Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

MURAL DI LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KONSERVASI Suherman, Suherman; Giyanti, Sunarto; Anggraeni, Sri Prastiti Kusuma
Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 9, No 2 (2019): Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/re.v9i2.3303

Abstract

The task of education in general is to deliver, to create quality individuals or learners, to be noble in character, and to be dedicated to the nation and people. In the world of formal education, it is known as conservation education, namely education programs that instill and preserve socio-cultural values (justice) which are considered as guidelines for humans as individuals who live in a social group. Conservation education in its latest development is no longer only done in the classroom orally and in writing, but the visual learning model outside the classroom has also been practiced. Mural in the context of conservation education in schools has an active role as a medium of learning with visual methods to improve students' understanding and knowledge of socio-cultural values.
Embodiment, Myth, and Characters’ Value Sculpture of Tau Tau at Toraja in South Sulawesi Suherman, Suherman; Triyanto, Triyanto; Sunarto, Sunarto
Catharsis Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/catharsis.v6i2.19293

Abstract

This research aims to study the embodiment sculpture Tau Tau in Toraja as a work of art, the urgency in Rambu Solo’ rituals, the myth, and the character’s value contained in it. The approach used is descriptive qualitative which lead to ethnographic, with techniques of observation, interviews, and document study in collecting data. The results obtained in this study indicate that, First, the sculpture of Tau Tau in Toraja is a primitive which is monumental style, with an aesthetic that is mythic-religious. Second, the sculpture of Tau Tau is important in the Rambu Solo’ ritual for the nobility because it is one determinant of excellence ceremony. Third, the sculptures represent the Tau Tau from the myths that live in the minds of religious-arkhais communities Torajans, like the myth of Eran di Langi’, the myth of the birth of Datu' Laukku and Puang Adang, myths about Daeta-Daeta and myths about the end of human life. Fourth, the sculpture of Tau Tau contains character values, such as the attitude of respect, responsibility, wisdom, love and compassion, hard work, integrity, and a sense of gratitude. Based on the research results, put forward the suggestion that, First, the Department of Education and Culture need to incorporate sculpture Tau Tau into the learning materials in schools. Second, artists need to introduce more in sculpture Tau Tau through the studies. Third, citizens of Toraja societies which needs to have a high awareness of the importance of maintaining and preserving the sculpture Tau Tau as cultural products that few of their ancestors.
PATUNG TAU TAU DI TORAJA PROVINSI SULAWESI SULAWESI SELATAN: Kajian Simbol Susanne Knauth Langer Suherman Suherman
Imaji Vol 14, No 2 (2016): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.031 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v14i2.12178

Abstract

Patung Tau Tau  di Toraja, Sulawesi Selatan merupakan salah satu karya seni yang tergolong dalam karya seni ritual. PatungTau Tau  adalah replika dari masyarakat Toraja yang meninggal dunia.Patung  Tau Tau  sebagai karya seni ritual, oleh karena Patung Tau Tau erat kaitannya dengan proses ritual keagamaan. Dalam kepercayaan suku adat Toraja (Aluk Todolo),  Tau Tau  bukan melambangkan badan atau raga almarhum, melainkan simbol roh atau spirit sang almarhum yang tidak ikut mati, tetapi melanjutkan kehidupan lain di  alam berikutnya sesudah kematian. Kehadiran seni dalam ritual agama, menjadi satu kesatuan yang akrab, sebagaimana kegiatan itu disamping pengalaman keimanan, sekaligus juga pengalaman estetis. Berdasarkan pemahaman bahwa  manusia berfikir, berperasaan, dan bersikap dalam ungkapan-ungkapan simbolis,sebagaimana Susanne Knauth Langer (1895-1985) yang pernah menjadi murid Ernest Cassirer,  bahwa simbolisme merupakan ciri khas bagi manusia yang dengan terang membedakannya dengan hewan.
MURAL DI LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KONSERVASI Suherman Suherman; Sunarto Giyanti; Sri Prastiti Kusuma Anggraeni
Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 9, No 2 (2019): Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan (Juni 2019)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/re.v9i2.3303

Abstract

The task of education in general is to deliver, to create quality individuals or learners, to be noble in character, and to be dedicated to the nation and people. In the world of formal education, it is known as conservation education, namely education programs that instill and preserve socio-cultural values (justice) which are considered as guidelines for humans as individuals who live in a social group. Conservation education in its latest development is no longer only done in the classroom orally and in writing, but the visual learning model outside the classroom has also been practiced. Mural in the context of conservation education in schools has an active role as a medium of learning with visual methods to improve students' understanding and knowledge of socio-cultural values.
KEGIATAN MAPPUASAKI DI KABUPATEN ENREKANG Suherman Suherman; Elihami Elihami; Rahmat Rahmat; Suparman Suparman
MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT Vol 2 No 1 (2020): MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : LP2M Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1217.556 KB)

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertajuk Mappuasaki (Massenrempulu Berpuasa) ini merupakan kegiatan yang tergolong ke dalam kategori “gerakan kultural”. Tim pengabdian dalam kegiatan ini menggunakan metode partisipatif, yakni terjun langsung dalam proses kegiatan dan mengajak beberapa kelompok masyarakat dan komunitas-komunitas yang aktif di Enrekang untuk berkolaborasi dalam kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) pekan, yakni tanggal 13 – 26 mei 2019.Dimulai dari pukul 15.00 Wita – selesai (malam). Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa kegiatan semacam ini perlu dilakukan secara berkala khususnya di Bumi Massenrempulukarena syarat akan nilai-nilai positif. Terlebih karena masyarakat Massenrempulu secara umum boleh dikata sangat haus akan nuansa estetik. Kegiatan ini juga meningkatkan pengetahuan dan daya apresiasi masyarakat Massenrempulu terkait kesenian dan kebudayaan, serta meningkatkan kemampuan berekspresi dan berkreasi dalam rangka menjaga dan melestarika kesenian dan kebudayaan di Bumi Massenrempulu itu sendiri.
Olahan makanan ringan bernutrisi berupa keripik dari bahan utama Bengkuang produksi Desa Pasang Ilham Assidiq; Suherman Suherman; Ekajayanti Kining; Ismaya Ismaya; Elihami Elihami; Asni Asni; Nur Atiqa
MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT Vol 3 No 1 (2021): MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : LP2M Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bengkuang mengandung vitamin C, Vitamin B1, vitamin B6, protein, serat kasar relative yang tinggi dan inulin yang cocok untuk diet. Umbi bengkuang juga mengandung antioksidan, flavonoid dan saponin yang mampu mencegah kerusakan kulit oleh radikal bebas.Produk keripik yang terbuat dari sayur dan buah memiliki resiko kerusakan yang lebih rendah dengan umur simpan yang lebih lama. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya kandungan air pada produk keripik dibandingkan produk buah dan sayur segar, sehingga mencegah terjadinya kerusakan mikrobiologis yang disebabkan oleh mikroorganisme. Umbi bengkuang segar hanya dapat bertahan 4-5 hari saja untuk dijadikan olahan pagan. Agar bisa dikonsumsi dalam jangka lama, umbi bengkuang yang kaya akan nutrisi dapat di produksi menjadi makanan ringan berupa kripik. Kripik Bengkoang merupakan hasil olahan masyarakat Desa Pasang yang masih menggunakan metode yang konvensioanl. Kripik Bengkoang merupakan salah satu jenis kripik dari umbi-umbian yang mengandung vitamin C, B1, gula, fosfor, zat besi, kalsium, dan mengandung kadar air 86-90%. Pembuatan kripik bengkoang ini kami lakukan yakni bermitra dengan UP2K Massewwa Desa Pasang yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan membuat produk, label dan kemasan makanan yang dapat menarik perhatian komsumen.
Kreativitas Guru dalam Proses Pembelajaran SBdP Di KelasV SDN 123 Banti Shinta Sri Eva Handayani; Suherman Suherman; Masnur Masnur
Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar  Vol 2 No 2 (2021): Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33487/mgr.v2i2.2806

Abstract

Penelitian ini membahas tentang kreativitas guru dalam proses pembelajaran SBdP dikelas v SDN 123 Banti, pokok masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kreativitas guru dalam proses pembelajaran SBdP, dan apa faktor pengambat dan pendukung kreatifitas guru dalam proses pembelajaran SBdP di kelas V SDN 123 Banti. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian analisis dengan menggunakan teknik Reduksi Data, Penyajian Data, dan Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa guru sudah kreatif dalam proses pembelajaran SBdP dikelas V SDN 123 Banti, walaupun bukan dari latar belakang keilmuan pendidikan seni. Faktor penghambat kreativitas guru SBdP dikelas V SDN 123 Banti antara lain: (a) alokasi waktu pembelajaran (b) sumber belajar masih kurang, (c) guru SBdP bukan dari pendidikan kesenian. Faktor Pendukung yaitu: (a) adanya kemampuan guru dalam proses pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada, (b) kemampuan guru dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk pembelajaran SBdP, (c) kerjasama yang baik terjalin pada setiap guru dan kepala sekolah.
Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Media POP UP BOOK Siswa Kelas V di SDN 137 BAMBA Suherman Suherman; Dian firdia; Herlina Herlina
Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar  Vol 2 No 2 (2021): Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33487/mgr.v2i2.2881

Abstract

Penelitian ini meupakan penelitian tindakan kelas, permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan motivasi dan hasil belajar belajar IPA kelas V SDN 137 Bamba dengan menggunakan media media Pop Up Book. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar belajar IPA kelas V SDN 137 Bamba dengan menggunakan media media Pop Up Book. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat komponen yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Penelitian difokuskan pada 15 siswa kelas V SDN 137 Bamba. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan II. Dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaa, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar angket motivasi dan tes hasil belajar. Teknis analis data menggunakan data dekriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 137 Bamba dengan menggunakan media Pop Up Book, Pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 46,67% ketuntasan 53,33% dan siklus II memperoleh nilai rata-rata 13,33% dengan ketuntasan 86,67%, ini sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal 75.
Implementasi Metode Bermain Peran dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Keterampilan siswa dalam Berbicara di Kelas III SDN 298 Inpres Nusa Muhammad Sukri Pairi; Irman Syarif; Suherman Suherman
Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar  Vol 2 No 2 (2021): Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33487/mgr.v2i2.2885

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode bermain peran dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara di kelas III SDN 298 Inpres Nusa. Untuk mendapatkan data diskriptif dan informasi dalam penerapan metode bermain peran instrumen penelitian dilakukan dalam bentuk observasi, pembagian kelompok, dan tes bermain peran dengan penilaian keterampilan berbicara serta dokumentasi diguakan sebagai kelengkapan data-data selama penelitian dilaksanakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru dan siswa, lembar tes bermain peran, rubrik penilaian keterampilan berbicara, dan dokumentasi. Sedangkan lembar observasi dilaksanakan oleh guru kelas terhadap peneliti dan siswa dalam proses pembelajaran, serta dokumentasi untuk memperkuat data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, Siklus I diperoleh rata-rata nilai dengan kategori kurang baik dengan nilai 53,21 dan siklus II berhasil dengan kategori cukup baik, dengan nilai rata-rata 70,35. Dengan ketuntasan klasikal siswa pada siklus I dengan nilai 43% dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai 71%, maka dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa menigkatkan keterampilan berbicara siswa, pada penggunaan metode bermain peran yang mencapai nilai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu nilai siswa 70%.
Perwujudan dan Nilai Patung Tau-Tau Toraja Sulawesi Selatan Suherman Suherman
Pelataran Seni Vol 2, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v2i1.5203

Abstract

Kajian ini merupakan analisis karya seni rupa yang bertujuan untuk mendeskripsikan perwujudan (bentuk dan Unsur visual) dan nilai-nilai yang terdapat pada Patung Tau-Tau di Toraja, Sulawesi Selatan. Analasis bentuk dan unsur visul menggunakan model Edmund Burke Feldman. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa Patung Tau-Tau adalah replika orang Toraja (bangsawan) yang meninggal dunia dan menjadi pelengkap upacara atau ritual pemakaman  Aluk Rambu Solo’. Dari konsep penciptaannya, Patung Tau-Tau tergolong ke dalam jenis patung primitif (patung prasejarah). Dalam perkembangan mutakhirnya, bentuk Patung Tau-Tau banyak mengalami perubahan seperti sebagai pemenuhan kebutuhan estetik, kerajinan dan souvenir. Dari segi unsur-unsur visualnya (intrinsik dan ekstrinsik), Patung Tau-Tau merupakan karya seni rupa yang memiliki dimensi estetik. Selain perwujudan, Patung Tau-Tau juga mengandung nilai-nilai seperti nilai kekudusan, nilai kebaikan, nilai kebenaran dan nilai keindahan.Kata Kunci: patung tau-tau, unsur-unsur visual, toraja, seni tradisional