Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Menggagas Kerangka Metodologi Hermeneutika dalam Ilmu Tafsir Yusuf, M.; Beddu, Safar
Media Akademika Vol 25, No 3 (2010)
Publisher : Media Akademika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mengusulkan sebuah metodologi hermeneutika dalam ilmu tafsir. Menurut penulis, penerapan hermeneutika dalam ilmu tafsir selama ini menimbulkan kontroversi karena terdapat perbedaan mendasar antara keduanya. Hermeneutika berpijak pada segitiga hermeneutika, yakni teks, konteks, dan pengarang. Dalam kasus Alquran, ketiganya berbeda dengan teks lain. Perbedaan-perbedaan itu yang ingin “didamaikan” penulis dengan mengusulkan “segitiga” baru.
APPLICATION OF VERTICAL GRADIENT METHODS OF MICROGRAVITY TIME FUNCTION TO DETERMINE GROUND WATER REDUCTION IN SEMARANG PERIOD OF 2013 Khumaedi, K.; Supriyadi, S.; Pradana, A.; Imam, S.; Yusuf, M.; Sarkowi, M.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 11, No 2 (2015): July 2015
Publisher : Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v11i2.3267

Abstract

The development of Semarang city requires the availability of water for daily use and industry in line with population growth. Uncontrolled use of water will damage the groundwater system. The purpose of this study was to determine the zone of the decrease of water level to obtain information about area that utilizes excess water. The method used is a micro-gravity vertical gradient between times. Gravity measurements were done at 124 points spread evenly between May and October 2013. The results showed that there was a decrease in ground water level in the Industries area Kaligawe, Tanah Mas, and Tlogosori which was identified with the vertical gradient anomaly of micro gravity between the times from May to October 2013. The regions which have high negative changes in ground water level (1.2-1.4 m / year) were the monitoring wells Madukoro 2, LIK Kaligawe and PT Aquaria which are the industrial areas. Exploitation of ground water in industrial areas is relatively high compared to the other regions.Perkembangan kota Semarang yang menuntut ketersediaan air untuk keperluan sehari-hari dan industri seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Pemanfaatan air yang tidak terkendali akan menyebabkan sistem  air tanah rusak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan zona penurunan muka air tanah untuk memperoleh informasi daerah yang memanfaatkan air secara berlebihan. Metode yang digunakan adalah gradien vertikal gaya berat mikro antar waktu. Pengukuran gaya berat di lakukan di 124 titik yang tersebar merata pada periode Mei dan Oktober 2013. Hasil peneltian menunjukkan telah terjadi penurunan muka air tanah di lingkungan Industri Kecil Kaligawe, perumahan Tanah Mas, Perumahan Tlogosori yang ditandai dengan anomali gradien vertikal gaya berat mikro antar waktu Mei-Oktober 2013. Wilayah yang memiliki perubahan muka air tanah negative tinggi (1,2-1,4 m/tahun), berada di sekitar sumur pantau Madukoro 2, LIK Kaligawe dan PT Aquaria dimana tutupan lahan di sekitar sumur pantau tersebut merupakan kawasan industri. Eksploitasi air tanah pada kawasan industri relatif tinggi jika dibandingkan dengan kawasan lainnya. 
APPLICATION OF VERTICAL GRADIENT METHODS OF MICROGRAVITY TIME FUNCTION TO DETERMINE GROUND WATER REDUCTION IN SEMARANG PERIOD OF 2013 Khumaedi, K.; Supriyadi, S.; Pradana, A.; Imam, S.; Yusuf, M.; Sarkowi, M.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 11, No 2 (2015)
Publisher : Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v11i2.3267

Abstract

The development of Semarang city requires the availability of water for daily use and industry in line with population growth. Uncontrolled use of water will damage the groundwater system. The purpose of this study was to determine the zone of the decrease of water level to obtain information about area that utilizes excess water. The method used is a micro-gravity vertical gradient between times. Gravity measurements were done at 124 points spread evenly between May and October 2013. The results showed that there was a decrease in ground water level in the Industries area Kaligawe, Tanah Mas, and Tlogosori which was identified with the vertical gradient anomaly of micro gravity between the times from May to October 2013. The regions which have high negative changes in ground water level (1.2-1.4 m / year) were the monitoring wells Madukoro 2, LIK Kaligawe and PT Aquaria which are the industrial areas. Exploitation of ground water in industrial areas is relatively high compared to the other regions.Perkembangan kota Semarang yang menuntut ketersediaan air untuk keperluan sehari-hari dan industri seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Pemanfaatan air yang tidak terkendali akan menyebabkan sistem  air tanah rusak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan zona penurunan muka air tanah untuk memperoleh informasi daerah yang memanfaatkan air secara berlebihan. Metode yang digunakan adalah gradien vertikal gaya berat mikro antar waktu. Pengukuran gaya berat di lakukan di 124 titik yang tersebar merata pada periode Mei dan Oktober 2013. Hasil peneltian menunjukkan telah terjadi penurunan muka air tanah di lingkungan Industri Kecil Kaligawe, perumahan Tanah Mas, Perumahan Tlogosori yang ditandai dengan anomali gradien vertikal gaya berat mikro antar waktu Mei-Oktober 2013. Wilayah yang memiliki perubahan muka air tanah negative tinggi (1,2-1,4 m/tahun), berada di sekitar sumur pantau Madukoro 2, LIK Kaligawe dan PT Aquaria dimana tutupan lahan di sekitar sumur pantau tersebut merupakan kawasan industri. Eksploitasi air tanah pada kawasan industri relatif tinggi jika dibandingkan dengan kawasan lainnya. 
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KULIAH TERPADU 10 LANTAI Sofian, Ayyasi Felageti; Yusuf, M.; Elvira, -
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 6, No 1 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2019
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.051 KB)

Abstract

Perhitungan Struktur beton bertulang gedung kuliah terpadu 10 lantai ini bertujuan untuk menganalisa perhitungan yang memenuhi persyaratan kekakuan dan sesuai standar yang berlaku di Indonesia serta dapat menguasai program sebagai alat bantu menganalisa analisis struktur.  Perencanaan gedung kuliah ini direncanakan dengan memperhitungkan gaya gempa karena di dalam SNI 1726-2012 Kalimantan Barat sudah termasuk zona gempa ringan. Dalam makalah ini gedung di rencanakan mengacu pada SNI 2847-2013 untuk desain beton bertulang, SNI 1726-2012 untuk desain terhadap gempa dan SNI 1727-2013 untuk pembebanan pada struktur. Perhitungan struktur gedung ditinjau terhadap beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban gempa. Perhitungan yang dilakukan meliputi elemen pelat, balok, kolom, dan fondasi. Dalam membantu untuk menganalisa analisis struktur dibantu dengan program ETABS 2016. Dari peta zonasi gempa keberadaan  wilayah struktur termasuk dalam kategori desain seismik A dan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SPRMB). Digunakan fondasi tiang pancang spun pile karena sesuai untuk kondisi tanah lunak di Kota Pontianak dengan daya dukung yang sebagian besar didapat dari daya lekat tiang pada tanah. Kata kunci : struktur, beton bertulang , SNI 2847-2013, SNI 1726-2012,SNI 1727-2013,fondasi.
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG RUMAH SAKIT 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK Adianto, Bobby; Yusuf, M.; Lestyowati, Yoke
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 3 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.773 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i3.30517

Abstract

Seiring dengan perkembangan jumlah penduduk di kota Pontianak yang terus meningkat, perlu juga diimbangi dengan peningkatan kebutuhan kesehatan dengan membangun rumah sakit baru dengan fasilitas yang memadai. Untuk membangun rumah sakit baru tersebut diperlukan ruang lahan yang cukup luas. Karena ruang lahan yang terbatas serta harga lahan di daerah kota yang mahal serta untuk mengikuti tren gedung-gedung di Pontianak saat ini, gedung bertingkat tinggi menjadi pilihan untuk mengatasi hal tersebut. Saat ini wilayah Kalimantan Barat sudah termasuk dalam zona gempa. Walaupun kemungkinan kerusakan akibat gempa di Kalimantan Barat ini sangat kecil, namun demikian tetap harus diwaspadai dan harus diperhitungkan terhadap persyaratan gempa yang berlaku agar tidak terjadi kerugian yang besar. Bangunan yang dianalisis adalah gedung rumah sakit  Universitas Tanjungpura Pontianak. Analisis struktur yang dilakukan berupa pelat, balok, kolom, dan fondasi. Perhitungan struktur yang dilakukan mengacu pada SNI 1726:2012 untuk perhitungan gempa dan mengacu pada SNI 2847:2013 untuk perhitungan beton bertulang. Dari hasil perhitungan diperoleh dimensi elemen struktur berupa pelat, balok, kolom serta jenis fondasi dan jumlah spun pile yang digunakan.Kata Kunci : beton bertulang; perhitungan gempa; pelat, balok, kolom, fondasi
UJI KEKUATAN JALAN BETON BERSIRIP YANG DIPERKAKU DENGAN CARA PENEBALAN PADA BAGIAN SIRIP Jumadi, -; Yusuf, M.; Bachtiar, Vivi
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (955.979 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.21886

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan pengujian secara eksperimental. Pengujian dilakukan dengan cara uji pembebanan terhadap pelat beton bersirip diatas perletakan kaku dengan ukuran skala laboratorium yaitu 40 x 40 x 20 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Benda uji terdiri menjadi dua kelompok, yaitu 4 pelat beton bersiripdengan tulangan dan 7 tanpa tulangan. Penambahan penebalan pada sirip dilakukan dengan penebalan sisi dalam sebesar 0°, 8,53°, 10°, 16,69°, 20°, 24,23° dan 30°. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan penebalan pada sirip pelat beton dapat meningkatkan daya dukung pelat. Beban maksimum berdasarkan uji eksperimental  pelat beton dengan tulangan kemiringan 30°, yaitu 5764,36 kg dan pelat beton tanpa tulangan kemiringan 30° sebesar 5694 kg. Pelat beton dengan tulangan kemiringan 20° yaitu 3899,33 kg dan pelat beton tanpa tulangan kemiringan 20° sebesar 3891,18 kg. Pelat beton dengan tulangan kemiringan 10° yaitu 2742,99 kg dan pelat beton tanpa tulangan kemiringan 10° sebesar 2931,64 kg. Pelat beton dengan tulangan kemiringan 0° yaitu 2457,48 kg dan pelat beton tanpa tulangan kemiringan 0° sebesar 2540,07 kg. Pelat beton tanpa tulangan kemiringan 24,23° yaitu 4498,92 kg, 16,69° sebesar 3487,37 kg dan 8,53° sebesar 3008,11 kg. Beban maksimum berdasarkan model simulasi  pelat beton dengan program SAP2000 kemiringan 0°, yaitu 416 kg dan kemiringan 0°, sebesar  423 kg. Perbandingan rata-rata daya dukung pelat beton bersirip berdasarkan model simulasi  dan uji eksperimental adalah sebesar 28,13%.Kata-kata kunci:      Perkerasan jalan beton, pelat beton bersirip, pelat dengan penebalan pada bagian sirip
TINJAUAN DAYA DUKUNG PELAT BETON BERSIRIP DI ATAS TANAH GAMBUT DENGAN VARIASI KETEBALAN LAPISAN PASIR Candra, -; Yusuf, M.; Bachtiar, Hj. Vivi
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2018
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.88 KB)

Abstract

Secara umum, sebagian besar tanah di Pontianak dan sekitarnya merupakan tanah lunak terutama tanah gambut yang memiliki daya dukung sangat rendah dibanding dengan jenis tanah lainnya. Hal ini mengakibatkan beberapa kegagalan konstruksi terutama pada konstruksi sarana dan prasarana transportasi/jalan, di mana dalam waktu yang relatif singkat ketika konstruksi jalan tersebut baru dibangun, kondisi jalan sudah mengalami retak dan bergelombang. Dengan kondisi tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan daya dukung konstruksi perkerasan jalan beton yang diperkuat dengan sirip dan dengan diberi lapisan pasir di atas tanah gambut. Penelitian ini dilakukan dengan pengujian secara eksperimental melalui metode uji pembebanan secara langsung (loading test). Dalam penelitian ini diteliti pengaruh ketebalan lapisan pasir terhadap peningkatan beban ultimit pelat di atas tanah gambut dengan metode Elastis-Plastis dan dengan program SAP2000, yang selanjutnya diplot ke dalam grafik hubungan beban ultimit versus penurunan. Dari hasil uji pembebanan dan hasil perhitungan penelitian yang dilakukan diperoleh peningkatan beban ultimit tanah (Pu) yang paling besar adalah pada ketebalan pasir 20 cm sebesar 12,5%, sedangkan pada ketebalan pasir 30 cm meningkat hanya 5,56%, pada beban retak pelat (Pcr), ketebalan pasir 10 cm memiliki beban retak sebesar 1.030,1 kg, ketebalan pasir 20 cm memiliki beban retak sebesar 1.097,6 kg, dan pada ketebalan pasir 30 cm sebesar 1099,2 kg. Sehingga dari hasil tersebut menunujukkan bahwa tidak selalu ketebalan pasir yang lebih besar memberikan beban ultimit yang lebih besar pula.Kata kunci :Pelat beton bersirip, beban ultimit, tanah gambut, lapisan pasir
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG PERKULIAHAN 7 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK Lesmana, Hendra Ardi; Yusuf, M.; Budi, Gatot Setya
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 3, No 3 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2016
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1716.856 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v3i3.18678

Abstract

Structural design is the primary aspect of civil engineering. The very basic of construction of any building, residential house, dams, bridges, culverts, canals etc. is designing. The foremost basic in structural engineering is the design of simple basic compinents and members of a building viz, Slabs, Beam, Coloumns and Footing. For their design, an architectural design is prepared using the Auto CAD. In order to design them, it is important to first obtain the plan of the particular building that is, positioning of the particular rooms such that they serve their respective purpose and also suiting to the requirement and comfort of the inhabitants. Thereby depending on the suitability, plan layout of beams and the position of columns are fixed. Thereafter, the vertical loads are calculated namely the dead load and live from SNI 1726:2012. In this project, the design of 7 floors classroom building is done according to the Indonesian National Standart. SNI 2847:2013 has been used for the reinforment design, SNI 03-1727-1989  has been used for the estimation of all the load on structure viz, Dead Load, and Live Load and SNI 1726:2012 has been used for the estimation of earthquake load. Once the loads are obtained, the slabs are designed. Designing of slabs depends upon whether it is one-way or two-way slab, the end conditions and the loading. The alanlysis and designing of beams and colums are done by the “ETABS” software tool. The footings are designed manually, after completion of designing the detailed estimation has to be carried out.   Keyword: SNI 2847:2013, Reinforced Concrete Structure, 7 Floors Classroom Building
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Setiawan, Thedy; Aryanto, -; Yusuf, M.
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.20607

Abstract

Pada awalnya Pulau Kalimantan tidak termasuk dalam zonasi gempa yang dibahas dalam SNI 1726-2002. Namun dalam mempertimbangkan gempa yang terjadi di daerah Singkawang dan Bengkayang tanggal 23 Agustus 2011 dan telah dikonfirmasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa memang terjadi gempa dengan kekuatan 4,4 SR, maka ada baiknya dalam perencanaan gedung khususnya pada Pulau Kalimantan haruslah ditinjau dan diperhitungkan agar dapat menahan gaya gempa, sehingga tidak terjadi keruntuhan bangunan gedung. Sebagai perencanasuatu struktur bangunan haruslah berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia seperti SNI 03-2847-2013 yang membahas tentang Tata Cara Perhitungan Beton Struktural untuk Gedung dan SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung. Dalam hal ini bangunan yang akan ditinjau adalah Bangunan Gedung Politeknik Negeri Pontianak. Perencanaan dan perhitungan struktur gedung ini akan ditinjau terhadap beban mati, beban hidup dan beban gempa. Perhitungan struktur mengacu pada peraturan terbaru sehingga menghasilkan dimensi struktur yang kuat, kaku, efektif serta efisien dalam menahan gaya-gaya dan beban yang bekerja pada gedung tersebut. Perhitungan meliputi elemen struktur pelat, balok, kolom, fondasi serta akan ditinjau periode struktur akibat gempa.
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR SEWA DELAPAN LANTAI DI PONTIANAK Sucipto, Hari; Yusuf, M.; Supriyadi, Asep
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.91 KB)

Abstract

Pada penulisan tugas akhir ini penulis merencanakan gedung kantor sewa 8 lantai di Jalan Sisingamangaraja Kota Pontianak berdasarkan lokasi data tanah yang digunakan. Perencanaan gedung kantor sewa ini menggunakan spesifikasi perencanaan seperti mutu beton sebesar 25 MPa dan mutu baja sebesar 400 MPa. Standar perencanaan yang digunakan meliputi SNI 2847-2013 “Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung” dan SNI 1726-2012 “Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung dan non gedung” dan juga PPPURG 1987 untuk pembebanan struktur. Dalam analisis, sistem pembebanan yang akan dibebankan pada gedung adalah sistem pembebanan vertikal berupa beban mati dan beban hidup serta beban horizontal berupa beban gempa dan analisis struktur dibantu dengan bantuan program komputer. Dari hasil analisis struktur diperoleh kesimpulan meliputi pelat, balok, kolom dan pondasi, untuk pelat lantai 1 hingga lantai atap setebal 110 mm dan untuk pelat lantai atap penthouse setebal 100 mm, sedangkan untuk balok induk berukuran 35/70, balok anak 1 berukuran 30/60, balok anak 2 berukuran 25/50 dan balok anak 3 berukuran 20/40, untuk kolom lantai 1-3 berukuran 70/70, dan kolom lantai 4-6 berukuran 65/65, kolom 7-8 berukuran 55/55, serta untuk pondasi menggunakan pondasi tiang pancang (pile) yang tiap titiknya berkisar dari 6 s/d 52 tiang pancang. Kata kunci : Perhitungan struktur, beton bertulang, kantor sewa 8 lantai