source of Earnings of farmer still beconvergent effort agriculture chosenly commodity of horticulture of vegetables and fruits or joined to plant foodcrop (72,5%) only 27,5% responder owning the effort peripheral outside agricultural activity, while storey ;level of earnings of farmer of responder range from Rp. 750.000-Rp. 1.000.000 per month. The model foranalysis was that of Chi-Square method show there are relation between age, wide farm and source of earningsto storey ; level of earnings of responder farmer, but mount education not own relation with storey; level ofearnings of responder farmer.Keyword : mount earnings, farmer characteristic, dry farming
EDUKASI POLA PANGAN HARAPAN DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KELURAHAN KAMPUNG SATU Sekar Inten Mulyani; Nia Kurniasih Suryana; Etty Wahyuni
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v6i1.2489

Abstract

Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan indikator kinerja di bidang Ketahanan Pangan. Keberhasilan ketahanan pangan dapat dilihat dari ketersediaan pangan yang cukup dan kemudahan masyarakat dalam mengakses panga. Pola Konsumsi Pangan  Penduduk Indonesia masih terdapat ketimpangan yaitu masih tingginya konsumsi kelompok padi-padian terutama beras dan masih rendahnya konsumsi pangan hewani dan umbi-umbian serta buah dan sayur. Kualitas konsumsi pangan masyarakat yang ditujukan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH)  masih belum mencapai kondisi ideal. Pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal seperti umbi, jagung dan sagu masih rendah. Diperlukan upaya untuk penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat menuju skor PPH yang ideal agar hidup sehat, aktif dan produktif. Mitra dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ibu-ibu anggota PKK di Kelurahan Kampung Satu. Adapun permasalahan yang dihadapi mitra adalah : 1) Masih tingginya ketergantungan konsumsi pangan rumah tangga pada komoditas beras;2) Keanekaragaman konsumsi pangan lokal yang berasal dari bahan pangan lokal misalnya umbi-umbian dan jagung masih rendah; 3) Pengetahuan mitra mengenai Pola Pangan Harapan masih rendah sehingga keberagaman pangan baik kualitas dan kuantitas masih kurang.  Kegiatan ini akan dilaksankan di Kelurahan Kampung Satu pada bulan Juni Sampai Dengan November 2020. Kegiatan yang dilakukan berupa edukasi dan pendampingan pada anggota PKK Kelurahan Kampung Satu dengan partisipasi aktif dari mitra.Hasil kegiatan menunjukan terjadi peningkatan pemahaman masyarakat (96%) terhadap Pola Pangan Harapan dan pentingnya penganekaragaman pangan dalam keluarga guna mencapai ketahanan pangan keluarga, masyarakat sangat antusias daan berpartisipasi aktif dalam kegiatan edukasi, masyarakat mampu secara mandiri memanfaatkan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga
KELAYAKAN AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KOTA TARAKAN Mohammad Wahyu Agang; Etty Wahyuni
Jurnal Borneo Saintek Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borneo_saintek.v1i1.882

Abstract

UPT. KPHL Kota Tarakan unit teknis manajemen hutan lindung di Pulau Tarakan. Pelaksanaan pengelolaan hutan lindung oleh FMU memegang bahwa tiga prinsip dasar, yaitu ekologi governance, pemerintahan sosial dan tata kelola ekonomi yang akan memastikan realisasi prinsip konservasi. Dalam hal ini, UPT. KPHL Kota Tarakan adalah managing pemanfaatan hutan lindung zona sepanjang masyarakat hutan oleh mengolah Kayu Putih (Melaleuca leucadendron Linn.) Dan menghasilkan minyak kayu putih. Selain eucalyptus memiliki potensi yang sangat besar di bidang pertanian industri dengan banyak hutan eucalyptus pengolahan tersebar di Indonesia, yaitu 651.768.9 hektar (97% alam hutan di luar Jawa) dengan potensi perkiraan eucalyptus minyak per tahun sekitar 11 juta liter, tapi potensi ini tidak dapat dilakukan dengan maksimal. Penelitian dilakukan di Januari-Oktober 2016. Tahun hasil menunjukkan bahwa dilakukan pengolahan minyak eucalyptus layak secara finansial dengan NPV Rp 947.786.096 dan B/C ratio dari 4.00, dari analisis sensitivitas dengan penurunan 10% dan 15% bisnis ini tetap layak.
ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) Etty Wahyuni; Noor Afriani
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v5i2.2737

Abstract

Komoditas jagung manis memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan, namun terdapat berbagai permasalahan dalam sistem agribisnis usahatani jagung manis yaitu lemahnya keterkaitan antar subsistem hulu sampai ke hilir seperti distribusi dan penyediaan faktor produksi, proses produksi pertanian, pengolahan dan pemasaran serta risiko pada pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya, saluran pemasaran dan efisiensi pemasaran Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata) di Kota Tarakan. Responden diperoleh berdasarkan metode purposive sampling dari para petani jagung manis di Kota Tarakan berjumlah 112 orang. Analisis data untuk menjawab permasalahan yang ada meliputi analisis struktur biaya, saluran pemasaran, margin pemasaran, farmer’s share dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan biaya variabel memberi kontribusi tertinggi terhadap total biaya produksi sebesar 61,39% dibandingkan biaya tetap sebesar 38,61%, dengan persentase tertinggi adalah biaya tenaga kerja dan biaya pupuk. Adapun saluran pemasaran terdiri dari 2 saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran yang melibatkan 1 lembaga pemasaran yaitu pedagang pasar ke konsumen dan saluran pemasaran yang melibatkan 2 lembaga pemasaran yaitu  pengepul dan pedagang pasar. Saluran pemasaran 1 dan 2 termasuk kategori efisien berdasarkan nilai farmer’s share yaitu 82% untuk saluran 1 dan 72% untuk saluran ke 2.Kata kunci: struktur biaya, pemasaran, jagung manis
Sustainability Analysis of Oil Palm Business (Elaeis Guineensis) In District Of Sebatik, Nunukan Regency, North Kalimantan, Indonesia Etty Wahyuni; Khaerunnisa Khaerunnisa; Marlina Marlina
Agribusiness Journal Vol 5, No 2 (2022): Agribusiness Journal
Publisher : UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.357 KB) | DOI: 10.31327/aj.v5i2.1783

Abstract

Palm oil is one of the most strategic commodities because it is exports and has a high selling value so that it can improve the economy regions and reduce poverty. Smallholder oil palm plantations as part of the palm oil agribusiness supply chain which is slowly being required to implement aspects continuity. This study aims to analyze the sustainability status of farming palm oil based on index assessment using the Rapfish method through Multidimensional Scaling (MDS) approach. Multidimensional analysis of MDS used are ecological, economic, social, technological and institutional dimensions as the aspects studied in this research. This research was conducted in Sebatik District, North Kalimantan, Indonesia. The data used are primary and secondary data. Primary data obtained from interviews with farmers while secondary data was obtained from the statistical center, plantation service and supporting literature in this research. Respondents in this study were farmers who were selected through quota sampling have certain criteria totaling 50 respondents. The results of analysis for multidimensional index of oil palm sustainability in Sebatik District is 51.01 including in the moderately sustainable category. While the results of the analysis of the sustainability index for five dimensions are 76.57 (ecological), 50.63 (economic), 24.03 (social), 37.12 (technology), 63.49 (institutional). The entirety of each entry dimension includes in the category of “sufficiently sustainable” except for the social and technological dimensions with category "less sustainable". Sustainability of oil palm farming in each dimension have different sustainability indices so that a different policy is needed to evaluate the sustainability of oil palm farming in Sebatik District, North Kalimantan, Indonesia. 
ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata ) Etty Wahyuni MS; Noor Afriani
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v5i2.3285

Abstract

AbstractSweet corn commodity has good prospects for development, but there are various problems in the sweet corn farming agribusiness system, namely the weak linkages between upstream to downstream subsystems such as distribution and supply of production factors, agricultural production processes, processing and marketing as well as risks to income. This study aims to analyze the cost structure, marketing channels and marketing efficiency of Sweet Corn (Zea mays L. Saccharata) in Tarakan City. Respondents obtained by purposive sampling method from sweet corn farmers in Tarakan City amounted to 112 people. Data analysis to answer existing problems includes analysis of cost structure, marketing channels, marketing margins, farmer's share and marketing efficiency. The results showed that variable costs gave the highest contribution to total production costs of 61.39% compared to fixed costs of 38.61%, with the highest percentage being labor costs. The marketing channel consists of 2 marketing channels, namely marketing channels that involve 1 marketing agency, namely market traders to consumers and marketing channels that involve 2 marketing institutions, namely collectors and market traders. Marketing channels 1 and 2 are in the efficient category based on the farmer's share value, namely 82% for channel 1 and 72% for channel 2. Key words: the cost structure, marketing, sweet corn AbstrakKomoditas jagung manis memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan, namun terdapat berbagai permasalahan dalam sistem agribisnis usahatani jagung manis yaitu lemahnya keterkaitan antar subsistem hulu sampai ke hilir seperti distribusi dan penyediaan faktor produksi, proses produksi pertanian, pengolahan dan pemasaran serta risiko pada pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya, saluran pemasaran dan efisiensi pemasaran Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata) di Kota Tarakan. Responden diperoleh berdasarkan metode purposive sampling dari para petani jagung manis di Kota Tarakan berjumlah 112 orang. Analisis data untuk menjawab permasalahan yang ada meliputi analisis struktur biaya, saluran pemasaran, margin pemasaran, farmer’s sharedan efisensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan biaya variabel memberi kontribusi tertinggi terhadap total biaya produksi sebesar 61,39% dibandingkan biaya tetap sebesar 38,61%, dengan persentase tertinggi adalah biaya tenaga kerja dan biaya pupuk. Adapun saluran pemasaran terdiri dari 2 saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran yang melibatkan 1 lembaga pemasaran yaitu pedagang pasar ke konsumen dan saluran pemasaran yang melibatkan 2 lembaga pemasaran yaitu  pengepul dan pedagang pasar. Saluran pemasaran 1 dan 2 termasuk kategori efisien berdasarkan nilai farmer’s share yaitu 82% untuk saluran 1 dan 72% untuk saluran ke 2.Kata kunci: struktur biaya, pemasaran, jagung manis
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGOLAHAN BAHAN PANGAN POTENSIAL SEBAGAI IMUN BOOSTER DAN PELUANG USAHA DI MASA PANDEMI COVID-19 Elly Jumiati; Anang Sulistyo; Adi Sutrisno; Etty Wahyuni; Rayhana Jafar; Muhammad Wahyu; Hendris Hendris; Khaerunnisa Khaerunnisa
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.766 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v5i1.3401

Abstract

Ancaman virus Corona jenis baru (SARS-CoV 2) penyebab Coronavirus Disease (Covid-19) masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Cara lain yang dapat dilakukan menghadapi pandemi ini dengan mengkonsumsi jamu atau simplisia nabati dengan maksud agar daya tahan dan imunitas tubuh meningkat. Namun demikian terbatasnya informasi khususnya dalam menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh, maka diperlukan sosialisasi pada masyarakat akan pentingnya imunitas tubuh di masa pandemi ini, salah satunya dengan mengkonsumsi vitamin dan suplemen, misalnya vitamin C yang terdapat pada buah dan mengkonsumsi bahan pangan fungsional, yaitu makanan/minuman yang tidak hanya sekedar mencukupi kebutuhan akan nutrisi saja namun juga dapat memberikan efek terhadap Kesehatan tubuh. Kegiatan ini bertujuan memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang Bahan Pangan Potensial Sebagai Imun Booster dan cara mengolahnya sebagai Peluang Usaha di Masa Pandemi Covid-19 yaitu kepada institusi mitra anggota Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al Marhamah Kota Tarakan. Kegiatan ini dilakukan dengan metode pelatihan dan pendampingan. Adapun hasil dari kegiatan ini berdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada peserta pelatihan adalah: 1) Peserta pelatihan memiliki persepsi yang positif terhadap pelatihan yang diberikan; 2) Peserta mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru tentang Bahan Pangan Potensial Sebagai Imun Booster dan cara pengolahannya; 3).Peserta mendapatkan ketrampilan dan pengalaman baru setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, hal ini terbukti dengan respon positif peserta yang tertarik untuk membuka peluang usaha dengan mengolah bahan pangan potensial menjadi jamu/minuman serbuk jahe instan.
ANALYSIS OF INVENTORY CONTROL OF RAW MATERIALS FOR OYSTER MUSHROOMS PLANTING MEDIA IN UMKM AQSHA GUNUNG LINGKAS URBAN VILLAGE, EAST TARAKAN Etty Wahyuni MS; Banyuriatiga Banyuriatiga; Saderiah Saderiah
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v6i2.4542

Abstract

UMKM Aqsha is a Small and Medium Enterprise that produces oyster mushrooms in Tarakan City. In the implementation process, the inventory for oyster mushrooms has yet to use the calculation method of EOQ analysis. In this case, there might be a media shortage of raw planting materials. The objectives of the research were to (1) describe the system of controlling the inventory for oyster mushrooms planting media raw materials based on actual conditions at UMKM Aqsha, (2) analyze the system of controlling the inventory for oyster mushrooms planting media raw materials using economic order quantity analysis, buying frequency, safety stock, reorder point and maximum inventory. The technique of taking informants was conducted by selecting the key informants, namely business owners and workers who know the information needed in the research. The analysis method used economic order quantity analysis, buying frequency, safety stock, reorder point and maximum inventory. The results of the research showed that the inventory control of UMKM Aqsha required all three raw materials totaling 3,345 kg in a year, with a one-time order quantity for the three raw materials totaling 1,115 kg. The inventory control implemented by UMKM Aqsha was not optimal yet and also has not yet implemented a reorder point. So that it was not possible to prevent a shortage of the three raw materials during the production process. EOQ analysis was given an optimum order for all three materials with 1,655.9 kg of raw materials, no safety stock for all three materials, a reorder point for all three materials with 526,17 kg of raw materials, and for the maximum inventory for all three materials with 1655.9 kg of raw materials.