Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Al-Bidayah : Jurnal Pendidikan Dasar Islam

Membangun Karakter Anak Dengan Metode Kisah Qur’ani Suyadi Suyadi
Al-Bidayah : Jurnal Pendidikan Dasar Islam Vol. 2 No. 2 (2010): Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karakter adalah sifat, watak, pembawaan atau kebiasaan yang mendarah daging. tak dapat dibentuk dengan kebiasaan. Sedangkan kebiasaan itu sendiri hanyalah buah dari pola pikir manusia yang bersangkutan. Pada awalnya, manusia yang membentuk kebiasaan tertentu.  Tetapi, pada perkembangan selanjutnya, manusialah yang justru akan dibentuk oleh kebiasaannya sendiri. Tulisan ini difokuskan pada pembentukan karakter anak dengan metode pembacaan kisah qur'ani. Dipilihnya metode ini karena kisah dalam Al-Qur'an mengandung hikmah yang mudah diterima anak, sehingga mampu mempengaruhi pola pikir yang berujung pada perubahan kebiasaan. Dengan membacakan kisah-kisah qur'ani, diharapkan anak-anak mampu menangkap pesan karakter edukatif untuk selanjutnya dapat merubah pola pikir dan kebiasaannya, sehingga anak-anak menjadi generasi yang qur'ani.
Konsep Edutaiment Dalam Pembelajaran di Tingkat SD/MI (Antisipasi Keterkejutan Mental Anak Pada Masa Transisi Dari TK/RA ke SD/MI) Suyadi Suyadi
Al-Bidayah : Jurnal Pendidikan Dasar Islam Vol. 2 No. 1 (2010): Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak-anak SD/MI pada masa-masa awal kebanyakan mengalami keterkejutan mental dan intelektual. Sebab, ketika mereka duduk di bangku TK, mereka belajar dengan bermain, bernyanyi, dan bercerita. Tetapi, ketika mereka masuk SD, harus meninggalkan pola pembelajaran di TK/RA dan diganti dengan pembelajaran berbasis logika.  Atas dasar ini, diperlukan konsep pembelajaran yang dapat menghubungkan antara TK/RA ke SD/MI sehingga keterkejutan mental dan intelektual anak didik dapat diantisipasi. Dalam hal ini, konsep pembelajaran berbasis edutainment yakni pembelajaran yang memasukkan nuansa-nuansa entertaint, tetapi tidak mengurangi nilai-nilai edukatif yang diajarkan bisa digunakan.
Pentingnya Membangun Karakter Sejak Usia Dini Agar Berdaya Saing Global Suyadi Suyadi
Al-Bidayah : Jurnal Pendidikan Dasar Islam Vol. 3 No. 2 (2011): Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tantangan dunia pendidikan di eraglobalisasi ini sedemikian kompleks. Dunia semakin mengecil seperti kampung k"ecil. Batas an tar negara tidak lagi diukur oleh jarak dan waktu. Semua yang terjadi di dunia ini real-time dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja, saat itu juga, dan di mana pun dia berada. Siapa yang memiliki informasi dia akan menjadi trend-setter. Siapa yang kuat dia akan menghegemoni, memonopoli, dan mengeksploitasi. Suka-tidak suka kenyataan ini telah terjadi. Namun demikian bangsa-bangsa yang kuat dan berkarakter adalah ban gsa yang paling diuntungkan oleh era ini. Mereka dengan mudah melakukan ekspansi ke negara lain dengan 'tanpa adanya perlawanan' yang berarti. Bangsa-bangsa berkembang dan terbelakang tidak mampu berkompetisi dengan mereka. Tidak terkecuali bangsa kita. Tahun 2010, tepatnya pada acara peringatan Hari Pendidikan Nasional menjadi momentum penting dicanangkannya pendidikan karakter guna membangun ban gsa ini agar bangkit dan berdiri setara dengan bangsa-bangsa maju. Kalau melihat sejarah negara-negara maju, mereka membangun karakter tidaklah secara instan dan hanya melalui regulasi sernata. Tetapi mereka menanamkan nilai-nilai virtue tertentu pada diri pribadi yang kemudian melahirkan kesadaran sosial. Apa yang secara pengetahuan itu dinilai baik (moral knowing), akan diterima sebagai belief (keyakinan) dan menjadi perilaku yang mesti dipatuhi. Dan itulah karakter, sesuatu yang masih mahal di negeri ini. Melalui pendidikan-lah harapan itu masih mungkin untuk diwujudkan.
Integrasi Pendidikan Islam dan Neurosains dan Implikasinya Bagi Pendidikan Dasar (PGMI) Suyadi Suyadi
Al-Bidayah : Jurnal Pendidikan Dasar Islam Vol. 4 No. 1 (2012): Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hakekat pendidikan Islam adalah optimalisasi potensi. Seluruh potensi manusia bertumpu pada otaknya. Ilmu yang mempelajari otak adalah neurosains. Hasil integrasi antara pendidikan Islam dan neurosain dalam penelitian ini disebut Neuroscience Islamic Education. Temuan ini berimplikasi secara filosofis, teoritis dan praktis, bahwa prodi PGMI mempunyai peluang besar bagi dimulainya mega proyek integrasi-interkoneksi keilmuan, karena di prodi PGMI, semua bidang ilmu dipelajari, secara holistik-integralistik.Kata Kunci: Integrsi, Pendidikan Islam dan Neurosain
Kepemimpinan Guru Dalam Pembentukan Karakter Siswa Suyadi Suyadi
Al-Bidayah : Jurnal Pendidikan Dasar Islam Vol. 6 No. 1 (2014): Al-Bidayah : jurnal pendidikan dasar Islam
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lembaga pendidikan sekolah memegang peran yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan karakter siswa. Sekolah menjadi sarana diseminasi nilai-nilai kebajikan (virtues) yang inungkin belum dilakukan di keluarga atau di masyarakat. Seluruh pengalaman yang dijumpai anak selama di sekolah adalah kurikulum yang sangat efektif dalam membentuk kepribadian mereka. Apalagi pada taraf perkembangan anak usia dini dan dasar yang masih pada tahap operasional konkret, mereka akan banyak be/ajar pada apa yang mereka lihat. Dengan perilaku imitatif tersebut, maka peran model guru sebagai seorang pendidik amat mutlak dilakukan. Maka tugas seorang guru adalah bagaimana berperan menjadi model teladan nilai sekaligus mampu menciptakan sus as ana kelas dan sekolah yang kondusif sebagai bentuk penguatan (reinforcement) bagi tumbuh kembangnya karakter yang baik pada siswa.