Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan Karakteristik Pasien dan Rejimen Kemoterapi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Kanker di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta : Relationship between Patient Characteristics and Chemotherapy Regimens on Quality of Life for Cancer Patients at PKU Muhammadiyah Hospital, Yogyakarta Fitri Ayu Wahyuni; Woro Supadmi; Endang Yuniarti
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.676 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v3i2.488

Abstract

Abstrak Kanker merupakan suatu kondisi sel yang telah mengalami kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan sel yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kualitas hidup merupakan persepsi setiap individu terhadap fungsinya dalam kehidupan. Kualitas hidup merupakan suatu bagian penting dalam penilaian hasil terapi pada penyakit kanker. Karakteristik individu pada pasien berhubungan dengan persepsi kesehatan general dan kualitas hidup keseluruhan. Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui hubungan karakteristik pasien dan rejimen kemoterapi dengan kualitas hidup pasien kanker di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan subjek penelitian semua pasien kanker yang menjalani kemoterapi periode September-Oktober 2020 dan memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik Mann-Whitney dan Kruskal Wallis. Dari hasil analisis diperoleh tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik pasien dan rejimen kemoterapi dengan nilai kualitas hidup pasien kanker (p>0,05).
Medication Related Burden pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di RSUD Kota Yogyakarta : Medication Related Burden in Patients with Chronic Kidney Failure at the Yogyakarta City Hospital Woro Supadmi; Muhammad Muhlis; Ilham Bintang Agung
Jurnal Sains dan Kesehatan (J. Sains Kes.) Vol. 3 No. 6 (2021): Jurnal Sains dan Kesehatan (J. Sains Kes.)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.771 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v3i6.575

Abstract

Chronic kidney disease (CKD) is a condition of chronic kidney function decline, progressive and irreversible. Treatment measures given to patients with chronic kidney disease depends on what stage obtained from treatment of comorbid conditions to renal replacement or hemodialysis. Prolonged drug consumption affects the burden of medication or medication related burden on patients. This study was conducted to determine the relationship between treatment load and the level of adherence in patients with chronic renal failure in RSUD Kota Yogyakarta. This study was observational study with a cross-sectional design. The instrument used was in the form of LMQ questionnaire to determine medication related burden and questionnaire MARS to determine the adherence. Data were analyzed by Spearman Test to determine the relationship between medication-related burden and patient compliance. The results showed that significant correlation between LMQ scores and MARS scores (correlation coefficient = -0.413, p = 0.001) and between VAS Score and MARS scores (correlation coefficient = -0.413, p = 0.001). The higher the medication related burden, the lower the patient's compliance.
Direct medical cost of metformin and metformin-glimepiride in type 2 diabetes mellitus patients Sulastri Sulastri; Shabran Hadiq; Woro Supadmi; Dyah Aryani Perwitasari
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 19, No 2: September 2022
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.847 KB) | DOI: 10.12928/mf.v19i2.21588

Abstract

Diabetes mellitus (DM) requires long-term therapy. Selection of the right therapy was very important to provide optimal results at an affordable cost. One of the main standards of oral antidiabetic therapy prescribed for type 2 DM (T2DM) is metformin, either alone or in combination therapy. The purpose of this study was to describe the direct medical costs in type 2 DM patients between metformin and metformin-glimepiride therapy. This research was an observational and descriptive. Demographic and clinical data were taken prospectively from the complete medical records of data patients with the main diagnosis of DM who fulfilled the inclusion criteria in the period January 2019–November 2020 at RSU Nene Mallomo Sidenreng Rappang, South Sulawesi and the two Public Health Centers namely Puskesmas Galur. II and Panjatan II Kulon Progo Yogyakarta. Cost data includes total medical costs from the hospital/ healthcare perspective (cost of drugs, doctor's services and checkups, fees for checking Fasting Blood Glucose/ Gula darah Puasa (GDP) and Blood Glucose Level While/ Gula Darah Sewaktu (GDS)) and total costs from the Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)/ payer perspective (INA-CBG's rates) were covered by insurance. The results showed that the average direct medical costs at the hospital and the two Public Health Centers respectively were metformin therapy in IDR (Indonesian Rupiah) namely IDR 120.736 and IDR 9.072,- and metformin-glimepiride therapy of IDR 126.298,- and IDR 18.634,-. It can be concluded that the average direct medical cost of metformin therapy is lower than metformin-glimepiride therapy.
Cost-effectiveness analysis of metformin and metformin-glimepiride in patients with type 2 diabetes at nene mallomo sidrap general hospital Shabran Hadiq; Woro Supadmi; Dyah Aryani Perwitasari
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 19, No 2: September 2022
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.748 KB) | DOI: 10.12928/mf.v19i2.21608

Abstract

Metformin and metformin-glimepiride are cost-effective therapy options and are most commonly prescribed to treat type 2 diabetes mellitus (DM). This study aims to determine the cost-effectiveness of using metformin and metformin-glimepiride in patients with type 2 DM at Nene Mallomo Sidenreng Rappang General Hospital. This analytical descriptive observational research employed a retrospective cohort design. The data of type 2 DM patients, new and old patients, were obtained from the medical record unit. The target population was data of outpatients for the period January-December 2019. The parameter of the therapeutic effectiveness is the random blood sugar levels of the patients after receiving treatment. The data on cost from the hospital perspective were obtained from the administration and finance unit. Cost-effectiveness analysis employed calculations of the average cost-effectiveness ratio (ACER) and the incremental cost-effectiveness ratio (ICER). Meanwhile, the risk ratio (RR) employed the analytical chi-squared method to determine the relationship between the two types of therapies and their effectiveness. This study has revealed that 30 patients met the inclusion criteria; 14 patients received metformin therapy and 16 patients received metformin-glimepiride therapy. Metformin therapy is more effective (64.29%) and more costly (IDR120,736). The metformin's ACER value is 1877.99, and its ICER value is -3107.26. The cost-effectiveness analysis has revealed that metformin therapy is more cost-effective than metformin-glimepiride therapy. Meanwhile, the chi-squared analysis has discovered no relationship between the two therapies and their effectiveness. The RR value of 1.080 concludes that metformin has 1.080 as much therapeutic effectiveness as the metformin-glimepiride.
HUBUNGAN MEDICATION RELATED BURDEN DENGAN KEPATUHAN TERAPI PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING PERIODE OKTOBER – NOVEMBER 2021 Hanita Christiandari; Woro Supadmi; Joko Sudibyo
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.122

Abstract

Stroke menduduki urutan ketiga terbesar penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker, dengan laju mortalitas 18 % sampai 37 % untuk stroke pertama dan 62 % untuk stroke berulang. Stroke membutuhkan perawatan pengobatan jangka panjang, yang dapat menimbulkan beban pengobatan pada pasien. Beban pengobatan dalam jangka panjang tersebut dapat mengurangi kepatuhan terapi. Penelitian bertujuan mengetahui beban pengobatan, tingkat kepatuhan pasien, dan hubungan antara beban pengobatan dengan tingkat kepatuhan pasien Stroke di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif potong lintang (cross-sectional). Adapun pengambilan data dilakukan secara prospektif berdasarkan wawancara langsung terhadap pasien meliputi beban pengobatan dengan kuesioner Living With Medicine Questionaire (LMQ) dan kepatuhan terapi dengan kuesioner Medication Adherence Rating Scale (MARS). Data dianalisis dengan uji Spearman Rho untuk menentukan hubungan antara medication related burden dengan kepatuhan pasien. Berdasarkan kuisioner LMQ sebanyak 8 pasien (16,32%) mengalami beban rendah dan 41 pasien (83,67%) mengalami beban sedang. Tingkat kepatuhan pada pasien stroke di RS PKU Muhammadiyah Gamping diketahui bahwa sebanyak 29 pasien (59,18%) memiliki tingkat kepatuhan sedang dan sebanyak 20 pasien (40,81%) memiliki tingkat kepatuhan tinggi. Berdasarkan nilai koefisien korelasi VAS dengan MARS menunjukkan korelasi negatif (CP = -0,186 dan P=0,201), hal ini berarti bahwa semakin tinggi beban pengobatan maka pasien akan semakin tidak patuh dan tidak ada hubungan yang signifikan antara beban pengobatan dengan kepatuhan pasien. Berdasarkan nilai koefisien korelasi VAS dengan MARS menunjukkan korelasi negatif (CP = -0,186 dan P=0,201), hal ini berarti bahwa semakin tinggi beban pengobatan maka pasien akan semakin tidak patuh dan tidak ada hubungan yang signifikan antara beban pengobatan dengan kepatuhan pasien. Kata Kunci : Stroke, Medication Related Burden, Kepatuhan Terapi
Penggunaan Antikoagulan Pada Pasien Covid-19 di RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode Maret 2020 - Maret 2021 Iin Ike Ardiani; Woro Supadmi; Endang Yuniarti
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 4 (2022): in press
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i4.78638

Abstract

Covid-19 menyebabkan meningkatnya nilai D-Dimer. Penatalaksanaan terapi Covid19 menggunakan antikoagulan, antikoagulan mempunyai efek samping perdarahan yang harus dipantau seperti epistaksis, hematuria, hematoma, gingivitis, dan melena. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pasien, ketepatan regimen terapi Invicloth dan Lovenox, perbaikan kondisi pasien dan efek samping berdasarkan respon klinis, hubungan antara ketepatan regimen terapi dengan perbaikan kondisi klinis pasien dan kejadian efek samping antikoagulan. Jenis penelitian deskriptif-analitik dengan rancangan cohort, pengambilan data secara retrospektif. Data yang diambil adalah rekam medik pasien dewasa yang terdiagnosis terkonfirmasi Covid-19. Sampel yang diambil adalah semua pasien terkonfirmasi Covid-19 yang menggunakan antikoagulan Invicloth dan Lovenox selama periode Maret 2020-Maret 2021 dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang diambil meliputi usia, jenis kelamin, diagnosis Covid-19 atau bersama komorbid lain, data klinis, data obyektif dan subyektif, lama rawat inap serta data profil penggunaan antikoagulan. Perbaikan klinis yang diamati berupa DDimer, trombosit, Hb, dan APTT/PTT. Data dianalisis univariat dan bivariat untuk mengetahui hubungan antara ketepatan regimen terapi dengan perbaikan klinis dengan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 75 pasien memenuhi kriteria inklusi. Pasien laki-laki lebih banyak 61.3%. Usia ≤ 60 tahun adalah usia yang paling tinggi 73.4%. Invicloth digunakan paling sering 90.7%, Lovenox 9.3%. Lama penggunaan Invicloth dan Lovenox < 7 hari 62.6%. Distribusi pasien kebanyakan dengan komorbid 66.6%, terbesar Diabetes Melitus 20%. Efek samping Invicloth muncul trombositopenia 3 orang(4%), anemia 9 orang (12%) dan adanya perdarahan (BAB diare berdarah 2,6% dan muntah darah 1,3%), sedangkan Lovenox 16% (nilai APTT tinggi namun tidak tampak tanda perdarahan pada pasien). Pasien membaik 80%. Ketepatan regimen Invicloth 72% dan Lovenox 2,6%. Rata-rata D-Dimer saat pemeriksaan awal 1.156 ng/mL (nilai normal D-dimer < 0.5 ng/mL) sedangkan pemeriksaan akhir rata-rata 0.58 ng/mL. Hubungan ketepatan regimen antikoagulan dengan perbaikan klinis dan efek sampingnya diuji secara chi-square didapat D-dimer p=0.626, trombosit p=1.00, Hb p=0,49, APTT/PTT p=1,00, dan efek samping antikoagulan p=0.259, dimana p> 0.05. Tidak ada hubungan antara ketepatan regimen antikoagulan dengan perbaikan klinis pasien dan efek samping antikoagulan.
Analisis biaya pasien Severe Cutaneous Adverse Reactions (SCARs) Qarriy 'Aina Urfiyya; Musa Fitri Fatkhiya; Dyah Aryani Perwitasari; Sri Awalia Febriana; Woro Supadmi
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 18 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol18.iss2.art12

Abstract

Background: Severe Cutaneous Adverse Reactions (SCARs), including Stevens-Johnson Syndrome (SJS), Toxic Epidermal Necrolysis (TEN), and Drug Reaction with Eosinophilia and Systemic Symptom (DRESS), were the idiosyncratic reactions most commonly caused by drugs which have an impact on increasing the patient's financial burden. Objectives: This study aims to determine the highest cost component and the illness cost in patients suffering from Severe Cutaneous Adverse Reactions (SCARs). Methods: This study was an analytic observational study with a cross-sectional design. We collected direct medical costs, direct non-medical costs, and indirect costs for inpatients with SJS, TEN, and DRESS at Dr. Sardjito Yogyakarta Hospital from 2014-2018, retrospectively. Based on the societal perspective, we defined the highest cost component and the illness cost in patients with SCARs. Results: The highest cost component for SJS, and TEN patients were obtained in the health professional services (24,1% and 25,2%, respectively). Meanwhile, the highest cost component for DRESS patients was the cost of drugs (20,2%). The total illness cost of 47 SCARs patients (22 SJS patients, 6 TEN patients, and 19 DRESS patients) was IDR 666.615.321, with the highest average cost for TEN patients, followed by SJS and DRESS (IDR 16.510.595, IDR 14.205.545, and IDR 13.445.555, respectively). Conclusions: The highest cost component was the health professional services in SJS and TEN patients and the cost of medicine for DRESS patients. The management of SCARs requires considerable cost, and it is still being a financial burden on the patients.
ANALISIS COST OF ILLNESS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING PERIODE APRIL – JUNI 2022: COST OF ILLNESS ANALYSIS IN ISCHEMIC STROKE PATIENTS AT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING HOSPITAL IN APRIL – JUNE 2022 Gita Husna Rahmadani; Woro Supadmi; Joko Sudibyo
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.649

Abstract

Stroke iskemik merupakan penyakit utama yang menyebabkan kematian di seluruh dunia. Setiap tahunnya, angka kejadian stroke iskemik di Indonesia terus meningkat. Stroke iskemik membutuhkan perawatan yang lama serta biaya yang mahal, sehingga menjadi beban pada pasien dan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat stroke iskemik, mengetahui cost of illness yang meliputi direct medical cost, direct nonmedical cost, serta indirect cost pada pasien stroke iskemik, mengetahui selisih direct medical cost dengan tarif INA-CBG’s pada pasien stroke iskemik, dan mengetahui hubungan lama perawatan, komorbiddan tingkat keparahan dengan direct medical cost pada pasien stroke iskemik. Penelitian ini dilakukan observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional, pengambilan data secara prospektif. Pengambilan data meliputi data penggunaan obat, lama rawat inap, dan data klinik pasien didapatkan berdasarkan data rekam medik, biaya perspektif rumah sakit yang meliputi biaya pengobatan pasien, biaya langsung non-medis dan data biaya tidak langsung berdasarkan wawancara langsung terhadap keluarga pasien. Subyek penelitian terdiri dari 24 pasien rawat inap. Analisis data menggunakan metode analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan pola penggunaan obat stroke iskemik rawat inap yang paling banyak digunakan yaitu aspilet 18,2%. Biaya cost of illness dengan rata-rata Rp 3.859.156 meliputi direct medical cost dengan rata-rata Rp 3.302.489, direct nonmedical cost dengan rata-rata Rp 432.291 dan indirect cost dengan rata-rata Rp 124.375. Selisih direct medical cost dengan tarif INA-CBG’s didapatkan selisih positif sehingga rumah sakit tidak mengalami kerugian. Hubungan lama perawatan, penyerta, dan tingkat keparahan dengan direct medical cost diperoleh nilai p<0,05, hal ini menunjukkan ada hubungan signifikan
Common Sense-Self Regulatory Model pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Abdul Azis Singkawang, RS Dok II Jayapura dan RSUD Meranti: Common Sense-Self Regulatory Model in Type 2 Diabetes Mellitus Patients at Abdul Azis Singkawang Hospital, Jayapura Doc II Hospital and Meranti Hospital Bambang Purwoko; Dyah Aryani Perwitasari; Imaniar Noor Faridah; Woro Supadmi; Ajeng Diantini
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 5 No. 1 (2023): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v5i1.260

Abstract

T2DM sufferers during treatment will face stressors that will affect the outcome of therapy and psychological factors. The purpose of this study was to determine the relationship between perception and distress of T2DM patients on adherence, the relationship between adherence to therapy outcomes and quality of life. This study used an observational method with a cross-sectional approach, data was collected prospectively in T2DM patients in Abdul Azis Singkawang Hospital, Dok II Jayapura Hospital and Meranti Hospital. The questionnaires used in this research were the Diabetes Distress Scale (DDS) questionnaire, the Brief Perception Questionaire (B-IPQ), the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-4), and the European Quality of Life-5 Dimensions (EQ-5D). Data analysis using variance based SEM (Structural Equation Modeling), Partial Least Square (PLS) 3.0. The results of the study were 217 DMT2 patients who fulfilled the inclusion criteria dominated by female patients (59%) while men (41%). The index value of quality of life was 0.78±0.26 and visual analog scale was 71.46±14.45. The highest mean perception value was the treatment control domain (8.11±1.89). The mean value of compliance was 2.27±1.36. The results showed that perceptions and stress levels did not have a significant effect on adherence (p>0.05). Compliance did not have a significant effect on therapeutic outcome and quality of life (p>0.05). Stress levels and perceptions did not correlate with outcomes of therapy through adherence (p>0.05) and with quality of life through adherence (p>0.05). The highest mean score on DDS-17 is the therapeutic management domain (2.55±1.08). CSSRM concept conclusion in this study was that adherence did not have a significant effect on outcomes of therapy and quality of life. Perceptions and stress levels did not have a significant effect on compliance. ABSTRAK Penderita DMT2 selama dalam pengobatan akan menghadapi stressor yang akan berpengaruh terhadap luaran terapi dan faktor psikologis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi dan distress pasien DMT2 terhadap kepatuhan, hubungan kepatuhan terhadap luaran terapi dan kualitas hidup. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross-sectional, pengambilan data dilakukan secara prospektif pada pasien DMT2 di RSUD Abdul Azis Singkawang, RS Dok II Jayapura dan RSUD Meranti. Kuesioner yang digunakan adalah Diabetes Distress Scale (DDS), Brief-Illnes Perception Questionaire (B-IPQ), Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-4), dan European Quality of Life-5 Dimensions (EQ-5D). Analisis data menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) yang berbasis varians yaitu Partial Least Square (PLS) 3.0. Hasil penelitian terdapat 217 pasien DMT2 yang memenuhi kriteria inklusi didominasi oleh pasien perempuan (59%) sedangkan laki-laki (41%). Nilai indek kualitas hidup adalah 0,78±0,26 dan visual analog scale 71,46±14,45. Rerata nilai tertinggi persepsi adalah domain kontrol pengobatan (8,11±1,89). Nilai rerata kepatuhan yaitu 2,27±1,36. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi dan tingkat stress tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan (p>0,05). Kepatuhan tidak berpengaruh signifikan terhadap luaran terapi dan kualitas hidup (p> 0,05). Tingkat stress dan persepsi tidak berkorelasi dengan  luaran terapi melalui kepatuhan (p>0,05) dan dengan kualitas hidup melalui kepatuhan (p>0,05). Nilai rerata tertinggi pada DDS-17 adalah domain manajemen terapi (2,55±1,08). Kesimpulan konsep CSSRM pada penelitian ini adalah kepatuhan tidak terbukti berpengaruh signifikan pada luaran terapi dan kualitas hidup, persepsi dan tingkat stress tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan.
HUBUNGAN KEPUASAN DENGAN KEPATUHAN TERAPI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA: THE CORELATION BETWEEN SATISFACTION AND THERAPEUTIC COMPLIANCE IN OUTPATIENT HYPERTENSION PATIENTS AT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Yuptarol Mujahidah; Woro Supadmi
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i2.276

Abstract

Prevalensi kasus hipertensi terus meningkat, berkaitan dengan rendahnya tingkat kepatuhanpasien dalam mengkonsumsi obat antihipertensi. Upaya meningkatkan kepatuhan pasien dalampenggunaan obat diperlukan kualitas pelayanan yang baik, sehingga dapat meningkatkankepuasan pasien terhadap pelayanan yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan mengetahuihubungan kepuasaan pasien dengan kepatuhan terapi pada pasien hipertensi rawat jalan di RSPKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan observasional analitikdengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Lemeshow.Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan metode purposivesampling. Subjek yang digunakan adalah pasien hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi daneksklusi. Data yang dikumpulkan berupa kepuasan pasien dengan menggunakan kuesionerPSQ-18 dan kuesioner MARS-5 untuk melihat tingkat kepatuhan terapi pasien. Data yangdiperoleh dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan, dari 96responden, 95,8% merasa puas dan 4,2% merasa tidak puas, serta 89,6% pasien patuh dan10,4% tidak patuh dengan pengobatannya. Analisis Chi Square menunjukkan adanya hubunganyang signifikan antara kepuasan pasien terhadap kepatuhan terapi pasien hipertensi dengan nilaip = 0,003 (p<0,05), dengan nilai korelasi (rho) = 0,330, dan diperoleh nilai Relative Risk sebesar3,696. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antarakepuasan pelayanan terhadap kepatuhan terapi pada pasien hipertensi rawat jalan di RS PKUMuhammadiyah Yogyakarta. Kata kunci: Hipertensi,Kepuasan Pasien, Kepatuhan Terapi , MARS-5, PSQ-18
Co-Authors . Fitriyani Adnan, Adnan Adrian A. Kaptein Adrian A. Kaptein Ajeng Diantini Akrom, Akrom Anak Agung Gede Sugianthara Andriana Sari Andriana Sari Antoni, Priski Aristia, Bella Fevi Armina Hikmawati Atikah Nur Shabrina Aulia Kurniapuri Auliya A. Suwantika Bambang Purwoko Budiyono Budiyono Cut Fatia Ulfa Cut Fatia Ulfa Damayanti, Elok Della Midi Wardhani Dyah A. Perwitasari Dyah A. Perwitasari Dyah Aryani Perwitasari Dyah Aryani Perwitasari Dyah Aryani Perwitasari Ela Fadilah Pramsa Endah Karuniawati Endang Yuniarti Endang Yuniarti Endang Yuniarti Endang Yuniarti Endang Yuniarti Endang Yuniarti Endang Yuniarti Fitri Ayu Wahyuni Fitri Ayu Wahyuni Fitri Qoriawaty Fitriyani Fitriyani Fitriyani, Fitriyani Ginanjar Zukhruf Saputri Gita Husna Rahmadani Haafizah Dania Hanindia Riyani Hanita Christiandari Herjanti Ratnawiningsih Hesty Riza Oktastika Hidayah Apriliawan Hidayati, Ana Iin Ike Ardiani Ilham Bintang Agung Imaniar Noor Faridah Joko Sudibyo Joko Sudibyo Jumiati Kaptein, Adrian A. Kurniyati, . Kurniyati, . Lukman Hakim Muh Muhlis Muhammad Muhlis Muhammad MuMuhlis Muhartati, Sri Aisyah Muhlis, Muh Murwiningsih Murwiningsih Musa Fitri Fatkhiya Nur Shabrina, Atikah Perwitasari, Dyah A. Priski Antoni Qarriy 'Aina Urfiyya Rahmiati, Siti Ratna R. Restu Pranandari Rikifani, Shoma Ruri Renggani Sandra Shabran Hadiq Shoma Rikifani Siti Rahmiati Siti Rahmiati Sri Aisyah Muhartati Sri Aisyah Muhartati Sri Awalia Febriana Stefy Muliyani Muljabar Sulastri Sulastri Susilo, Rinto Tina Rostinawati Triyo Nova Wirawan Adikusuma Yulia Indah Widianti Yuptarol Mujahidah