Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

RESPON ESTRUS PADA KAMBING PERANAKAN ETTAWA DENGAN BODY CONDITION SCORE 2 DAN 3 TERHADAP KOMBINASI IMPLANT CONTROLLED INTERNAL DRUG RELEASE JANGKA PENDEK DENGAN INJEKSI PROSTAGLANDIN F2 ALPHA Ratri Ratna Dewi; Wahyuningsih w; Diah Tri Widayati
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 5, No 1 (2011): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v5i1.418

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui respon estrus pada kambing Peranakan Ettawa (PE) dengan Body Condition Score (BCS) 2 dan 3 terhadap implant Controlled Internal Drug Release (CIDR) jangka pendek dikombinasikan dengan injeksi prostaglandin F alpha (PGF a). Sebanyak 10 ekor kambing PE betina dibagi 2 2 dalam 2 kelompok perlakuan berdasarkan BCS, yaitu kelompok I dengan BCS 2 (kondisi kurus), berat badan antara 25-30 kg (n=5) dan kelompok II dengan BCS 3 (kondisi ideal) berat badan antara 35-40 kg (n=5). Semua kelompok perlakuan disinkronisasi dengan implant CIDR (berisi 1,3 g progesteron) secara intravaginal jangka pendek selama 10 hari dan 48 jam sebelum pencabutan CIDR, kambing diijeksi dengan PGF a. Deteksi estrus dilakukan setiap hari dengan interval 6 jam dimulai dari pencabutan CIDR sampai 60 2 jam setelah pencabutan CIDR. Data onset dan durasi estrus dianalisis menggunakan independent sample T-test sedangkan tanda-tanda visual estrus dianalisis secara deskriptif. Respon estrus semua kelompok perlakuan adalah 100%. Onset dan durasi estrus antara BCS 2 dan 3 masing-masing adalah 21,60±1,47 vs 13,20±1,20 jam dan 27,60±3,06 vs 32,40±1,47 jam. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi implant CIDR jangka pendek dan injeksi PGF a efektif untuk sinkronisasi estrus pada kambing PE dengan 2 BCS 2 dan 3.
PENGGUNAAN CAIRAN FOLIKEL DALAM MEDIA MATURASI IN VITRO OOSIT KAMBING BLIGON Diah Tri Widayati; Devita Hery Fatmawati; Nony Ariesta; Kustono K
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 1 (2014): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i1.1263

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh medium maturasi terhadap kompetensi perkembangan in vitro oosit kambing bligon. Ovarium kambing diperoleh dari Rumah Potong Hewan, dibawa ke laboratorium dalam 0,9% NaCl pada suhu 31-34 C. Oosit diaspirasi dari folikel berdiameter 2-6 mm dengan menggunakan syringe 3 ml dan jarum 23 G. Oosit dengan minimal 2 lapisan sel-sel kumulus diproses untuk maturasi in vitro. Oosit dicuci 3 kali dengan dulbecco’s phosphate buffered saline (DPBS) dan tissue culture medium 199 (TCM) 199, kemudian didistribusikan ke dalam 50 μl medium maturasi yang berbeda, yaitu TCM 199 (tanpa suplementasi),
INJEKSI MEDIA KULTUR EMBRIO SUPERNATAN DALAM UTERUS UNTUK MENINGKATKAN ANGKA IMPLANTASI EMBRIO PADA MENCIT Diah Tri Widayati; Bambang Sugito; Tri Wahyu Pangestiningsih; Dwi Liliek Kusindarta; Jaswadi J
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i2.931

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh injeksi media kultur embrio supernatan ke dalam uterus mencit 2 hari sebelum transfer embrio (TE) terhadap angka implantasi, yang diindikasikan oleh adanya embrio dan leukemia inhibitory factor (LIF) pada uterus. Mencit jenis Swiss Albino dibagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, masing-masing terdiri atas 30 mencit. Kelompok perlakuan mendapat injeksi media kultur embrio supernatan (MKES) dalam uterus 2 hari sebelum TE sedangkan kelompok kontrol mendapat injeksi media kultur embrio (MKE) dalam uterus 2 hari sebelum TE. Dua hari setelah TE (h6 kebuntingan), mencit diperfusi dengan menggunakan larutan para formaldehid 4% dan diambil uterusnya. Uterus diproses untuk blok parafin dan dipotong dengan mikrotom setebal 5 µm. Preparat dideparafinisasi dan diproses imunohistokimia dengan kit ABC dan antibodi LIF. Preparat diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat implantasi embrio, distribusi LIF, dan jumlah LIF di desidua dan non-desidua. Angka implantasi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing adalah 52,77 dan 40,88% (P0,05). Jumlah LIF desidua pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing adalah 12,83 dan 8,83 (P0,05) sedangkan jumlah LIF di non-desidua antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing adalah 8,00 dan 4,50. Dapat disimpulkan bahwa injeksi media kultur embrio supernatan 2 hari sebelum TE dapat meningkatkan angka implantasi pada mencit.
EVALUATION OF FRIESIAN HOLSTEIN GRADE COWS FERTILITY BASED THE LEVEL OF MILK UREA Diah Tri Widayati; Yustina Yuni Suranindyah; Laelatul Rahmah; Budi Prasetyo Widyobroto
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 11, No 1 (2017): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v11i1.4929

Abstract

This study was conducted to evaluate fertility grade of Friesian Holstein cows based on milk urea levels. A number of eight cows which fulfill the criteria of not pregnant and in second to sixth lactation, produced milk of 2.5 liters/day, and body weight ranging from 400-450 kg were used in this research. The cows were given fodder that consisted of 30 kg of forage and 10 kg of a mixture of concentrate (pollard, pulp out, and molasses), in the morning and afternoon. Milk and blood samples were taken once a week for five weeks in the morning before fed. Milk urea levels were measured using the urea FS (DiaSys) and blood samples were tested using enzyme linked immuno-sorbent assay (ELISA) with the progesterone hormone kit (DRG, Germany). The variables measured were pregnancy rate, service per conception (S/C), days open, and progesterone levels. Reproduction and milk urea levels data were analyzed by linear regression to determine the relationship between two variables. Progesterone data were analyzed descriptively. The results showed that the average calving interval, days open, and S/C were 607.5±170.27 days; 341.25±187.65 days; and 2.41±2.32 days, respectively. The average of milk urea levels was 14.16±2.55 mg/dL. Regression analysis showed a significant effect (P0.05) and negative correlation between milk urea level and S/C. The average of non-pregnant progesterone hormone level was 12.04±7.13 ng/mL. In conclusion, the fertility grade of Friesian Holstein cows decreased when the milk urea level at 14.16 mg/dL and non-pregnant progesterone at 12.04±7.13 ng/mL.