Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PENGARUH GULA TERHADAP KARAKTERISASI MINUMAN JELLY KOMBINASI PROBIOTIK DAN TEPUNG UMBI PORANG Kristantri, Rika Sebtiana; Wulansari, Devi; Wigati, Dyan
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.602 KB) | DOI: 10.22236/farmasains.v6i1.3311

Abstract

Minuman jeli merupakan produk pangan olahan yang memiliki konsistensi gel yang dapat diminum. Peneltian ini bertujuan mengetahui pengaruh kadar gula terhadap karakterisasi minuman jeli kombinasi tepung porang dan susu probiotik.  Kadar gula yang ditambahkan 4 %, 8 % dan 12 % dan diuji karakteristik fisik  yang meliputi analisis kadar air, pH, sineresis, tekstur, protein, gula total, uji hedonik aroma dan rasa, uji ALT (Angka Lempeng Total). Analisis data menggunakan Anova dan  LSD (Least Significance Different).Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi gula  berpengaruh nyata terhadap karakteristik minuman jelly  dan konsentrasi 12 % dapat dipersepsi baik oleh panelis dari semua pengujian dengan hasil uji ALT sebesar 1,9 x 102 CFU/gram. Angka tersebut masih tergolong aman karena dibawah batas minimal SNI No. 01-3552 tahun 1994, yaitu maksimal 1x104 koloni per gram.
BIOTEKNOLOGI PEMANFAATAN KHAMIR PHAFFIA RHODOZYMA SEBAGAI SUMBER KAROTENOID UNTUK TERAPI PENYAKIT DIABETES MELLITUS Sulistyarini, Indah; Wigati, Dyan
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 1 (2015): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Khamir Phaffia rhodozyma merupakan jamur bersel satu yang mempunyai kemampuan menghasilkan pigmen karotenoid jenis astaxanthin. Pigmen ini mempunyai khasiat sebagai antioksidan kuat yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan aditif dan bahan obat yang bermanfaat untuk penderita diabetes. Penelitian ini dilakukan 2 tahap, yaitu: 1. uji pendahuluan untuk mengetahui bahwa khamir yang dibudidayakan positif mengandung astaxanthin, 2. pengujian khamir Phaffia rhodozyma untuk pengobatan diabetes mellitus. Tahap 1 dilakukan dengan analisis kualitatif pigmen astaxanthin dengan metode spektrofotometri. Tahap 2 dilakukan pengujian antidiabetes melitus khamir P. rhodozyma menggunakan tikus putih jantan galur Wistar, yang sudah diinduksi aloksan.  Parameter penelitian adalah kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-0, 3, 8, 12, 16 dan 21. Data hasil pengukuran kadar glukosa darah diuji secara statistik dengan taraf kepercayaan 95%. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kandungan pigmen pada Khamir P. rhodozyma serta untuk mengetahui pengaruh pemberian inokulum P. rhodozyma untuk terapi antidiabetes pada tikus putih jantan galur wistar yang sudah diinduksi aloksan.  Hasil identifikasi inokulum P. rhodozyma menunjukkan adanya kandungan karotenoid. Kelompok dengan pemberian suspensi inokulum P. rhodozyma dosis 40; 60 dan 80 mg/kgBB terbukti bermakna (p<0,05) menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi aloksan dosis 125mg/kgBB  setelah 13 hari pengobatan (hari uji ke-16). Suspensi P. rhodozyma dosis 40; 60 dan 80 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah dan peningkatan dosis P. rhodozyma dapat meningkatkan efek penurunan kadar glukosa darah tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi aloksan.
OPTIMASI FORMULA TABLET KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI OBAT DIARE Cahyani, Intan Martha; Wigati, Dyan; Advistasari, Yustisia Dian
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 1 (2015): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Kulit buah manggis mengandung mangostin yang berkhasiat untuk obat diare dengan mekanisme menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang banyak mengkontaminasi makanan. Secara tradisional digunakan dalam bentuk rebusan yang dirasa tidak acceptable. Tablet menjadi pilihan dengan alasan praktis, mudah digunakan dan murah.Efek kulit buah manggis sebagai obat diare diharapkan dapat diperoleh secara cepat setelah penggunaan, sehingga perlu dilakukan optimasi penggunaan bahan pengahancur dan bahan pengikat pada formula tablet. Penelitan bertujuan mengetahui pengaruh dan komposisi yang tepat yang terdiri atas polyvinyl pyrrolidone (PVP) sebagai pengikat dan sodium starch glycolate (SSG) sebagai bahan penghancur. Rancangan formula dibuat berdasarkan perhitungan menggunakan software design expert dengan metode simplex lattice design. Pengujian dilakukan pada aktivitas antibakteri ekstrak dan karakteristik tablet. Hasil uji aktivitas anti bakteri diperoleh Kadar Hambat Minimal (KHM) 30%. Hasil Uji kekerasan didapatkan persamaan Y=6XA+4,27XB+0,67XAB dan persamaan waktu hancur tablet adalah Y=14,07XA+5,13XB-3,2XAB. Peningkatan kadar PVP dan SSG dapat meningkatkan kekerasan dan waktu hancur tablet, sedangkan  interaksi PVP dan SSG dalam tablet dapat meningkatkan kekerasan serta menurunkan waktu hancur tablet. Formula optimum diperoleh konsentrasi PVP 0,58% dan SSG 6,42% dengan kekerasan 5,3 kg dan waktu hancur 4 menit 55 detik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa formula optimum yang didapat memenuhi persyaratan validitas.
FORMULASI MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH JERUK MANIS (CITRUS SINENSIS (L.) OSBECK) SEBAGAI OBAT JERAWAT Ariani, Lilies Wahyu; Wigati, Dyan
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 (2016): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT   Acne is a skin disease keratinization disorder and inflammation caused by the bacterium Staphylococcus aureus. Sweet orange (Citrus sinensis (L.) Osbeck) is one of the plants that can be used as an antimicrobial. This research aims to make preparations gel peel-off mask ethanol extract of sweet orange peel as an acne medicine and evaluate the physical properties as well as antibacterial activity against S. aureus. Gel formulations peel-off mask ethanol extract of sweet orange peel extract was made with varying concentrations of 15%, 25% and 35%. Gel peel-off masks tested in terms of physical properties, namely organoleptic, homogeneity, pH, dispersive power, time dries and viscosity. Antibacterial activity test was conducted using wells. Data were analyzed by one-way ANOVA with 95% confidence level. The results showed that the peel- off mask gel has antibacterial activity with an average diameter of zone 15% inhibitory concentration (1.349 cm), a concentration of 25% (1.69 cm), the concentration of 35% (2.034 cm), the positive control (2.769 cm ) and negative controls (1.1 cm). Statistical analysis showed that the increased concentration of the extract in the formula effect was significantly (p <0.05) on the antibacterial activity.
FORMULASI MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH JERUK MANIS (CITRUS SINENSIS (L.) OSBECK) SEBAGAI OBAT JERAWAT Ariani, Lilies Wahyu; Wigati, Dyan
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 (2016): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT   Acne is a skin disease keratinization disorder and inflammation caused by the bacterium Staphylococcus aureus. Sweet orange (Citrus sinensis (L.) Osbeck) is one of the plants that can be used as an antimicrobial. This research aims to make preparations gel peel-off mask ethanol extract of sweet orange peel as an acne medicine and evaluate the physical properties as well as antibacterial activity against S. aureus. Gel formulations peel-off mask ethanol extract of sweet orange peel extract was made with varying concentrations of 15%, 25% and 35%. Gel peel-off masks tested in terms of physical properties, namely organoleptic, homogeneity, pH, dispersive power, time dries and viscosity. Antibacterial activity test was conducted using wells. Data were analyzed by one-way ANOVA with 95% confidence level. The results showed that the peel- off mask gel has antibacterial activity with an average diameter of zone 15% inhibitory concentration (1.349 cm), a concentration of 25% (1.69 cm), the concentration of 35% (2.034 cm), the positive control (2.769 cm ) and negative controls (1.1 cm). Statistical analysis showed that the increased concentration of the extract in the formula effect was significantly (p <0.05) on the antibacterial activity.
PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAM.) TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL, KADAR KREATININ DAN UREUM TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG TERINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT Wigati, Dyan; Rosalia, Ayu; Wulan S, A.A Hesti
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 2 (2018): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Monosodium glutamat (MSG) yang berlebihan menyebabkan ketidakseimbangan antara antioksidan endogen dengan Reactive Oxygen Spesies (ROS) yang dapat menyebabkan stress oksidatif dan kerusakan ginjal yang ditandai dengan gangguan eksreksi produk sisa metabolisme yaitu kreatinin dan ureum. Fraksi etil asetat daun kelor (Moringa oleifera Lam.) memiliki kandungan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi etil asetat daun kelor terhadap gambaran histopatologi ginjal, kadar kreatinin dan ureum pada tikus galur wistar yang diinduksi MSG. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I normal tanpa induksi dan perlakuan, kelompok II diinduksi dengan MSG dan diberi perlakuan CMCNa 0,5% , kelompok III-V diinduksi MSG dan perlakuan fraksi etil asetat daun kelor masing-masing dengan dosis 20,17 mg/kgBB, 30,26 mg/kgBB, dan 45,29 mg/kgBB. Induksi MSG dosis dosis 3,6 g/kgBB dari hari ke 1 sampai hari ke 10 kemudian hari ke-11 sampai hari ke-24 diberi perlakuan pada kelompok II-V. Pengukuran kadar kreatinin dan ureum dilakukan pada hari ke-1, ke-11, dan ke-25. Hari ke 25 diamati analisis organ ginjal dengan pewarnaan HE untuk mengetahui perubahan struktur ginjal. Hasil uji statistika One-Way ANOVA menunjukkan rerata kadar kreatinin dan ureum pada hari ke 25, kelompok II (kontrol negatif) ada perbedaan signifikan dengan kelompok perlakuan fraksi etil asetat daun kelor tetapi tidak berbeda signifikan antar kelompok dosis. Gambaran histipatologi ginjal menunjukkan kelompok yang hanya diinduksi MSG mengalami kerusakan ginjal ditandai dengan struktur tubulus dan glomerolus tidak beraturan, terjadi nekrosis, inti sel menyusut, hilangnya brush border. Pemberian fraksi etil asetat daun kelor menunjukkan ada perbaikan pada struktur sel ginjal.Hal ini menunjukkan bahwa fraksi etil asetat mampu menurunkan kadar kreatinin, ureum dan memperbaiki kerusakan ginjal akibat induksi MSG.
PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAM.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI DAN KADAR SGPT DAN SGOT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG INDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT Wulan S., A.A. Hesti; Sholeh, Slamet Nur; Wigati, Dyan
Media Farmasi Indonesia Vol 14 No 1 (2019): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hepar berfungsi sebagai organ metabolisme yang ada di dalam tubuh. Konsumsi monosodium glutamat yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan produksi Reactive Oxygen Spesies (ROS) yang berakibat pada kerusakan hati. Parameter kerusakan hati dapat terlihat dari peningkatkan kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) dan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis efektif pemberian fraksi etil asetat daun kelor terhadap gambaran histopatologi hati, dan kadar SGPT dan SGOT pada tikus yang diinduksi monosodium glutamat. Hewan uji sebanyak 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok normal, kelompok negatif, peringkat dosis fraksi etil asetat daun kelor  (20,17; 30,26; dan 45,39) mg/kgBB tikus. Hewan uji diberikan induksi monosodium glutamat  3,6 mg/gBB tikus selama 10 hari kecuali kelompok kontrol normal, kemudian diberi perlakuaan selama 14 hari. Pengambilan data darah dilakukan pada hari ke-0, hari ke-10, dan hari ke-24. Hewan uji dikorbankan pada hari ke 24. Hasil histopatologi menggambarkan bahwa induksi monosodium glutamat menghasilkan degenerasi melemak pada sel hati (steatosis, semakin tinggi fraksi yang diberikan steatosis semakin sedikit. Hal ini sebanding dengan semakin tinggi dosis fraksi maka kadar SGOT dan SGPT semakin mendekati kontrol normal. Dosis efektif fraksi etil asetat daun kelor yang dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT tikus yang diinduksi monosodium glutamat adalah 20,17 mg/kgBB.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SUSU SAPI DAN UHT TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus Dyan Wigati; Wulan Kartika Sari; Rika Sebtiana Kristantri
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antibakteri dari yoghurt yang dibuat dari susu sapi dan yoghurt dari susu UHT terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Yoghurt biasanya dibuat dengan menggunakan memanaskan susu sapi pada suhu tertentu Teknik pengolahan yang berbeda seperti Ultra High Temperature (UHT) diduga juga memiliki aktivitas antibakteri yang berbeda pula. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan menggunakan 4 kelompok perlakuan yaitu yogurt susu sapi 1 % dan 2 % serta yogurt susu UHT 1% dan 2 %. Media yang digunakan MSA, waktu inkubasi 24 jam pada suhu 37? C. Aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan zona bening yang terbentuk di sekitar sumuran. Data yang diperoleh diuji homogenitas, linearitas dan uji statistik Anova. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan aktivitas antibakteri antar kelompok kecuali pada kelompok susu sapi 1 % dengan kelompok susu UHT 2 %. Diameter zona bening paling besar ditunjukkan pada susu sapi dengan penambahan biang yoghurt 1%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yogurt yang dibuat dengan susu sapi maupun susu UHT dengan perbedaan konsentrasi biang yoghurt komersil memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SUSU SAPI DAN UHT TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus Dyan Wigati; Wulan Kartika Sari; Rika Sebtiana Kristantri
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antibakteri dari yoghurt yang dibuat dari susu sapi dan yoghurt dari susu UHT terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Yoghurt biasanya dibuat dengan menggunakan memanaskan susu sapi pada suhu tertentu Teknik pengolahan yang berbeda seperti Ultra High Temperature (UHT) diduga juga memiliki aktivitas antibakteri yang berbeda pula. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan menggunakan 4 kelompok perlakuan yaitu yogurt susu sapi 1 % dan 2 % serta yogurt susu UHT 1% dan 2 %. Media yang digunakan MSA, waktu inkubasi 24 jam pada suhu 37? C. Aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan zona bening yang terbentuk di sekitar sumuran. Data yang diperoleh diuji homogenitas, linearitas dan uji statistik Anova. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan aktivitas antibakteri antar kelompok kecuali pada kelompok susu sapi 1 % dengan kelompok susu UHT 2 %. Diameter zona bening paling besar ditunjukkan pada susu sapi dengan penambahan biang yoghurt 1%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yogurt yang dibuat dengan susu sapi maupun susu UHT dengan perbedaan konsentrasi biang yoghurt komersil memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.
Total Flavonoid dan Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas dari Ekstrak Etanolik Daun Dan Buah Mengkudu Dyan Wigati; Dwi Koko Pratoko
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 5, No 1 (2016): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v5i1.36

Abstract

AbstractMorinda citrifolia L. adalah tanaman yang umum digunakan dalam pengobatan tradisional dan mengandung banyak flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kadar flavonoid total dan aktivitas penangkapan radikal bebas dari ekstrak etanolik daun dan buah mengkudu sebagai sumber antioksidan. Flavonoid total diukur dengan metode kolorimetri menggunakan alumunium klorida. Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanolik daun dan buah mengkudu diukur dengan metode DPPH. Kadar lavonoid total dari ekstrak daun (23.05 ± 0.77 mg RE/g) lebih tinggi dari ekstrak buah (18.81 ± 1.10 mg RE/g). Aktivitas penangkapan radikal bebas ditunjukkan dengan nilai IC50dari ekstrak daun (49.09 ± 0.40 µg/mL) lebih tinggi dari ekstrak buah (384.08 ± 2.29 µg/mL). Uji t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara ekstark daun dan ekstrak buah (p<0.05) baik dari nilai flavonoid total maupun aktivitas antioksidan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa baik daun dan buah mengkudu memiliki kemampuan dalam menghambat aktivitas radikal bebas.