Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Agrium

Respon Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Pada Berbagai Media Tanaman dan Dosis Pupuk NPK Saprin Jailani; Ratnawaty Ratnawaty; Nasruddin Nasruddin; Faisal Faisal; Ismadi Ismadi
Agrium Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v16i2.5867

Abstract

Tanaman terung (Solanum melongena L.) adalah tanaman sayuran yang berasal dari famili Solanaceae. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon tanaman terung pada berbagai media tanam dan dosis pupuk NPK serta interaksi antara keduanya. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Mei 2019 di Gampong Krueng Lingka Kecamatan Langkahan Kabupaten Aceh Utara, dan di Laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh Aceh Utara dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yaitu media tanam (M) dengan tiga taraf yaitu M0=Tanah (kontrol), M1= Tanah+Pupuk Kandang Sapi (PKS) (2:1) (v/v), M2= Tanah+PKS (3:1); dan dosis pupuk NPK (D) dengan empat taraf yaitu D0= tanpa pupuk (kontrol), D1= 100 kg ha-1 (4,30 g tanaman-1), D2= 200 kg ha-1 (8,40 g tanaman-1), D3= 300 kg ha-1 (13,1 g tanaman-1). Hasil menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap diameter batang, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah, diameter buah serta berat buah. Dosis pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, diameter buah, berat buah serta berpengaruh nyata pada luas daun dan jumlah buah. Tidak ada interaksi nyata antara media tanam dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung.
Pengaruh Konsentrasi Bap Pada Perkecambahan Biji Pamelo Asal Aceh Secara In-Vitro Ira Handayani; Laila Nazirah; Ismadi Ismadi; Muhammad Rusdi; Rd. Selvy Handayani
Agrium Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v17i2.2927

Abstract

Pamelo (Citrus  maxima  (Burm.)  Merr.) besar merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang mendapat perhatian dari pemerintah untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya karena memiliki prospek pemasaran yang baik. Permasalahan utama pengembangan tanaman pamelo Aceh adalah ketersediaan biji yang sangat sedikit atau bahkan sering dijumpai tanpa biji dan juga bijinya sulit sekali dikecambahkan dikecambahkan secara konvensional. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan secara in vitro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh BAP terhadap keberhasilan perkecambahan biji pamelo lokal Aceh secara in vitro. Penelitian  dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh pada bulan Desember 2018 sampai dengan Februari 2019. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Perlakukuannya adalah konsentrasi BAP yaitu 0 dan 2 mg/L dengan 30 ulangan, sehingga didapat 60 satuan percobaan. Pada percobaan ini setiap eksplan ditanam pada botol kultur dengan jumlah 2 eksplan per botol. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam. Jika hasil uji F menunjukkan adanya pengaruh yang nyata antar perlakuan, maka analisis dilanjutkan dengan Uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BAP dapat mempengaruhi pertumbuhan eksplan biji pamelo secara in vitro.  Pemberian BAP 2 mg/L pada awal menyebabkan biji lebih lambat membentuk tunas dan akar, namun pada akhir pengamatan didapatkan biji menghasilkan tunas dan daun yang lebih banyak.
Upaya Peningkatan Performa Perkecambahan Benih Dalam Pengujian Di Laboratorium Melalui Perancangan Alat Pengecambah Benih Yang Ideal Faisal Faisal; Ismadi Ismadi; Muhammad Rafli
Agrium Vol 19, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v19i1.6762

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk merancang alat penunjang perkecambahan benih yang simpel, efektif dan ideal bagi perkecambahan benih dalam pengujian di laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan pasa Agustus-November 2021 di laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh dan di Desa Tumpok Teungoh Lhokseumawe dengan menggunakan metode pengamatan secara langsung dari aplikasi alat yang dibuat dengan menggunakan metode pengamatan dan pengukuran langsung dari data hasil penelitian yang dibandingkan dengan metode terdahulu. Faktor pertama adalah pengujian benih dengan metode yang berbeda yang berbeda terdiri dari Metode UDKdp (M1), Metode dengan penggunaan alat pengecambah benih (M2) dan Metode menggunakan media (M3). Sedangkan faktor kedua adalah perlakuan Jenis Benih yang berbeda, yaitu Penggunaan benih jagung (B1), Penggunaan Benih Padi (B2), Penggunaan Benih kedelai (B3). Hasil penenelitian menunjukkan bahwa Metode perkecambahan benih dengan menggunakan alat pengecambah benih hasil rancangan meperlihatkan performa benih terbaik dengan menghasilkan nilai potensi tumbuh, daya berkecambah, indeks vigor, keserempakan tumbuh dan kecepatan tumbuh benih yang lebih tinggi dari metode yang lain.
Pertumbuhan dan Hasil Bawang Daun Akibat Perlakuan Pupuk Limbah Kulit Kopi dan Jarak Tanam Paiman Paiman; Mahin Solihuddin; Hafifah Hafifah; Ismadi Ismadi; Usnawiyah Usnawiyah; Rd. Selvy Handayani
Agrium Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v16i2.5868

Abstract

Bawang daun adalah tanaman semusim yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Petani sering mengandalkan pupuk kimia dalam membudidayakan komoditas ini, sehingga produksi bawang daun menjadi lebih kecil. Penelitian ini mencoba mengkaji penggunaan pupuk organik dengan memanfaatkan limbah kulit kopi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Jarak tanam yang sesuai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman. Penelitian ini telah dilaksanakan di Gampong Ujung Gele, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah pada bulan Februari-Juli 2019. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor. Faktor pertama yaitu pupuk limbah kulit kopi menggunakan 4 taraf yaitu (P0) 0 g/tanaman, (P1) 60 g/tanaman, (P2) 90 g/tanaman, dan (P3) 120 g/tanaman. Faktor kedua yaitu  jarak tanam yang menggunakan empat taraf yaitu (J1) 10 cm x 20 cm, (J2) 15 cm x 20 cm  dan (J3) 20 cm x 20 cm. Pemberian pupuk tunggal berpengaruh terhadap semua variabel yang diamati, kecuali pertumbuhan tanaman dan hasil daun bawang. Pemberian pupuk 90 g per tanaman (P2) meningkatkan pertumbuhan dan hasil bawang hijau. Penerapan ruang tanam secara tunggal berpengaruh terhadap panjang akar, berat kering dan segar per rumpun, hasil per plot dan per hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam terbaik yang diterapkan adalah 10 cm x 20 cm (J1). Terjadi interaksi antara pemberian pupuk kulit kopi dan jarak tanam terhadap jumlah anakan, jumlah daun dan panjang akar. Interaksi terbaik terdapat pada pemberian pupuk 90 g/tanaman dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm (P2J1).
Keberhasilan Sambung Pucuk Durian (Durio zibethinus) Lokal Aceh Akibat Perlakuan Cara dan Lama Penyimpanan Batang Atas Nasrun Liwanza; Muksalmina Muksalmina; Ismadi Ismadi; Rd. Selvy Handayani
Agrium Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v16i2.5869

Abstract

Sambung pucuk merupakan salah satu teknik penyambungan yang biasa digunakan pada perbanyakan tanaman durian. Kendala utama pada saat penyambungan adalah  jarak antara tempat pembibitan untuk  pengerjaan sambungan (sumber batang bawah) dan pohon induk unggul lokal Aceh (sumber batang atas).  Tempat penyambungan dan pohon induk  biasanya berjauhan, bahkan  bisa sampai berbeda pulau. Selain itu, jumlah tanaman yang akan disambungkan sangat banyak sehingga sulit diselesaikan dalam waktu satu hari.  Oleh karena itu batang atas harus dikemas kembali dan disimpan, karena tertundanya waktu penyambungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cara dan lama waktu penyimpanan batang atas terhadap keberhasilan sambung pucuk tanaman durian. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor. Faktor pertama  adalah  cara penyimpanan batang atas (P) terdiri dari 2 jenis yaitu batang atas tanpa dibungkus kertas koran (P1), dan batang atas yang dibungkus kertas koran (P2). Faktor kedua adalah lama penyimpanan batang atas (L) terdiri dari 6 taraf yaitu  batang atas langsung disambungkan (L0), disimpan satu hari (L1), disimpan dua hari (L2), disimpan tiga hari (L3), disimpan empat hari (L4), dan disimpan lima hari (L5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor cara penyimpanan batang atas (dibungkus dan tidak dibungkus koran) secara tunggal tidak memberikan pengaruh di semua peubah yang diamati. Faktor lama penyimpanan batang atas secara tunggal berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit durian hasil sambungan. Batang atas dapat disimpan paling lama hanya 2 hari. Semakin lama batang atas disimpan sebelum disambungkan, akan menurunkan tingkat keberhasilan sambungan. Kombinasi perlakuan antara cara dan lama penyimpanan batang atas tidak memberikan pengaruh di semua peubah yang diamati.
Pengaruh Jenis Mulsa Dan Aplikasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Ismadi Ismadi; Nurul Indri Yani; Hafifah Hafifah; Rosnina Rosnina; M Nazaruddin
Agrium Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v18i1.3846

Abstract

Tanaman kentang merupakan salah satu komoditi hortikultura yang berpotensi dikembangkan karena dapat karena memiliki protein, vitamin dan mineral yang tinggi serta mempunyai peran yang penting bagi perekonomian indonesia. Tanaman kentang merupaka tanaman sayuran  berumur pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis mulsa dan aplikasi pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Penelitian ini dilaksanakan di desa Ujung Gele Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah dengan ketinggian tempat 1300 mdpl. Penelitian ini dilaksanakan mulai Juli sampai November 2020. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis mulsa yang terdiri atas tiga taraf yaitu tanpa mulsa (M1), mulsa plastik hitam perak (M2), dan mulsa kulit biji kopi (M3). Fakotr kedua adalah pupuk organik cair yang terdiri atas tiga taraf yaitu kontrol (P0), 4 ml/l air (P1), dan 8 ml/l air (P2). Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah batang, jumlah umbi per sampel, jumlah umbi per plot, berat umbi per sampel, dan berat umbi per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan jenis mulsa hasil terbaik diperoleh dari penggunaan mulsa plastik hitam perak dan perlakuan terbaik pupuk organik cair adalah pada konsentrasi 8 ml/l air. Tidak didapati interaksi antara perlakuan jenis mulsa dan pupuk organik cair terhadap semua peubah yang diamati. Kata kunci; granola, umbi, batang, daun 
Varietas Dominan pada BudidayaPadi SawahTahun 2016-2019 di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh Rahmayanti Rahmayanti; nilahayati nilahayati; ismadi ismadi
Agrium Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v17i2.8091

Abstract

ABSTRAKPadi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan penghasil beras yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategisdalam menompang perekonomian nasional, salah satunya meningkatkan produksi pertanian. Varietasunggul memegang peranan penting dalam meningkatkan produksi, produktivitas lahan dan mutuhasil.Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi penyebaran varietas unggul dominan padi sawah diKabupaten Bireuen. Penelitian atau survei lapangan dilakukan di semua kecamatan yang menanam padisawah yang ada di Kabupaten Bireuen yang dilaksanakan dari tahun 2016 sampai tahun 2019. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa varietas padi sawah di Kabupaten Bireuen pada musim tanam gadu tahun2016 dan tahun 2019 didominasi oleh varietas Inpari 30 Ciherang Sub I, tahun 2017 didominasi olehvarietas Inpari 32  HDB, dan tahun 2018 didominasi oleh varietas Inpari 42. Pada musim tanamrendengan tahun 2016 didominasi oleh varietas Ciherang, dan ada tahun 2017-2019 varietas dominanyaitu Inpari 30 Ciherang Sub I.  
Sebaran Spasial Tipe Iklim Schmidt-Ferguson Dan Proyeksinya Berdasarkan SSP2-4.5 Di Kabupaten Aceh Utara Muhammad Imam Muatho; Jamidi Jamidi; Nasruddin Nasruddin; Ismadi Ismadi; Baidhawi Baidhawi
Agrium Vol 21, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v21i2.16458

Abstract

Salah satu dampak perubahan iklim adalah dapat mengakibatkan pergeseran dan perubahan pola curah hujan yang juga memengaruhi perubahan tipe iklim Schmidt-Ferguson di Kabupaten Aceh Utara. Informasi mengenai tipe iklim Schmidt-Ferguson saat ini dan proyeksi masa depan sangat penting sebagai upaya adaptasi bagi masyarakat pertanian khususnya tanaman perkebunan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami sebaran tipe iklim Schmidt-Ferguson pada masa kini serta proyeksinya dalam 20 tahun mendatang. Penelitian ini menggunakan data curah hujan 2014-2023 sebagai baseline dari 17 titik pengamatan dan data model MIROC6 dari skenario SSP2-4.5 di Kabupaten Aceh Utara. Teknik interpolasi yang digunakan adalah Inverse distance weighted  dan hasilnya dikelompokkan ke dalam klasifikasi tipe iklim Schmidt-Ferguson menggunakan metode reclassify pada aplikasi ArcGIS. Hasil penelitian menunjukkan selama periode baseline, tipe iklim C (agak basah) cukup mendominasi dengan persentase 70,57% kemudian disusul tipe iklim D (sedang) sebesar 21,40% dan diikuti tipe iklim E (agak kering) serta tipe iklim B (basah) masing-masing sebesar 6,43% dan 1,60%. Periode proyeksi I (2026-2035) didominasi oleh tipe iklim B sebesar 64,20% kemudian disusul tipe iklim C dan D dengan persentase 30,53% dan 5,27%. Pada periode proyeksi II (2036-2045), tipe iklim C kembali mendominasi wilayah Kabupaten Aceh Utara dengan persentase 64,88% kemudian disusul tipe iklim B, D, dan E masing-masing sebesar 26,98%, 7,63%, 0,51%.