Parino Rahardjo
Program Studi S1 PWK, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Published : 36 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)

STUDI POLA PERGERAKAN PENUMPANG DI TITIK TRANSIT (STUDI KASUS : STASIUN MRT BLOK M DAN TERMINAL BUS BLOK M, KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN) Felicia Sugita; Suryono Herlambang; Parino Rahardjo
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12839

Abstract

Blok M is the commercial centre area of Kebayoran Baru District, which has accessibility and a strategic position to the city of Jakarta. It also an area that is crossed by variety of public transportation and it not only serves residents at the sub-district level, but also residents of Jakarta. The existence of Terminal Bus Blok M and now there is MRT Station, it makes Blok M an intermodal transit area and also a destination for office, entertainment, and shopping. However, Transit Oriented Development area that should be able to connect between transportation modes, it has not been fully implemented well in Blok M. This study is conducted to determine about pedestrian mobility, pedestrian way conditions, and supporting activities in Blok M. The study is conducted using quantitative and qualitative analysis methods. A qualitative analysis to look at the profile of the pedestrian at the transit area, mobility of pedestrian, pedestrian way conditions, and supporting activities at the transit area. The quantitative analysis used to view the simulation of the estimated number of passengers based on the RDTR 2030 and PRK 2020. Based on studies conducted, the mobility in Blok M area is not maximized, only 30% of passengers change transportation modes. There are several criteria that have not been met for the condition of the pedestrian way in the Blok M, especially related to the conflict that occurs between pedestrians and private vehicle users. The supporting activity in this area are dominated by shopping centres and shops. Keywords:  Blok M; Mobility; MRT Station; Pedestrian; Terminal BusAbstrakKawasan Blok M merupakan kawasan pusat komersial Kecamatan Kebayoran Baru yang memiliki aksesibilitas dan kedudukan yang cukup strategis terhadap kota Jakarta dan menjadi salah satu kawasan yang dilintasi berbagai moda angkutan umum yang tidak hanya melayani penduduk tingkat kecamatan, tetapi juga melayani penduduk kota Jakarta. Keberadaan Terminal Bus Blok M, Transjakarta, kemudian sekarang ditambah dengan adanya jaringan Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) membuat Blok M menjadi kawasan transit intermoda dan menjadikan Blok M sebagai tujuan perkantoran, wisata hiburan dan wisata belanja. Namun pada kenyataannya kawasan TOD yang direncanakan seharusnya dapat menghubungkan antarmoda transportasi belum sepenuhnya terlaksana dengan baik di Kawasan Blok M. Studi ini dilakukan untuk mengetahui mobilitas penumpang, kondisi jalur pejalan kaki, dan aktivitas pendukung yang ada di kawasan Blok M. Kemudian studi dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif untuk melihat profil dari penumpang di titik transit, mobilitas penumpang, kondisi jalur pejalan kaki, dan aktivitas pendukung di titik transit. Kemudian, pendekatan kuantitatif digunakan untuk melihat simulasi dari proyeksi jumlah penumpang berdasarkan RDTR 2030 dan PRK 2020. Berdasarkan studi yang telah dilakukan, bahwa mobilitas yang ada di kawasan Blok M dapat dikatakan belum maksimal, hanya 30% penumpang yang melakukan perpindahan moda transportasi. Beberapa kriteria yang belum terpenuhi untuk kondisi jalur pejalan kaki yang ada di kawasan Blok M, terutama terkait masih adanya konflik yang terjadi antara pejalan kaki dengan pengguna kendaraan pribadi. Dan aktivitas pendukung yang paling mendominasi kawasan Blok M adalah pusat perbelanjaan dan pertokoan. 
STUDI TRANSFORMASI PASAR TRADISIONAL (OBJEK STUDI : PASAR KEBAYORAN LAMA, KELURAHAN KEBAYORAN LAMA UTARA, KECAMATAN KEBAYORAN LAMA, JAKARTA SELATAN) Julian Martin; Parino Rahardjo; Suryadi Santoso
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8874

Abstract

Kebayoran Lama Market is a market that build in the year 1987, managed by PD. Pasar Jaya and the rights usage life of Pasar Kebayoran Lama will be exhausted in March 2022. During 32 years old Kebayoran Market building stood, Pasar Kebayoran Lama has not been repaired thoroughly. The characteristic around Pasar Kebayoran Lama is dominated by residential and commercial area and adjacent to mass transportation mode. The activities that occur in the market and surrounding areas occur 24 hours a day and the activity of the activities to be three different locations in the building, around the site, and around the location and in the activities that occur there are 3 managers namely PD. Pasar Jaya, RW 01, and informal. For the physical condition of the market building has decreased in terms of function and aesthetics and caused Pasar Kebayoran Lama to lose its existence. In improving the image of traditional market then PD. Pasar Jaya responded by planning the market development associated with other functions to suit the development of the city at this time. The purpose of this research is to identify the basic principles of the re-planning (Redesign) Pasar Kebayoran Lama by observing the potential around the market, existing condition, and changes in the pattern of buying and selling in Kebayoran Lama market. In this study, use a qualitative approach to describe existing conditions and see the changes that occurred in Pasar Kebayoran Lama. The results of the research found that there were changes in the pattern of sellers and buyers who transact wholesale, and the market visitors are mostly domiciled from around the market that buys the needs of groceries. Keywords:  activity; development; revitalization; traditional market; transformation AbstrakPasar Kebayoran Lama merupakan pasar yang berdiri pada tahun 1987, dikelola oleh PD. Pasar Jaya dan Masa hak pakai Pasar Kebayoran Lama akan habis pada Maret 2022. Selama 32 tahun bangunan Pasar Kebayoran Lama berdiri, Pasar Kebayoran Lama belum pernah diperbaiki secara menyeluruh. Karakteristik di sekitar Pasar Kebayoran Lama didominasi oleh area hunian dan komersial serta berdekatan dengan moda transportasi massal. Aktivitas yang terjadi pada pasar dan sekitarnya terjadi 24 jam dalam sehari dan aktivitas kegiatan tebagi menjadi tiga lokasi berbeda yaitu dalam bangunan, sekitar tapak, dan sekitar lokasi serta pada kegiatan yang terjadi terdapat 3 pengelola yaitu PD. Pasar Jaya, RW 01, dan informal. Untuk kondisi fisik bangunan pasar sudah mengalami penurunan dari segi fungsi maupun estetika dan menyebabkan Pasar Kebayoran Lama semakin kehilangan eksistensinya. Dalam memperbaiki citra pasar tradisional maka PD. Pasar Jaya menanggapinya dengan merencanakan pengembangan Pasar yang dikaitkan dengan fungsi lain agar sesuai dengan perkembangan kota pada saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah Teridentifikasi Prinsip Prinsip dasar perencanaan kembali ( Redesign) Pasar Kebayoran Lama dengan memperhatikan potensi sekitar Pasar, kondisi eksisting, dan perubahan pola jual beli di Pasar Kebayoran Lama. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan kondisi eksisting dan melihat perubahan yang terjadi pada Pasar Kebayoran Lama. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat perubahan pola penjual dan pembeli yang bertransaksi secara grosir, dan pengunjung pasar sebagian besar berdomisili dari sekitar pasar yang membeli kebutuhan bahan pangan.
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BOROBUDUR HIGHLAND DENGAN KONSEP NOMADIC TOURISM (OBJEK STUDI: ZONA OTORITA KAWASAN PARIWISATA BOROBUDUR, KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH) Gabriela Bunga Permata Sari; Parino Rahardjo; Sylvie Wirawati
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 1, No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v1i2.4595

Abstract

The government issued 10 Priority Tourism Destinations consisting of 7 KSPN (National Tourism Strategic Areas) and 3 KEK (Special Economic Zones), one of which was Borobudur. The Borobudur Highland Tourism Area was developed with the concept of Nomadic Tourism determined by the Ministry of Tourism. However, there is no planning and development for this tourist area. With qualitative and quantitative methods, 8 analyzes were carried out, namely analysis of carrying capacity of the environment, location analysis, site analysis, analysis of nomadic tourism components, analysis of best practices, market analysis, plan analysis, development and investment analysis. The purpose and objective of this study is to develop a plan for the development and potential of products that will be developed in the Borobudur Highland Tourism Area with the concept of nomadic tourism. The results to be issued are development plans in the form of a master plan. AbstrakPemerintah mengeluarkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas yang terdiri dari 7 KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) dan 3 KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), salah satunya adalah Borobudur. Kawasan Wisata Borobudur Highland dikembangkan dengan konsep Nomadic Tourism yang ditentukan oleh Kementrian Pariwisata. Namun, belum ada perencaaan dan pengembangan untuk kawasan wisata ini. Dengan metode kualitatif dan kuantitatif dilakukan 8 analisis yaitu analisis daya dukung lingkungan, analisis lokasi, analisis tapak, analisis komponen nomadic tourism, analisis best practices, analisis pasar, analisis rencana pengembangan dan analisis investasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun rencana pengembangan dan potensi produk yang dikembangkan di Kawasan Wisata Borobudur Highland dengan konsep nomadic tourism. Hasilnya yaitu rencana pengembangan dalam bentuk masterplan.
RENCANA PENATAAN KAWASAN TRANSIT WATERWAY (TRANSPORTASI AIR) SUNGAI CISADANE KOTA TANGERANG Muhamad Ichsan Zafiri; Suryono Herlambang; Parino Rahardjo
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8885

Abstract

Tangerang City plans to develop water transportation in the context of providing transportation modes other than land transportation, the transportation development plan is the development of water transportation by utilizing the cisadane river as its route, one of the docks planned namely the dock of the great al-ijtihad mosque located in the center of Tangerang City and close to the Tangerang KRL Station, so there is potential for the proximity of the two modes of transportation. The purpose of this research is to determine the feasibility and carrying capacity of the cisadane river to be utilized in the development of water transportation and to determine the need for infrastructure and facilities needed to integrate the water transportation wharf plan of the grand mosque of Al- ijtihad cisadane river with Tangerang KRL station.. This type of research is qualitative and quantitative research using descriptive analysis methods in the overall analysis of the analysis. Then from all the analyzes that have been carried out, it is obtained the direction of the structuring plan which broadly includes the provision of open space, widening pedestrian, recommendations for moving out / entering the Tangerang KRL station and the results are in the form of a regional site plan which is planned to contain elements of the provision of facilities, infrastructure and facilities in the vicinity of the water transportation transit area and arrangement in accordance with the direction of intermodal area integration. Keywords: intermoda integration; railway station; transit area planning; water transportation AbstrakKota Tangerang berencana melakukan pengembangan transportasi air dalam rangka menyediakan pilihan moda transportasi selain transportasi darat, rencana pengembangan transportasi tersebut adalah pengembangan transportasi air dengan memanfaatkan sungai cisadane sebagai jalurnya, salah satu rencana titik dermaga yakni dermaga masjid agung al-ijtihad berada di pusat Kota Tangerang dan berada dekat dengan Stasiun KRL Tangerang, sehingga adanya potensi dari dekatnya letak kedua moda transportasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dan daya dukung sungai cisadane untuk dimanfaatkan dalam pengembangan transportasi air dan mengetahui kebutuhan sarana, prasarana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk mengintegrasikan rencana dermaga transportasi air masjid agung al-ijtihad sungai cisadane dengan stasiun KRL Tangerang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif dalam pembahasan keseluruhan analisisnya. Kemudian dari seluruh analisis yang telah dilakukan, didapatkanlah arahan rencana penataan yang secara garis besar meliputi penyediaan ruang terbuka, pelebaran pedestrian, rekomendasi pemindahan akses keluar/masuk stasiun KRL Tangerang yang kemudian hasilnya berupa usulan rencana siteplan kawasan yang didalam rencananya terdapat unsur penyediaan kebutuhan sarana, prasarana dan fasilitas pada sekitar kawasan transit transportasi air dan penataan yang sesuai dengan arahan integrasi kawasan antarmoda.
PENATAAN KAWASAN CAGAR BUDAYA BETAWI CONDET CILIWUNG, JAKARTA TIMUR, SEBAGAI DESTINASI WISATA ALAM DAN BUDAYA Verani Nurizki; Suryono Herlambang; Parino Rahardjo
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8858

Abstract

Condet area has close links with Betawi Cultural civilization in Jakarta. In 1976, Condet Area was designated as a Cultural Heritage but the status was later revoked in 1988 because it was considered to limit the development of the Area. Condet area returned to attention after the issuance of the Governor of DKI Jakarta Province No. 881 of 2019 which stipulated the development of tourism in the form of the development of Betawi cultural arts, agro-tourism and ecotourism in Condet Area. The problems found are existing uniqueness scattered in the Ciliwung Condet area such as Betawi homes, Ciliwung Condet Community, Salak Gardens and festivals in the area that can be the main attraction but have not been fully utilized and facts that have occurred when the Condet Area became a cultural heritage considered limiting the development of the Area and the use of road bodies as the location for the Condet Festival. This study aims to determine the potential and problems that exist in the Ciliwung Condet Area, determine the things that support the Area to become a tourist destination and to propose the arrangement of the Area as a tourist destination. The arrangement can carry an eco-cultural concept, which is a concept that combines ecological and cultural aspects of a landscape to create a site. The research was conducted using a qualitative approach, one of which was through in-depth interviews described using descriptive methods. The results of this study are in the form of a master plan for the arrangement of the Ciliwung Condet Tourism Area. Keywords: Ciliwung Condet Area; Cultural Heritage; Riverfront; Tourism Destination Planning  AbstrakKawasan Condet memiliki keterkaitan erat dengan peradaban Budaya Betawi di Jakarta. Pada tahun 1976, Kawasan Condet ditetapkan sebagai Cagar Budaya namun status tersebut kemudian dicabut pada tahun 1988 karena dianggap membatasi perkembangan Kawasan Condet. Kawasan Condet kembali menjadi perhatian setelah diterbitkannya Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 881 Tahun 2019 yang menetapkan pengembangan wisata berupa pengembangan seni budaya Betawi, agrowisata serta ekowisata di Kawasan Condet. Permasalahan yang ditemukan berupa keunikan eksisting yang tersebar di Kawasan Ciliwung Condet seperti rumah Betawi, Komunitas Ciliwung Condet, Kebun Salak dan festival-festival di kawasan tersebut dapat menjadi daya tarik kawasan namun belum dimanfaatkan dengan maksimal dan fakta yang pernah terjadi ketika Kawasan Condet menjadi cagar budaya dianggap membatasi perkembangan Kawasan Condet serta pemakaian badan jalan sebagai lokasi Festival Condet. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi dan masalah yang ada di Kawasan Ciliwung Condet, menentukan hal-hal yang mendukung Kawasan Ciliwung Condet menjadi destinasi wisata serta usulan penataan Kawasan Ciliwung Condet sebagai destinasi wisata. Penataan Kawasan dapat mengusung konsep eco-cultural, yaitu konsep yang memadukan aspek ekologis dan budaya dari sebuah lanskap untuk membuat sebuah situs. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif, salah satunya melalui wawancara mendalam (indepth interview) yang dijabarkan menggunakan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini berupa rencana induk penataan Kawasan Wisata Ciliwung Condet.
RENCANA PENATAAN KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) PORIS PLAWAD Jason Frederick; Parino Rahardjo
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i1.11234

Abstract

Tangerang City is a city located in Banten Province, its geographical makes Tangerang City a fast growing city. The rapid population growth is also driving the growth of private vehicle use. The number of private vehicles that exceed the road capacity will result in traffic congestion which results in disruption of the productivity of a city. One solution to reducing the dependence of a city on the use of private vehicles is to promote the use of public transportation. The author hopes that the development with the TOD principle can promote the use of public transport. The TOD concept can be defined as a pedestrian-friendly environment, located around a railway transit station and the overall TOD concept is expected to provide a healthy and sustainable lifestyle for its residents. Batu Ceper Station is a station on the Jakarta-Tangerang train line and is a stop station for KRL Commuter Line and Soekarno Hatta Airport Train. Apart from the train station there is also Poris Plawad Bus Terminal. The planning area is 201 ha, which is the area of a circle with a radius of 800 meters from the station center. The research method used is quantitative method and the analysis used by researchers is location analysis, site analysis, typology analysis, property market trend analysis, and space requirements analysis. This research is expected to give results in the form of district development plan that integrates the concept of TOD Keywords:  Redevelopment; Suburban; Transit Oriented Development AbstrakKota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di sebelah barat Kota Jakarta, letaknya menjadikan Kota Tangerang sebagai kota yang tumbuh cepat. Cepatnya pertumbuhan populasi juga mendorong pertumbuhan penggunaan kendaraan pribadi. Jumlah kendaraan pribadi yang melampai kapasitas jalan akan mengakibatkan kepadatan lalu lintas yang mengakibatkan disrupsi bagi produktivitas suatu kota. Salah satu solusi dari mengurangi ketergantungan suatu kota terhadap penggunaan kendaraan pribadi adalah dengan mempromosikan penggunaan angkutan umum. Penulis berharap bahwa pengembangan dengan kaidah TOD dapat mempromosikan penggunaan angkutan umum. konsep TOD dapat didefinisikan sebagai lingkungan yang ramah pejalan kaki, terletak di sekitar stasiun transit kereta api dan keseluruhan konsep TOD diharapkan dapat memberikan gaya hidup sehat dan berkelanjutan bagi penghuninya. Stasiun Batu Ceper merupakan stasiun yang ada di jalur kereta api Jakarta-Tangerang dan merupakan stasiun perhentian untuk layanan KRL Commuter Line dan Kereta Bandara Soekarno Hatta. Selain itu terdapat juga Terminal Bus Poris Plawad, luas wilayah perencanaan adalah sebesar 201 Ha yang merupakan luas dari lingkaran dengan radius 800 meter dari pusat stasiun. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kuantitatif dan analisis yang akan digunakan oleh peneliti adalah analisis lokasi, analisis tapak, analisis tipologi, analisis pasar/tren properti, dan analisis kebutuhan ruang. Penelitian ini diharapkan membuahkan hasil dengan bentuk rencana penataan kawasan dengan konsep TOD.
STRATEGI PENGELOLAAN DAN PROMOSI MUSEUM (OBJEK STUDI : MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK, KELURAHAN PINANGSIA, KECAMATAN TAMAN SARI, JAKARTA BARAT) Christine Atania; Parino Rahardjo; B.Irwan Wipranata
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8872

Abstract

Apart from being a tourist attraction, museums also have a function as a place for us as a society to learn and get to know about history. So that the museum has an important role in society. Lack of museum management has made public interest in the museum lessened. People generally visit museums with the aim of being curious and wanting to get benefits. However, in reality the management of this museum cannot meet the needs of the community, and makes the museum unable to carry out its role as a public and social facility in providing services to the community. The purpose of this writing is to determine the performance of museum management, to determine the weaknesses of the museum, and to make a management strategy proposal for the Museum of Fine Arts and Ceramics to increase public interest. The author examines the existing literature in relation to management, promotion, and museums. The data used consisted of primary data (the existing condition of the museum, interviews, and questionnaires) and secondary data consisting of MSRK documentation, comparative museum documentation, and others. By using five analysis tools and five analysis methods. To find out how the management strategy can be applied, the writer uses analysis (location, physical condition of the museum, management performance, best practices, and perceptions and preferences). The results of the author's research are in the form of strategic proposals for the management and promotion of the Fine Arts and Ceramics Museum. Keywords:  Management; Museum of Fine Arts and Ceramics; PromotionAbstrakMuseum selain sebagai objek wisata juga memiliki fungsi sebagai tempat kita sebagai masyarakat belajar dan mengenal tentang sejarah. Sehingga museum memiliki peran penting dalam masyarakat. Kurangnya pengelolaan museum membuat ketertarikan masyarakat pada museum berkurang. Masyarakat pada umumnya berkunjung ke museum memiliki tujuan dari rasa keingintahuan dan ingin mendapatkan manfaat. Namun pada kenyataan pengelolaan museum ini tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, serta membuat museum tidak dapat melaksanakan peran sebagai fasilitas umum dan sosial dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Tujuan penulisan tersebut ialah mengetahui kinerja pengelolaan museum, mengetahui faktor kelemahan museum, dan membuat usulan strategi pengelolaan untuk Museum Seni Rupa dan Keramik guna meningkatkan minat masyarakat. Penulis mengkaji literatur yang ada berkolerasi dengan pengelolaan, promosi, dan museum. Data yang digunakan terdiri dari data primer (kondisi eksisting museum, wawancara, dan kuesioner) serta data sekunder yang terdiri dari dokumentasi MSRK, dokumentasi museum pembanding, dan lainnya. Dengan menggunakan lima alat analisis dan lima metode analisis. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengelolaan dapat diterapkan penulis menggunakan analisis (lokasi, kondisi fisik museum, kinerja pengelolaan, best practices, serta persepsi dan preferensi). Hasil penelitian penulis yaitu berupa usulan strategi terhadap kegiatan pengelolaan dan promosi Museum Seni Rupa dan Keramik.
RENCANA ADAPTASI PADA WILAYAH RAWAN PENURUNAN TANAH, KECAMATAN CENGKARENG, JAKARTA BARAT Siti Wahyuningtyas Maulidiny; Parino Rahardjo; Suryono Herlambang
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i2.12876

Abstract

Land subsidence is one of the natural phenomena that occurs in the city of Jakarta, one of which is in Cengkareng District. Land subsidence is caused by several factors such as natural factors, groundwater extraction factors, and building mass factors. This land subsidence usually occurs slowly over a long period of time so that there is a lack of awareness of the impact of land subsidence that can interfere with the welfare of the population. This study was conducted to determine the characteristics of the population, the relationship between land subsidence and existing conditions, the government's plan in the Detailed Spatial Planning (RDTR), and a comparison of the conditions and government management in land subsidence areas using descriptive, comparative, overlay, and questionnaire analysis methods. To achieve these objectives, population analysis, land subsidence analysis on the existing condition, analysis of detailed spatial plans, and analysis of best practices are carried out. With this it can be produced adaptation suggestions in areas prone to land subsidence for residents, developers, and the government so that they can play a role in inhibiting the rate of land subsidence. This study produces conclusions and suggestions for adaptation to land subsidence carried out by residents, government, and developers. Keywords: Adaptation; Cengkareng District; LandsubsidenceAbstrakPenurunan muka tanah merupakan salah satu fenomena alam yang terjadi di Kota Jakarta salah satu yaitu pada Kecamatan Cengkareng. Penurunan muka tanah disebabkan oleh beberapa faktor seperti, faktor alami, faktor pengambilan air tanah, dan faktor massa bangunan. Penurunan tanah ini biasanya terjadi perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama sehingga kurangnya kesadaaran terhadap dampak dari penurunan tanah yang dapat menggangu kesejahteraan penduduk. Studi ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik penduduk, keterkaitan antara penurunan tanah dengan kondisi eksisting, rencana pemerintah dalam Rencana Detail Tata  Ruang (RDTR), dan  perbandingan kondisi dan penaganan pemerintah pada wilayah penurunan tanah dengan menggunakan metode analisisi deskriptif, komparatif, overlay, dan kuesioner. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan analisis kependudukan, analisis penurunan tanah terhadap kondisi eksiting, analisis rencana detail tata ruang, dan analisis best practices. Dengan ini maka dapat dihasilkan saran adaptasi pada wilayah rawan penurunan tanah bagi penduduk, pengembang, dan pemerintahan agar dapat ikut berperan dalam menghambat laju penurunan tanah. Studi ini menghasilkan kesimpulan dan saran adaptasi penurunan tanah yang dilakukan oleh penduduk, pemerintahan, dan pengembang. 
RENCANA PENATAAN AREA FASILITAS PENUNJANG YANG BERORIENTASI PADA AKTIVITAS BANDAR UDARA Rudi Suhardi; Parino Rahardjo; Sylvie Wirawati
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 1, No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v1i2.4588

Abstract

Soekarno-Hatta Airport is one of the Indonesian International airport located in the city of Tangerang with the top 20 busiest from 2010 to 2017 in the world, the area of facilities supporting the activities of Soekarno Hatta Airport which is set on Plan layout of Tangerang City area and plan Detail layout of urban area airport.The airport support area is an area that has facilities that directly and indirectly support airport activities, such as air aircraft workshop facilities, warehousing, sports, lodging, shops, restaurants, Golf courses, green open spaces, parking, leisure, and offices.But the Area that has been designated as a supporting facility does not work properly and maximally, so it needs to be rearranged to function properly.The authors use 5 methods of analysis, namely policy analysis, best practice, Location & site, market, and the need for space to produce a proposal to plan the arrangement of area facilities supporting Soekarno Hatta Airport with an Airport Oriented approach Activities.AbstrakBandara Soekarno Hatta adalah salah satu Bandara International Indonesia yang terletak di Kota Tangerang dengan peringkat 20 besar tersibuk sejak tahun 2010 hingga 2017 di dunia, area fasilitas penunjang aktivitas Bandara Soekarno Hatta yang ditetapkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang dan Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah Perkotaan Bandara. Area fasilitas penunjang bandar udara adalah area yang memiliki fasilitas-fasilitas yang secara langsung dan tidak langsung menunjang kegiatan bandar udara, seperti fasilitas perbengkelan pesawat udara, pergudangan, olah raga, penginapan, toko, restoran, lapangan golf, ruang terbuka hijau, perparkiran, rekreasi, dan perkantoran. Namun Area yang telah ditetapkan sebagai fasilitas penunjang tidak berfungsi dengan seharusnya dan maksimal, sehingga perlu dilakukan penataan kembali agar bisa berfungsi dengan semestinya. Penulis menggunakan 5 metode analisis, yaitu analisis kebijakan, best practice, lokasi & tapak, pasar, dan kebutuhan ruang untuk menghasilkan usulan rencana penataan area fasilitas penunjang Bandara Soekarno Hatta dengan pendekatan Airport Oriented Activities.
PENGARUH PENGEMBANGAN PERKANTORAN DAN APARTEMEN DI JALAN TB. SIMATUPANG, JAKARTA SELATAN TERHADAP PERUBAHAN PERUMAHAN SEKITAR Khrisnanda Prawira; Suryono Herlambang; Parino Rahardjo
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8864

Abstract

TB Simatupang area koridor Crossroads of Pondok Pinang until Crossroads of Fatmawati has a very rapid property growth, generally filled by the oil and gas sector thus inviting many foreign workers. This development has a big influence on the property sector. Some of the surrounding areas are affected by the high development in this parent region, it is feared that the high development in this area could have a negative impact on the surrounding settlements. Segment determination of Crossroads of Pondok Pinang until Crossroads of Fatmawati intended to limit the focus of research objects so that the implementation of research can be done in more detail. In this segment many developing commercial buildings such as apartments, shopping malls, office buildings and other commercial buildings. This study was conducted using a qualitative deductive method. The rapid development of the region needs to be considered so they not make negatively impact the surrounding environment in the future. This research aims to determine whether ther is an influence caused by the development of the office and apartment area in TB Simatupang area koridor Crossroads of Pondok Pinang until Crossroads of Fatmawati describe what impacts have occurred dnue to regional development. Describe what impacts will accur due to the development of the area TB Simatupang area koridor Crossroads of Pondok Pinang until Crossroads of Fatmawati against the surrounding settlements. By using data collection methods can be done primary and secondary. This method is expected to fulfill the purpose of the research. Keywords:             change of residential landuse; increasing commercial and office use; TB Simatupang corridorAbstrakKawasan TB Simatupang Koridor Persimpangan Pondok Pinang - Persimpangan Fatmawati memiliki pertumbuhan property yang sangat pesat, secara umum diisi oleh sector perminyakan dan gas sehingga mengundang banyak pekerja asing. Perkembangan ini memberikan pengaruh besar bagi sector poroperty. Beberapa wilayah di sekitar terkena dampak dari tingginya perkembangan di wilayah induk ini. Tingginya perkembangan pada daerah ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan dampak negative terhadap pemukiman sekitar. Penetapan segmen Persimpangan Pondok Pinang-Persimpangan Fatmawati ini dimaksudkan untuk membatasi fokus obyek penelitian agar pelaksanaan penelitian dapat dilakukan dengan lebih detail. Pada segmen ini banyak berkembang bangunan komersil seperti apartment, shopping mall, bangunan perkantoran dan bangunan bangunan komersil lainnya. Studi ini dilakukan menggunakan metode deduktif kualitatif. Perkembangan kawasan yang sangat pesat perlu diperhatikan agar tidak memberikan dampak negative terhadap lingkungan sekitar di masa depan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang diakibatkan oleh perkembangan Kawasan office dan apartment di kawasan TB Simatupang Koridor Persimpangan Pondok Pinang – Persimpangann Fatmawati, Menguraikan dampak apa saja yang terjadi akibat perkembangan kawasan TB Simatupang Koridor Persimpangan Pondok Pinang – Persimpangan Fatmawati terhadap permukiman sekitar. Dengan menggunakan metode Pengumpulan data dapat dilakukan secara primer dan sekunder. Metode tersebut diharapkan dapat memenuhi tujuan dari penelitian ini.