Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS FORMULA MASKER GELPEEL OFFMINYAK ATSIRI DAUN JERUKNIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA) DENGAN PENGGUNAAN CARBOPOL 940 SEBAGAI BASIS Cahyani, Intan Martha; Sulistyarini, Indah; Ivani, Ria Amelia
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2 (2017): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SARIMinyak atsiri daun jeruk nipis memiliki kandungan limonen yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.Bakteri Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat.Bentuk masker gel peel offdipilih dalam formulasi untuk mempermudah penggunaannya, dan mampu memberikan pelepasan zat aktif lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas carbopol 940 dalam sediaan masker gel peel offminyak atsiri daun jeruk nipis pada karakteristik fisik dan aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus.Carbopol 940 yang digunakan pada Formula I (1%), Formula II (1,75%), Formula III (2,25%). Sediaan masker gel peel off minyak atsiri daun jeruk nipis diuji karakteristik fisik meliputi uji organoleptis, homogenitas, viskositas, daya lekat, daya sebar, pH, waktu mengering, elastisitas dan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Hasil analisis menunjukkancarbopol 940 dalam sediaan masker gel peel off minyak atsiri daun jeruk nipismemilikiefek yang signifikan.
BIOTEKNOLOGI PEMANFAATAN KHAMIR PHAFFIA RHODOZYMA SEBAGAI SUMBER KAROTENOID UNTUK TERAPI PENYAKIT DIABETES MELLITUS Sulistyarini, Indah; Wigati, Dyan
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 1 (2015): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Khamir Phaffia rhodozyma merupakan jamur bersel satu yang mempunyai kemampuan menghasilkan pigmen karotenoid jenis astaxanthin. Pigmen ini mempunyai khasiat sebagai antioksidan kuat yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan aditif dan bahan obat yang bermanfaat untuk penderita diabetes. Penelitian ini dilakukan 2 tahap, yaitu: 1. uji pendahuluan untuk mengetahui bahwa khamir yang dibudidayakan positif mengandung astaxanthin, 2. pengujian khamir Phaffia rhodozyma untuk pengobatan diabetes mellitus. Tahap 1 dilakukan dengan analisis kualitatif pigmen astaxanthin dengan metode spektrofotometri. Tahap 2 dilakukan pengujian antidiabetes melitus khamir P. rhodozyma menggunakan tikus putih jantan galur Wistar, yang sudah diinduksi aloksan.  Parameter penelitian adalah kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-0, 3, 8, 12, 16 dan 21. Data hasil pengukuran kadar glukosa darah diuji secara statistik dengan taraf kepercayaan 95%. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kandungan pigmen pada Khamir P. rhodozyma serta untuk mengetahui pengaruh pemberian inokulum P. rhodozyma untuk terapi antidiabetes pada tikus putih jantan galur wistar yang sudah diinduksi aloksan.  Hasil identifikasi inokulum P. rhodozyma menunjukkan adanya kandungan karotenoid. Kelompok dengan pemberian suspensi inokulum P. rhodozyma dosis 40; 60 dan 80 mg/kgBB terbukti bermakna (p<0,05) menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi aloksan dosis 125mg/kgBB  setelah 13 hari pengobatan (hari uji ke-16). Suspensi P. rhodozyma dosis 40; 60 dan 80 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah dan peningkatan dosis P. rhodozyma dapat meningkatkan efek penurunan kadar glukosa darah tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi aloksan.
PENINGKATAN KUALITAS HASIL PANEN KOPI KELOMPOK TANI, DESA BANYUKUNING, KABUPATEN SEMARANG Suprijono, Agus; Sulistyarini, Indah; EM, Uning Riningsih
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 (2016): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Minuman kopi bukan hanya sekedar minuman yang beraroma khas dan merangsang karena mengandung kafein. Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya dari biji kopi berkualitas secangkir kopi bercita rasa tinggi bisa tersaji. Hal tersebut perlu kesiapan sarana dan metoda pengolahan yang cocok untuk kondisi petani sehingga mereka mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu seperti yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia. Buah kualitas prima bila diolah dengan benar akan menghasilkan biji kopi bermutu tinggi. Kriteria mutu biji kopi yang meliputi aspek fisik, citarasa dan kebersihan serta aspek keseragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap tahapan proses produksinya. Secara umum dikenal dua cara mengolah buah kopi menjadi biji kopi, yakni proses basah dan proses kering. Selain itu ada juga proses semi basah atau semi  kering, yang merupakan modifikasi dari kedua proses tersebut. Setiap cara pengolahan mempunyai keunggulan dan kelemahan, baik ditinjau dari mutu biji yang dihasilkan maupun komponen biaya produksi. Pelaksanaan IbM bekerja sama dengan Kelompok Usaha Al Kafi dan Mudi Tani dalam memberikan pelatihan, proses penanganan pasca panen terutama pengelupasan dan pengeringan kopi, sistem manajamen dan pemasarannya yang akan dijadikan prioritas dalam pengolahan kopi. Dari hasil uji kualitas menunjukkan bahwa kopi hasil pengeringan menggunakan peralatan yang diberikan menunjukkan kopi berwarna hitan, kadar air 11,75%
ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST OF EXTRACT ETHANOL MANGO ARUM MANIS SKIN (MANGIFERA INDICA L) ON METHICILLIN RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS (MRSA -, Wulandari; Sulistyarini, Indah
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 2 (2018): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is a strain of Staphylococcus aureus that has been resistant to the antibiotic activity of the ?-lactam group, including the penicillinase-resistant penicillins (oxcacillin, methicillin, nafcillin, cloxacillin, dicloxacillin), cephalosporin and carbapenem. Therefore, it is necessary to consider the use of alternative antibiotics, especially through the utilization of Indonesian medicinal plants. One of them is the use of mango arum manis skin (Mangifera indica L). The skin of mango contains phenolic compounds, carotenoids, flavonoids and anthocyanins. This research aims to determine whether mango arum manis skin extract has the ability to inhibit the growth of MRSA bacteria. Mango cultivar arum manis skin extract is made by remacerationmethod with 70% ethanol solvent. Test of Antibacterial activity of mango arum manis skin extract was undertaken by diffusion method at 5%, 10%, 15%, 20%, 25% concentration with positive control of ciprofloxacin and negative control of dimethylsulfoxide (DMSO). The results showed that mango arum manis skin extract has the ability to inhibit the growth of MRSA bacteria.
KARAKTERISASI MORFOLOGI SEL REKOMBINAN DAN PIGMEN HASIL FUSI PROTOPLAS INTERSPESIFIK PHAFFIA RHODOZYMA DAN CHLORELLA PYRENOIDOSAH CHICK Sulistyarini, Indah; Kusumaningrum, Hermin Pancasakti; Kusdiyantini, Endang
Media Farmasi Indonesia Vol 8 No 2 (2013): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Protoplast fusion technique is a process offusion between protoplasts of theorganism to other organisms, so that the resulting recombinant cells with varying character derived from its parent. This study did Phaffia rhodozyma interspesies fusion and Chlorella pyrenoidosa. The purpose of this study was to analyze the morphological characteristics of cells results protoplast fusion recombinant yeast P. rhodozyma and microalgae C. pyrenoidosa. Protoplast fusion technique performed in 4 phases, namely the isolation of protoplasts, protoplast fusion, and analysis of recombinant cell morphological characters. The results showed that the recombinant cells have morphological characters derived from the parent P. rhodozyma and of the parent C. pyrenoidosa. But was character of the parent P. rhodozyma more dominant. Recombinant cells capable of producing pigment and lutein astaksanthin. Astaksanthin pigment levels in recombinant cell height in a shorter time than the parent P. rodozyma.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL, AIR BUNCIS (PHASEOLUS VULGARIS L.) DAN FRAKSI-FRAKSINYA TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Kristianto, Yosua Bayu; Sulistyarini, Indah; Suharsanti, Ririn
Media Farmasi Indonesia Vol 14 No 2 (2019): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infection is a disease caused by the entry of a pathogenic microorganism in the body'stissues. One of the bacteria that can cause infection is Staphylococcus aureus. Beans are oneof the plants that contain alkaloids, flavonoids and saponins. Which is believed to inhibit thegrowth of Staphylococcus aureus bacteria. This study aims to determine the antibacterialactivity of extracts and its fraction on the growth of Staphylococcus aureus bacteria atconcentrations of 5%, 10%, and 15%. Bean powder was remacerated with 70% ethanol for 3days, and the extract obtained was subjected to fractionation with n-hexane, ethyl acetate,and water using a separating funnel. The antibacterial activity on the extract and eachfraction was made with a concentration of 5, 10, and 15% using the agar well method.Dimethyl Sulphoxide (DMSO) as a negative control and ciprofloxacin 0.005% as a positivecontrol. Antibacterial activity was measured using the inhibition zone diameter of bacterialgrowth. The results showed that the average inhibition zone diameter of ethanol extract, nhexanefraction and ethyl acetate fraction of beans at concentration of 5%, 10% and 15%respectively were of 0.842; 0.935 and 1.042 cm. The n-hexane fraction is 0.595; 0.787; and0.947 cm. Ethyl acetate fraction of 0.926; 1,008 and 1,049 cm. Whereas the water fractiondoes not provide antibacterial activity. The contact bioautography test results showed thatalkaloid compounds, flavonoids and saponins were able to inhibit the growth ofStaphylococcus aureus bacteria. The conclusions of this study are ethanol extract, n-hexanefraction, and ethyl acetate fraction of chickpeas having antibacterial activity againstStaphylococcus aureus bacteria, but the water fraction has no antibacterial activity against S.aureus; there was a significant difference (p <0.05) between the extract, n-hexane fraction,ethyl acetate fraction and water fraction.
ANTI-BACTERIAL ACTIVITY TEST OF ETHANOL EXTRACT, N-HEXANE FRACTION, ETHYL ACETATE FRACTION AND WATER FRACTION FROM DRAGON FRUIT STEM (Hylocereus polyrhizus) AGAINST METHICILLIN-RESISTANT Staphylococcus aureus (MRSA) Indah Indah Sulistyarini; Diah Arum Sari; Muhammad Ryan Radix Rahardian
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30650/jik.v9i2.2284

Abstract

The stems of red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) are known to have several antibacterial compounds. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of ethanol extract, n-hexane, ethyl acetate, and water fractions from dragon fruit stems on the growth of Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), and to determine the types of compounds that are antibacterial. The data on the greatest antibacterial activity was found at a concentration of 30% both in the ethanol extract (1,850cm); n-hexane fraction (1,948 cm); ethyl acetate fraction (1,640 cm) and water fraction (0.884 cm). Meanwhile, the results of contact bioautography showed that the antibacterial compounds of Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) were flavonoids, saponins, and steroids.
PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH BUAH NAGA SEBAGAI TEPUNG KAYA SERAT DAN BAHAN PEWARNA UNTUK BAHAN BAKU MAKANAN SEHAT DI DAERAH BANCAK KABUPATEN SEMARANG Indah Sulistyarini; Maria Caecilia Nanny Setiawati; A. Barry Anggoro; Christina Astutiningsih; Etty Sulistyowati
Jurnal Dimas Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Jurnal DiMas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1427.357 KB)

Abstract

Pengabdian ini berlatar belakang bahwa di Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarangmerupakan daerah penghasil buah-buahan, salah satunya adalah buah naga. Pembudidayaan tanaman buah nagamulai berkembang seiring dengan permintaan pasar. Untuk memenuhi permintaan pasar tersebut, maka dilakukanpeningkatan budidaya tumbuhan, agar buah yang dihasilkan semakin banyak. Buah yang banyak dapat dihasilkandengan melakukan pemangkasan cabang batang tanaman buah naga, karena batang yang sudah berbuah tidak akanbisa berbuah kembali. , pemangkasan ini menyebabkan cabang batang tanaman buah naga menjadi limbah. Salahsatu hal yang dilakukan oleh warga desa Wonokerto untuk menanggulangi limbah tersebut adalah denganmengeringkan, lalu membakarnya menjadi abu dan dibuang. Pengabdian inni memberikan solusi dengan caramemberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, bahwabatang buah naga tersebut mempunyai kandungan gizi yang tinggi sehingga dapat dibuat menjadi tepung yang kayamanfaat dan dapat dio;lah menjadi aneka menu makanan yang variatif dan bernilai jual tinggi. Hasil yangdiperoleh dari pengabdian ini adalah bertambahnya wawasan warga setempat akan kandungan gizi dari batang buahnaga, mengolah tepung menjadi aneka kue yang bernilai jual lebih tinggi sehingga limbah batang buah naga sudahdapat teratasi.
Pembuatan Masker Peel-off Buah Naga di Dusun Demungan, Tuntang, Kabupaten Semarang Indah Sulistyarini; Ariani Hesti W; Eka Susanti; Dhimas A; Tris Harni; Yani Kresnawati; Agus Suprijono; Suwarmi; Uning Rininingsih; Intan Martha C
Jurnal Dimas Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Jurnal DiMas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.382 KB) | DOI: 10.53359/dimas.v3i1.24

Abstract

Dusun Demungan memiliki salah satu hasil kebunnya adalah buah naga merah, buah ini hanya dijual dalam bentuk buah segar. Penduduk Dusun Demungan memiliki penduduk remajaputri dan ibu muda yangcukup banyak, di saat pandemic Covid-19 memerlukan tambahan kegiatan yang dapat menamabah penghasilan dan ketrampilan yang dapat dikerjakan dirumah. Kegiatan yang diusahakan menggunakan alat yang sederhana, mudah mengerjakannya tetapi memenuhi unsur hygiene. Sediaan kosmetik yang mudah dibuat yaitu masker peel off. Masker ini bertujuan untuk mengangkat sel-sel yang mati, untuk antiaging, mengatasi sunburn dan menjaga kelembaban kulit. Basis masker yang dipakai adalah PVA, HPMC dan propilen glikol. Pemanfaatan buah naga dengan cara dibender. Pengabdian dilakukan dengan cara edukasi secara langsung dengan warga meliputi penjelasan manfaat buah naga, pengetahuan tentang macam-macam sediaan kosmetik, dan cara pembuatan masker. Alat yang dipakai disesuaiakan dengan keadaan Dusun Demungan tetapi masih sesuai unsur hygiene. Pada pengabdian kepada masyarakat ini peserta dibatasi karena menjaga protocol kesehatan karena dilakukan saat pandemic Covid 19, namun antusiasme peserta bagus sekali. Setelah 2 mgg pelatihan, warga setempat sudah mulai membuat sediaan masker pell off sendiri yang diedarkan di kalangan warga setempat. Pengabdian di Dusun Demungan sangat bermanfaat bagi warga setempat
Pemanfaatan Jahe untuk Suplemen Kesehatan di Dusun Demungan, Kab. Semarang Hesti Wulan; Yani Kresnawati; Indah Sulistyarini; Eka H.P.; Dhimas Adhityasmara; Tris Harni; Agus suprijono; Intan Martha Cahyani; Suwarmi Suwarmi
Jurnal Dimas Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Jurnal DiMas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1014.976 KB) | DOI: 10.53359/dimas.v3i2.25

Abstract

Masa pandemic Covid-19 dibutuhkan tambahan kegiatan masyarakat untuk menopang ekomoni masyarakat. Pada masa ini juga diperlukan suplemen yang dapat untuk meningkatkan imun keseharan masyarakat. Jahe salah satu herbal yang sudah banyak dikenal dan ditanam masyarakat. Ada 3 jenis jahe, yaitu jahe gajah, emprit dan merah. Jahe yang banyak ditanam di Dusun Demungan adalah jahe emprit. Salah satu pengolahan jahe yang ditawarkan pada pengabdian masyarakat ini adalah mengolah menjadi serbuk instan dan syrup. Sediaan ini mudah cara pembuatannya dan menggunalan alat yang sederhana. Penggunaan sediaan ini juga mudah digunakan, dapat langsung diseduh dengan air panas maupun air dingin. Pengabdian masyarakat ini dilakukan langsung tatap muka dengan warga dengan mempertimbangkan Prokes Covid-19 dengan metode penyuluhan dan demontrasi. Warga diajarkan proses pengolahan mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, sampai pada pengemasan sediaan. Alat-alat yang dipakai disesuaikan dengan alat-alat yang dimiliki warga (secara tradisional). Dengan kegiatan pengabdian ini antusiasme warga sangat baik, dan ada keinginan untuk membuat UMKM, untuk pengemasannya warga dapat memakai kemasanyang banyak dijumpai dan kemasan yang higinis. Pengolahan sediaan ini juga dapat menambah ekonomi warga, karena sumber bahan simplisia yang tersedia melimpah, alat yang tidak membutuhkan investasi