Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pelatihan Pengkayaan Pakan Pada Kelompok Pembudidaya Udang Sistem Backyard Di Kabupaten Barru Hamsah Hamsah; Asni Anwar; Murni Murni; Abdul Malik; Andi Khaeriyah; Muhammad Ikbal; Darmawati Darmawati
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v4i3.787

Abstract

AbstrakMasyarakat di wilayah pesisir Desa Madello Kecamatan Balusu Kabupaten Barru memanfaatkan pekarangan rumah sebagai tempat budidaya udang vaname skala pembenihan melalui sistem backyard.  Kendala utama yang sering dialami oleh kelompok pembudidaya udang “Pantai Palie” Desa Madello adalah rendahnya kelulushidupan udang yang umumnya terjadi pada fase mysis ke fase pascalarva, sehingga perlu penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan hasil panennya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menyikapi masalah tersebut adalah menerapkan penggunaan prebiotik mannanoligosakarida (Bio-MOS) pada pakan alami Artemia sp. sebagai pakan larva udang untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode diskusi, koordinasi, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan kepada mitra. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat, kelompok pembudidaya udang “Pantai Palie” menjadi mengetahui dan terampil melakukan pengkayaan pakan alami Artemia sp. dengan Bio-MOS, sehingga dapat meningkatkan kelulushidupan udang pada stadia mysis ke pascalarva.  Saran yang diberikan dalam kegiatan ini adalah sebaiknya dilakukan pendampingan lanjutan terkait penggunaan Bio-MOS pada pakan Artemia sp. serta pelatihan manajemen usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sebagai pengelola pada usaha pembenihan sistem backyard di Desa Madello,Kabupaten Barru.Kata Kunci: udang vaname, backyard, Artemia sp., mannanoligosakarida (Bio-MOS).AbstractCommunities in the coastal area of Madella Village, Balusu District, Barru Regency use their home yards as a place for cultivation vanname shrimp on a hatchery scale through the backyard system.  The main obstacle that is often experienced by the "Palie Beach" shrimp farming group is the low survival rate of shrimp, which generally occurs from the mysis phase to the postlarva phase, so it is necessary to apply appropriate technology to increase crop yields. One of the efforts made to address this problem is to apply the use of prebiotic mannanoligosaccharides (Bio-MOS) in natural feed Artemia sp. as feed for shrimp larvae to increase the nutritional value of feed. The method of implementing the activities is carried out using the methods of discussion, coordination, counseling, training and mentoring to partners. Based on the results of community service activities, the "Palie Beach" shrimp farming group became aware of and skilled in enriching the natural feed of Artemia sp. with Bio-MOS, so that it can increase the survival of shrimp from the mysis stage to post-larvae. The advice given in this activity is that further assistance should be carried out regarding the use of MOS in Artemia sp feed as well as business management training to improve the quality of human resources as managers in a backyard hatchery business in Madello Village, Barru Regency.Key Word: vanname shrimp, backyard, Artemia sp., mannanoligosaccharides (Bio-MOS).
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN PENAMBAHAN Saccharomyces cerevisiae TERHADAP RESPONS IMUN DAN SINTASAN IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) Muh. Amri Maulana; Hamsah Hamsah; Darmawati Darmawati; Muhamad Ikbal; Rahmi Rahmi
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 10, No 2 (2021): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v10i2.7544

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis S. cerevisiae pada pakan terhadap respons imun dan sintasan ikan kakap putih (L. calcarifer). Pemeliharaan dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Setiap perlakuan diberi pakan komersil yang telah diberi penambahan S. cerevisiae 5 g/kg pakan (perlakuan B); 10 g/kg pakan (perlakuan C); 15 g/kg pakan (perlakuan D) dan perlakuan tanpa penambahan S. cerevisiae (control/perlakuan A). Metode pengambilan darah dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan spluit 1 mℓ, sampel darah diambil melalui intravena ikan uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan penambahan S. cerevisiae memberikan pengaruh yang nyata (P0,05) terhadap respons imun dan sintasan ikan kakap putih dengan respons imun tertinggi pada perlakuan C (10 g/kg pakan).
PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DOLOMITE DAN KAPUR TOHOR DALAM MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP MOULTING, PERTUMBUHAN DAN SINTASAN UDANG VANAME Rusmali Yunus; Abdul Haris; Hamsah Hamsah
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 9, No 1 (2020): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v9i1.4000

Abstract

Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui  pengaruh dan dosis terbaik kapur dolomit CaMg(CO3)2) dan kapur tohor (CaO) dalam media budidaya terhadap moulting, pertumbuhan dan sintasan udang vanamei (Litopenaus vannamei). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Pada masing masing perlakuan diberi kapur dolomit dan tohor dengan dosis tiap perlakuan yaitu perlakuan A (Kapur dolomit 0gram dan kapur tohor 0gram), perlakuan B (Kapur dolomit 0,6gram dan kapur tohor 0gram), perlakuan C (Kapur dolomit 0,4gram dan kapur tohor 0,2gram) dan perlakuan D (Kapur dolomit 0,3gram dan kapur tohor 0,3gram). Udang uji dipelihara dalam akuarium 50x60x40 cm3 yang berisi air laut sebanyak 60 L dengan kepadatan tebar 1 ekor L-1. Hewan uji diberi perlakuan selama 60 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan C (Kapur dolomit 0,4gram dan kapur tohor 0,2gram) menghasilkan intensitas molting, pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan harian yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya, sedangkan untuk sintasan perlakuan B (Kapur dolomit 0,6gram dan kapur tohor 0gram) lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya.
EFEKTIVITAS LAMA PERENDAMAN FORMALIN TERHADAP PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasionodon hypopthalamus) Nurhayati Nurhayati; Burhanuddin Burhanuddin; Andi Chadijah; Hamsah Hamsah; Farhana Wahyu
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 10, No 2 (2021): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v10i2.7545

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas lama perendaman formalin terhadap prevelensi ektoprasit pada benih ikan Patin Siam (Pangasionodon hypopthalamus). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2021, di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan Balai Budidaya Air Payau Maros. Ikan patin siam yang terserang ektoparasit diperoleh dari BPBAP Maros sebanyak 50 ekor. Perlakuan yang dicobakan adalah perendaman larutan formalin dengan konsentrasi formalin dengan dosis 4 ppm dengan lama perendaman yang berbeda yang terdiri atas 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A 15 menit, perlakuan B 10 menit, perlakuan C 5 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa formalin efektif membasmi ektoparasit dengan hasil terbaik untuk prevalensi pada perlakuan A sebesar 20% dan kelangsungan hidup (SR) pada perlakuan B sebesar 80%.
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN PENAMBAHAN MANNANOLIGOSAKARIDA (MOS) TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Hamsah Hamsah; Darmawati Darmawati; Siti Nurhijrah
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 9, No 2 (2020): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v9i2.7071

Abstract

Mannanoligosakarida (MOS) merupakan prebiotik yang mampu memacu pertumbuhan mikroflora yang menguntungkan pada saluran cerna sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan organisme. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian pakan dengan penambahan MOS terhadap kinerja pertumbuhan udang vaname. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, yaitu penambahan MOS pada pakan komersil masing-masing 1%, 1,5%, 2%, dan kontrol (tanpa penambahan MOS). Pemeliharaan udang uji menggunakan waring berukuran 60x90x100 cm yang diletakkan dalam tambak dengan tinggi air ± 80 cm dengan kepadatan udang uji 60 ekor/waring.  Pemeliharaan dan pemberian pakan dilakukan selama 60 hari dengan frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari (pukul 05:00, 11:00, 17:00, dan 23:00 wita). Parameter uji meliputi specific growth rate (SGR), pertumbuhan mutlak, aktivitas enzim pencernaan, food convertion ratio (FCR) dan kualitas air sebagai data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan penambahan MOS mampu menghasilkan SGR, pertumbuhan mutlak, aktivitas enzim pencernaan, dan food convertion ratio (FCR) yang lebih baik dibandingkan kontrol. Penambahan MOS sebanyak 1% relatif lebih baik dibanding perlakuan lainnya (1,5% dan 2%).
Tampilan warna ikan maanvis, Pterophyllum scalare Schultze 1823, yang diberi pakan tepung udang dan tepung wortel [Color performance of angel fish, Pterophyllum scalare Schultze 1823 that fed shrimp meal and carrot meal] Agus Kurnia; Hamsah Hamsah; Wellem H. Muskita
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 13 No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v13i2.105

Abstract

The study was conducted to investigate the effect of shrimp head meal and carrot meal in the diet on the skin coloration of maanvis (Pterophyllum scalare). Measurement of skin coloration was performed after the fish fed four kinds of diet treatment supplied with: 40 g shrimp head meal/100 g diet (Diet A); 40 g carrot meal/100 g diet (Diet B); 20 g shrimp head meal + 20 g carrot meal / 100 g diet (Diet C) and one diet without add pigment source as a control diet. The fish fed three times a day for 40 days rearing. Measurement of skin coloration of fish was done in two times (seventh day and thirty fifth day of rearing) by using score sheet. In the seventh day of experiment, the skin color of maanvis in all of groups showed dominantly of silver color (45-92%) followed by yellow color (3-9%). Black color of the fish in A and D groups were 5% and 8%, while the fish in B and C group were 48% and 37%. In the end of experiment, the skin color of fish fed diet contained pigment (diet A, diet B, and diet C) showed increasingly in black color (39-61%) and yellow color (12-19%), while silver color of the fish fed diet contained pigment were decreasing between 20-45%. In con-clusion, the shrimp head meal and carrot meal supplemented in the diet could improve the skin color of maanvis. Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh tepung kepala udang dan tepung wortel sebagai sumber pewarna alami dalam pakan buatan terhadap warna ikan maanvis (Pterophyllum scalare). Penilaian persentase setiap jenis warna dan tingkat kecerahan warna ikan maanvis dilakukan setelah ikan uji diberi pakan yang mengandung tepung kepala udang dan tepung wortel dengan komposisi masing-masing perlakuan A (40 g tepung kepala udang per 100 g pakan), perlakuan B (40 g tepung wortel per 100 g pakan), perlakuan C (campuran 20 g tepung kepala udang dan 20 g tepung wortel per 100 g pakan), perlakuan D(kontrol) diberi pakan komersial dengan merek Takari selama 35 hari. Penilaian warna ikan maanvis dilakukan sebanyak dua kali yaitu penilaian awal (setelah 7 hari masa adaptasi pakan) dan penilaian akhir setelah 35 hari masa pemeliharaan. Penilaian warna ikan maanvis dilakukan dengan menggunakan Score Sheet yaitu suatu metode pengujian organoleptik berdasarkan warna dengan melibatkan panelis. Hasil penilaian menunjukkan bahwa persentase warna ikan maanvis pada awal penelitian pada semua perlakuan relatif didominasi oleh warna silver (berkisar 45-92%), warna kuning berkisar 3-9%, warna hitam pada perlakuan A dan D masing-masing 8% dan 5%, se-mentara warna hitam pada perlakuan B dan C masing-masing 48% dan 37%. Pada akhir penelitian, warna hitam dan kuning pada ikan maanvis yang diberi pakan perlakuan persentasenya meningkat masing-masing berkisar 39-61% dan 12-19% sedangkan warna silver persentasenya turun menjadi 20-45%. Hasil ini menyimpulkan bahwa pemberian kom-binasi tepung kepala udang dan tepung wortel dapat meningkatkan performa warna kulit ikan maanvis.
EFEKTIVITAS OKSIGEN TERLARUT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Risna Sri Wahyuni; Rahmi Rahmi; Hamsah Hamsah
Jurnal Perikanan Vol 12 No 4 (2022): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v12i4.356

Abstract

Salah satu parameter utama pada kualitas air yang memiliki pengaruh besar pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang vaname adalah oksigen terlarut. Kebutuhan oksigen terlarut pada semua organisme untuk melakukan proses respirasi, proses metabolisme atau pertukaran material dan menyediakan energi untuk pertumbuhan dan reproduksi. Kebutuhan oksigen udang vaname relatif tinggi seiring dengan peningkatan biomassa udang, sehingga persaingan penggunaan oksigen untuk respirasi membutuhkan suplai oksigen yang lebih banyak dari aerator. Tujuan penelitian ini adalah melihat bagaimana evektifitas aerasi oksigen terlarut pada pertumbuhan dan sintasan dari Litopeneaus vannamei Penelitian ini menggunakan RAL dengan 4 perlakuan tiga ulangan yaitu perlakuan A (4,56 mg/L), perlakuan B (4,68 mg/L), dan perlakuan C (4,75 mg/L). Peubah diamati yaitu pertumbuhan bobot mutlak (WG), laju pertumbuhan harian (SGR) dan sintasan (SR) serta rasio konversi pakan (FCR). Hasil penelitian memperlihatkan bagaimana oksigen terlarut berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap perlakuan. Kadar oksigen terlarut 4,7 mg/L dapat memberikan hasil terbaik terhadap laju WG yaitu sebesar 2,09 g, SGR yaitu sebesar 2,73, sintasan sebesar 90%, dan nilai FCR sebesar 1,69.  
PENGARUH KONSENTRASI BAKTERI Bacillus SpTERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN NILA SALIN (Oreochromis niloticus) PADA BUDIDAYA SISTEM BIOFLOK Islaely Amalya; Asni Anwar; Abdul Malik; A. Khaeriyah; Hamsah Hamsah; Akmaluddin Akmaluddin
OCTOPUS: JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 12, No 1 (2023): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v12i1.11856

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bakteri bacillus sp terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila salin (Oreochromis niloticus) pada budidaya sistem bioflok.  Perlakuan yang diujikan pada penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan yakni berupa pemberian bakteri bacillus dengan konsentrasi berbeda, kemudian peubah yang diamati terdiri dari kepadatan bakteri, keangsungan hidup, pertumbuhan, dan food conversi ratio (FCR).  Hasil pengukuran laju pertumbuhan harian ikan nila salin pada awal hingga akhir penelitian dengan kepadatan bakteri yang berbeda disetiap perlakuan memiliki peningkatan pertumbuhan tiap minggu tertinggi terdapat pada perlakuan D sebesar 4.18% dengan kepadatan bakteri 0,0034ml/1, sedangkan pertumbuhan terendah terdapat pada pelakuan A sebesar 3,79%dengan kepadatan bakteri 0,0028ml/l, seanjutnya tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan B dan D sebesar 100%, sedangkan perlakuan terendah terdapat pada perlakuan A sebesar 90%, sedangkan konversi pakan rata rata nilai tertinggi ikan nila salin (Oreochromis niloticus) terdapat pada perlakuan B sebesar 1,6%, sedangkan nilai terendah perlakuan D sebesar 1,43%, dan Berdasarkan hasil uji labolatorium didapatkan hasil logaritma Total bakteri tertinggi pada akhir penelitian terdapat pada pelakuan A sebesar 6,32 CFU/ml, sedangkan hasil logaritma total bakteri yang terendah pada akhir penelitian terdapat pada perlakuan C sebesar 5,65 CFU/ml, dan data kualitas perairan seama penelitian masih berada pada kisaran yang ayak bagi kehidupan ikan nila salin (Oreochromis niloticus)