Claim Missing Document
Check
Articles

PURA AGUNG DALEM DIMADE DI DESA GULIANG, BANGLI, BALI (POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL DI SMA) Ni Luh Sulandari .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .; Drs. I Made Pageh,M.Hum. .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i3.11405

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Pakraman Guliang Kangin, Bangli, Bali yang bertujuan untuk mengetahui : (1) Guliang dijadikan sebagai Pengasingan dan Sejarah berdirinya Pura Agung Dalem Dimade di Desa Pakraman Guliang Kangin; (2) Pura Agung Dalem Dimade sebagai Pemujaan Dinasti Kepakisan; dan (3) Potensi sebagai sumber pembelajaran sejarah Lokal. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sehingga langkah yang dilakukan adalah (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) Heuristik (pengumpulan data) dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumen, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Pencarian informan ditentukan dengan cara Snowball sampling. Penentuan informan diawali dengan menentukan informan kunci, kemudian dikembangkan sampai data lengkap. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa : (1) Pura Agung Dalem Dimade berdiri pada tahun 1665 (pada abad ke-17), sejarah berdirinya Pura ini dilatarbelakangi pada saat Ida Dalem kesah ke Desa Guliang, karena terjadinya pemberontakan di Gelgel, sehingga beliau diasingkan ke Desa Guliang, disana beliau membangun Puri serta Merajan untuk memuja para leluhurnya di pengasingan, setelah beliau wafat Puri dan Merajannya dijadikan Pura oleh masyarakat Desa Guliang. (2) Pura Agung Dalem Dimade kini dijadikan sebagai Pemujaan Dinasti Kepakisan di Bali yang piodalannya diperingati 210 hari atau pada hari Anggar Kasih Prangbakat. (3) Potensi yang ada di Pura Agung Dalem Dimade yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar sejarah adalah dari aspek sejarah, aspek politik, aspek gotong-royong dan kebersamaan.Kata Kunci : Sejarah, Pura Agung Dalem Dimade dan Sumber Belajar Sejarah. This research was conducted in Pakraman Guliang Kangin village, Bangli, Bali which aims to know : (1) Guliang serve as exile and history of the establishment Agung Dalem Dimade temple in the Pakraman Guliang Kangin village; (2) Agung Dalem Dimade temple as worship dynasty of Kepakisan; and (3) Potential as a source of local history learning. This research is a historical research, so the steps that must be done is (1) the technique of determining the location of research, (2) technique for determining informants, (3) Heuristics (data collection) by using observation, interview, study documents, source criticism, interpretation, and historiography. Informant search is determined by snowball sampling. The determination of informant begins with determining key informants, then developed until the complete data. Based on the results of the study found that : (1) the Agung Dalem Dimade temple stood in 1665 (in the 17th century), the history of the founding of this temple was motivated when Ida Dalem moved to the Guliang village, because of the rebellion in the Gelgel, so he was exiled to the Guliang village, there he built “Puri” and “Merajan” to worship his ancestors in exile, after he died the “Puri” and the “Merajannya” was made a temple by the villagers Guliang. (2) the Agung Dalem Dimade temple is used as worship of dynasty Kepakisan in Bali which ceremony commemorated 210 days or on Anggar Kasih Prangbakat day. (3) the potential that exists in the Agung Dalem Dimade temple that can be used as a source of learning history is from aspects of history, political aspects, aspects of mutual cooperation and mutuality. keyword : History, Agung Dalem Dimade temple,and source of learning history.
Pura Tampurhyang Sebagai Pusat Kawitan Catur Sanak Di Desa Songan. ( Sumber Belajar Sejarah Di SMA) Jro Kadek Mudiartha .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .; Drs. I Made Pageh,M.Hum. .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i3.11406

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah terkait dengan tujuan penelitian: (1) sejarah Pura Tampurhyang dijadikan pusat Kawitan Catur Sanak di Desa Songan, Kintamani, Bangli, Bali (2) Aspek-aspek yang bisa di implementasikan dari hasil penelitian ini sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dengan langkah-langkah: (1) penentuan lokasi penelitian, (2) penentuan informan, (3) pengumpulan data, (4) teknik penjaminan keaslian data (tringulasi data, tringulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) sejarah Pura Tampurhyang dijadikan pusat Kawitan Catur Sanak dikarenakan kedatangan Mpu Semeru datang ke Tampurhyang dan membuat seorang putra yang dikenal Mpu Kamareka. Dari Mpu Kamareka menurunkan dua orang Putra buncing (Mpu Gnijaya Mahireng dan Ni Ayu Cemeng), kemudian menikah dengan saudara, dari pernikahan tersebut menurunkan lima orang putra, empat laki-laki dan seorang putri yaitu: Mpu Kayu Ireng, Mpu Made Celagi, Mpu Nyoman Tarunyan, Mpu Kayuan, dan Ni Ayu Kayu Selem. Kemudian tempat bersemayamnya Mpu Kamareka dijadikan sebuah pura yang dikenal dengan Pura Tampurhyang yang merupakan pusat Kawitan Sang Catur Sanak (Kayu Selem, Celagi, Tarunyan, Kayuan) lan Bali Mula. (2) Aspek-aspek yang dimiliki oleh pura Tampurhyang yang bisa diimplementasikan sebagai sumber belajar sejarah lokal di SMA yaitu: (a) aspek historis, (b) aspek arsitektur dari Pura Tampurhyang. Kata Kunci : Pura Tampurhyang, Sumber Belajar Sejarah This research aims to solve problems related to research objectives: (1) The history of Pura Tampurhyang become the center of Kawitan Catur Sanak in Songan Village, Kintamani, Bangli, Bali (2) Aspects that can be implemented from the results of this study as a source of learning history in high school. This research is a type of qualitative research, with steps: (1) determination of research location; (2) determination of informants; (3) data collection; (4) Data authentication assurance techniques (Triangulation of data, Tringulation method); (5) data analysis technique. The results showed that: (1) The history of Pura Tampurhyang became the center of Kawitan Catur Sanak due to the arrival of Mpu Semeru came to Tampurhyang and made a son known Mpu Kamareka. From Mpu Kamareka bring down two son buncing (Mpu Gnijaya Mahireng dan Ni Ayu Cemeng), Then married to a sister, the marriage was down to five sons, four men and a daughter namely: Mpu Kayu Ireng, Mpu Made Celagi, Mpu Nyoman Tarunyan, Mpu Kayuan, and Ni Ayu Kayu Selem. Then place bersemayamnya Mpu Kamareka made a temple known as Pura Tampurhyang which is the center of Kawitan Sang Chatur Sanak (Kayu Selem, Celagi, Tarunyan, Kayuan) and Bali Mula; (2) Aspects of Tampurhyang temple that can be implemented as a source of learning local history in high school that is: (a) Historical aspect (b) Architectural aspects of Pura Tampurhyang keyword : Tampurhyang tample, Learning Resources History
Tradisi Ngejot di Desa Lenek, Aikmel, Lombok Timur (Potensinya Sebagai Media Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 2 Aikmel) Fiani Yulistia .; Dr. I Ketut Margi, M.Si .; Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum. .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i3.12552

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lenek, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, NTB. penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui latar belakang adanya tradisi ngejot di Desa Lenek, (2) mengetahui tradisi ngejot dapat dipertahankan oleh masyarakat Desa Lenek, (3) mengetahui nilai-nilai karakter yang ada dalam tradisi ngejot di Desa Lenek, (4) mengetahui cara memamfaatkan tradisi ngejot sebagai media pendidikan karakter melalui pembelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Aikmel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah, (1) metode penentuan informan, (2) metode pengumpulan data (teknik observasi, teknik wawancara, teknik studi dokumentasi), (3) metode validitas data, (4) metode analisis data, (5) penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) latar belakang adanya tradisi negejot di Desa Lenek, untuk mempererat silaturhomi, menjaga solidaritas antar sesama, (2) tradisi ngejot dipertahankan oleh masyarakat Desa Lenek, karena adanya faktor kepercayaan, faktor budaya, meningkatkan solidaritas sosial, faktor pendidikan, pemenuhan kebutuhan akan keselamatan, (3) nilai-nilai karakter yang ada dalam tradisi ngejot yaitu religius, cinta damai, disiplin, tanggung jawab, peduli lingkungan, (4) pemanfaatan tradisi ngejot sebagai media pendidikan karakter melalui pembelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Aikmel yaitu sebagai ajang pengenalan budaya terhadap siswa, agar nantinya budaya tersebut bisa memperkaya materi pembelajaran sejarah dan karakter siswa.Kata Kunci : Ngejot, Media Pendidikan Karakter, Pembelajaran Sejarah. This research was conducted in the Lenek village, Aikmel district, East Lombok Regency, NTB. The aims of study: (1) to know the background of the tradition of ngejot in the village of Lenek, (2) to know the tradition of ngejot can be maintained by the villagers of Lenek, (3) to know the values of characters that exist in tradition ngejot in Lenek Village, (4) ) to know how to utilize tradition ngejot as character education media through learning history in SMA Negeri 2 Aikmel. This reseach used descriptive qualitative method with steps, (1) determination the informant, (2) data collection (observation , interview technique, engineering studies document ), (3) data validity, (4)data analysis, (5) writing the research result. The results showed that (1) Background of the negejot tradition in the village of Lenek, (2) the tradition of ngejot is maintained by the people of Lenek Village, due to the belief, cultural factor, social solidarity, the education factor, the fulfillment of the need for safety, (3) the values of the characters that exist in the tradition ngejot (rligius, love of peace, discipline, responsibility, care for the environment), (4) the use of ngejot tradition ngejot as a medium of character education through learning history in SMA Negeri 2 Aikmel that is as a place of cultural recognition of the side, so that later culture can enrich the learning material of history and character of student.keyword : Ngejot, Media Character Education, Teaching History
CANDI JAWI DI KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS Mukti Ali Asyadzili .; Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum. .; Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum. .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 8 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v8i1.12675

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui sejarah berdirinya Candi Jawi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (2) Mengetahui struktur Candi Jawi (3) Mengetahui fungsi Candi Jawi (4) Mengetahui pemanfaatan Candi Jawi untuk dijadikan sumber belajar sejarah bagi siswa Sekolah Menengah Atas . Dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap: (1) Menentukan lokasi penelitian di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (2)Teknik penentuan informan (3)Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen, Dalam penelitian ini menghasilkan temuan, yakni: (1) Candi Jawi dapat dijadikan sumber belajar sejarah kepada siswa sekolah menengah atas mengenai pembelajaran sejarah dengan menggunakan media komik Candi Jawi sehingga mampu memberikan sumbangan atau kontribusi positif dalam dunia pendidikan dalam hal ini meningkatkan motivasi belajar siswa (2) Candi Jawi ini dapat dijadikan sumber belajar sejarah mengenai perbedaan pemahaman konsep belajar sejarah berbantuan media komik Candi Jawi sehingga mampu memberikan sumbangan atau kontribusi positif dalam dunia pendidikan dalam hal ini meningkatkan pemahaman konsep siswa (3) Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai referensi pemahaman konsep siswa dengan menggunakan media komik Candi Jawi sehingga mampu memberikan sumbangan atau kontribusi positif dalam dunia pendidikanKata Kunci : Candi Jawi , Sumber Belajar Sejarah, Sekolah Menegah Atas This research aims to (1) Know the history of the founding of Jawi Temple in Pasuruan, East Java (2) Knowing the structure of Jawi Temple (3) Knowing the function of Jawi Temple. (4) Knowing the utilization of Jawi Temple to be a source of history learning for high school students. In this research, using qualitative method with stages: (1) Determine the location of research in the Village Temple Wates, District Prigen, Pasuruan, East Java ((2) Technique determination of informant (3) Technique of collecting data through observation, interview, and document study, In this research, the findings are: (1) The results of this study can provide information on learning history of comic media assisted Candi Jawi so as to contribute or a positive contribution in the world of education in this case improve student learning motivation and further research (2) The results of this study can provide information about the different understanding of the concept of learning history-aided comic comic Candi Jawi so as to contribute or a positive contribution in the world of education in this case improves students' understanding of concepts and further research (3) The results of the study provide information about the reference understanding of student concepts by using comic media Jawi Temple so as to contribute or positive contribution in the world of educationThe results of the study provide information about the reference understanding of student concepts by using comic media Jawi Temple so as to contribute or positive contribution in the world of educationkeyword : Jawi Temple, Source of Learning History, Senior High School
Dari Masjid Jami’ Ke Masjid Pahlawan di Desa Airkuning Jembrana Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Tahun 1945-1973 di SMA FITRIYANAH .; Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum. .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 6 No. 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i3.14942

Abstract

Secara umum tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengatahui proses berubahnya nama Masjid Jami’ menjadi Masjid Pahlawan di Desa Airkuning; (2) untuk mengetahui fungsi Masjid Jami’ pada masa Revolusi Fisik tahun 1945-1950 di Desa Airkuning; (3) untuk mengetahui nilai-nilai yang dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah yang berkaitan dengan Masjid Pahlawan di Desa Airkuning. Penelitian ini secara metodologis menggunakan pendekatan kualitatif, teknik penentuan informan dengan purposive sampling dan informan terus dikembangkan dengan teknik snowball. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan: (1) Wawancara ; (2) Observasi partisipasi agar observasi partisipasi bisa terarah, maka ditetapkan aspek-aspek yang di observasi; (3) Analisis Dokumen. Hasil penelitian ini menunjukan hasil bahwa (1) proses perubahan nama masjid jami menjadi masjid pahlawan di karenakan faktor sejarah dimana masjid Jami berperan penting pada masa revolusi fisik 1945-1950 sebagai tempat persembunyian senjata, yang di bawa oleh rombongan I Gusti Ngurah Rai dari Jawa sebagai pertahan melawan serdadu Belanda, mengacu pada peristiwa tersebut masyarakat Airkuning ingin Masjid Jami memiliki nilai sejarah yang terus di kenang keberadaannya, sehingga penduduk Desa Airkuning menginginkan perubahan nama Masjid Jami menjadi Masjid pahlawan untuk mengenang kejadian pada masa Revolusi Fisik 1945-1950. atas dasar kesepakatan bersama pada tahun 1973 bergantilah nama masjid Jami menjadi Masjid Pahlawan serta di resmikan oleh bapak presiden Soeharto pada tahun 1996 menetapkan masjid sebagai peninggalan bersejarah (2) fungsi khusus masjid Jami selain sebagai tempat beribadah umat muslim pada masa revolusi fisik yaitu sebagai tempat persembunyian peti yang berisikan senjata dan bahan peledak, yang di sembunyikan di dalam masjid tepatnya di bagian atap masjid (3) nilai-nilai yang terdapat pada masjid pahlawan sebagai sumber pembelajaran sejarah antara lain (a) nilai religius (b) nilai sosial budaya (c) nilai patriotisme (d) nilai toleransi (e) nilai kepahlawanan, masjid jami menjadi salah satu komponen pendukung dalam keberhasilan pemuda desa saat melawan serdadu Belanda yang ada di Jembrana. Kata Kunci : Masjid, revolusi Fisik 1945-1950, sumber belajar sejarah In general the purpose of this study is (1) to know the process of changing the name of the mosque jami become mosque hero in Airkuning village (2) to know the function of mosque mosque jami during physical revolution 1945-1950 (3) to know the values that can be used as a historical learning resource related to the hero mosque in Airkuning village This research methodologically using qualitative approach, technique of determination of informant with purposive sampling and informant continue to be developed by snowball technique. in the data collecting researcher use (1) interview (2) participant observation, so that observation of participation can be focused then in applying aspects observed (3) document analysis The results of this study show that (1) the process of changing the name of the mosque jami become a hero mosque in because of the historical factor where the mosque Jami played an important role during the physical revolution 1945-1950 as a weapon hideout, brought by entourage I Gusti Ngurah Rai from Java as defense against Dutch soldiers, referring to the event the Airkuning people want the Jami Mosque has a historical value that continues in the memory of its existence, so that the residents of the Airkuning Village want to change the name of the Jami Mosque into a hero's mosque to commemorate the events of the 1945-1950 Physical Revolution. on the basis of a collective agreement in 1973 to replace the name of the mosque Jami became the Mosque of Heroes and inaugurated by the father of President Soeharto in 1996 set the mosque as a historic relic. (2) the special function of the Jami mosque as a place to worship Muslims during the physical revolution as a hiding place of a crate containing weapons and explosives, hidden in the mosque precisely in the roof of the mosque (3) the values contained in the mosque heroes as a source of historical learning, among others (a) religious values (b) socio-cultural values (c) patriotism value (d) value of tolerance (e) hero value, jami mosque became one of the supporting components in the success of village youth against the Dutch soldiers is in Jembrana.keyword : Mosque, Physical Revolution 1945-1950, source of learning history
SEJARAH PERDAGANGAN ANTARPULAU SAPEKEN - SANGSIT SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DAFID RAHMAN .; Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum. .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 8 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v8i2.14956

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perdagangan antarpulau Sapeken – Sangsit tetap bertahan sampai saat ini; 2) Dinamika Perdagangan antarpulau Sapeken – Sangsit; dan 3) Memahami nilai-nilai yang terdapat dari sejarah Perdagangan antarpulau Sapeken – Sangsit sebagai sumber belajar sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan menggunakan langkah-langkah: Heuristik (mencari jejak-jejak atau sumber sejarah) dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, studi perputakaan, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa (1) Perdagangan antarpulau Sapeken – Sangsit tetap bertahan sampai saat ini disebabkan beberapa faktor yaitu: a) faktor geografis; b) faktor harga komoditas dagang yang murah; dan c) faktor konsumen. Selain itu sarana fisik pendukung bertahannya perdagangan antarpulau Sapeken – Sangsit, seperti: a) perkapalan; b) pelabuhan laut; dan c) pusat pendaratan ikan (PPI). (2) Dinamika perdagangan antarpulau Sapeken – Sangsit sejak lama sudah terjalin dan dilanjutkan secara turun temurun oleh generasi ke generasi, seperti: a) alur perdagangan ikan Sapeken; b) alur perdagangan Sangsit – Sapeken; dan c) proses ekspor-impor barang dagang. (3) Nilai-nilai sejarah yang terdapat dalam perdagangan antarpulau Sapeken – Sapeken sebagai sumber belajar sejarah, seperti: a) nilai toleransi; b) nilai kerjasama; c) nilai pantang menyerah; d) tanggung jawab; dan e) cinta tanah air.Kata Kunci : Perdagangan antarpulau, nilai-nilai sejarah, sumber sejarah. This study aims to determine: 1) Sapeken - Sangsit inter-island trade continues to this day; 2) Diversity of inter-island trade Sapeken - Sangsit; and 3) Understanding the values contained in the history of Sapeken - Sangsit inter-island trade as a source of historical learning. The method used in this study is the method of historical research using the steps: Heuristics (searching traces or historical sources) by using observation techniques, interviews, documentation, study perputakaan, source critic, interpretation and historiography. From the results of this study can be seen that (1) Sapeken - Sangsit inter-island trade persisted until now due to several factors namely: a) geographical factors; b) cheap commodity price factors; and c) consumer factors. In addition to the physical facilities supporting the endurance of inter-island trade Sapeken - Sangsit, such as: a) shipping; b) seaports; and c) fish landing center (PPI). (2) The dynamics of inter-island trade of Sapeken - Sangsit have long been interwoven and continued for generations by generations, such as: a) Sapeken fish trade flow; b) the Sangsit - Sapeken trading line; and c) import-export process of merchandise. (3) Historical values contained in Sapeken inter-island trade - Sapeken as a source of historical learning, such as: a) the value of tolerance; b) value of cooperation; c) unyielding value; d) responsibility; and e) love the homeland.keyword : Inter-island trade, historical values, historical sources.
INTEGRASI UMAT HINDU DENGAN ISLAM DI DESA TEGALLINGGAH, SUKASADA BULELENG BALI, SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH Nurus Shobah .; Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum. .; Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd. .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i1.14964

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui terjadinya integrasi umat Hindu dengan Islam di Desa Tegallinggah, (2) menganalisis proses terjadinya integrasi umat Hindu dengan Islam, (3) mengetahui Faktor-faktor integrasi yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Penelitian ini mengunakan pendekatan sosial. (1) penentuan jenis penelitian, (2) lokasi penelitian, (3) teknik penentuan informan, (4) teknik pengumpulan data meliputi (observasi, wawancara, studi dokumen, sampai analisis data): dengan teknik deskriptif kualitatif, analisis data digunakan untuk mengolah data menjadi informasi, agar karakteristik data mudah dipahami. Hasil penelitian menunjukan bahwa integrasi umat Hindu dengan Islam terjadi karena adanya peminjaman identitas Bali – Islam, seperti ngejot, Subak Bali-Islam, dan adanya peminjaman identitas kebudayaan Bali. Proses integrasi umat Hindu dengan Islam tidak bisa lepas dengan adanya interaksi yang intens antara masyarakat yang beragama Hindu dan Islam karena adanya kepentingan yang sama baik ekonomi dan sosial. Adapun Faktor- faktor Integrasi umat Hindu dengan Islam yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran ada tiga yaitu: (1) faktor sosial, (2) faktor ekonomi, dan (3) faktor budaya. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menyumbang sebagai sumber pembelajaran sejarah di sekolah. Kata Kunci : Integrasi, Peminjaman Identitas Nyama Bali-Nyama Selam, Sumber Pembelajaran Sejarah. This research aims to (1) know what happened integration of Hindus and Islam in Tegallinggah Village (2) analyze the process of integration of Hindus and Islam (3) know the factors of integration that serve as a source of learning history. This research uses qualitative approach sosio-cultural. (1) determinethe Typeof the research, (2) Thelocation of the research, (3) The technique to choose informant, (4) The technique of collecting data, consistof (observation, interview, document study, and to analysis data). Whith technique descriptive qualitative, data analysis is used to prosessing data be informed , order characteristics data easy to understand.The results show that Hindu-Islam integration occurs because of the borrowing of Balinese-Islamic identity, such as ngejot, Subak Bali-Islam, and the lending of Balinese cultural identity. The process of integration of Hindus-Islam cannot be separated by the intense of interaction between Hindu and Islamic societies because of the same interests both economic and social. The Hindu-Islam Integration factors as the source of learning are three: (1) social factors (2) economic factors, and (3) cultural factors. We hope this can be donate as a source of learning history. keyword : Integration, borrowing identity nyama Bali-NyamaSelam , History Learning Source
CANDI JABUNG DI DESA JABUNG CANDI, PAITON, PROBOLINGGO, JAWA TIMUR (SEJARAH, FUNGSI, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) NAJI SHOLEH .; Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum. .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i1.15154

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Sejarah Candi Jabung (2) Struktur Candi Jabung (3) Fungsi Candi Jabung (4) Candi Jabung sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Lokasi penelitian ini berada di Desa Jabung Candi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan menggunakan langkah-langkah penulisan (1) heuristik (pengumpulan data) melalui tahapan observasi, studi dokumen, dan wawancara (2) kritik sumber (3) interpretasi melalui penafsiran deskriptif kualitatif, dan (4) historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Candi Jabung diperkirakan telah berdiri pada tahun 1236 Saka atau 1354 Masehi berdasarkan angka tahun yang ada diatas pintu masuk candi pada masa pemerintahan Hayam Wuruk zaman Kerajaan Majapahit (2) Struktur bangunan candi bersifat agama Budha yang memiliki ciri-ciri dengan adanya kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu serta berfungsi sebagai tempat pemujaan leluhur keluarga raja, saat ini Candi Jabung berfungsi sebagai objek wisata sejarah (3) Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan Candi Jabung sebagai sumber belajar secara konkrit kepada peserta didik di sekolah, karena banyak nilai-nilai yang terkandung didalamnya yang belum diketahui. Di harapkan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai sumber belajar sejarah di SMA.Kata Kunci : Candi Jabung, Sejarah, Struktur, Fungsi, dan Sumber Belajar This study aims to describe (1) History of Jabung Temple (2) Building structure (3) Function of Jabung Temple (4) Candi Jabung as a source of history in high school. The location of this research is located in Jabung Candi Village, Paiton Subdistrict, Probolinggo Regency, East Java. The method used in this research is historical method by using writing steps (1) heuristics (data collection) through the stages of observation, document studies, and interviews (2) source critic (3) interpretation through qualitative descriptive interpretation, and (4) historiography. The results of this study indicate that (1) Jabung Temple is estimated to have been established in 1236 Saka or 1354 AD based on the number of years that existed above the entrance of the temple during the reign of Hayam Wuruk era Majapahit Kingdom (2) The structure of the temple building is a Buddhist religion that has characteristics with the presence kamadhatu, rupadhatu, and arupadhatu and serves as a place of worship ancestor of the royal family, today Jabung Temple serves as a historical tourist attraction (3) This study aims to introduce Jabung Temple as a source of learning in concrete to students in schools, because many of the values contained therein which is unknown. Hopefully this research can give benefit as a source of learning history in high school.keyword : Jabung Temple, History, Structure, Function, and Learning Resources
PURA SIWA SILA GATRA PADANG BULIA, SUKASADA, BULELENG, BALI (SEJARAH, STRUKTUR DAN FUNGSI SERTA POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL DI SMA) Komang Gede Arya Bawa .; Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum. .; Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd. .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 8 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v8i2.18121

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sejarah berdirinya Pura Siwa Sila Gatra di Desa Padang Bulia, Sukasada, Buleleng, Bali, (2) struktur dan fungsi Pura Siwa Sila Gatra, dan (3)potensi yang terdapat di Pura Siwa Sila Gatra di Padang Bulia yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah di SMA. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitin sejarah meliputi:(1) Pengumpulan data (heuristic) dengan Observasi, Wawancara, dan Studi dokumen. (2) Kritik Sumber. (3) Interpretasi dan (4) Historiografi. Hasil penelitian menujukkan bahwa: sejarah Pura Siwa Sila Gatra memiliki kaitan erat dengan ditaklukannya Tamblingan oleh Majapahit yang membuat masyarakat Tamblingan bermigrasi ke berbagai daerah. Struktur Pura Siwa Sila Gatra menggunakan konsep dwi mandala yaitu jeroan dan jaba sisi. Fungsi Pura Dalem Jawa yaitu (1) fungsi religius, (2) fungsi sosial, (3) fungsi ekonomi (4) fungsi hiburan, dan (5) fungsi pendidikan. Adapun potensi Pura Siwa Sila Gatra ialah aspek historis, aspek peninggalan meliputi pelinggih lontar, meru tumpang pitu, dan pendidikan karakter. Kata Kunci : sejarah, Pura Siwa Sila Gatra, sumber belajar sejarah This study aims to determine: (1) the history of the establishment of Shiva Sila Gatra Temple in Padang Bulia Village, Sukasada, Buleleng, Bali, (2) the structure and function of Shiva Sila Gatra Temple, and (3) the potential contained in Siwa Sila Gatra Temple in Padang Bulia which can be used as a source of historical learning in high school. The research method used is the method of historical research including: (1) Data collection (heuristics) with Observation, Interviews, and Study documents. (2) Source Criticism. (3) Interpretation and (4) Historiography. The results of the study show that: the history of Siwa Sila Gatra Temple has a close connection with the conquest of Tamblingan by Majapahit which made the Tamblingan community migrate to various regions. Siwa Sila Gatra Temple structure uses two mandala concepts, inner temples and outer temples. The functions of the Siwa Sila Gatra Temple are (1) religious functions, (2) social functions, (3) economic functions (4) entertainment functions, and (5) educational functions. The potential of Shiva Sila Gatra Temple is a historical aspect, inheritance aspects include pelinggih lontar, meru tumpang pitu, and character education.keyword : history, Siwa Sila Gatra Temple, a source of learning history
Sejarah dan Struktur Banua Menyali, di Buleleng - Bali : Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA I Komang Edi Heliana .; Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum. .; Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd. .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 7 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i2.18131

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Latar belakang empat desa yang memiliki sebuah ikatan membentuk suatu Banua Meyali, (2) Hubungan sosial keagamaan empat desa sebagai pencerminan dari hubungan Banua Menyali, (3) Sejarah dan struktur Banua Menyali di Buleleng – Bali dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sehingga langkah-langkah yang dilakukan adalah (1) Heuristik; (2) Kritik Sumber; (3) Interpretasi; (4) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Banua Menyali telah ada pada tahun 1044-an, dilatarbelakangi seorang tokoh dari Desa Menyali bernama Jero Pasek Sakti Menyali melakukan persemedian di Pura Puncak Mangu (di daerah Desa Lemukih). Dan mendapatkan paica (anugrah) berupa Padi Berbuah Ketupat, dan Kapas Mebuah Kamen ; (2) Hubungan sosial keagamaan empat desa sebagai pencerminan dari hubungan Banua Menyali nampak pada aspek Ritual Bersama (Keagamaan), Pelaksanaan Gotong Royong, dan aspek Pengaturan Sistem Perkawinan; (3) Banua Menyali di Buleleng – Bali dapat digunakan sebagai sumber belajar Sejarah di SMA karena mengandung nilai historis sebagai salah satu peninggalan sistem kemasyarakatan dari konsep Bali Aga yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah lokal di SMA.Kata Kunci : Banua Menyali, Pencerminan Hubungan Banua, dan Sebagai Sumber Belajar The purpose of this study was to find out (1) the background of the four villages that had a bond forming a Banua Meyali, (2) the social relations of the four villages as a reflection of Banua's relationship, (3) the history and structure of Banua in Baleleng - Bali used as a source of historical learning in high school. This research is a historical research, so the steps taken are (1) Heuristics; (2) Source Criticism; (3) Interpretation; (4) Historiography. The results of this study indicate that, (1) Banua Menyali existed in the year 1044, against the background of a figure from Menyali Village named Jero Pasek Sakti Conducting a ceremony at Puncak Mangu Temple (in the Lemukih Village area). And get paica (gift) in the form of Padi Berbuah Ketupat, and Kapas Mebuah Kamen; (2) The socio-religious relationship of the four villages as a reflection of the Banua Menyali relationship appears in the aspects of the Joint Ritual (Religious), the Implementation of Mutual Cooperation, and aspects of the Regulation of the Marriage System; (3) Banua Spread in Buleleng - Bali can be used as a source of learning History in high school because it contains historical value as one of the social system inheritance from the Bali Aga concept which can be used as a source of learning local history in high school.keyword : Banua Menyali, Reflection of Relationships Banua and As Learning Resources
Co-Authors ., ABDUL GOFAR ., DAFID RAHMAN ., Dania Fakhrunnisa ., Fiani Yulistia ., FIRDAUS RAMADANI ., FITRIYANAH ., I Komang Edi Heliana ., I Made Cita Adnyana ., Ilham Yahya ., Jro Kadek Mudiartha ., Komang Gede Arya Bawa ., M BUSAR ., Meri Yuliani ., Mukti Ali Asyadzili ., NAJI SHOLEH ., Ni Komang Arya Kusuma Dewi ., Ni Luh Sulandari ., NUR MINAH ., Nurus Shobah ., Purwa Aditya ., SHOLEH ABDUL GOFAR . Albertus Agas Anak Agung Bagus Wirawan Anak Agung Ngurah Anom Kumbara Andi Noprizal Sahar Arta, K.S. DAFID RAHMAN . Dania Fakhrunnisa . Desak Made Oka Purnawati Desak Oka Purnawati Desi Wulandari, Ni Putu Dr. Tuty Maryati,M.Pd . Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum . Drs. I Wayan Mudana,M.Si. . Fahrizal Yunus Fiani Yulistia . FIRDAUS RAMADANI . FITRIYANAH . Hedwi Prihatmoko Heni Nursafitri I Gusti Made Aryana I Kadek Adi Widiastika I Kadek Meiana Adi Putra I Ketut Ardhana Ardhana, I Ketut Ardhana I Komang Edi Heliana . I Made Cita Adnyana . I Nengah Suastika I Nyoman Ananta Wasistha I Nyoman Tri Esaputra I Wayan Pardi I Wayan Putra Yasa I Wayan Sumerata I Wayan Surya Eka Saputra I.W.P. Yasa Ida Ayu Gede Megasuari Indria Ida Ayu Made Rai Saraswati Ilham Yahya . J. Susetyo Edy Yuwono Jro Kadek Mudiartha . K.S. Arta Ketut Sedana Arta Ketut Sedana Artha Komang Gede Arya Bawa . Krisna Hendro Setiono M BUSAR . M Fathurrahim Alviansyah M.Si Drs. I Ketut Margi . Meri Yuliani . Muhammad Rivai Mukti Ali Asyadzili . NAJI SHOLEH . Nana Supriatna Ni Ketut Anggriani Ni Komang Arya Kusuma Dewi . Ni Luh Arjani Ni Luh Sulandari . NUR MINAH . Nursafitri, Heni Nurus Shobah . Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA . Purnawati, Desak Oka Purwa Aditya . Putu Adi Sanjaya Putu Sukardja R. Ahmad Ginanjar Purnawibawa Riza Rizki Sukmarini Saraswati, Ida Ayu Made Rai Seruni, Yuri Sekar SHOLEH . Wayan Sugiartha Wirawan, I Gusti Made Arya Suta Yasa, I.W.P. Yunus, Fahrizal Yuri Sekar Seruni