Claim Missing Document
Check
Articles

KORELASI ANTARA KERAPATAN AVICENNIA DENGAN KARAKTERISTIK SEDIMEN DI KAWASAN HUTAN MANGROVE DESA SUNGAI RAWA KABUPATEN SIAK, RIAU Fadli, Khairijon, Nery Sofiyanti,
SEMIRATA 2015 Prosiding Bidang Biologi
Publisher : SEMIRATA 2015

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.76 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan korelasi kerapatan Avicennia dengan karakteristik sedimen di kawasan hutan mangrove desa Sungai Rawa Kabupaten Siak, Riau. Penelitian dilakukan bulan Februari-Maret 2014. Parameter penelitian adalah karakteristik sedimen sebagai variabel bebas (variabel X) yang dilihat dari tekstur sedimen. Kerapatan Avicennia sebagai variabel terikat (variabel Y) ditentukan pada tingkat pertumbuhan pohon. Penelitian dilakukan pada 3 stasiun yaitu pada lokasi hutan dengan aktifitas rendah, sedang dan tinggi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metoda plot bertingkat (Nested Quadrat), dibuat 10 plot yang berukuran 20 X 20 m2 untuk pohon, 10 X 10 m2 untuk pancang dan 2 X 2 m2 untuk semai.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 2 spesies Avicennia yaitu Avicennia alba  danAvicennia lanata. Secara keseluruhan terdapat korelasi positif antara kerapatan Avicennia dengan sedimen substrat berlumpur pada tingkat pertumbuhan semai (r =0.79), pada tingkat pancang (r=0.36) dan r=0.33 pada tingkat pohon. Sedangkan korelasi negative antara kerapatan Avicennia dengan substrat berpasir ditemukan pada tingkat pertumbuhan semai dengan koefisien korelasi r= -0.65, pada tingkat pancang (r= -0.46), dan tingkat pohon r= -0.42). Kata Kunci :Kerapatan, Avicennia, Karakteristik Sedimen, Mangrove
Antioxidant Activity of Dominant Plants Species in Obat Pahit from Lingga Malay Ethnic in Riau Archipelago Fitmawati, Fitmawati; Sofiyanti, Nery; Roza, Rodesia Mustika; Isnaini, Isnaini; Irawan, Yulisa Resti; Winata, Dhaniel Ridho; Dewi, Awal Prichatin Kusumo
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 9, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v9i2.9808

Abstract

Obat Pahit is a potion that has been long commonly consumed by Lingga Malay society for generations as stamina keeper. The most dominant plants found in the packaging of the Obat Pahit were namely Bauhunia semibifida, Cnestis palala and Penawa Root (3 species). This research aimed to investigate and determine activity of antioxidant contents in Obat Pahit from five Traditional Medicine Practitioners (TMPs) in the district of Lingga. The tested samples were mashed then being soaked into 2 types of solvent: distilled water and methanol, containing HCl 1%. DPPH method was also used in this research. Quantitatively antioxidant activity test of Obat Pahit from the five TMPs by using methanol solvent had extremely highest activity compared to the distilled water solvent. The test, using TLC plate by spraying the extract from three dominant plants with 0.1 mM of DPPH solution, produced a pale-yellow spots at a wavelength of 366 nm. On the other hand, the test using HPLC at wavelengths of 230 nm and 280 nm showed the presence of two dominant secondary metabolites contents: flavonoid and phenolic. IC50 (ppm) of Bauhinia semibifida (6.6247), Penawa Root (5.0124) and Cnestis palala (5.9968) were much lower than IC50 of mangosteens rind (41.7675), vitamin C (6.6612) and Stimuno drug (8.333). This antioxidant analysis has not been reported previously. This proof contributed greatly to uncovering potentially native natural resources as an indigenous Indonesian drug which is expected to decrease dependence on imported drugs especially imunomodulator, antihypertensive, antidiabet etc. This research would be beneficial and excellent manifestation for the development of natural antioxidant-based medicines from traditional knowledge of Indonesias local ethnicities.
Studi Etnobotani Famili Zingiberaceae dalam Kehidupan Masyarakat Lokal di Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi, Riau Hartanto, Salpa; -, Fitmawati; Sofiyanti, Nery
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 6, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v6i2.3105

Abstract

Kecamatan Pangean di Kabupaten Kuantan Singingi memiliki sejarah yang lama dalam pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai bahan makanan, obat atau prosesi ritual. Penelitian ini bertujuan memperlihatkan peranan Zingiberaceae oleh Masyarakat di Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi dan untuk kajian botani, etnomedisin, etnoekonomi, etnofarmakologi, etnoekologi serta etnoantropologi. Pengumpulan data dihasilkan dengan menggunakan kuisioner terhadap Masyarakat yang mengetahui manfaat Zingiberaceae dalam kehidupan sehari-hari, spesimen famili Zingiberaceae dikumpulkan dari lapangan. Karakter morpologi dikoreksi untuk identifikasi spesimen. Total dari sebelas spesies yang ditemukan adalah Curcuma Domestica, Zingiber officinale, Kaemferia galanga, Alpinia galanga, Zingiber cassumunar, Curcuma xanthoriza, Zingiber argenteum, Costus spesiosus, Zingiber sp., Globba pendula dan Alpinia mutica. Secara umum, semua spesies ini berperawakan herba. Dokumentasi kajian etnomedisin yang menggunakan famili Zingiberaceae dengan tumbuhan obat lainnya untuk memperoleh dosis yang tepat. Kajian etnoekonomi memiliki nilai ekonomi yang rendah dari famili Zingiberaceae. Kajian etnoekologi menunjukkan bahwa famili Zingiberaceae lebih banyak dibudidayakan dalam penggunaannya daripada berasal dari hutan, sedangkan dalam bidang antropologi, masyarakat memanfaatkan famili ini untuk ritual tertentu. Famili ini juga memberikan efek farmakologi jika masyarakat tidak memiliki takaran dan penyajian yang tepat.Pangean District in Kuantan Singingi has long history in using variuos kinds of plant in their daily life, either for food, medicine or rituals. The study was aimed to reveal the role of Zingiberaceae by the society of Subdistrict of Pangean, District of Kuantan Singingi, Riau Province, and to study the botany, as well as the role of plants in ethnomedicine, ethnoeconomy, ethnopharmacology, ethnoecology and ethnoanthropology fields. Data collection was conducted by distributing quetionaires to people who know the use of Zingiberaceae in daily life, the Zingiberaceae specimens were collected from the field. Morphological characters were carefully examined for species identification. A total of eleven Zingiberaceae species were identified in this study i.e Curcuma Domestica, Zingiber officinale, Kaemferia galanga, Alpinia galanga, Zingiber cassumunar, Curcuma xanthoriza, Zingiber argenteum, Costus spesiosus, Zingiber sp., Globba pendula and Alpinia mutica. Generally, all of these species were herbaceous. Ethnomedicine study documented the use of Zingiberaceae with other medicinal plants to get accurate dosage. Ethnoeconomic study revealed the low economic value of Zingibeaceae. Ethnoecological study showed that the cultivated Zingiberace was more common used than wild species, while the study of ethnoanthropology showed that people used some Zingiberaceae for specific rituals. This family give farmacological effect if the people didnt use the correct dosage and preparation.
Immunomodulatory Effectiveness of Aqueous Obat Pahit Extract of Lingga Malay Ethnic on White Rats (Rattus novergicus) Fitmawati, Fitmawati; Roza, Rodesia Mustika; Sofiyanti, Nery; Isnaini, Isnaini; Fitri, Febrian Lailatul; Paramita, Desi; Dewi, Awal Prichatin Kusumo
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 9, No 3 (2017): December 2017
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v9i3.10496

Abstract

Obat pahit has been generally known and believed by Lingga Malay society as anti-aging agent. However, the study of Obat pahit is not scientifically proven. This research was aimed to prove immunomodulatory ability of Obat pahit potion from Lingga, Riau Archipelago. This study used white rats as an animal modelling, and Staphylococcus aureus as bacteria tester. The rats had been treated with aqueous Obat pahit extract from three TMPs on dose scales of 0.09, 0.18 and 0.27 mL/200g of body weight through oral administration for 7 days. Furthermore, on the 8th days, the experiment animals were injected by the preparation of bacteria tester through intraperitoneal administration in the amount of 0.5 mL/200 gram of body weigth and subsequently incubated for 1 hour after the injection. There were 2 observed parameters on this study, i.e efectivity and capacity of phagocytosis by leukocytes. The observation of leukocytes-phagocytocis activity was carried out by making a smear preparat samples of peritoneum fluid from rats. After the observation under microscope on a magnification of 100 times. The result was obtained the Obat pahit from Kalan PMT swere more effective on dose 2, while from SP4 and Linau TMPs were much more effective on dose 1. It is therefore, using these data of the results, the advanced doses scale of this Obat pahit would not be necessary. Obat pahit potion from Malay Lingga Malay Ethnic could become raw materials of immunomodulatory herbal medicine based on traditional knowledge. It also potentially as a standardized herbal.
Analisis Hubungan Kekerabatan Manggis (Garcinia mangostana L.) Tembilahan NAPSIYAH, LUTHFI KHOTUN; FITMAWATI, FITMAWATI; SOFIYANTI, NERY
Jurnal Riau Biologia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tembilahan merupakan salah satu sentra produksi manggis (Garcinia mangostana) di Provinsi Riau. Ciri khas manggis Tembilahan adalah mampu beradaptasi pada zona pasang surut air laut dan waktu berbunga pertama yang cepat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi keanekaragaman manggis Tembilahan dan hubungan kekerabatannya berdasarkan karakter morfologi dan agronomi. Penelitian dilakukan pada Juni 2015 sampai Januari 2016 dengan metode eksplorasi. Karakter morfologi dari 50 individu diamati, dideskripsikan dan diskoring. Skoring dianalisis menggunakan software NTSYSpc2,02. Berdasarkan pengamatan dari 51 karakter morfologi manggis diperoleh dua kultivar manggis yaitu kultivar lokal dan kultivar hutan. Koefisien kemiripan yang diperoleh berkisar 0,16 dan 0,82. Dendrogram dengan nilai koefisien kemiripan 0,41 sampai 0,82 terbentuk dua kelompok utama yaitu kelompok pertama terdiri dari 30 individu kultivar lokal dan kelompok dua terdiri dari 20 individu kultivar hutan.
Morfologi spora paku Pteridaceae di Hutan PT. CPI Rumbai Riau MARPAUNG, AFNI ATIKA; SOFIYANTI, NERY; IRIANI, DYAH
Jurnal Riau Biologia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hutan CPI Rumbai merupakan hutan yang dilindungi oleh PT. CPI Rumbai Riau yang masih menyimpan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, terutama jenis-jenis paku. Paku Pteridaceae merupakan paku kosmopolit yang memiliki genus sangat banyak dan memiliki habitat yang beragam mulai dari hidrofit, teresterial, hingga epifit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan paku Pteridaceae berdasarkan karakter morfologi spora di hutan PT. CPI Rumbai Riau. Inventarisasi dilakukan dengan metode eksplorasi di lapangan. Enam jenis paku dibuat preparat sporanya menggunakan metode asetolisis dan karakter morfologinyaa diamati menggunakan mikroskop cahaya USB Digital U500x dan Mikroskop Cahaya Celstron LCD Digital #44340. Hasil pengamatan karakter morfologi spora adalah bentuk spora: monolet dan trilet. Tipe berdasarkan ukuran: medium dan besar. Tipe berdasarkan rasio: prolat spheroidal, subprolat, dan prolat. Apertura: monosulcat dan trikotomosulkat dan Ornamentasi: kretes, psilat, retikulat, dan skabrat.
Taksiran Akumulasi Biomassa atas Permukaan pada Eksperimen Restorasi Lahan Gambut Bekas Terbakar, Area Transisi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Riau, Sumatera Indonesia GUNAWAN, HARIS; MUDIYARSO, DANIEL; MIZUNO, KOSUKE; KOZAN, OSAMU; SOFIYANTI, NERY; INDRIYANI, DIAN; SEPTIANI, DIEN; LESTARI, ISKA
Jurnal Riau Biologia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Giam Siak Kecil-Bukit Batu Biosphere Reserve was managed by zonation as a approach for multibenefitof management goals. This Bioshere Reserve has a fairly high carbon stock stored in its naturalpeat swamp forest ecosystems. Nevertheless, the condition of the peat swamp forest in the BiosphereGiam Siak Kecil-Bukit Batu currently has been destructed, especially in the buffer and transition zones.The threats of protected areas are not only coming from forest fire factors, but also from encroachmentand illegal logging. Therefore, it requires a recovery effort. This research aims to determine the survivalrate and to estimate the above ground biomass accumulation of the main tree species of peat swamp forestthat used to restore the burnt peat. The estimated total biomass accumulation on the surface was measured using allometric equations. Result of this research proved that Jelutung tree (Dyera polyphylla) has thebest survival rate among the trees (98%), while banana tree (Mezzettia parviflora) has lower survival rate( 35%). The highest total biomass accumulation was found in Jelutung (Dyera polyphylla) (499.015kg/ha/year, while the lowest total biomass accumulation was found in Meranti batu (Shorea uliginosa)(88.867 kg/ha/year). A total of nine pioneer species were identified i.e. Tenggek burung (Euodia sp),kayu ara (Ficus sp), mahang (Macaranga triloba), karet (Havea brasiliensis), sendayan (Scleriasumatrensis), alang-alang (Imperata cylindrica), senduduk (Melastoma malabathricum), paku-pakuan(Neprolepis hirsutula) and rumput teki (Cyperus rotundus). The total biomass accumulation of earlysuccession in all types of vegetation pioneer is 338,91 kg/ha.Key words: Above Ground Biomass Accumulation, restoration, vegetasion succession, burned peatland,Survival Rate.
Analisis Filogenetik Mangifera odorata Sumatera Tengahdan Kerabatnya Menggunakan Gen rbcL JULIANTARI, ERWINA; , FITMAWATI; SOFIYANTI, NERY
Jurnal Riau Biologia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mangifera Sumatera bagian Tengah memiliki kemampuan unik dalam beradaptasi pada wilayah dengan curah hujan yang tinggi, sehingga berpotensi sebagai sumber plasma nutfah Sumatera. Secara morfologi genus Mangifera cukup sulit dibedakan karena tingginya plastisitas morfologi. Mangifera odorata diduga sebagai spesies hibrid dari M. indica dan M. foetida, sehingga diperlukan analisis untuk memperkuat status taksonomi M. odorata. Tujuan penelitian ini untuk merekonstruksi hubungan kekerabatan M. odorata dan kerabatnya berdasarkan gen rbcL. Rekostruksi menggunakan program PAUP* Versi 4.0b10 dengan metode maximum parsimony (MP). Kladogram dengan metode MP membentuk klad monofiletik dengan dua klad utama Mangifera. Klad pertama yaitu M. indica dan klad kedua terdiri dari M. foetida dan M. odorata. Kladogram mendukung asumsi bahwa M. odorata adalah hibrid dari M. foetida dan M. indica. 
Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi , ZULHENDRA; , FITMAWATI; SOFIYANTI, NERY
Jurnal Riau Biologia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Petai (Parkia spesiosa Hassk.) merupakan tanaman bermanfaat yang tumbuh di daerah tropis dan diperkirakan mempunyai kekayaan plasma nutfah yang tinggi di Provinsi Riau. Keanekaragaman tanaman petai di Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau belum diungkap dan diketahui varietasnya, di sisi lain keanekaragaman petai terancam punah seiring dengan konversi areal hutan sebagai habitat aslinya menjadi perkebunan dan industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman infraspesies tanaman petai di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau dengan menggunakan karakter morfologi. Penelitian menggunakan metode eksplorasi yang dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai dengan March 2015. Dua puluh tiga petai yang telah diamati karakter morfologi diskoring dan dianalisis untuk mengetahui pengelompokannya menggunakan program NTSYSpc 2.02. Hasil penelitian dendogram menunjukkan individu petai tidak mengelompok berdasarkan asal populasi tetapi berdasarkan karakter morfologi. Kelompok pertama terdiri 21 individu dan kelompok kedua terdiri dari 2 individu. Nilai koefisien kemiripan 23 pohon petai berkisar antara 0,21 sampai 0,79.
Evolutionary Relationship of Common Mangoes: Insight from ITS HAYATI, IBNA; , FITMAWATI; SOFIYANTI, NERY
Jurnal Riau Biologia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mango (Mangifera) is one the most important fruit from Asia. The center of origin and diversity of this genus is in Southeast Asia. This region has great economic development in recent years. Due to the deforestation and habitat change, the occurance of Mangifera species in their natural habitat is threathened. This research aimed to analyze evolutionary relationship among common mangoes from Central Sumatra. This research was conducted from November 2015 until April 2016. DNA was isolated using CTAB method. The isolated DNA were then sequenced in First Base Laboratories, Malaysia. Phylogram was generated using Neighbor Joining Method, while T92+G evolution model was used for Distance Analysis. NJ analysis revealed monophyletic group of common mangoes. M. laurina was considered as the most primitive species in common mangoes clade due to the longest branch length. Relationship among M. kemanga and M. laurina, M. indica and M. zeylanica was a new finding. It would be highlighted to determine newer classification, cultivation and conservation strategies of mango. 
Co-Authors ', Trina , WULANDARI D , ZULHENDRA Afni Atika Marpaung Annisa Auliani Arini Arini Asih Rahayu Ajeng Agesti Asih Rahayu Ajeng Agesti Asri Ria Lestari Asri Ria Lestari Azizul Berlyansah Bernadeta Leni Fibriarti DANIEL MUDIYARSO, DANIEL Dewi Indriyani Roslim Dewi Indriyani Roslim Dewi, Awal Prichatin Kusumo Dian Eka Indriani, Dian Eka Dian Indriyani Dien Septiani Dyah Iriani Dyah Iriani Dyah Iriani Ennie Chahyadi Ennie Chahyadi Ermi Ningsih ERWINA JULIANTARI, ERWINA Fadli ' Fitmawati ' Fitmawati Fitmawati Fitmawati Fitmawati Fitmawati Fitmawati Fitmawati Fitmawati Fitri, Febrian Lailatul Fitriani K. U Haris Gunawan Haris Gunawan HAYATI, IBNA Herman ' Ikhwan Taufik ISKA LESTARI, ISKA Isnaini Isnaini Isnaini Isnaini Isnaini Isnaini Khairijon ' KOSUKE MIZUNO, KOSUKE MARPAUNG, AFNI ATIKA Maya Sari Maya Sari Mayta Novaliza Isda Mayta Novaliza Isda Mellyasari Pangkey Muhammad Hamid Nanda Marlian Iriani NAPSIYAH, LUTHFI KHOTUN Nasri Baroroh Ninik Nihayatul Wahibah Ninik Nihayatul Wahibah Nur Afdila Saputri Nurul Idani OSAMU KOZAN, OSAMU Paramita, Desi PRANATA, SYAFRONI Puji Lestari Putri Handayani Harahap Putri Intan Wahyuni Rafidah, Nurul Rissan suriatno Rodesia Mustika Roza Rodesia Mustika Roza Roza Elvyra Salpa Hartanto Silvera Devi Simon Mangaratua Siska Sri Wahyuni, Siska Sri Siti Fatonah Slamet Prayogi Slamet Prayogi Sri Nur Kholifah Susi Supriani Syafroni Pranata Syafroni Pranata syafroni Pranata Tami Oktari Tetty Marta Linda Via Andani Widya Nur Arise Winata, Dhaniel Ridho Wirdayanti Wirdayanti Wirdayanti Wirdayanti Wulandari ' Yulisa Resti Irawan Yundari, Yundari YUSNA, MACHFIRA