Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA SISWA SMK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 Siti Haryani; Ana Puji Astuti; Joyo Minardo
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v10i1.705

Abstract

ABSTRAK Masih rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun pada masyarakat dapat menimbulkan resiko penyebaran penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang sedang berlangsung sekarang ini adalah COVID-19 (Corona Virus Desases 19). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memberikan gambaran mengenai pengetahuan dan perilaku mencuci tangan pada siswa SMK. Adapun manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan penyakit melalui perilaku mencuci tangan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif observasional dengan pendekatan   cross sectional, artinya pengumpulan data dilakukan terhadap responden untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku mencuci tangan. Sasaran penelitian adalah siswa SMK Muhammadiyah Sumowono Kab. Semarang, Jawa Tengah Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling. Jumlah sampel sebanyak 120 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% atau 90 siswa SMK Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang berpengetahuan baik, bahwa  85.8 % atau 103 siswa SMK Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang berperilaku baik. Analisis bivariat menunjukkan hasil ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku mencuci tangan dengan nilai signifikasi (p-value) sebesar 0.003, dimana p-value kurang dari ? (0.05). Saran ditujukan untuk meningkatkan upaya pencegahan terhadap Covid-19, sebaiknya tetap dilakukan protokol kesehatan dengan 3 M yaitu mencuci tangan mengguankan sabun, memakai masker dan menjaga jarak. Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku Mencuci Tangan,  Covid-19
PERILAKU SANTUN MAHASISWA PERAWAT DALAM KEGIATAN BELAJAR PRAKTIK KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM AMBARAWA Joyo Minardo; Dewi Siyamti; Tri Susilo
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.121 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v0i0.211

Abstract

Fenomena saat ini masih adanya keluhan pasien terhadap sikap perilaku komunikasi  mahasiswa perawat yang dianggap kurang santun ketika melaksanakan tugasnya dipraktik keperawatan.  Mereka mengungkapkan ketika melakukan komunikasi  mahasiswa perawat tidak memandang klien, ada yang menyampaikan komunikasi dengan nada mahasiswa agak ketus, sikap fisik mahasiswa tidak sepenuhnya tertuju ke klien. Adanya ungkapan  mahasiswa menggunakan baju yang ketat, rambut disemir dengan dandanan yang sangat mencolok.  Sedangkan harapan yang dapat ditampilkan oleh seorang perawat adalah dalam memberikan asuhan keperawatan seorang  mahasiswa perawat harus berkomunikasi dan berperilaku dengan pasienya secara baik dan santun  agar pasien dapat menerima dan mengerti apa informasi dan asuhan yang akan diberikan  mahasiswa perawat kepada pasien tersebut, berpenampilan menarik, sederhana dan rapi. Tujuan penelitian untuk menganalisis kesantunan perilaku mahasiswa yang ditampilkan dalam melaksanakan kegiatan belajar praktik klinik keperawatan di rumah sakit umum ambarawa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian kualitatif.  Informan utama terdiri dari 6 mahasiswa praktikan dan 4 informan triangulasi yang merupakan CI dan perawat senior. Hasil penelitian menunjukkan tampilan mahasiswa dalam berpakaian, berperilaku, dan berkomunikasi sudah memenuhi kaidah perilaku, dan menunjukkan kesantunan mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan. Hal tersebut telah diungkapkan oleh sebagian besar informan utama dan dikuatkan oleh informan triangulasi yang semuanya menyatakan perilaku mahasiswa yang praktik klinik keperawatan menunjukkan perilaku yang baik, tertib, mematuhi peraturan yang  telah ditetapkan di tempat praktik.  Pembelajaran perilaku dan budi pekerti dalam pelajaran etika keperawatan dikampus terus dikembangkan dan ditingkatkan dalam pengaplikasiannya yang dapat terlihat melalui perilaku yang ditampilkan mahasiswa.  Rumah sakit tempat mahasiswa praktik agar tetap menjaga bimbingan dan pembinaan pendidikan karakter melalui penegakan disiplin dalam mematuhi peraturan  dan menampilkan peran sebagai rollmodel oleh perawat senior. Kata kunci : Kesantuan Perilaku, Mahasiswa Praktik
ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DENGAN ASFIKSIA DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 Joyo Minardo; Kartika Sari; Tutik Susilowati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL - HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.485 KB)

Abstract

Asphyxia neonatorum is a condition in which the baby can not breathe spontaneously and regularly soon after birth due to several factors: maternal factors, factors from the placenta, fetal factors, factors of labor, and of multifactorial. This study aims to investigate the characteristics of mothers with infants died of asphyxia in Semarang district in 2012 andanalyzes the factors that cause infant death due to asphyxia in Semarang district in 2012. This research is a retrospective study using cross-sectional approach . Subjects were mothers with infants died of asphyxia in Semarang Regency in 2012 , time studies in January 2014. Theresearch instrument using the checklist and perinatal mortality audit records . Technical analysis of the data using univariate analysis. Based on the research that the characteristics of pregnant women who have a baby die of asphyxia mostly aged between 20-35 years of age productive oras many as 29 ( 76 % ) of people , berparitas < 4 which is 36 people ( 95 % ) , junior high school education is 21 people ( 55 % ) , age at term pregnancy is 28 people ( 74 % ) . The results showed 13 infants ( 34.2 % ) died due to asphyxia with the causes of fetal factors , 13 infants ( 34.2 % ) died due to asphyxia with the cause of multi- factor , 10 infants ( 26.3 % ) died due to asphyxia with a cause of the labor factor 2 infants ( 5 % ) died due to asphyxia with the causes of maternal factors , not the baby died because of asphyxia obtained with the causes of placental factors . Advice given is a health worker should be more thorough in examiningpregnant women and more prudent in taking actions that can overcome the disstres fetal asphyxia not allow to happen.
ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DENGAN ASFIKSIA DI KABUPATEN SEMARANG Joyo Minardo; Kartika Sari; Tutik Susilowati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL - HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.48 KB)

Abstract

Asphyxia neonatorum is a condition in which the baby can not breathe spontaneously andregularly soon after birth due to several factors: maternal factors , factors from the placenta ,fetal factors , factors of labor , and of multifactorial. This study aims to investigate thecharacteristics of mothers with infants died of asphyxia in Semarang district in 2012 andanalyzes the factors that cause infant death due to asphyxia in Semarang district in 2012. Thisresearch is a retrospective study using cross-sectional approach . Subjects were mothers withinfants died of asphyxia in Semarang Regency in 2012 , time studies in January 2014. Theresearch instrument using the checklist and perinatal mortality audit records . Technical analysisof the data using univariate analysis. Based on the research that the characteristics of pregnantwomen who have a baby die of asphyxia mostly aged between 20-35 years of age productive oras many as 29 ( 76 % ) of people , berparitas < 4 which is 36 people ( 95 % ) , junior highschool education is 21 people ( 55 % ) , age at term pregnancy is 28 people ( 74 % ) . Theresults showed 13 infants ( 34.2 % ) died due to asphyxia with the causes of fetal factors , 13infants ( 34.2 % ) died due to asphyxia with the cause of multi- factor , 10 infants ( 26.3 % )died due to asphyxia with a cause of the labor factor 2 infants ( 5 % ) died due to asphyxia withthe causes of maternal factors , not the baby died because of asphyxia obtained with the causesof placental factors . Advice given is a health worker should be more thorough in examiningpregnant women and more prudent in taking actions that can overcome the disstres fetalasphyxia not allow to happen. Keywords  : asphyxia neonatorum, death in infant
ANALISIS DETERMINAN MOTIVASI PETUGAS TUBERKULOSIS PARU DALAM PENEMUAN KASUS DI KABUPATEN SEMARANG (STUDI KASUS DI BEBERAPA PUSKESMAS) TAHUN 2012 Joyo Minardo
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Penderita Tuberkulosis dengan status Basil Tahan Asam (BTA) positif dapat menularkan ke 10-15 orang lain setiap tahunnya, sehingga penemuan kasus penting dilaksanakan. Cakupan penemuan kasus tuberkulosis dengan BTA positif di Kabupaten Semarang tahun 2009 jauh di bawah cakupan nasional. Rendahnya disebabkan karena motivasi petugas yang kurang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang dapat menurunkan motivasi petugas TB dalam penemuan kasus di Kabupaten Semarang. Metode Penelitian: Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam, dan data sekunder dengan telaah dokumentasi. Subjek penelitian adalah petugas Tuberkulosis Paru di Puskesmas. Pemilihan subjek dilakukan secara purposive. Informan utama berjumlah 18 orang, terdiri dari 6orang perawat, 6 orang Analis dan 6 orang dokter kepala Puskesmas. Informan triangulasi adalah 6 orang petugas BP, dan satu orang Kasie P2M Dinkes Kabupaten Semarang. Analisis data dilakukan dengan content analysis.  Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi petugas rendah karena pekerjaannya merupakan penunjukkan pimpinan Puskesmas dan membutuhkan waktu yang lama serta berisiko tertular oleh penderita. Tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan kurang karena beban pekerjaan yang banyak, bekerja tanpa target dan motivasi. Petugas tidak mendapatkan kompensasi, membutuhkan dukungan dari pimpinan untuk mengeluarkan ide dan gagasan dalam penemuan kasus. Sarana transportasi untuk penemuan kasus tidak ada. Puskemas tidak memiliki rencana implementasi kebijakan program penemuan kasus, dan sistem supervisi terhadap cakupan penemuan kasus belum optimal. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa motivasi petugas Tuberculosis Paru dalam penemuan kasus masih rendah, karena belum ada dukungan dan tanggung jawab masih kurang serta sistem kompensasi dan supervisi yang belum ada.
Analysis on Determinants of Pulmonary Tuberculosis Officer Motivations In Tuberculosis Case Invention in Semarang Regency (A Case Study in Several Primary Health Care Centers) Joyo Minardo; Ayun Sriatmi; Septo Pawelas Arso
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 3, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.01 KB) | DOI: 10.14710/jmki.3.1.2015.%p

Abstract

Penderita Tuberkulosis dengan status Basil Tahan Asam (BTA) positif dapat menularkan ke 1015 orang lain setiap tahunnya, sehingga penemuan kasus penting dilaksanakan. Cakupan penemuan kasus tuberkulosis dengan BTA positif di Kabupaten Semarang tahun 2009 jauh di bawah cakupan nasional. Rendahnya disebabkan karena motivasi petugas yang kurang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang dapat menurunkan motivasi petugas TB dalam  penemuan kasus di Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif.  Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam, dan data sekunder dengantelaah dokumentasi. Subjek penelitian adalah petugas Tuberkulosis Paru di Puskesmas.  Pemilihan subjek dilakukan secara purposive. Informan utama berjumlah 18 orang, terdiri dari 6 orang perawat, 6 orang Analis dan 6 orang dokter kepala Puskesmas. Informan triangulasi adalah 6 orang petugas BP, dan satu orang Kasie P2M Dinkes Kabupaten Semarang. Analisis data dilakukan dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi  petugas rendah karena pekerjaannya merupakan penunjukkan pimpinan Puskesmas dan membutuhkan waktu yang lama serta berisiko tertular oleh penderita. Tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan kurang karena beban pekerjaan yang banyak, bekerja tanpa target dan motivasi. Petugas tidak mendapatkan kompensasi, membutuhkan dukungan dari pimpinan untuk mengeluarkan ide dan gagasan dalam penemuan kasus. Sarana transportasi untuk penemuan kasus tidak ada. Puskemas tidak memiliki rencana implementasi kebijakan program penemuan kasus, dan sistem supervisi terhadap cakupan penemuan kasus belum optimal. Disimpulkan bahwa motivasi petugas Tuberculosis Paru dalam penemuan kasus masih rendah, karena belum ada dukungan dan tanggung jawab masih kurang serta sistem kompensasi dan supervisi yang belum ada. Tuberculosis patients with positive acid fast bacilli (BTA) were able to infect 10-15 other people every year; therefore case detection was important to be implemented. Detection coverage of tuberculosis cases with positive BTA in Semarang district was far below national coverage. This low coverage could be caused by low motivation of tuberculosis (TB) health workers. Objective of this study was to analyze factors that decreased motivation of TB workers in conducting case detection in Semarang district. This was a qualitative study. Primary data collection was done by conducting in-depth interview; secondary data collection was done by conducting documentation review. Study subjects were lung tuberculosis workers in the primary healthcare centers. Subjects were purposively selected. The number of main informants was 18 people. The main informants were six nurses, 6 analysts, and six heads of primary health care centers. Triangulation informants were six polyclinic health workers, and one head of communicable disease control unit of Semarang district health office. Content analysis method was applied in the data analysis. Results of the study showed that motivation of TB workers was low due to the works were assigned by the primary healthcare centers leader, the work took longer time, and workers were at risk to get infection from patients. Responsibility to finish the works was low due to high amount of workload, work without target and motivation. TB workers did not get compensation; they needed support from the leader to express their ideas in the case detection. Transportation facility for case detection was not provided. The primary healthcare centers did not have planning to implement case detection program policy. Supervision system on case detection coverage was not optimal. In conclusion, motivation of lung tuberculosis workers in case detection was low. It was caused by no supports, insufficient responsibility, and no compensation and supervision.
PENINGKATAN KUALITAS REMAJA DALAM PENCEGAHAN PERILAKU SEKS BEBAS DAN BAHAYA HIV / AIDS PADA SISWA SLTA DI SMA MUHAMMADIYAH SUMOWONO Joyo Minardo; Zulmi Roestika Rini
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 4, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v4i1.106

Abstract

Pemahaman remaja tentang seks dan seksualitas yang sehat  masih sangat kurang, hal ini di buktikan  masih ada sekitar 60% remaja mengaku telah mempratekkan seks pra nikah dan 50% dari pengidap HIV dan AIDS adalah kelompok usia remaja. Rasa penasaran dan ingin tahu remaja tentang sex, menggugah perilaku  pada perbuatan –perbuatan yang mengarah pada percobaan dan bahkan melakukan perbuatan sex pranikah.. Siswa SMA muhammadiyah Sumowono, Kecamatan Sumowono, Kab Semarang termasuk kelompok remaja yang perlu mendapatkan pendidikan kesehatan terkait seks dan kesehatan reproduksi karena mayoritas masyarakat wilayah Sumowono menganggap tabu apabila berbicara tentang seks dan kultur budaya masyarakatnya masih minim untuk mendapatkan informasi tentang masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi. Tujuan dilakukan kegiatan pengabdian ini  agar para siswa mendapatkan informasi yang benar  tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi untuk mencegah terjadinya perilaku seks bebas dan dampak penyakit yang bisa ditimbulkannya. Metode pendekatan yang dilakukan yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi.Siswa sebelumnya dievaluasi pengetahuanya tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi pada remaja. Pendidikan kesehatan diberikan secara daring dengan bantuan media sosial yang dimiliki siswa. Hasil dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan didapatkanhasil sebagian besar siswa pemahamnanya baik tentang pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi sebesar 40.5 %, pemahamnan sangat baik 35.2 % serta yang pemahanya cukup 24.3 % Kesimpulan pengabdian kepada masyarakat  pada siswa SMA Sumowono Kab. Semarang terjadi peningkatan pemahaman dan pengetahuannya tentang pendidikan kesehatan seksualitas dan kesehatan reproduksi remaja untuk mencegah  perilaku seks bebas dan penyakit yang ditimbulkannya.Kata kunci: Seksualitas, kesehatan reproduksi, perilaku seks bebas.
KORELASI PEMBELAJARAN DARING (ONLINE) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI MASA PANDEMI COVID-19: The Correlation Between Online Learning and Student’s Motivation During Covid-19 Pandemic Siti Haryani; Joyo Minardo; Ana Puji Astuti
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 8 No. 4 (2022): JIKep | Oktober 2022
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.991 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v8i4.1281

Abstract

Belajar merupakan proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Sistem pembelajaran dalam jaringan (onine) adalah sistem pembelajaran tanpa tatap muka langsung antara dosen dan mahasiswa tetapi dilakukan secara online dengan menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun siswa berada di rumah. Sehingga guru dituntut untuk mampu merancang media pembelajaran sebagai suatu inovasi dengan memanfaatkan media online. Pembelajaran ini dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pembelajaran online dengan motivasi belajar siswa. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan validitas r >0,444 dan reliabilitas 0,885. Analisis data menggunakan Produt Moment Pearson's. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 152 siswa dengan teknik total sampling. Hasil Dari penelitian diketahui bahwa pembelajaran online dalam kategori baik 79,6%, motivasi siswa dalam motivasi tinggi 49,1%. Analisis bivariat memiliki hubungan antara pembelajaran online dengan motivasi belajar siswa dengan taraf signifikansi p=0,000.Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan antara pembelajaran online dengan motivasi belajar siswa. Saran dari penelitian ini adalah memelihara sistem pembelajaran dan motivasi belajar siswa.
Manajemen Nyeri Akut pada Post Laparatomi Apendisitis di RSJ Prof. Dr. Soreojo Magelang: Acute Pain Management in Post Laparotomy Appendicitis at RSJ Prof. Dr. Sorejojo Magelang Rafika Nur Nadianti; Joyo Minardo
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 5 No. 1 (2023): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v5i1.253

Abstract

Pain management in post-laparatomy pasients requires pain management with pharmacological an non-pharmacological therapeutic techniques. In pharmacological therapy technicques according to medical advice, in non-pharmacological techniques, patients are trained independently to be able to reduce their pain by using relaxation techniques. This paper aims to provide a descriptive in the management of acute post-laparotomy pain in indications of acute appendicitis. This type of research is descriptive through the implementation of nursing care approach. The samples used was a patient with post-laparotomy appendicitis with moderate to high pain levels. Management of acute pain post-laparotomy appendicitis pain was carried out for 3 days with nursing management. Pain management measurement was carried out using pharmacological and non-pharmacological methods by providing benzon relaxation techniques. The results of the patient are able to control and reduce pain non-pharmacologically by relaxing benzone, the patients respone is comportable and the condition of the wound is dry. Based on the nursing actions taken, it can be concluded that patients with acut post-laparatomy pain for indication of acute appendicitis after the benson relaxation technique is carried out correctly can control and reduce pain to scale 2 independently outside of administration of pharmacological drugs. It is hoped that from the case studies conducted, the Benzon relaxation technique can be applied to control and reduce pain in all conditions. ABSTRAK Manajemen nyeri pasien post laparatomi diperlukan penatalaksanaan nyeri dengan teknik terapi farmakologi dan non-farmakologi. Pada teknik terapi farmakologi sesuai dengan advis medis. Sedangkan pada teknik non-farmakologi pasien dilatih secara mandiri untuk dapat mengurangi nyerinya dengan menggunakan teknik relaksasi. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan deskriptif dalam pengelolaan nyeri akut post laparatomi pada indikasi apendisitis akut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan melalui pendekatan pelaksanaan asuhan keperawatan. Sampel yang digunakan adalah seorang penderita apendiksitis post laparotomy dengan tingkat nyeri sedang sampai tinggi.   Pengelolaan nyeri akut post laparotomy apendiksitis dilakukan selama 3 hari dengan pengelolaan asuhan keperawatan. Tindakan penatalaksanaan nyeri dilakukan dengan metode parmakologi dan non parmakologi dengan memberikan teknik relaksasi benzon. Hasil pasien mampu mengontrol dan mengurangi nyeri secara non parmakologi dengan relaksasi benzon, respon pasien nyaman dan kondisi luka kering. Berdasarkan tindakan keperawatan yang dilakukan dapat disimpulkan   pasien dengan nyeri akut post laparatomi atas indikasi apendisitis akut setelah dilakukan teknik relaksasi benson dengan tepat dapat mengontrol dan mengurangi nyeri hinga skala 2 secara mandiri diluar waktu pemberian obat secara parmakologi. Diharapkan dari studi kasus yang dilakukan teknik relaksasi benson dapat diterapkan untuk mengontrol dan mengurangi nyeri pada keadaan nyeri akut pada semua kondisi. 
Upaya Deteksi Penyakit Degeneratif untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat pada Warga RT 03, RW 01 Kelurahan Candirejo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang Joyo Minardo; Siti Haryani; Ana Pujiastuti; Maksum Maksum; Fiktina Vifri Ismiryam
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.135 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i1.1600

Abstract

Degenerative disease is a health condition that deteriorate tissues or organs over time. Degenerative disease can be classified into three groups, namely cardiovascular, neoplastic, and nervous system.. WHO stated that degenerative disease is the most common cause of death in the world that has become a global epidemic, especially in countries with medium and small income. The residents of RT 03 RW 01 Candirejo Sub-district have the potential to suffer degenerative disease caused by unhealthy lifestyle. This service activity was aimed to help the residents receive proper information about degenerative disease and detect its indicators by checking blood pressure, blood sugar, cholesterol, and uric acid that can be used as a reference for their health status. The approach method is by giving health education about various degenerative diseases and its prevention, as well as medical examination. From the results after conducting service activity on the residents, most of the residents’ knowledge about degenerative disease and its prevention by improving healthy lifestyle are at value 33.3% for very good understanding, 47.6% good understanding, and 19.1% sufficient understanding. Additionally, the results of medical examination shows that 15 people have increased blood pressure from minor to medium, 5 people have increased blood sugar above normal, 5 people have increased cholesterol above normal, and 3 people have increased uric acid.From the results above, , the residents knowledge and understanding of degenerative diseases have increased. Furthermore, from the medical examination results, there are some residents who have increased their blood pressure, blood sugar, cholesterol, and uric acid above normal.ABSTRAKPenyakit degenerative adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ tubuh memburuk dari waktu kewaktu. Penyakit degenerative diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu kardiovaskular, neoplastic, dan system saraf. WHO menyatakan penyakit degenerative merupakan penyakit penyebab kematian terbesar didunia yang telah menjadi epidemic global terutama dinegara dengan tingkat pendapatan sedang dan kecil. Warga masyarakat RT 03 RW 01 kelurahan candirejo termasuk warga masyarakat yang mempunyai potensi mengalami penyakit degenerative yang diakibatkan oleh faktor resiko gaya hidup tidak sehat. Tujuan dilakukan kegiatan pengabdian ini agar para warga mendapatkan informasi yang benar tentang penyakit degenerative dan deteksi terhadap indicator terjadinya penyakit degenerative pada warga melalui pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol dan asam urat yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan pemeliharaan terhadap status kesehatanya Metode pendekatan yang dilakukan yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang macam penyakit degenerative dan upaya pencegahannya serta melakukan pemeriksaan kesehatan Hasil dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan didapatkanhasil sebagian besar warga pemahamnanya baik tentang penyakit degenerative dan upaya pencegahanya dengan memperbaiki pola hidup sehat sebesar 33.3 % pemahamnan sangat baik, 47,6 % pemahamannya baik, serta 19.1 % pemahamannya cukup. Sedangkan hasil pemeriksaan kesehatan pada warga didapatkan hasil ada 15 warga mengalami peningkatan tekanan darah dari ringan sampai sedang, 5 warga gula darah meningkat diatas normal, 5 warga kolesterol meningkat diatas normal, dan 3 warga mengalami peingkatan asam urat. Kesimpulan pengabdian kepada masyarakat terjadi peningkatan pemahaman dan pengetahuannya tentang penyakit degenerative dan upaya pencegahanya, serta terdapat beberapa warga yang hasil pemeriksaan terhadap tekanan darah, gula darah, kolesterol dan asam urat mengalami peningkatan diatas normal.