Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pluralitas Hukum Waris Adat di Indonesia yuliatin, Yuliatin
Media Akademika Vol 26, No 3 (2011)
Publisher : Media Akademika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hukum waris adat yang ada di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh susunan masyarakat kekerabatan yang berbeda, dan walaupun ada pada bentuk kekerabatan yang sama belum tentu berlaku sistem kewarisan yang sama pula. Artinya, pelaksanaan pembagian warisan tergantung juga pada hubungan dan sikap para ahli warisnya. Sistem kekerabatan yang mengarah ke sistem kewarisan berdasarkan faktor genealogis yang ada di Indonesia, secara umum dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu sistem matrilineal, sistem patrilineal, dan sistem parental. Hukum waris Islam adalah suatu aturan yang mengatur pengalihan harta dari seseorang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya. Adapun prinsip-prinsip yang ditawarkan oleh hukum waris Islam antara lain: kewarisan merupakan ketetapan hukum yang mewariskan tidak dapat menghalangi ahli waris dari haknya atas harta peninggalan dan ahli waris berhak atas harta peninggalan tanpa memerlukan pernyataan menerima dengan sukarela atau atas putusan pengadilan, kewarisan terbatas dalam lingkungan keluarga, dengan adanya hubungan perkawinan atau pertalian darah, hukum ini juga tidak membedakan anak laki-laki dan anak perempuan.
Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Ruang Domestik dan Publik Menurut Pemahaman Elit Pesantren Salafiyyah di Jambi Yuliatin, Yuliatin
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 18 No. 2 (2019)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2019.182.161-171

Abstract

Kajian ini hendak melihat fenomena ajaran Salafi tentang kesetaraan gender. Sebagaimana diketahui, secara umum pemahaman ajaran Salafi cenderung memandang peran perempuan secara terbatas, baik di ruang domestik dan ruang publik. Fenomena tersebut mengakar kuat hingga dipraktekkan dalam basis pendidikan pesantren Salafiyyah. Namun demikian, terjadi pergeseran paham di kalangan elit pesantren Salafiyyah di Jambi, di mana, mereka mulai memberikan ruang kepada perempuan untuk berinteraksi di ruang publik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Fokus penelitian dilaksanakan di dua Pesantren Salafi, al Baqiyatush Shalihat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Sa’adatuddarain di Seberang Kota Jambi. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, secara umum kaum Salafi di kedua Pesantren memahami adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Mereka mengartikulasikan ayat-ayat al- Qur’an lebih luwes. Namun, dalam persoalan kepemimpinan perempuan, mereka masih “membatasi” dengan berasumsi bahwa Qs. An-Nisa: 34 sudah final. Kedua, terjadi perubahan dalam memahami isu gender terutama di Pesantren al Baqiyatush-Shalihat, di mana, mereka lebih moderat dengan memberikan akses kepada perempuan untuk beraktivitas di ruang publik, seperti untuk sekolah, kuliah hingga bekerja. Hal yang berbeda ditemukan di Pesantren Sa’adatuddarain. Kalangan elit pesentren belum memberikan kebebasan kepada perempuan untuk melakukan aktivitas di luar pesantren. Ketiga, pemahaman elit pesantren Salafi tidak berpengaruh di lingkungan sekitar pesantren, terbukti para perempuan di sekitar pesantren tetap aktif berkegiatan di ruang publik sebagaimana pemahaman moderasi Islam selama ini.[This study wants to look at the phenomenon of Salafi teachings on gender equality. In general, the Salafis see the role of women is limited, both in the domestic and public sphere. This phenomenon is so deeply rooted that it is practiced on the basis of the Salafiyyah Islamic boarding school. However, there was a shift in understanding among the Salafiyyah pesantren elite in Jambi, in which they began to provide space for women to interact in the public sphere. This study uses a qualitative approach and collects the data through observation, interviews and documentation. The focus of the study was conducted at two Salafi Pesantren, al Baqiyatush Shalihat in Tanjung Jabung Barat District and Sa’adatuddarain in Seberang, Jambi City. The results show that : First, in general, the Salafis in both Pesantren understand the existence of equality between men and women. They articulate verses of the Qur’an more flexible. However, in the case of women’s leadership, they still “limit” women, by assuming that the interpretation of Qs. An-Nisa: 34 is final. Secondly, there has been a change in understanding gender issues especially in al Baqiyatush-Shalihat Islamic Boarding School, where they are more moderate by giving access to women to do activities in public spaces, such as for schools, going to university and working. Different thing is found in the Sa’adatuddarain Islamic Boarding School. The elite Pesantren have not given freedom to women to carry out activities outside the Pesantren. Third, the understanding of the Salafi Pesantren elite does not affect the environment around the Pesantren. Itt is a fact that the women around the Pesantren remain active in public spaces as it is found in moderate Islam.]
Penerapan Asas Keterbukaan Pada Pemerintah Desa Dasan Tapen Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Misriani, Dita; Rispawati, Rispawati; Alqadri, Bagdawansyah; Yuliatin, Yuliatin
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 4 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.654 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v6i4.1673

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan peran pemerintah desa dalam penerapan asas keterbukaan pada pemerintah desa, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan asas keterbukaan, dan upaya pemerintah desa dalam menerapkan asas keterbukaan dan transparansi di Desa Dasan Tapen Kec.Gerung Kab. Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Maka subyek dalam penelitian ini, adalah kepala desa, sekretaris desa perangkat desa bagian keuangan dan 2 informan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat. Data yang telah terkumpul dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang telah dianalisis diuji kembali melalui triangulasi sumber dan waktu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemerintah desa dalam pelaksanaan asas keterbukaan pada Pemerintah Desa Dasan Tapen Kec. Gerung Kab. Lombok Barat meliputi persiapan informasi, mengolah informasi dan pelayanan perangkat desa. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan asas keterbukaan pada pemerintah desa meliputi faktor internal seperti fasilitas, dan sumber daya manusia, dan faktor eksternal seperti kerja sama, ide atau gagasan masyarakat dan kepemimpinan kepala desa. Pelaksanaan penerapan asas keterbukaan pada pemerintah desa adalah dengan menjalankan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa.
Perspektif Masyarakat Terhadap Peraturan Desa No.5 Tahun 2021 Tentang Perlindungan Perempuan dan Pencegahan Pernikahan Usia Anak (Study di Desa Beririjarak Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur) Usniati, Baiq; Rispawati, Rispawati; Fuzan, Ahmad; Yuliatin, Yuliatin
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 3 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.909 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v6i3.1744

Abstract

Tingginya Kasus Penikahan Usia anak yang Terjadi di Desa Beririjarak, yang disebkan berbagai factor Seperti keinginan untuk cepat menikah, hamil diluar nikah, pergaulan yang bebas, penggunakan social media yang tidak terkontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perspektif masyarakat terhadap peraturan Desa No. 5 Tahun 2021 serta Faktor yang mempengaruhi perspektif masyarakat terhadap peraturan Desa No. 5 Tahun 2021. penelitian ini menggunakan jenis Penelitian studi kasus, Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunaka konsep Miles dan Haberman, yaitu reduksi, display, kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perspektif masyarakat terhadap peraturan Desa No. 5 Tahun 2021. pernikahan usia anak di Desa Beririjarak sudah mulai kurang, dengan adanya peningkatan batas usia perkawinan yang sudah di atur dalam perturan Desa ini. Setelah disahkan dan   disosialisasikannya peraturan Desa No. 5 Tahun 2021 ini mampu mengatasi pernikahan usia anak yang terjadi di Desa Beririjarak. Kemudian factor yang mempengaruhi perspektif masyarakat terhadap peraturan Desa No. 5 Tahun 2021 yang pertama karena banyaknya pernikahan usia anak. Kedua banyaknya dampak yang diakibatkan oleh pernikahan usia anak.
Pengembangan Buku Ajar Pendamping Berbasis Budaya Lokal Tradisi Manganan untuk Penguatan Pendidikan Karakter pada Pembelajaran IPS di SD Yuliatin, Yuliatin; Suprijono, Agus; Yani, Muhammad Turhan
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 5 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i5.3970

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan buku ajar berbasis kearifan budaya lokal Tradisi Mnganan untuk penguatan Pendidikan karakter siswa kelas IV. Desain penelitian ini menerapakan model pengembangan 4-D (four D Models) yang dikembangkan oleh Thiagaraja. Uji coba lapangan dengan desain one-group pretest-posttest. Teknik pengumpulan data melalui observasi, angket, dan tes. Teknik analisis data untuk mengetahui kelayakan maupun kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan buku ajar secara deskriptif kualitatif dengan teknik presentase serta analisis infrensial melalui penghitungan n-gain. Adapun, hasil aspek kevalidan, produk buku ajar pada materi, 89% dan pada desain 88,33% maka dapat disimpulkan, bahwa produk tersebut layak digunakan. Aspek kepraktisan meliputi keterlaksanaan, pembelajaran oleh guru, dan siswa yang mencapai 86% dan 82% dengan kategori, terlaksana sangat baik. Hasil aspek keefektifan menunjukkan, peningkatan karakter siswa yang semula 35% menjadi 89%. Penghitungan, Rata-rata ketuntasan belajar untuk peningkatan hasil belajar mencapai 84% dengan kategori, tinggi. Hal ini menunjukkan, bahwa terjadi perbedaan, signifikan terhadap, hasil belajar siswa setelah mengikuti, pembelajaran dengan menggunakan, buku ajar berbasis kearifan,budaya lokal Tradisi Manganan.
Upaya Guru PPKn Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal “Nggahi Rawi Pahu” Untuk Membentuk Karakter Jujur Peserta Didik di SMP Negeri 1 Dompu Juningtias, Karmila Rahma; Yuliatin, Yuliatin; Sawaludin, Sawaludin; Zubair , Muh.
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 9 No. 1 (2024): Februari
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v9i1.1243

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk; Menganalisis upaya guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai karifan lokal Nggahi Rawi Pahu untuk membentuk karakter jujur peserta didik di SMP Negeri 1 Dompu.; Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat upaya guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai karifan lokal Nggahi Rawi Pahu untuk membentuk karakter jujur peserta didik di SMP Negeri 1 Dompu. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Dompu yang terletak di Kelurahan Bali Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat. Informan dalam penelitian ini adalah peserta didik, guru, kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan; Upaya guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai karifan lokal Nggahi Rawi Pahu untuk membentuk karakter jujur peserta didik di SMP Negeri 1 Dompu; Guru melakukan Implementasi nilai kearifan lokal Nggahi Rawi pahu (ucapan sesuai perbuatan) yang disesuaikan dengan materi pelajaran, agar peserta didik dapat menjalankan fungsi nilai kearifan lokal Nggahi Rawi Pahu dan menggunakan nilai sebagai pedoman dalam interaksi yang berguna sebagai pengontrol diri dalam pergaulan dan menghadapi perkembangan zaman. Faktor pendukung dan penghambat upaya guru PPKn dalam menanamkan nilai-nilai kearifan lokal Nggahi Rawi Pahu untuk membentuk karakter jujur peserta didik di SMP Negeri 1 Dompu; Faktor pendukung dan penghambat nilai kearifan lokal Nggahi Rawi Pahu (ucapan sesuai perbuatan) dalam perilaku peserta didik disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal, faktor internalnya dapat dipengaruhi oleh kecerdasan dan pencarian jati diri, sedangkan faktor eksternal berasal dari pengaruh lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan teknologi informasi.
Implementasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran PPKn di SMAN 1 Sakra Aandriami, Baiq; Yuliatin, Yuliatin; Alqadri, Bagdawansyah; Herianto, Edy
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 8 No. 4 (2023): November
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v8i4.1565

Abstract

Artikel ini merupakan hasil penelitian mengenai implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PPKn di SMAN 1 Sakra. Penelitian ini bertujuan untuk  untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PPKn  di SMAN 1 Sakra, termasuk bagaimana Implmentasi pendidikan karakter pada mata pelajaran di SMAN 1 Sakra. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Teknik validasi data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi waktu, dan triangulasi teknis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter PKn di SMAN 1 Sakra meliputi tiga tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 1) Merencanakan pendidikan karakter,guru PPKn menggunakan RPP satu lembar. 2) Pelaksanaan pendidikan karakter mata pelajaran PPKn di SMAN 1 Sakra, guru dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam praktik atau pembelajaran langsung. 3). evaluasi  pendidikan karakter mata pelajaran PPCn di SMAN 1 Sakra, dalam mengevaluasi kegiatan belajar mengajar guru PPKn menggunkan instrumen penilaian sikap, Instrumen ini digunakan agar mendapatkan informasi secara jelas terkait pencapaian yang diperoleh siswa dalam implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PPKn untuk digunakan sebagai patokan dalam menentukan tindakan ataupun metode pelajaran selanjutnya.
Impelementasi Pendidikan Karakter Dalam pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Batulayar Wahyu, Indra; Yuliatin, Yuliatin; Sawaludin, Sawaludin; Alqadri, Bagdawansyah
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 8 No. 4 (2023): November
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v8i4.1658

Abstract

Pendidikan karakter dapat menanamkan nilai-nilai luhur dalam diri peserta didik, karenanya penting untuk mengimplementasikan Pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah salah satunya melalui pengintegrasian Pendidikan karakter dalam pelajaran PPKn. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat seperti apa implementasi Pendidikan karakter dalam pembelajaran PPKn, penelitian ini berlokasi di SMPN 1 Batulayar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi wawancara dan dokumentasi yang selanjutnya dianalisis dengan Teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PPKn berbasis pendidikan karakter di SMPN 1 Batulayar dilakukan dengan menjalankan pembelajaran yang dapat menanamkan karakter positif dalam diri peserta didik seperti tanggung jawab, nasionalisme, jujur, percaya diri, sopan santun dan religius, secara umum pembelajaran terdiri dari tiga tahapan. Pertama, tahap perencanaan pembelajaran dengan penyusunan RPP, LKPD, buku siswa, dan media pembelajaran. Kedua, tahap pelaksanaan pembelajaran dengan berdoa bersama, yel-yel, lagu nasional, apersepsi, mengamati materi, bertukar informasi, latihan soal, menyimpulkan, dan mendiskusikan materi. Terakhir, tahap evaluasi pembelajaran dengan penilaian hasil belajar siswa secara kognitif dan afektif. Selain itu, keberhasilan proses pembelajaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, seperti kebijakan sekolah, sarana, prasarana, dan pengaruh lingkungan keluarga yang positif. Namun, ada juga faktor penghambat, seperti masalah internal siswa, transportasi, dan lingkungan sekolah.
Sajikrame Pada Perkawinan Bangsawan di Desa Bayan dalam Perspektif Hak Asasi Manusia Yuliatin, Yuliatin; Haslan, M. Mabrur; Sawaludin, Sawaludin; Fauzan, Ahmad
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 9 No. 2 (2024): Mei
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v9i2.1885

Abstract

Perkawinan merupakan salah satu HAM yang dilindungi oleh konstitusi. Oleh karena itu, dalam UU perkawinan memberikan persyaratan yang sangat sederhana dan tidak memberatkan. Namun demikian, dalam perkawinan bansawan di Desa Bayan terdapat unsur Sajikrame (denda adat) yang cukup memberatkan sehingga dimungkinkan menjadi hambatan pemenuhan HAM. Terkait hal tersebut maka sangat penting penelitian dengan tujuan: (1) mendeskripsikan Sajikrame pada perkawinan bangsawan di Desa Bayan, (2) menganalisis Sajikrame pada perkawinan bangsawan dalam perspektif HAM. Hasil penelitian tersebut sangat penting untuk inovasi pembelajaran, baik pembelajaran matakuliah HAM di Perguruan Tinggi, maupun pembelajaran HAM pada matapelajaran PPKn di SMP dan SMA. Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris-normatif. Lokasi penelitian adalah Desa Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara Provinsi NTB. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kualititatif dengan tahapan reduksi data, penyejian data, verifikasi dan penarikan simpulan. Hasil penelitian adalah: (1) Sajikrame (denda adat) pada perkawinan bangsawan di Desa Bayan terdiri dari tujuh jenis, yaitu (a) ulun dedosan berupa uang bolong, (b) dedosan, berupa uang rupiah, (c) wirang berupa sapi, berkisar 1 sampai dengan 13 ekor, (d) kain kapan sebagai simbol kesiapan menjaga keutuhan runah tangga hingga maut memisahkan, (e) tombak, sebagai simbol kesiapan melindungi keluarga dari gangguan, (f) uang aik susu, (g) ampah-ampah, yakni denda karena melanggar aturan.  Sajikrame tersebut ditentukan melaui proses musyawarah mufakat yang dilakukan oleh keluarga calon mempelai perempuan. (2) Sajikrame pada perkawinan bangsawan di Desa Bayan dalam perspektif HAM, di satu sisi merupakan bagian dari upaya perlindungan terhadap HAM. Hal ini dapat dicermati dari beberapa jenis sajikrame serta tujuan/makna simbolik di dalamnya, bahwa perkawinan dilakukan dengan penuh kesiapan baik moril maupun materil. Kesiapan tersebut akan mempengaruhi terpenuhinya hak-hak lainnya, baik hak istri, hak suami, maupun hak anak. Di sisi lain, sajikrame mengandung unsur pelanggaran HAM, karena memuat aspek pembatasan hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah, yang telah dijamin oleh UU.
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Cilokaq dalam Membangun Karakter Cinta Tanah Air (Studi di SMAN 1 Praya Timur) Maharani, Maharani; Yuliatin, Yuliatin; Algadri, Bagdawansyah; Zubair, Muh.
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 9 No. 1 (2024): Februari
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v9i1.1917

Abstract

Pendidikan karakter khususnya karakter cinta tanah air terutama di sekolah menjadi sangat penting keberadaannya di tengah perkembangan arus globalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kegiatan ekstrakurikuler cilokaq dalam membangun karakter cinta tanah air di SMAN 1 Praya Timur dan faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskripstif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles and Huberman dengan langkah-langkah yang meliputi mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori Sugiyono yaitu triagulasi sumber, triagulasi teknik, dan triangulasi waktu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implemetansi kegiatan ekstrakurikuler cilokaq dalam membangun karakter cinta tanah air di SMAN 1 Praya Timur terdapat beberapa aspek yang berorientasi pada karakter cinta tanah air yaitu, kegiatan menyanyikan lagu daerah, menggunakan busana daerah, dan memainkan musik tradisional. Adapun faktor yang mempengaruhi implemetasi kegiatan ekstrakurikuler cilokaq dalam membangun karakter cinta tanah air di SMAN 1 Praya Timur meliputi faktor pendukung dan faktor prnghambat. Faktor pendukung meliputi: (1) kompetensi pelatih, (2) dukungan pendidik, (3) ketersediaan tempat pelaksanaan ekstrakurikuler cilokaq, (4) ketersediaan fasilitas alat kesenian. (5) partisipasi peserta didik dalam pelaksanaan ekstrakurikuler cilokaq,dan (6) dukungan orang tua. Sementara faktor penghambat yaitu (1) tidak ada panduan kegiatan ekstrakurikuler cilokaq yang dibuat secara khusus. Dapat disimpulkan bahwa implementasi kegiatan ekstrakurikuler cilokaq dalam membangun karakter cinta tanah air di SMAN 1 Praya Timur dapat diwujudkan melalui menyanyikan lagu daerah Sasak yang berorientasi pada karakter cinta tanah air, penggunaan busana daerah suku Sasak, dan permainan alat musik tradisional suku Sasak cilokaq.