Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Implementasi Deteksi Perkembangan Anak Melalui Pelatihan KPSP ( Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) pada Guru TK Islam Nurul Izzah Siti Haryani; Ana Puji Astuti; Joyo Minardo; Kartika Sari
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.678 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i1.1622

Abstract

Development is an increase in abilities (skills) in more complex body structures and functions in a regular and predictable pattern, as a result of the maturation process. The purpose of this activity is to provide an overview of the detection of child development through training. The method used is to provide KPSP training (Pre-Development Screening Questionnaire) to teachers at Nurul Izzah Kindergarten in order to detect the development of students according to their age. The result of this activity is that 100% of teachers participate in developmental detection training using KPSP and the development of students who are carried out for developmental detection is in accordance with their age(100%).ABSTRAKPerkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan gambaran tentang deteksi perkembangan anak melalui pelatihan. Metode yang digunakan yaitu memberikan pelatihan KPSP (Kuesioner pra Skrining Perkembangan) kepada para guru di TK Nurul Izzah agar dapat mendeteksi perkembangan para siswa sesuai usianya. Hasil kegaiatan ini adalah 100 % guru mengikuti pelatihan deteksi perkembangan dengan menggunakan KPSP dan perkembangan siswa yang dilakukan deteksi perkembangan sudah sesuai dengan usianya (100%).
Tepid Sponge sebagai Upaya Penanganan Hipertermi di TK Islam Nurul Izzah Siti Haryani; Ana Puji Astuti; Joyo Minardo; Kartika Sari
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 2 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.345 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i2.1959

Abstract

The incidence of fever often increases the morbidity and mortality rates in children under five. Based on the survey results in March 2022, it showed that 87% of Nurul Izzah Kindergarten children had experienced fever accompanied by an increase in temperature above normal. Fever can cause hyperthermia. Hyperthermia is an increase in body temperature above normal (above 37.7oC). If hyperthermia is not treated properly, it can cause seizures which can hamper the development of the child. The purpose of this activity is to provide an overview of the treatment of hyperthermia with the tepid sponge procedure. The method used is to provide health education with the demonstration method of the tepid sponge procedure. The result of this activity is that 92% of participants can explain and demonstrate again about the Tepid Sponge procedure.ABSTRAKKejadian demam seringkali meningkatkan angka keasakitan dan angka kematian pada Balita. Berdasarkan hasil survey bulan Maret 2022, menunjukkan bahwa 87% anak-anak TK Nurul Izzah pernah mengalami demam disertai penigkatan suhu diatas normal. Demam dapat menyebabkan hipertermi. Hipertermi merupakan peningkatan suhu tubuh diatas normal (diatas 37,7oC). Jika hipertermi tidak ditangani secara baik dapat menyebabkan kejang yang akan mempengaruhi perkembangan anak. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan gambaran tentang penanganan hipertermi dengan prosedur tepid sponge . Metode yang digunakan adalah memberikan penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi prosedut tepid sponge. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta 92% dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan kembali tentang prosedur Tepid Sponge ..
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA ASPIRASI BENDA ASING PADA ANAK TODDLER TERHADAP PENGETAHUAN IBU: Influence of Health Education on First Aid for Aspiration in Toddler to Mother's Knowledge Siti Haryani; Joyo Minardo; Ana Puji Astuti
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. 5 (2023): JIKep | Oktober 2023
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i5.1761

Abstract

Pendahuluan: Kecelakaan pada toddler diantaranya adalah aspirasi benda asing. Pada anak toddler kemampuan mengeksplor lingkungan sekitar karena rasa ingin tahu yang tinggi. Jika anak dan orang tua mendapatkan informasi dan bimbingan antisipasi pencegahan kecelakaan, maka kecelakaan dapat dicegah. Studi pendahuluan yang dilakukan melalui kader didapatkan informasi bahwa kurang lebih 3 anak yang  mengalami aspirasi benda asing dalam  satu tahun  terakhir. Data mengenai  aspirasi  benda  asing juga didapatkan  melalui wawancara terhadap 5  ibu  yang  berada  di  wilayah  Candirejo  mengatakan belum  pernah  mendapatkan  informasi  tentang  penanganan  aspirasi  benda asing dari petugas kesehatan maupun media informasi lainnya. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh Pendidikan kesehatan tentang aspirasi benda asing terhadap pengetahuan ibu. Metode: rancangan analitik komparatif dengan pendekatan   cross sectional. Jumlah sampel  penelitian ini adalah 36 ibu yangg mempunyai anak toddler (1-3 tahun) . Sebelum dilakukan pengambilan data terlebih dahulu dilakukan pemberian informed consent. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan melalui Pendidikan Kesehatan tentang pertolongan pertama aspirasi benda asing pada anak toddler. Pengukuran pengetahuan dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan Pendidikan Kesehatan. Hasil: ada perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan Pendidikan Kesehatan dengan nilai p-value 0.000 (<0.05).. Kesimpulan: Pendidikan kesehatan efektif mengingkatkan pengetahuan Ibu dalam pemberian pertolongan aspirasi pada anak. Karena itu, kegiatan  pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai kebutuhan masyarakat