Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Wear of Medium Carbon Steel under Friction Loading with Various Contact Surface Temperature Widiyarta, I Made; Parwata, I Made; Lokantara, I Putu; Dwipayana, Dwipayana
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jrm.2021.012.01.17

Abstract

The work presented in this paper is to investigate the wear rate and wear mechanism of medium carbon steel with carbon contents of about 0,5 wt.% under the friction load with various contact surface temperatures. The wear test was performed by using the linear reciprocating ball-on-flat wear test machine. To develop the elevated temperature on the surface of the wear test specimen, the heater assembled into the wear test machine. The surface temperature of the wear specimen was set in the range of 30 ºC up to 250 ºC. The test was taken under 5000 cycles of friction loading with a maximum of the normal load of 25N. The experiment results show that the change in the contact surface temperature in the range of 30 ºC up to 250 ºC causes the wear rate to increase slightly. This is because the elevated temperature at the surface was not high enough to cause the hardness of the material to decrease significantly. The worn surface looks very thin scratches and slightly deformed layers, and the wear mechanism had identified as oxide wear.
Analisis Kekuatan Impact Komposit Polyester-Serat Tapis Kelapa Dengan Variasi Panjang Dan Fraksi Volume Serat Yang Diberi Perlakuan NaOH I Putu Lokantara
Dinamika Teknik Mesin Vol 2, No 1 (2012): Dinamika Teknik Mesin
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.276 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kekuatan impact komposit polyester berpenguat serat tapis kelapa yang diberi perlakuan NaOH pada panjang dan fraksi volume serat yang bervariasi Komposit yang dibuat menggunakan penguat serat tapis kelapa dengan matrik berupa resin unsaturated polyester (UPRs) jenis Yukalac 157 BQTN-EX dengan 1% hardener jenis MEKPO dengan variasi panjang serat tapis kelapa 5 mm, 10 mm dan 15 mm sedangkan variasi fraksi volume serat 20%, 25%, 30%. Komposit dibuat dengan teknik press hand lay-up dengan perlakuan serat menggunakan campuran NaOH-Air. Perlakuan serat tapis kelapa dengan direndam di air mendidih dengan suhu 100 °C selama 1 jam, selanjutnya serat tapis kelapa dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 65 °C selama 12 jam setelah itu serat tapis kelapa direndam didalam larutan NaOH - Air (5 gram NaOH + 95 ml air) selama 2 Jam. Komposit selanjutnya di post curing selama 12 jam dengan suhu 65 °C. Spesimen uji komposit dipotong sesuai standar ASTM D 256 untuk spesimen uji impact. Selanjutnyaspesimen kompositdilakukan pengujian impact. Kekuatan impact meningkat seiring meningkatnya fraksi volume dan panjang serat. Nilai kekuatan impact terbesar terdapat pada pengujian impact dengan komposit panjang serat 15 mm dengan Fraksi Volume 30% sebesar0.0255 Nm/mm2. Hasil pengamatan struktur mikro menunjukkan bahwa pada panjang serat 15 mm ikatan antara matrik dan serat lebih kuat dibandingkan dengan variasi panjang serat 5 mm dan 10mm sehingga komposit yang dihasilkan lebih kuat dan mempunyai nilai kekuatan impact yang lebih besar. Semakin panjang serat yang digunakan akan mengurangi crack deflection sehingga kekuatan impact menjadi semakin baik. Demikian pula dengan fraksi volume yang semakin tinggi menyebabkan matrix flow berkurang sehingga kekuatan impact akan meningkat.
SATU MESIN DWI FUNGSI SEBAGAI MESIN PEMBERSIH SERABUT DAN PEMARUT KELAPA DI BANJAR MUDING KELOD DESA KEROBOKAN KAJA KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG K. Astawa; I.P. Lokantara; H. Wijaksana; T. P Surya
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 2 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.616 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i02.p04

Abstract

Kelapa dalam bahasa Latin disebut Cocos nucifera merupakan tanaman yang termasuk dalam jenis tanaman palma dengan buah yang berukuran cukup besar dibanding dengan tanaman jenis palma yang lain. Di Bali buah kelapa sering digunakan dalam pelaksanaan upacara keagamaan khususnya umat Hindu, seperti untuk kelengkapan banten Daksina. Dalam pembuatan kelapa daksina ini terlebih dahulu kelapa perlu dibersihkan dari serabutnya, tetapi untuk membersihkan serabut dibatok kelapa tersebut saat ini dilaksanakan secara konvensional sehingga membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya tidak maksimal serta kurang efisien. Dilain pihak kebutuhan akan kelapa daksina di Bali sangat banyak sebagai unsur dalam pembuatan banten daksina. Selain sebagai kelengkapan daksina, kelapa juga bisa dipergunakan untuk bahan minyak goreng atau lawar. Untuk pembuatan minyak goreng, kelapa terlebih dahulu harus diparut. Biasanya untuk bisa memarut kelapa, batoknya harus dipecahkan sampai retak kecil-kecil untuk memudahkan dicongkel daging kelapanya, dengan cara ini sisa batoknya hanya bisa digunakan sebagai bahan bakar (arang) saja. Dengan menggunakan satu mesin dua fungsi ini yaitu sebagai pembersih batok dan pemarut kelapa menjadikan kedua pekerjaan ini akan dilakukan lebih efektif dan efisien karena untuk memarutnya, kelapa hanya cukup dibelah dua saja tanpa harus mencongkel daging kelapanya, dengan demikian batok kelapanya dapat dipergunakan sebagai kerajinan tangan atau souvenir untuk menunjang pariwisata sehingga dapat meningkatkan penghasilan atau pendapatan masyarakat setempat. Hasil pengujian langsung dilapangan menunjukan efisiensi dan efektifitas waktu antara cara konvensional dibandingkan dengan mesin adalah 15 : 2 menit untuk pembersihan serabut kelapa dan waktu untuk pemarutan setiap butir kelapa diperoleh perbandingan waktu 30 : 10 menit dengan batok kelapa hanya dibelah dua saja. Kata kunci : Mesin, Pembersih, Pemarut, Kelapa
APLIKASI DAN PELATIHAN SATU ALAT TIGA FUNGSI SEBAGAI BLENDER, PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH DAN MIXER DENGAN KAPASITAS 1 KG DI DESA BUNGBUNGAN, BANJARANGKAN, KELUNGKUNG K. Astawa; I.K. Sudarsana; H. Wijaksana; I.P. Lokantara
Buletin Udayana Mengabdi Vol 15 No 3 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.004 KB)

Abstract

Alat Blender, Mixer untuk adonan tepung dan pengupas kulir ari kacang tanah telah di buat dalam satu alat,hanya dengan merubah pisau potong saja. Modifikasi sebuah alat mixer dilakukan dengan mengganti pisaupotong, jenis tajam, jenis tumpul untuk adonan tepung dan jenis bergerigi untuk mengupas kulit ari kacangtanah.Masyarakat Bungbungan yang sebagai pedagang mengalami kesulitan dalam mengupas kulit ari kacang yangmembutuhkan waktu lama. Bila ingin membuat jajanan pasar harus membeli satu mixer lagi, dan bila inginmemblender buah-buahan atau memblender bumbu membutuhkan satu alat lagi, jadi dibutuhkan 3 alat untukmelakukan hal tersebut diatas. Disini akan diperkenalkan dan dipraktekkan ketiga kegiatan diatas dalam 1alat. Pengolahan hasil pertanian dan perkebunan memerlukan teknologi yang mampu mengolah hasilhasilnyalebih enak dan lebih cepat.Tujuan pengabdian di Desa Bungbungan ini adalah untuk memberdayakan dan meningkatkan partisipasimasyarakat dalam membangun potensi daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidangperekonomian melalui pengembangan pengolahan hasil pertanian.Secara umum pelaksanaan kegiatan pengabdian berjalan dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari bantuan dankerjasama anggota pelaksana, mahasiswa, seluruh aparat desa, jajaran pengurus desa serta warga desasendiri.Dengan adanya kegiatan pengabdian ini, wawasan kami menjadi lebih luas dan pola pikir kami lebih terbukamengenai permasalahan dan potensi-potensi yang ada di Desa Bungbungan. Begitu banyak potensi yangdimiliki namun masih belum bisa dimanfaatkan dengan baik karena kurangnya pengetahuan yang dimilikiberkaitan dengan bidang-bidang tersebut.
PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK DALAM PEMBUATAN KOMPOS I.G.P.A. Suryawan; I.P. Lokantara
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.587 KB)

Abstract

Desa Buana Giri terletak di Selatan lereng Gunung Agung termasuk dalam Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali. Luas wilayahnya 1.473.486 Ha sebagian besar merupakan lahan kering atau tegalan seluas 1.231.256 Ha, sedangkan sisanya diperuntukkan sebagai lahan perkarangan, persawahan dan tanah lainnya. Karangasem mempunyai dua TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) tempat pembuangan sampah yaitu di Kubu dan di Linggasana Buana Giri. TPA Linggasana melayani daerah kota Karangasem dan Bebandem. Sebagian besar sampahnya adalah sampah organik dan sampah plastik. Potensi yang dimiliki oleh desa Buana Giri belum dapat dioptimalkan dapat diidentifikasi sebagai berikut; Tempat Pengolahan Akhir (TPA) ada di lingkungan Linggasana desa Buana Giri belum optimal dimanfaatkan untuk biogas dan kompos. Plastik yang dikumpulkan pemulung belum dicacah masih dijual grosiran dalam harga per-kilogram. Desa Buana Giri ada di samping Gunung Agung perlu adanya penghijauan agar lereng hutan tidak gundul. Potensi pertaniaan masih mengandalkan padi, belum diselingi dengan palawija atau sayur-sayuran. Adanya pengerukan pasir dan batuan (galian C) sisa lentusan Gunung Agung berpotensi merusak lingkungan. Jiwa kewirausahaan masyarakat desa Buana Giri masih minim. Berdasarkan analisis situasi maka pada KKN PPM telah dibuatlah program-program yang dapat memecahkan masalah yang ada. Adapun program tersebut adalah penyuluhan peningkatan pemanfaatan sampah dan kotoran hewan ternak untuk pupuk organik, peningkatan pemanfaatan alat pencacah plastik, penyuluhan pemanfaatan sampah dan kotoran hewan ternak untuk bahan bakar biogas, penyuluhan peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi, penyuluhan kebersihan diri pada siswa SD, penyuluhan tentang sanitasi yang baik di lingkungan Linggasana Bhuana Giri, usaha pemberdayaan lansia secara fisik melalui program pengobatan gratis, penyuluhan narkotika dan psikotropika pada anggota Karang Taruna, pelatihan bahasa asing bagi anak-anak SD, pengadaan tong sampah dan gotong royong di semua dusun di Buana Giri, penanaman pohon di sekitar lereng Gunung Agung, pengajaran murid – murid SD di sekitar Buana giri.
PENDAMPINGAN PENGELOLAAN SISTEM AIR BERSIH DI BANJAR PENGANGGAHAN DESA TENGKUDAK KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN I M. Astika; I G. K. Sukadana; M. Suarda; I P. Lokantara; I .G. P. Agus Suryawan
Buletin Udayana Mengabdi Vol 12 No 1 (2013): Volume 12 No.1 – April 2013
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.701 KB)

Abstract

Penganggahan village consists of 174 households, with 870 populations. Based on the survey and discussionswith the society members, it can be identified that the problems of dimension of broncaptering is so small thatit catches water from the source is not adequate, however the over flow occurs in reservoir especially duringlow usage at night time. In order to overcome such problems in the village, efforts are conducted by enlargingthe capacity of broncaptering. By increasing the capacity of the broncaptering it will increase the supply of cleanwater for the community. It was done by devising a new reservoir to accommodate the excess water, especiallyat night, with the broncaptering and new reservoirs, Penganggahan village community can be fulfilled especiallyat peak usage in the morning and evening. The evaluation shows that the distribution of water to consumers havebeen very prevalent in the area of the highest and lowest areas.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK WANITA TANI BANJAR PILING DALAM PEMBUATAN KRIPIK TALAS MENGGUNAKAN MESIN PEMOTONG UMBI I M Astika; I W B Adnyana; I P Lokantara; I GK Dwijana
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.664 KB)

Abstract

Banjar Piling berada di wilayah Desa Mengesta, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan Bali. Hampir sama dengan daerah lain yang ada di kabupaten Tabanan, Banjar Piling juga merupakan daerah pertanian. Produk utama dari hasil pertanian adalah padi sedangkan dari perkebunan adalah berbagai macam buah, sayuran dan umbi-umbian. Di Banjar Piling Kawan ada sekelompok ibu-ibu yang tergabung dalam Gapoktan dan KWT yang menekuni pembuatan kripik dengan bahan dasar singkong dan umbi talas. Hasil survey dan wawancara dengan kelompok pembuat kripik didapatkan bahwa pada proses pemotongan/pengirisan membutuhkan waktu yang relatif lama karena diperlukan ketelitian terutama pada proses pemotongan agar mendapatkan irisan yang tipis dan relatif sama. Peralatan yang dipakai untuk mengupas dan mengiris umbi masih menggunakan alat tradisional, sehingga hasil produksi masih rendah meskipun pangsa pasar masih sangat terbuka. Melalui program pengabdian ini dilakukan perbaikkan/pembuatan peralatan produksi yaitu alat pemotong/pengiris umbi sehingga diharapkan jumlah produksi akan meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
APLIKASI DAN PELATIHAN MESIN PEMBERSIH BATOK KELAPA DI BANJAR MENASA DESA SINABUN, KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG K. Astawa; I.P. Lokantara; H. Wijaksana; I.K.G. Sugita
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.91 KB)

Abstract

Kelapa dalam bahasa Latin disebut Cocos nucifera merupakan tanaman yang termasuk dalam jenis tanaman palma dengan buah yang berukuran cukup besar dibanding dengan tanaman jenis palma yang lain. Di Bali buah kelapa sering digunakan dalam pelaksanaan upacara keagamaan khususnya umat Hindu. Namun saat ini batok kelapa yang awalnya dianggap sebagai sampah yang mengotori lingkungan diubah menjadi produk kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi, tetapi untuk membersihkan serabut yang ada dibatok tersebut sulit karena memerlukan waktu yang banyak namun hasilnya tidak maksimal dan tidak efisien. Dilain pihak ada pengerajin yang memerlukan batok kelapa yang sudah bersih dengan kwalitas yang baik dan kapasitas yang banyak. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah alat atau mesin yang mampu mengatasi masalah ini, sehingga pekerjaannya akan lebih efektif dan efisien dan dapat meningkatkan penghasilan atau pendapatan masyarakat.Metode kegiatan yang dilakukan untuk tercapainya tujuan kegiatan pengabdian ini adalah yang pertama survey ke lingkungan Desa Sinabun. Selanjutnya menyiapkan rancangan gambar alat dan setelah terwujud alat pembersih batok kelapa ini dilanjutkan dengan uji coba alat.Dari hasil pengujian dapat dihasilkan efisiensi waktu antara penggunaan mesin dibandingkan cara konvensional adalah 10 : 2 menit untuk pembersihan setiap satu butir kelapa dan kwalitas hasilnya juga lebih baik dibandingkan dengan cara manual.
APLIKASI INJEKTOR PADA TUNGKU PELEBURAN PERUNGGU UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PRODUKSI GAMELAN BALI I G N Priambadi; I. G. K Sugita; I Putu Lokantara; I. M. Parwata; K Astawa
Buletin Udayana Mengabdi Vol 13 No 2 (2014): Vol 13, No. 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.163 KB)

Abstract

Gamelan melting process (casting) plays a role in the process of making Balinese gamelan. Furnace is a major component in this melting process. Craftmen use traditional melting furnace with an open form in which the air flow is needed in the injector fuel combustion using the straight shape. Injector of this model provides less air flow evenly so that the combustion process takes quite a long time. Ergo thermal injector has been introduced in service activities in the village craftmen group Tihingan Banjarangkan District of Klungkung. This furnace has the airflow coming out of the blower which then flows in a flow-shaped convergent-divergent. The function of this model is that the pressure of the incoming air flow passes into the air injectors to increase and spread evenly in the furnace chamber. Craftmen were trained directly how to make this model kitchen and directly transform traditional stoves with models furnace injector is introduced. The results showed that the combustion of fuel use was decreased by 12.96%. Fuel savings resulting from the latest injector models can provide the required distribution of air in the combustion process fuel (charcoal) to be more perfect and resulting high temperatures generated high. Supply of combustion air more evenly on the charcoal have an impact on the optimum combustion processKeywords: gamelan, injector, bronze alloys, smelting
Mekanisme Aus Baja Karbon AISI 1065 pada Permukaan Kontak Basah Akibat Beban Kontak Gelinding-Luncur I Made Widiyarta; I Made Parwata; I Made Gatot Karohika; I Putu Lokantara; Made Arie Satryawan
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 8 No 1 (2015): April 2015
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proses kontak gelinding-luncur, permukaan kontak yang basah karenaterperangkapnya air di daerah permukaan kontak dapat mengurangi kontak adhesi [Chen etal., Wear 253 (2002)]. Kondisi tersebut mungkin dapat mempengaruhi mekanismekegagalan aus material. Pada penelitian ini, tingkat keausan dan mekanisme aus materialakibat beban gelinding-luncur pada kondisi permukaan kontak basah diinvestigasi. Ujikeausan dilakukan dengan alat uji kontak dua disk dan material uji dipilih adalah baja karbon0.65%C dengan tekanan maksimum 750MPa dan rasio slip-roll 5%. Untuk uji aus padakondisi kontak basah, air diteteskan secara kontinyu pada permukaan kontak disk. Dari hasiluji terlihat dengan adanya air dipermukaan kontak, tingkat keausan yang terjadi mengalamipenurunan yang cukup besar sekitar 50% yaitu dari 6x10-4 ?m/putaran untuk kontak keringmenjadi 3x10-4 ?m/putaran pada kontak basah. Hal ini dapat terjadi mungkin diakibatkanoleh air yang ada dipermukaan kontak mampu membatasi areal kontak antara dua meterialkontak tersebut sehingga menurunkan gesekan yang terjadi dan mengakibatkan keausanmenurun. Pada kontak basah, material yang mengalami regangan geser plastis hanyaterjadi higga kedalaman kurang dari 100 ?m dan pada kontak kering regangan geser plastisdapat terjadi hingga kedalaman sekitar 400 ?m.Kata kunci: Baja karbon, kontak basah, ausIn rolling-sliding contact, the wet surface as a result of water trapped in the contact area canreduce adhesion [Chen et al., Wear 253 (2002)]. This condition may influence themechanism of wear on the contact material. In this work, the wear rate and wearmechanism of material on the wet contact surface were investigated. Wear test wasconducted using disc-to-disc contact test and carbon steel (0.65%C) was chosen as the testmaterial with the maximum pressure of 750MPa and slip-roll ratio of 5%. For the wear testwith the wet contact, water was dropped continuously on the contact surface. The resultsshow the wear rate on the material with wet contact was decrease significantly by about 50%i.e., from about 6x10-4 ?m/cycle for the dry contact to about 3x10-4 ?m/cycle for the wetcontact. This may be caused by the water trapped on the contact area reduces the contactadhesion between both the contact materials and causes the friction to decrease, andresulting wear to decrease. For the wet contact, the plastic shear strain on material occurredinto depth less than 100 ?m, and for the dry contact, the plastic shear strain on materialoccurred into depth about 400 ?m..Keywords: Carbon steel, wet contact, wear