Claim Missing Document
Check
Articles

KETERSEDIAAN AREA KERJA PADA EKS-KAPAL CANTRANG UNTUK MENGOPERASIKAN JARING INSANG OSEANIK (The Availability of working areas on the Ex-Cantrang Vessels to operate the Oceanic Gills Net) Muhammad Najib Islam; Yopi Novita; Budhi Hascaryo Iskandar
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 16, No 1 (2020): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.16.1.1-7

Abstract

Pelarangan cantrang menyebabkan kapal-kapal yang selama ini mengoperasikan cantrang harus melakukan penggantian alat penangkapan ikan. Alat penangkapan ikan pengganti yang dominan dipilih oleh para pemilik eks-kapal cantrang adalah jaring insang oseanik. Penggantian cantrang dengan jaring insang oseanik pada eks-kapal cantrang dikhawatirkan akan berdampak terhadap keselamatan kerja nelayan di laut. Salah satu faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja nelayan di laut adalah ketersediaan area kerja di atas dek. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan area kerja pengoperasian jaring insang oseanik pada kapal jaring insang oseanik dan menilai kesesuaian area kerja pengoperasian jaring insang oseanik pada eks-kapal cantrang. Analisis data menggunakan metode deskriptif komparatif dan numerik komparatif antara area kerja pengoperasian jaring insang oseanik pada eks-kapal cantrang dan kapal jaring insang oseanik. Parameter yang dibandingkan adalah ketersediaan area kerja di atas dek dan area kerja bagi setiap ABK saat mengoperasikan jaring insang oseanik, baik pada tahapan setting, hauling, maupun handling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan area kerja pengoperasian jaring insang oseanik pada kapal jaring insang oseanik sebesar 33,27 – 35,77 m2 saat setting, 43,20 – 45,55 m2 saat hauling, dan 14,93 – 15,70 m2 saat handling. Ketersediaan area kerja bagi ABK untuk mengoperasikan jaring insang oseanik pada pada kapal jaring insang oseanik untuk tahapan setting sebesar 1,79 – 1,89 m2/orang, untuk tahapan hauling sebesar 1,18 – 1,23 m2/orang, dan untuk tahapan handling sebesar 1,44 – 1,51 m2/orang. Ketersediaan area kerja pada eks-kapal cantrang mencukupi untuk mengoperasikan jaring insang oseanik, kecuali eks-kapal cantrang yang memiliki bangunan tambahan pada area dek kerja utama.  Prohibition of cantrang causes the vessels operate cantrang should do a replacement fishing gear. Replacement fishing gear chosen by the owners of the vessels is oceanic gill nets. The replacement of cantrang to the oceanic gill nets on ex-cantrang vessels feared would affect the safety of fishermen at sea. One of the factors that affect the safety of fishermen at sea is the availability of working areas on deck. This research aimed to identify  the availability of working areas to operate oceanic gill nets on the oceanic gill nets vessels and assess the suitability of working areas on ex-cantrang vessels to operate oceanic gill nets. Data analysis used the comparative descriptive and numerical comparisons methods between the working areas of ex-cantrang vessels and oceanic gill nets vessels. Parameters compared was the availability of a working areas on deck  and working areas for crews when operating oceanic gill nets, both when setting, hauling, and handling catches. The results showed that the the availability of a working areas to operate an oceanic gill nets on the oceanic gill nets vessels is 33.27 - 35.77 m2 during setting, 43.04 - 43.55 m2 during hauling, and 14.93 - 15,70 m2 during handling.  The availability of a working areas for crew members to operate oceanic gill nets while setting was 1.79 – 1.89 m2/person, when hauling was 1.18 – 1.23 m2/person, and when handling was 1.44 – 1.51 m2/person. The availability of working areas on the ex-cantrang vessels is sufficient to operate oceanic gill nets, except for the the ex-cantrang vessels that has additional buildings on the main working deck area.
KERAGAMAN BENTUK KAPAL PENANGKAP IKAN YANG BERBASIS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG (The Diversity of Fishing Vessels Shape in Brondong Fisheries Port Area) Pringgo Kusuma Dwi Noor Yadi Putra; Yopi Novita; Budhi Hascaryo Iskandar
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 16, No 4 (2020): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.16.4.235-242

Abstract

Program bantuan kapal penangkap ikan yang diberikan oleh pemerintah kepada nelayan memiliki banyak kendala sehingga banyak kapal bantuan tersebut tidak digunakan secara optimal. Salah satu faktor kapal tersebut tidak digunakan adalah tidak sesuainya antara bentuk kapal dengan karakteristik dan kebiasaan nelayan setempat, seperti yang terjadi di daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Oleh karena itu, perlu dilakukannya kajian terlebih dahulu untuk mengetahui keragaman bentuk kapal penangkap ikan di daerah tersebut. Kajian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi dan menentukan jumlah keragaman bentuk kapal penangkap ikan di daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Data parameter bentuk kapal yang dibutuhkan adalah bentuk linggi haluan, linggi buritan, bentuk penampang membujur kasko, bentuk midship dan jenis kemudi. Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode survei dan dikelompokkan dengan menggunakan metode hierarchical clustering. Hasil kajian menghasilkan dua kelompok bentuk kapal tradisional yang berbeda satu sama lain. Kelompok pertama beranggotakan kapal yang menggunakan linggi haluan berbentuk spoon bow, linggi buritan yang berbentuk elliptical stern dan kasko kapal dengan penampang membujur berbentuk double pointed. Kelompok kedua beranggotakan kapal yang menggunakan linggi haluan berbentuk raked bow, linggi buritan berbentuk transom dan kasko kapal dengan penampang membujur berbentuk transom. Fishing vessel assistance program provided by the government has a lot of obstacles, causing many ships are not being used optimally by fishermen. The incompativility between the forms of the ships with the characteristics and habits of local fishermen, such as in the Brondong Fisheries Port area. Therefore, a study to determine the diversity forms of fishing vessels in the area needs to be done. The purpose of this study was to identify and determine the diversity forms of fishing vessels in the Brondong Fisheries Port area. The required vessel shape parameter data is the shape of bow, stern, steering type, cross section and midship of hull. The data is collected using survey methods and grouped by hierarchical clustering method. The results showed that there were two traditinoal ship design groups. The first group consists of ships that have a spoon-shaped bow, elliptical stern and a double pointed cross hull. The second group consists ships that have raked bow, transom stern and transom hull.
Kualitas Stabilitas Kapal Payang Pelabuhan Ratu Berdasarkan Distribusi Muatan Yopi Novita; Neni Martiyani; Reni Eva Ariyani
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 1 No. 1 (2014)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.843 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v1i1.58

Abstract

A good stability of a fishing vessel determines the safety and the success of fishing operation. One of the critical factors affecting the quality of fishing boat’s stability is the on board loads arrangement. However, it is generally ignored by traditional fishermen, such as fishermen of payang boat. This condition may increase the possibility of capsizing as a result of less stability. A payang fishing boat should have a good stability. It is because while conducting fishing operation, this fishing boat should be capable of quick manoeuvering. This research aimed to analyse the stability of the boat in an existing loads arrangement and determine the arrangement for the better stability.  This research was conducted in two phases. The first phase was conducting a survey which to capture existing condition. The second one was developing a simulation of loads arrangement to gain the better parameter of stability. The results showed that the typical loads arrangement applying by traditional fishermen (existing condition) resulted on poor stability. Better stability was produced by placing more cargos under deck and avoiding overload on the deck.
PENGARUH DISTRIBUSI MUATAN TERHADAP STABILITAS KAPAL PURSE SEINE MODIFIKASI DI KABUPATEN BULUKUMBA Hery Sutrawan Nurdin; Budhi Hascaryo Iskandar; Mohammad Imron; Yopi Novita
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 4 No. 7 (2017)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.652 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v4i7.3122

Abstract

Kapal perikanan memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis kapal lainnya. Salah satu jenis kapal perikanan yang membutuhkan stabilitas tinggi pada saat beroperasi yaitu kapal purse seine. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kualitas stabilitas kapal purse seine hasil modifikasi dari kapal kargo. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan. Bahan yang digunakan yaitu masing-masing 1 unit kapal purse seine modifikasi, kapal kargo Bulukumba dan kapal purse seine Bulukumba. Alat yang digunakan untuk menganalisis stabilitas kapal purse seine modifikasi yaitu satu set komputer dan software PGZ. Data yang digunakan yaitu data karakteristik kapal. Analisis data dilakukan secara numerik dan komparatif. Stabilitas kapal sampel dianalisis pada tiga kondisi muatan. Hasil penelitian menunjukkan kapal purse seine modifikasi memiliki nilai KG yang rendah pada semua kondisi muatan. Nilai KG kapal purse seine modifikasi yang rendah disebabkan oleh konsentrasi muatan yang besar berada di bawah geladak kapal. Desain kapal purse seine modifikasi yang memiliki nilai D cukup besar menyebabkan nilai KG, GM dan GZ kapal menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas stabilitas kapal. Kualitas stabilitas kapal purse seine modifikasi telah memenuhi kriteria IMO dengan kualitas stabilitas terbaik pada kondisi PM-K3. Nilai stabilitas kapal purse seine modifikasi cenderung memiliki nilai yang hampir sama dengan kapal kargo Bulukumba.
Design of Purse Seine Fishing Vessel Modification at Bulukumba South Sulawesi Province Yopi Novita; Budi Harscahyo Iskandar; Mohammad Imron; Hery Sutrawan Nurdin
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v6i2.1106

Abstract

Bulukumba regency is well known by international community as the areas of phinisi shipbuilding. Shipbuilding procces in Bulukumba Regency made a traditional dockyard system. The skills used the experience from generation to generation. Limited investment was one of the problems, so that the construction of the ship in Bulukumba the craftsman forced to modification the cargo ship to be the fishing vessel. The aim of the research is comparing the design character of the purse seiner modification toward cargo ship and purse seiner in Bulukumba. This research done with make a measurement, observationand direct interview. Calculation and ship drawing methods used the naval architecture method. Data analyzed a numeric, comparative and descriptive set. Result of the study showed a principal dimension of purse seiner modification tend to have the same value with cargo ship in Bulukumba. Value of principal dimension of purse seiner modification is smaller than purse seiner in Bulukumba. Freeboard of purse seiner modification is high. The hull of purse seiner modification have a round bottom type, so it can reduce resistance value. Character of coefficient of fineness purse seiner modification tend to have the same value with cargo ship. The coefiicient of fineness value of purse seiner modification smaller than of purse seiner in Bulukumba.
Integrasi Rancangan Sistem Observasi Kapal Permukaan Otomatis dengan Google Earth Mahesa G. A. Satria; Indra Jaya; Yopi Novita
Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi Vol 8 No 2 (2016): Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi
Publisher : Pusat Teknologi Instrumentasi dan Otomasi (PTIO) Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/joki.2016.8.2.3

Abstract

Wahana permukaan tak berawak (unmanned surface vehicle (USV)) atau wahana permukaan otomatis (autonomous surface vehicle (ASV)) merupakan sebuah wahana (vehicle) berbentuk kapal di permukaan (surface) air yang dapat bergerak tanpa awak di dalamnya secara otomatis. USV dapat digunakan di perairan yang tidak dapat dilalui kapal dengan awak. Perkembangan USV di dunia sudah pesat, namun belum diimbangi dengan baik perkembangannya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan membuat USV yang bersifat autonomous, yaitu bergerak secara otomatis berdasarkan waypoint. Tahapan penelitian meliputi perancangan USV, uji coba sistem observasi kapal permukaan otomatis. Uji coba dilakukan dengan mengukur durasi oleng wahana di atas air dan mengukur akurasi GPS, kemudian menjalankan wahana pada lintasan lurus, zigzag, parallel, dan berbentuk S. Waktu oleng wahana sebesar 3 detik, akurasi GPS CEP 50% sebesar 1,9 meter dan 2DRMS 95% sebesar 4,7 meter. Selisi jarak terbesar waypoint dengan lintasan aktual pada lintasan lurus sumbu x sebesar 2,05 m dan sumbu y sebesar 1,27 m, lintasan zigzag sumbu x sebesar 2,63 m dan sumbu y sebesar 3,73 m, lintasan parallel sumbu x sebesar 4,82 m dan sumbu y sebesar 3,98 m, lintasan S sumbu x sebesar 3,85 m dan sumbu y sebesar 4,49 m.
PENGARUH PEMASANGAN SIRDAM TERHADAP FREE SURFACE MUATAN CAIR PADA MODEL PALKA KAPAL PENGANGKUT IKAN HIDUP Yopi Novita; Budhi H Iskandar; Bambang Murdiyanto; Budy Wiryawan; Hariyanto Hariyanto
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.907 KB) | DOI: 10.15578/jppi.18.1.2012.61-68

Abstract

Muatan cair merupakan salah satu jenis muatan yang ada di atas kapal.  Sebagaimana sifat muatan cair, apabila di bagian permukaannya tidak dibatasi, maka akan munculah permukaan bebas.  Pengaruh permukaan bebas bagi kapal adalah dapat mempengaruhi posisi titik berat yang pada akhirnya akan mengurangi kualitas stabilitas kapal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemasangan sirip peredam dalam mengurangi efek permukaan bebas di dalam model palka. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Model palka yang telah dipasangi sirip peredam di sepanjang sisi dalamnya diisi dengan air laut dan kemudian digoyang-goyangkan sebagaimana gerakan rolling kapal terjadi. Selanjutnya, profil permukaan dan waktu redam permukaan bebas pada model kapal yang dilengkapi dan yang tidak dilengkapi dengan sirip peredam diamati dan dianalisis.  Dari hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan sirip peredam mampu mengurangi efek free surface di dalam model palka.Liquid cargo in a ship is one kind of cargo that has free surface.  The effect of free surface on board might influence center of gravity position that cause lack of ship’s stability. The objective of the research is to analyze the effect of free surface damper constructed in the fish hold model. The research was carried out by experimental method. A fish hold model with and without free surface damper constructed in it was filled with sea water, then the profile and damping duration of free surface effect on fish hold model were observed and analyzed. The result show that the fish hold model with free surface damper is  able to decrese significantly of free surface effect on the fish hold model.   
STATUS PEMANFAATAN IKAN DI SELAT ALAS PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT Didik Santoso; Mulyono S Baskoro; Domu Simbolon; Yopi Novita; Mustaruddin Mustaruddin
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 21, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.071 KB) | DOI: 10.15578/jppi.21.2.2015.87-94

Abstract

Upaya untuk pengelolaan perikanan tangkap yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif adalah dengan menentukan status pemanfaaatan ikan, khususnya ikan yang bernilai ekonomi penting sebagai tahap awal. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan status pemanfaatan ikan khususnya ikan-ikan yang bernilai ekonomi penting di Selat Alas Propinsi NTB. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat pemanfaatan adalah dengan menggunakan potensi maksimum lestari dari Schaefer. Penelitian dilakukan di desadesa nelayan di sekitar Selat Alas Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Status pemanfaatan cumi-cumi (Loligo edulis) adalah sebesar 140,4%, tongkol (Euthynnus affinis) sebesar 156,6%, dan kerapu sebesar (Ephinephelus sp) 197,2% tergolong status over exploited. Sedangkan ikan cakalang (Katsuwanus pelamis) 72,6%, dan kakap merah (Lutjanus campechanus) sebesar65,7% berada dalam status moderately exploited. The effort of capture fisheries management which is based on the concept of efficiency is to achieve comparative and competitive advantages is by determine the status of utilization of fish, particularly fish its worth economy important as the early stage. The aim of this research is to determine utilization status fish catch, particularly fish its worth economy important in the Alas Strait of West Nusa Tenggara Province. The method has been used to determine the level of utilization of fish by using the maximum sustainable yield of Schaefer.The study was conducted in the fishing villages around the Alas Strait West Nusa Tenggara Province. Utilization status of squid (Loligo edulis) is 140,4%, small tuna (Euthynnus affinis) is 156,6%, and grouper (Ephinephelus sp) is 197,2 in the state of over exploited. While the utilization of status of skipjack tuna (Katsuwanus pelamis) is 72,6% and red snapper (Lutjanus campechanus) is 65,7% in the state of moderately exploited.
KAJIAN DESAIN KAPAL PURSE SEINE TRADISIONAL DI KABUPATEN PINRANG (STUDY KASUS KM. CAHAYA ARAFAH) Muh. Arkam Azi; Budhi Hascaryo Iskandar; Yopi Novita
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 1 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.046 KB) | DOI: 10.29244/core.1.1.69-76

Abstract

Kapal perikanan merupakan kendaraan utama nelayan untuk menuju kefishing ground dan mengangkut alat tangkap khususnya purse seine. Di Kabupaten Pinrang kapal dibangun secara tradisional tanpa perhitungan naval arsitektur. Dimana alat tangkap purse seine di Kabupaten Pinrang mempunyai ukuran panjang jaring 220 depah dengan kedalaman jaring 36 m.  Purse seine juga merupakan alat tangkap yang menangkap ikan bersifat schooling fish, sehingga harus memiliki kapasitas besar dan desain yang sesuai dengan alat tangkap yang dibawanya. Oleh karena itu penelitian ini mengkaji desain kapal purse seine di Kabupaten pinrang dengan menggunakan study kasus dan dianalisis dengan simulasi numerik sehingga mengahasilkan kapal di Kabupaten Pinrang memiliki model kasko yang berbentuk round bottom dan body yang ramping serta  rasio dimensi kapal sudah sesuai dengan kapal-kapal (encircling) di Indonesia. Pada nilai koefisien bentuk hanya Cp dan Cw yang berada pada kisaran sehingga sesuai dengan tahanan gerak pada kapal encircling di Indonesia.Kata kunci:kapal perikanan, purse seine, desain, dimensi
BENTUK LINGGI HALUAN KAPAL PENANGKAP IKAN (KURANG DARI 30 GT) Tri Nanda Citra Bangun; Yopi Novita; Budhi Hascaryo Iskandar
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.653 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.127-137

Abstract

Haluan kapal merupakan bagian terdepan yang terkena dampak secara langsung terhadap gelombang laut. Di Indonesia, haluan kapal ikan memiliki keragaman dan ciri khusus yang disesuaikan dengan karakteristik setiap daerahnya. Bentuk haluan kapal ikan diduga disesuaikan dengan unit alat tangkap, daerah penangkapan ikan, dan daerah pembuatan kapal. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi bentuk linggi haluan kapal berdasarkan jenis alat tangkap, daerah penangkapan, dan daerah pembuatan kapal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan studi pustaka. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan parameter alat tangkap yang digunakan, daerah penangkapan ikan, dan daerah pembuatan kapal. Melalui proses survei dan studi pustaka, diperoleh tiga puluh kapal sampel. Kapal sampel teridentifikasi menjadi dua bentuk linggi haluan, yaitu bentuk haluan miring (raked bow) dan bentuk haluan sendok (spoon bow). Berdasarkan hasil analisa, bentuk linggi haluan dibuat masyarakat nelayan di galangan kapal dengan mempertimbangkan suatu kebiasaan suatu daerah dalam membuat kapal.Kata kunci: bentuk haluan kapal, kapal ikan, raked bow, spoon bow.