Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : agriTECH

Karakterisasi Enzim Polifenol Oksidase Biji Kakao (Theobroma cacao Linn.) G.P. Ganda Putra; N.M. Wartini; A.A.M. Dewi Anggreni
agriTECH Vol 30, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.353 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9667

Abstract

This research was aimed to: (1) characterize polyphenol  oxidase enzyme and (2) determine optimum condition (tem-perature, pH and incubation time) of polyphenol oxidase enzyme activity which isolated from cocoa beans. Those re-sult will be used to improve the quality of cocoa through rehydration technique. This research was carried out through:(1) isolation of polyphenol oxidase enzyme from 10 sampels of cocoa beans in Bali Province, (2) characterization ofpolifenol oksidase enzyme (activity, enzyme kinetics, MW), and (3) determination of optimum condition of tempera-ture, pH and incubation time. The results show that average value of polyphenol oxidase enzyme activity was 157,49± 58,03 U/gram (db) of cocoa beans with maximum and minimum values at 258,22 U/gram and 59,01 U/gram (db) of cocoa beans, respectively; V max equals to 595,24 U/gram (db) of cocoa beans and K equals to 0,20 M; result of SDS- PAGE of enzyme shows protein bands at M� of 11,75; 17,80; 27,80; 36,03 and 131,52 kDa; and finally, optimumcondition of enzyme activity is at the temperature of 53,43oC; pH 5,42 and incubation time of 80,91 minutes.ABSTRAKTelah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik enzim polifenol oksidase dan (2) menen- tukan kondisi (suhu, pH dan waktu inkubasi) optimum aktivitas enzim polifenol oksidase, yang diisolasi dari biji kakao kering. Hasil penelitian berupa kondisi (suhu, pH dan waktu inkubasi) optimum aktivitas enzim polifenol oksidase akan diaplikasikan untuk perbaikan mutu biji kakao kering melalui teknik rehidrasi. Penelitian ini dilakukan melalui tahapan: (1) isolasi enzim polifenol oksidase dari 10 sampel biji kakao kering di Provinsi Bali, (2) karakterisasi enzim polifenol oksidase (aktivitas, kinetika enzim, BM) dan (3) penentuan kondisi suhu, pH dan waktu inkubasi optimum. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: (1) aktivitas enzim polifenol oksidase rata-rata 157,49 ± 58,03 U/gram (bk) biji kakao dengan aktivitas maksimum 258,22 U/gram (bk) biji kakao dan minimum 59,01 U/gram (bk) biji kakao; maks sebesar 595,24 U/gram (bk) biji kakao dan K sebesar 0,20 M; hasil SDS-PAGE enzim menunjukkan pita-pita protein yang terbentuk pada BM 11,75; 17,80; 27,80; 36,03 dan 131,52 kDa; dan (2) kondisi optimum aktivitas enzimadalah suhu 53,43oC; pH 5,42 dan waktu inkubasi 80,91 menit.
Perbedaan Kandungan Senyawa Volatil Daun Salam (Eugenia polyantha Wight) pada Beberapa Proses Curing Ni Made Wartini; Putu Timur Ina; G.P. Ganda Putra
agriTECH Vol 30, No 4 (2010)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.746 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9713

Abstract

The influence of curing process toward flavour substances of bay leaf has been conducted. Bay leaves were cured with three different time of process: 0, 2 and 4 days and extracted by simultaneous distillation-extraction using n- hexane. Flavour extract was evaporated by vacuum rotary evaporator and remained solvent was flushed with nitrogen gas. Flavour compounds of the bay leaf extract were analysed using GC-MS. The result showed that curing process affected the composition of bay leaf flavour. Extracted flavour from cured bay leaves for 0, 2 and 4 days consisted of 29, 32 and 26 components respectively, whereas α-ocimene, octanal, cis-4-decenal, α-humulene and decanal were the main components of extract.ABSTRAKTelah dilakukan penelitian mengenai pengaruh proses curing terhadap senyawa yang memberi kontribusi terhadap flavor daun salam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kandungan senyawa flavor dalam daun salam segar dan daun yang telah mengalami proses curing. Proses curing dilakukan pada kondisi alami, dengan perlakuan lama proses yaitu 0, 2 dan 4 hari. Daun salam hasil proses curing selanjutnya diekstrak dengan metode simultan distilasi-ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana. Hasil ekstrak yang mengandung pelarut diuapkan den- gan vakum rotary evaporator dan sisa pelarut dihilangkan dengan mengalirkan gas nitrogen pada ekstrak. Senyawa penyusun ekstrak flavor daun salam dianalisis dengan GC-MS. Hasil analisis menunjukkan bahwa senyawa penyusun ekstrak flavor daun salam baik jumlah maupun persentase relatifnya dipengaruhi oleh lama proses curing. Ekstrak fla- vor hasil proses curing 0, 2 dan 4 hari berturut-turut mengandung 29, 32 dan 26 senyawa dengan kandungan dominan α-osimen, oktanal, cis-4-dekenal, α-humulen dan dekanal dengan persentase relatif yang berbeda-beda pada masing- masing ekstrak.
Kajian Metode dan Waktu Fermentasi Cairan Pulpa pada Perubahan Karakteristik Cuka Kakao G.P. Ganda Putra; Ni Made Wartini; Luh Putu Trisna Darmayanti
agriTECH Vol 37, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.781 KB) | DOI: 10.22146/agritech.17007

Abstract

The pulp water as byproduct of cocoa beans fermentation is  potential to be used as a raw material for making cocoa vinegar,  but unfortunately the content of acetic acid is relatively low. So  that, it is necessary to increase the content of acetic acid, by  performed further fermentation method with several addition of  carbon sources (sugar and alcohol) and fermentation time. The  purposes of this research were: (1) to study the effect of the  addition of sugar, alcohol and fermentation time on different  urther fermentation method on the characteristics of cocoa vinegar  and (2) to determine the optimal further fermentation  method and fermentation time for the production of cocoa vinegar  with the highest content of acetic acid. Several  fermentation methods were conducted by using three different  methods e.g.the alcoholic and acetic acid fermentation (2 stages),  acetic acid fermentation (1 stage), and fermentation  without inoculum (natural). The experimental design of this study was using a factorial BRD two factors on the 2 stages and the 1 stage fermentation method, as well as the simple RBD on the  natural fermentation. The first factor on the 2 stages fermentation methods used two different inoculum e.g. Saccharomyces  cerevisiae and Acetobacter aceti, 4 different concentration of sugar (4, 6, 8 and 10 %), while on the 1 stage fermentation method  used inoculum Acetobacter aceti, is 4 different concentrations of  alcohol addition (6, 8, 10, and 12 %), while the second factor is  the same, namely 6 levels of fermentation time (0, 5, 10, 15, 20,  and 25 days). Meanwhile, the treatment of fermentation time  on the natural fermentation method was the same as the  second factor. All methods of fermentation were performed at  room temperature in 2 blocks/replications.The results showed  that: 1) the characteristics of cocoa vinegar and OD660 of watery  pulp were affected by : (1) the treatment of the sugar addition  and fermentation time and their interaction on the 2 stages  fermentation method by the treatment of the alcohol addition and  fermentation time, their interaction on the 1 stage  fermentation method, and by the treatment of fermentation time  on the natural fermentation method, and (2) the cocoa vinegar  with the highest content of acetic acid was produced on the 2  stages fermentation method by the addition of 6 % sugar within  25 days (2.35 %), on the 1 stage fermentation method by the   ddition of 10 % alcohol within 20 days (3.37 %), and on the  natural fermentation method within 15 days (2.65 %),  respectively. Our result showed that the 1 stage fermentation  method with the addition of 10 % alcohol using inoculum of  Acetobacter aceti within 20 days is the most optimal further  fermentation method for the production of cocoa vinegar.ABSTRAKCairan pulpa hasil samping fermentasi biji kakao berpotensi  sebagai bahan baku pembuatan cuka kakao, tetapi kadar asam asetat yang dihasilkan relatif rendah. Untuk itu, perlu dilakukan  upaya peningkatan kadar asam asetat antara lain dengan melakukan beberapa metode fermentasi lanjutan dengan variasi penambahan sumber karbon (gula dan alkohol) dan lama fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengkaji pengaruh  penambahan gula, alkohol dan lama fermentasi pada metode  fermentasi lanjutan yang berbeda terhadap karakteristik cuka  kakao dan (2) menetapkan metode fermentasi lanjutan dan  lama fermentasi yang optimal untuk produksi cuka kakao dengan kadar asam asetat tertinggi. Metode fermentasi lanjutan yang  dilakukan terdiri dari 3 metode yaitu: fermentasi alkohol dan  asam asetat (2 tahap), fermentasi asam asetat (1 tahap), dan  fermentasi tanpa inokulum (alami). Rancangan percobaan pada  penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)  faktorial 2 faktor pada metode fermentasi 2 tahap dan 1 tahap, serta RAK faktor tunggal pada fermentasi alami. Faktor I pada  metode fermentasi 2 tahap yang menggunakan inokulum Saccharomyces cerevisiae dan Acetobacter aceti, adalah  penambahan gula 4 konsentrasi (4, 6, 8, dan 10 %), dan pada metode fermentasi 1 tahap, yang menggunakan inokulum  Acetobacter aceti, adalah penambahan alkohol 4 konsentrasi (6,  8, 10, dan 12 %), sedangkan faktor II lama fermentasi (0, 5, 10,  15, 20, dan 25 hari). Sementara itu perlakuan lama fermentasi pada metode fermentasi alami sama seperti pada  faktor II. Semua metode fermentasi dilakukan pada suhu kamar  dalam 2 kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)  karakteristik cuka kakao dan OD660 cairan pulpa dipengaruhi  oleh perlakuan penambahan gula dan lama fermentasi serta  interaksinya pada metode fermentasi 2 tahap dan oleh perlakuan penambahan alkohol dan lama fermentasi serta  interaksinya pada fermentasi 1 tahap, serta oleh perlakuan lama  fermentasi alami, dan (2) cuka kakao dengan kadar asam asetat  tertinggi masing-masing dihasilkan pada fermentasi 2  tahap dengan penambahan gula cenderung 6 % dalam waktu 25 hari (2,35 %), fermentasi 1 tahap dengan penambahan alkohol 10 % dalam waktu 20 hari (3,37 %), dan fermentasi alami dalam  waktu 15 hari (2,65 %). Dengan demikian metode fermentasi 1  tahap dengan penambahan alkohol 10 % menggunakan  inokulum Acetobacter aceti dalam waktu 20 hari merupakan metode fermentasi lanjutan yang paling optimal untuk produksi cuka kakao.
Co-Authors A. A. P. A. Suryawan W Aldi Oktavian Alfridus Sandro Dacosta Perdisen Aman Julianto Amenra Ramzi Naz Amna Hartiati Anak Agung Made Dewi Anggreni Ardhinata Antares Arfira Khofifah Bambang Admadi Harsojuwono Bimby Issassam Devi, Putu Nandya Sri DEWA AYU ANOM YUARINI Dr.Ir. Yunianta, DEA Erina Novandri Elsa Erna Sri Rahayu Ezra Elkana Karo Sekali Febriyawati Cahyanty Nugraha G.P. Ganda Putra Gede Gora Adrista Gst Ayu Kd Frety Yudharini Gusti Ayu Gayatri Amasdenia Sukarno Gusti Ayu Mas Alstonia Parnawan I Gede Esti Widiantara I Gusti Ayu Purnamawati I Gusti Gde Satria Anggakara Putra I Gusti Ngurah Agung Paranatha I Gusti Ngurah Pungki Wiraguna I Kadek Aditya Prasatya I Kadek Agus Nuada I Ketut Gede Putra Adiyasa I Komang Budha Astawa I Komang Wiria Santiyoga I Made Adi Parimartha I Made Anom Sutrisna Wijaya I Made Dwipayana I Made Sugiastawa I Made Sugitha I Made Supartha Utama I Nyoman Bangbang Primaryadi I Putu Suparthana I W.G. SEDANA YOGA I Wayan Arnata I Wayan Eggy Perdana Putra I Wayan Mika Pratama I Wayan Putra Adiyasa I.W.G.S. Yoga Ida Ayu Ary Widnyani Ida Ayu Dwi Giriantari Ida Ayu Putu Arik Cahayanti Ida Bagus Alit Arcana Ida Bagus Ananta Wibawa Ida Bagus Wayan Gunam Ida Bagus Yogaswara Ika Martoquito Lumbanraja Irena Savitri Kadek Ngurah Ghandhi Danu Subagan Kesia Teodora Br Ginting Komang Adi Darmawan Lintang Mandan Madani Luh Putu Ayu Evitasari Cesarini Luh Putu Trisna Darmayanti Luh Putu Wrasiati Lutfi Suhendra Made Gabhina Aryayustama Made Gde Wisnu Merta Made Hary Sayoga Made Puspa Aridona Made Wahyu Nadaiswara Putra Ni Gst Ayu Kade Ratih Permata Sari Ni Kadek Eka Wati Ni Kadek Maya Isadora Ni Kadek Sinarwati Ni Kadek Wiji Astuti Ni Ketut Wiradnyani Ni Made Dewi Indriyani Ni Made Ratih Despianti Ni Made Ria Oka Antari Ni Nyoman Budiasih Ni Putu Diah JuliantariD Ni Putu Eny Sulistyadewi Ni Putu Noviantari Ni Putu Puspadi Aristyanti Ni Putu Suwariani Novia Esterulina Purba NYOMAN SEMADI ANTARA Pande Komang Suparyana Poppy Diana Sari Purnama Yanti, Gusti Ayu Kade Diana Putu Timur Ina Rahel Br Ginting Rian Lamhot Parasian Hutabarat Rukmi Sari Hartati Rurini Retnowati Sadyasmara, Cokorda Anom Bayu Sagung Ayu Bulan Julia Saraswati Sang Ayu Sri Eka Oktari Sarah Chairunnisa Sasha Patrisia SATRIYAS ILYAS Sixtania Ijo Magho Sri Mulyani Sri Mulyani Suwarini, Ni Putu Tiara Noviyani Tri Susanto Vonny Tanone Yemima Maria Lasma Roha Sitompul Yohannes Eko Putra Simanullang Zainul Fikri