Claim Missing Document
Check
Articles

Pembentukan Identitas Etnik di Arena Ekonomi Politik Lokal Sjaf, Sofyan; M. Kolopaking, Lala
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 6, No 2 (2012)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Pembentukan identitas etnik di arena ekonomi politik lokal penting untuk dikaji dalam rangka memahami pluralisme di Indonesia. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mempelajari pembentukan identitas etnik di arena ekonomi politik lokal. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan paradigma non-positivistik perspektif struktural-konstruktivisme. Unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kendari, Sulawesi Tenggara. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, wawancara tertruktur dan Focus Grup Discussion (FGD) yang dilakukan aktor dari latar belakang berbagai etnis (Tolaki, Muna, Buton, dan Bugis) dan berbagai profesi (politisi, birokrasi, akademisi, and aktivis LSM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan identitas etnik di arena politik lokal dipengaruhi oleh sejarah kelompok etnis (posisi) dan pengalaman aktor (disposisi). Dari keduanya, bentuk garis yang berkelanjutan membentuk suatu interaksi (kesenangan) yang dinamakan pembentukan identitas etnik. Struktur ini mengacu pada dua bentuk: (1) bentuk identitas etnik dengan skala besar dan (2) pembentukan batas identitas etnik. Kedua struktur tersebut merupakan penentu arena ekonomi politik lokal. Psinsip hirarki ganda (prinsip hirarki heteronomus dan autonomus) memberikan kontribusi pada pembentukan identitas etnik yang disebabkan oleh mobilisasi [identitas], positif atau negatif.Kata Kunci: struktur pembentukan identitas etnis, politik identitas, ekonomi politik lokal.
Class, Income, and Class Consciousness of Labor Fishers Kinseng, Rilus A; Sjaf, Sofyan; Sihaloho, Martua
Journal of Rural Indonesia Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Communication and Community Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.518 KB)

Abstract

There have been debates on the role of class in “influencing” income inequality in contemporary societies.  Some argue that class position is no longer relevant in determing one’s income, while others argue that class still counts.  Therefore, it is very interesting to investigate relations between class structure and income among fishers in Indonesia. Furthermore, Marxian argued that class position will determine class consciousness. Therefore, it is interesting to study the class consciousness of labor fishers in Indonesia. Analyzing relations between class structure and income as well as class consciousness of labor fishers in Indonesia is especially very interesting and important since fishers have a very typical patront-client relationships. Moreover, study of this subject in Indonesia is still limited. This study has three main objectives: first to investigate the class structure of fishers and how this structure has been formed, second to analyse the income of fishers in different class locations, and third to analyze class consciousness of labor fishers. This study uses combination of qualitative and quantitative methods. The study was conducted in Indramayu, West Java in 2013. Our analysis shows that the class structure of fishers consists of four main classes, namely large-scale, medium-scale, small-scale, and labor classes. These classes have been formed through complex and long processes, including the so-called “modernization” programmes promoted by the government.  In term of income, the study shows that there are significant differences of income among fishers in different class locations. The Gini Ratio is very high, that is 0.88. Thus, class structure does influence fishers’ income significantly. Furthermore, this study finds that class consciousness of labor fishers has not fully developed yet. Labor class is a class in itself, but not class for itself. © 2014 Journal of Rural Indonesia [JoRI] IPB. All rights reserved.Keywords: fishers, class structure, income, class consciousnessReceived: 14th October 2014; Accepted: 15th November 2014[How to Cite: Kinseng, R., Sjaf, S., & Sihaloho, M. (2014). Class, Income, and Class Consciousness of Labor Fishers. Journal Of Rural Indonesia, 2(1), 93-104. Retrieved from http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/ruralindonesia/article/view/296]
EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN DESA DALAM PRAKTIK DEMOKRASI DI DESA KELANGDEPOK, PEMALANG, JAWA ABSTRACT TENGAH Nur Ariyati, Sofi; Sjaf, Sofyan
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 8, No 3 (2014): Sodality
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Efektivitas kelembagaan desa dalam praktik pemilihan kepala daerah dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu faktor kelembagaan, faktor anggota kelembagaan, faktor sarana/fasilitas pendukung, dan faktor sosialmasyarakat. Pada efektivitas kelembagaan, faktor mana yang lebih berpengaruh pada tingkat efektivitas. Kemudian, pada masing-masing tingkatan dan keseluruhan praktik pemilihan kepala daerah, akan terlihat faktor yang paling dominan. Akan terlihat bahwa keanggotaan kelembagaan adalah faktor yang paling efektif diantara anggota formal dan informal. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor anggota kelembagaan mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap tingkat efektivitas. Pada tahap persiapan, faktor yang memiliiki pengaruh paling signifikan adalah faktor sarana/fasilitas pendukung. Sementara itu, pada tahap penerapan. Keempat faktor tersebut tidak berpengaruh signifikan. Untuk keseluruhan praktik, faktor sarana/fasilitas pendukung merupakan faktor yang paling berpengaruh sama seperti pada tahap persiapan. Kinerja anggota yang lebih efektif pada keseluruhan praktik adalah anggota formal. Berdasarkan hasil penelitian, anggota informal diperkirakan menjadi lebih dilibatkan lagi dan anggota formal kinerjanya lebih ditingkatkan.  Kata kunci : demokrasi, desa, kelembagaan
Class, Income, and Class Consciousness of Labor Fishers Kinseng, Rilus A.; Sjaf, Sofyan; Sihaloho, Martua
Journal of Rural Indonesia [JORI] Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Journal of Rural Indonesia [JORI]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.648 KB)

Abstract

There have been debates on the role of class in “influencing” income inequality in contemporary societies.  Some argue that class position is no longer relevant in determing one’s income, while others argue that class still counts.  Therefore, it is very interesting to investigate relations between class structure and income among fishers in Indonesia. Furthermore, Marxian argued that class position will determine class consciousness. Therefore, it is interesting to study the class consciousness of labor fishers in Indonesia. Analyzing relations between class structure and income as well as class consciousness of labor fishers in Indonesia is especially very interesting and important since fishers have a very typical patront-client relationships. Moreover, study of this subject in Indonesia is still limited. This study has three main objectives: first to investigate the class structure of fishers and how this structure has been formed, second to analyse the income of fishers in different class locations, and third to analyze class consciousness of labor fishers. This study uses combination of qualitative and quantitative methods. The study was conducted in Indramayu, West Java in 2013. Our analysis shows that the class structure of fishers consists of four main classes, namely large-scale, medium-scale, small-scale, and labor classes. These classes have been formed through complex and long processes, including the so-called “modernization” programmes promoted by the government.  In term of income, the study shows that there are significant differences of income among fishers in different class locations. The Gini Ratio is very high, that is 0.88. Thus, class structure does influence fishers’ income significantly. Furthermore, this study finds that class consciousness of labor fishers has not fully developed yet. Labor class is a class in itself, but not class for itself. © 2014 Journal of Rural Indonesia [JoRI] IPB. All rights reserved.Keywords: fishers, class structure, income, class consciousness
Analisis Respon Masyarakat terhadap Pengelolaan Dana Desa untuk Pembangunan Pedesaan Arifiani, Tisha Alya; Sjaf, Sofyan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.824 KB) | DOI: 10.29244/jskpm.2.3.317-332

Abstract

ABSTRACTGovernment effort for increasing and leveling rural development done by village funds allocation as mandated by UU No. 6 Tahun 2014 about also by Goverment Regulation (PP) No. 60 Tahun 2014 about village funds that sourced from APBN. Referred to village funds purpose which is for increasing community welfare so for the management community should involve. The purpose from this research is analyzing how’s the community’s attitude and participation towards village funds management and to analyze how’s the level of inequality distribution of development results. The methods that being used in this research is quantitative methods supported with qualitative data and using analysis of multiple linear regression test. The results of this research shown if community’s attitude who joined village discussion tend positively and the participation level is high, while the community’s attitude who wasn’t join the village discussion tend negatively and the participation level is low. The community’s responses is affecting the transparency level and accountability of village funds management.Key words: community’s responses, village development, village funds-----------------------ABSTRAKUpaya pemerintah untuk meningkatkan dan memeratakan pembangunan desa dilakukan melalui pengalokasian dana desa sebagaimana amanat UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa serta Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN. Merujuk tujuan dari dana desa yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka pengelolaannya harus melibatkan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana sikap dan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan dana desa serta untuk menganalisis bagaimana tingkat ketimpangan pendistribusian hasil pembangunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang didukung data kualitatif dengan menggunakan analisis uji regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap masyarakat yang mengikuti musyawarah desa cenderung positif dan tingkat partisipasinya tinggi, sedangkan masyarakat yang tidak mengikuti musyawarah cenderung memiliki sikap yang negatif dan tingkat partisipasi yang rendah. Respon masyarakat tersebut mempengaruhi tingkat transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana desa.Kata kunci: dana desa, pembangunan pedesaan, respon masyarakat
Hubungan Strategi Pemberdayaan Peternak dengan Kesejahteraan Peternak Jayanti, Dwi; Sjaf, Sofyan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.501 KB) | DOI: 10.29244/jskpm.1.3.299-316

Abstract

 Livestock is one of the livelihoods of Indonesian communities to meet their needs. However, socio-economic conditions of farmers face problems including low bargaining position, low education levels, the condition of scattered farms, simple technology. To overcome these problems, we need to empower breeder. Kampoeng Ternak is a network of Dompet Dhuafa who engaged in the empowerment of breeders. Empowerment process requires an effective strategy to achieve the goal. To that end, the purpose of this research is to examine the relationship of empowerment strategies to improve the welfare of farmers. The method used in this research is quantitative method with the approach of the survei and supported by qualitative methods. Respondents were determined through simple random sampling. Test the relationship will be conducted with test-Spearman Rank. The results of this research showed that there is a relationship between empowerment strategies with the welfare of farmers. Such relations are moderate. While on each pattern empowerment strategy, only strengthening group associated with the level of welfare.Keywords: Empowerment, Empowerment Strategy, Welfare ------------------------------------------------------------------------------------------ABSTRAKPeternakan rakyat merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, kondisi sosial ekonomi masyarakat peternak menghadapi permasalahan diantaranya posisi tawar yang rendah, tingkat pendidikan rendah, kondisi peternakan tersebar, teknologi sederhana. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan pemberdayaan peternak rakyat (kecil). Kampoeng Ternak merupakan jejaring Dompet Dhuafa yang bergerak dalam pemberdayaan peternak. Proses pemberdayaan memerlukan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji hubungan dari strategi pemberdayaan dengan kesejahteraan peternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan pendekatan survai dan didukung oleh metode kualitatif. Responden ditentukan melalui simple random sampling. Uji hubungan dilakukan dengan uji Rank-Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara strategi pemberdayaan dengan tingkat kesejahteraan peternak. Hubungan tersebut tergolong moderat. Sedangkan pada masing-masing pola strategi pemberdayaan, hanya penguatan kelompok yang berhubungan dengan tingkat kesejahteraan.Kata kunci: Kesejahteraan, Pemberdayaan, Strategi Pemberdayaan
Pengorganisasian Komunitas oleh Inovator Pertanian untuk Kesejahteraan Masyarakat Kusumawarta, Eka Prayoga; Sjaf, Sofyan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol 2, No 6 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.942 KB) | DOI: 10.29244/jskpm.2.6.731-744

Abstract

Improving the welfare of rural communities is not only done by the government, but can be done by an agricultural innovator. One of the steps to improve the welfare of rural communities by agricultural innovator is through community organizing. The process involves the community since identifying and determining the priorities of a need. The purpose of this research is to identify organizing and analyze the relationship with community welfare. The research used quantitative support by qualitative data anlysis. The result of the research that the organizing of agricultural innovator is at the level of development of local communities with the level of community welfare classified as moderate. So these finding concluded that the level of organizing an agricultural innovator is related to the level of community welfare. The sustainability of organizing an agricultural innovator is recommended for empowerment activities in the form of social planning and social action.Keyword: organizing , community welfare, empowerment ABSTRAKMeningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan bukan hanya dilakukan pemerintah, melainkan dapat dilakukan oleh seorang inovator pertanian. Salah satu langkah seorang inovator pertanian meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan melalui pengorganisasian masyarakat. Proses melibatkan masyarakat sejak mengidentifikasi dan menentukan prioritas dari sebuah kebutuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengorganisasian dan menganalisis hubungan pengorganisasian seorang inovator pertanian dengan kesejahteraan masyarakat. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang didukung oleh analisis data kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa pengorganisasian seorang inovator pertanian menunjukkan level pengembangan komunitas lokal dengan tingkat kesejahteraan masyarakat tergolong sedang. Jadi temuan ini disimpulkan level pengorganisasian seorang inovator pertanian berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Keberlanjutan dari pengorganisasian seorang inovator pertanian disarankan untuk melakukan kegiatan pemberdayaan dalam bentuk perencanaan sosial dan aksi sosial.Kata Kunci: pengorganisasian, kesejahteraan masyarakat, pemberdayaan
The Reconstruction of Ethnodevelopment in Indonesia: A New Paradigm of Village Development in the Ammatoa Kajang Indigeneous Community, Bulukumba Regency, South Sulawesi Sampean Sampean; Sofyan Sjaf
MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi Vol 25, No 2 (2020)
Publisher : LabSosio FISIP UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan ethnodevelopment di Amerika Latin ditemukan permasalahan mendasar. Pertama, praktik ethnodevelopment bersifat korporatisme, negara mengontrol masyarakat adat melalui kebijakan pengembangan etnis. kedua, dominasi elite lokal dalam praktik pembangunan melayani kepentingan Bank Dunia. Temuan ini digunakan untuk mengonseptualisasikan kembali ethnodevelopment dari paradoks rekognisi dalam pengimplementasian UU Desa di komunitas adat Ammatoa Kajang. Paradoks rekognisi disebabkan karena kontradiksi antara nilai pasang dengan praktik-praktik pembangunan. Tulisan ini disusun berdasarkan penelitin yang menggunakan metode kualitatif berupa studi kasus. Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam dan Fokus Group Discussion terhadap anggota dan tokoh adat komunitas adat Ammatoa yang memahami seluk beluk pembangunan desa, budaya, komunitas. Tulisan ini menunjukkan suatu paradigma baru dari ethnodevelopment untuk menjalankan pembangunan di komunitas adat melalui indiginisasi pemikiran dan pembangunan adat yang mengarusutamakan tradisi, pengetahuan lokal, kearifan lokal, dan kebutuhan komunitas adat. Paradigma baru pembangunan desa ini digunakan untuk mengatasi paradoks rekognisi dalam pengimplementasian UU Desa. Strategi pelaksanaan Ethnodevelopmen dimulai dengan revitalisasi dan rekonstruksi rekognisi, emansipasi komunitas adat, rekonstruksi pengetahuan rekognisi dan kearifan lokal untuk merancang desa membangun, serta revitalisasi kelembagaan adat dan budaya untuk mewujudkan desa membangun tanpa pertumbuhan.
Class, Income, and Class Consciousness of Labor Fishers Kinseng, Rilus A.; Sjaf, Sofyan; Sihaloho, Martua
Journal of Rural Indonesia [JORI] Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Journal of Rural Indonesia [JORI]

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There have been debates on the role of class in “influencing” income inequality in contemporary societies.  Some argue that class position is no longer relevant in determing one’s income, while others argue that class still counts.  Therefore, it is very interesting to investigate relations between class structure and income among fishers in Indonesia. Furthermore, Marxian argued that class position will determine class consciousness. Therefore, it is interesting to study the class consciousness of labor fishers in Indonesia. Analyzing relations between class structure and income as well as class consciousness of labor fishers in Indonesia is especially very interesting and important since fishers have a very typical patront-client relationships. Moreover, study of this subject in Indonesia is still limited. This study has three main objectives: first to investigate the class structure of fishers and how this structure has been formed, second to analyse the income of fishers in different class locations, and third to analyze class consciousness of labor fishers. This study uses combination of qualitative and quantitative methods. The study was conducted in Indramayu, West Java in 2013. Our analysis shows that the class structure of fishers consists of four main classes, namely large-scale, medium-scale, small-scale, and labor classes. These classes have been formed through complex and long processes, including the so-called “modernization” programmes promoted by the government.  In term of income, the study shows that there are significant differences of income among fishers in different class locations. The Gini Ratio is very high, that is 0.88. Thus, class structure does influence fishers’ income significantly. Furthermore, this study finds that class consciousness of labor fishers has not fully developed yet. Labor class is a class in itself, but not class for itself. © 2014 Journal of Rural Indonesia [JoRI] IPB. All rights reserved.Keywords: fishers, class structure, income, class consciousness
MEMBANDING MONOGRAFI DESA KONVENSIONAL DENGAN MONOGRAFI DESA PRESISI (Kasus: Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor) Nilam Neovani; Sofyan Sjaf
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 5 No. 6 (2021): JSKPM
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v5i06..913

Abstract

Monografi desa merupakan salah satu sumber data desa yang penting dan harus disusun dengan baik. Monografi desa ini menjadi basis atau acuan data yang dimiliki desa untuk digunakan dalam merencanakan program pembangunan desa. Selama ini, monografi desa yang disusun secara konvensional menjadi polemik karena tidak akuratnya data dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga memerlukan pendekatan baru. Pendekatan baru perlu ada karena jika desa berangkat dari data yang tidak tepat dan akurat dalam merencanakan program pembangunan desa, maka kemungkinan program pembangunan desa yang nantinya dijalankan tidak terarah dan terukur. Pendekatan baru yang dimaksud, yaitu monografi desa presisi yang dihasilkan dari Data Desa Presisi (DDP) yang menitikberatkan pada relasi spasial, partisipatif, dan sensus. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji monografi desa konvensional dan monografi desa presisi, mana yang lebih sempurna sehingga dapat digunakan untuk acuan data merencanakan program pembangunan desa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan Drone Participatory Mapping (DPM) dan didukung oleh data kualitatif melalui studi literatur dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa monografi desa presisi lebih sempurna dibandingkan monografi desa konvensional. Kata kunci: Data desa presisi, Monografi desa, Pembangunan desa