Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

REDESAIN KAWASAN WISATA BENTENG MORAYA DI TONDANO: Arsitektur Historis Dina Salangka; Judy O. Waani; Vicky H. Makarau
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan wisata Benteng Moraya merupakan salah satu objek wisata sejarah yang berada di Tondano Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Objek wisata ini dijadikan salah satu aspek penopang untuk menaikkan pendapatan daerah melalui pajak dan juga mengangkat nilai investasi di Tondano. Namun kawasan wisata Benteng Moraya saat ini belum terdapat fasilitas-fasilitas yang menampilkan latar belakang utama yang ada pada lokasi ini yaitu cerita dari sejarah Perang Tondano maka dari itu diperlukan perancangan kembali untuk memperkuat nilai sejarah dari Benteng Moraya terkait Perang Tondano yang terjadi pada abad ke-18. Objek yang dihadirkan tidak hanya berperan sebagai tempat wisata sejarah dari kawasan Benteng Moraya, namun terdapat juga fasilitas atau wadah untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuan juga menjadi pusat kebudayaan dan kesenian Minahasa. Selain itu, dengan terwujudnya Redesain Kawasan Wisata Benteng Moraya dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan juga bisa memberikan peluang ekonomi untuk masyarakat sekitar sehingga pengaplikasian makna Si Tou Timou Tumou Tou dapat terwujud. Kemudian untuk penggunan tema Arsitektur Historis dalam merancang kembali kawasan wisata Benteng Moraya ini merupakan tema yang sesuai dengan tujuan perancangan. Dimana tema Arsitektur Historis ini menjadi dasar dari bentuk bangunan, sirkulasi pada tapak dan juga menampilkan serial vision pada ruang luar terkait sejarah Perang Tondano. Kata Kunci : Benteng Moraya,Tondano, Arsitektur Historis
Penerapan Konsep Water Sensitive Urban Design Pada Kawasan Permukiman di Danau Tondano (Studi Kasus : Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa): Application of Water Design Concepts in Settlement Areas in Lake Tondano (Case Study: Eris District, Minahasa Regency) Afiifa Ayudiah Yasinta; Fela Warouw; Vicky H. Makarau
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2022): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kecamatan Eris adalah salah satu wilayah administrasi yang berada di kawasan sekitar Danau dan merupakan salah satu kawasan permukiman yang turut memberikan dampak penurunan kualitas air Danau akibat aktivitas manusia yang bermukim di kawasan Sempadan Danau, maksud dari penelitian ini adalah untuk menggunakan konsep Water Sensitive Urban Design sebagai upaya meminimalisir dampak dari permasalahan perairan yang terjadi di Danau Tondano dan Kecamatan Eris. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik fisik Kecamatan Eris karena dalam konsep WSUD harus memerhatikan karakteristik fisik wilayah Penelitian untuk penggunaan elemen yang sesuai dengan karakteristik fisik . dan tujuan kedua analisis elemen WSUD berdasarkan karakteristik fisik yang sudah teridentifikasi. Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis Spasial dan aeknik Analisis Deskriptif . Berdasarkan hasil analisis bahwa Kecamatan Eris dapat menggunakan elemen Swales &Buffer Strips, Check Dams, Dry Ponds, Bioretensi, Grass pollutant traps dan Porous Pavement. Kata Kunci : Penurunan Kualitas air Danau Tondano, Water Sensitive Urban Design, Kecamatan Eris Abstract Eris district is one of the administrative areas located in the area around the lake and one of the residential areas that have an impact on decreasing the uality of Lake water due to human activities living in the Lake border area. The purpose of this research is to use the concept of Water Sensitive Urban Design to minimize the impact of water problems that occur in Lake Tondano and Eris District. The purpose of this study is to identify the physical characteristics of Eris Sub-District because the WSUD concept must pay attention to the physical characteristics of the research area for the use of elements that are in accordance with the physical characteristics, and the Analysis of WSUD elements based on the identified physical characteristics. Data analysis technique in this research is using spatial analysis technique and descriptive analysis technique. Based on the Results of the Analysis that Eris District can use Elements of Swales & Buffer Strips, Check Dams, Dry Ponds, Bioretention, Grass Pollutant Traps and Porous Pavement. Keyword: Tondano Lake water quality degradation, Water Sensitive Urban Design, Eris Distric
PEDESTRIAN MALL DI STADION MAESA TONDANO (SIMBIOSIS MUTUALISME) Stevanus Vailen Tumbelaka; Vicky H. Makarau; Dwight M. Rondonuwu
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17082

Abstract

Kota Tondano adalah ibu kota Kabupaten Minahasa  yang terletak di tepi Danau Tondano dan memiliki suhu yang cukup sejuk. Tondano memiliki banyak peluang dalam upaya pengembangan daerah di bidang perdagangan, industri, pariwisata dan olahraga.Dilihat dari kondisi kota Tondano saat ini, belum adanya wadah yang dapat memenuhi kebutuhan berbelanja dan rekreasi masyarakat, salah satunya adalah perdagangan retail yang dikemas dalam bentuk Pedestrian Mall.Untuk menciptakan suatu pusat perbelanjaan dengan konsep Pedestrian Mall, dibutuhkan lokasi strategis dan faktor-faktor yang dapat memaksimalkan peran Mall dalam satu kota. Maka, digunakan tema “Arsitektur Simbiosis Mutualisme”. Salah satu objek yang memiliki peluang untuk memberikan keuntungan lebih pada Pedestrian Mall di Tondano adalah Stadion Sepak Bola Maesa. Melalui tema tersebut, Pedestrian Mall dan Stadion Maesa yaitu dua objek yang berbeda akan rancang dalam satu kawasan yang saling menguntungkan. Kata kunci : Kota Tondano, Pedestrian Mall, Stadion Sepak Bola, Arsitektur Simbiosis Mutualisme
MUSEUM BUDAYA TORAJA DI TANA TORAJA. SEMIOTIKA DALAM ARSITEKTUR Friska S. Patoding; Judy O. Waani; Vicky H. Makarau
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17086

Abstract

Di era globalisasi yang menuntut daya saing tinggi, dampak langsung globalisasi yang mencairkan batas-batas geopolitik suatu negara telah nyata membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya (John Naisbitt, 1944). Prediksi itu secara gradual juga melanda Indonesia yang ditandai oleh internalisasi paham kesejagatan seperti universalisme, humanisme, ideologi politik, sistem ekonomi dan ekologi, sebagai akibat logis dari interaksi antar budaya. Untuk mengantisipasi dampak dari kesejagatan tersebut, perlu adanya upaya perlindungan dan pelestarian nilai-nilai luhur budaya Indonesia baik dalam skala nasional maupun regional antara lain salah satunya melalui institusi kultural seperti museum.    Museum budaya merupakan salah satu wadah kebudayaan yang kehadirannya perlu diperhitungkan, karena cukup memberikan andil yang besar antara lain menyimpan dan melestarikan benda-benda seni dan budaya yang ditemukan terkandung makna yang dalam yang sanggup mengungkapkan peradaban manusia dari masa ke masa, merupakan wadah yang dapat memberikan inspirasi dalam perkembangan dunia pendidikan, merupakan wadah kebanggaan dan prestise bangsa yang juga merupakan promosi dalam perkembangan dunia pariwisata, dan merupakan wadah rekreatif, dimana dari penataan koleksi yang baik dapat membangkitkan emosi dari pengunjung.                                 Tana Toraja yang merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi kepariwisataan yang cukup besar dan telah dikenal psampai keluar negeri dengan titik berat pada objek-objek : rekreasi, ekonomi, sejarah, seni dan budaya. Karena kebudayaan Tana Toraja yang masih sangat kental maka diharapkan kehadiran Museum Budaya di Tana Toraja ini bisa mewadahi peninggalan-peninggalan kebudayaan dan tradisi dari daerah ini serta hasil kreatifitas dan produktifitas para seniman dan pengrajin untuk mendapat perhatian serta perawatan sebagai upaya pelestarian kebudayaan nasional. Perancangan Museum Budaya Toraja di Tana Toraja ini menggunakan pendekatan tema perancangan “Semiotika dalam Arsitektur”. Konsep utama perancangan ini adalah penerapan nilai dan filosofi simbol-simbol serta tanda (semiotika) dari rumah adat Toraja yaitu bentukan atap Tongkonan, ukiran-ukiran dan dari budaya Toraja ke dalam bentuk fisik bangunan yaitu museum budaya Toraja.Kata kunci           : Semiotika, Museum Budaya, Tana Toraja
PUSAT PENELITIAN REKAYASA JALAN WILAYAH XV SULUT-GORONTALO DI MANADO. “ARSITEKTUR HIGH TECH” Riska B. Payuyu; Vicky H. Makarau; Claudia S. Punuh
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17094

Abstract

Pembangunan Nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang sekaligus merupakan proses pembangunan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan Nasional.Kemajuan infrastruktur merupakan salah satu aspek utama dalam mewujudkan pembangunan Nasional. Pentingnya infrastruktur yang memadai dapat membantu percepatan pembangunan, sehingga pertumbuhan ekonomi pun dapat berkembang dengan cepat. Pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah  melalui Balai Jalan Dinas Pekerjaan Umum dapat mewujudkan pelaksana penyusunan teknis dan strategis pada pengembangan infrastuktur.Arsitektur High Tech adalah tema yang sesuai dengan pembangunan Pusat Penelitian tersebut, karena kemajuan dunia Teknologi dalam pembangunan infrastruktur yang selalu berkembang ke era yang lebih modern. Arsitektur High Tech adalah konsep desain yang diartikan sebagai suatu aliran gaya arsitektur modern yang membesarkan struktur dan teknologi pada suatu bangunan. Dengan demikian perpaduan konsep serta tujuan pembangunan sangat saling menunjang dimana Pusat Penelitian merupakan suatu penemuan yang teruji dan High Tech adalah suatu moderenisme dalam pembangunan.Perancangan Pusat Penelitian Rekayasa Jalan Wilayah XV Sulut - Gorontalo di Manado pada dasarnya adalah yang di butuhkan pada perkantoran yang lebih khusus untuk Balai Jalan Dinas Pekerjaan Umum, sebagai bentuk bangunan untuk Pusat Penilitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas pembangunan infrastruktur, baik berupa Jalan Raya, Jalan Layang, dan Jembatan.  Kata kunci : Infrastruktur, Arsitektur High Tech
REVITALISASI PASAR DAN TERMINAL DI TOWO’E TAHUNA. “ARSITEKTUR NEO-VERNACULAR” Mizwar L. Katili; Herry Kapugu; Vicky H. Makarau
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17099

Abstract

Kota Tahuna merupakan ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe yang berada di pesisir timur pulau Sangihe, yang dikenal dengan sebutan “Kota Bahari dan Budaya Religius”. Berorientasi pada jasa pengolahan perikanan dan pertanian serta destinasi wisata yang merupakan potensi unggulan daerah ini, Kota Tahuna mampu menghasilkan 7585,87 ton ikan dan hasil pertanian seperti kelapa, pala, dan cengkih 15375,46 ton per tahun, sedangkan untuk sektor pariwisata terus mengalami kemajuan setelah keberhasilan Kota Tahuna dalam penyelenggaraan Festival Tomore Sangihe atau Pesta Pegelaran Seni dan Budaya yang dilaksanakan setiap tahun guna untuk mempromosikan potensi unggulan Sangihe. Pasar dan terminal Towo’e Tahuna adalah objek yang mempunyai letak straregis karena berada dekat pusat kota, terminal ini juga memiliki andil yang besar dalam roda perekonomian masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Menurut hasil pengamatan lapangan, terminal Towo’e Tahuna merupakan salah satu prasarana yang penting di kota Tahuna maupun Kabupaten Kepulauan Sangihe karena memiliki fasilitas umum yang kompleks bila ditinjau dari fungsi yaitu sebagai terminal angkutan umum dalam dan luar kota ( Pedesaan ), Pasar tradisional dan ada beberapa fasilitas penunjang lainnya. Meningkat kapasitas penggunaan jasa transportasi adalah faktor utama terjadi masalah pada pasar dan terminal ini. Ketersediaan area parkir tidak seimbang dengan permintaan kendaraan yang masuk. Hal ini juga disebabkan karena area parkir yang semakin sempit, Beberapa masalah lain juga seperti banyak penumpang yang masih menunggu kendaraan di sekitar area pasar. Tidak hanya itu, sirkulasi penumpang dan barang pun dapat dikatakan kacau dan masih tidak teratur. Kata Kunci : Pasar, Terminal, Pasar Tradisional, Revitalisasi, Arsitektur, Vernakular.
PLAZA OTOMOTIF DI MANADO. “ANALOGI MEKANIK DALAM ARSITEKTUR” Nathania E. P Pattipeilohy; Vicky H. Makarau; Rachmat Prijadi
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17114

Abstract

Kota Manado merupakan ibukota dari Provinsi Sulawesi Utara, kota ini memiliki pertumbuhan penduduk pada 2014 berjumlah 423.257, tahun 2015 berjumlah 425.634 dan pada tahun 2016 berjumlah 427.906. Seiring dengan bertumbuhnya penduduk, maka kebutuhan penduduk pun bertambah seiring berjalan nya waktu, seperti pertumbuhan dan perkembangan ekonomi bagian perdagangan barang dan jasa (termasuk di bidang Otomotif) juga mengalami kenaikan yang di tafsir sebesar 0.5% dari tahun 2015 sampai dengan tahun2016. Bangunan Plaza Otomotif merupakan bangunan komersil yang bertujuan untuk dijadikan sebagai wadah bagi para pelaku bisnis otomotif mobil, kolektor mobil, penyedia lapangan pekerjaan baru dalam bidang otomotif, bengkel otomotif yang menaungi berbagai merk mobil, sebagai pusat untuk melakukan jual belisukucadang dari berbagai merk mobil, dan sebagai wadah bagi para komunitas mobil yang ada di Kota Manado.Penerapan analogi mekanik pada bangunan ini diharapkan mampu menghadirkan ciri khas tersendiri yang mencerminkan mesin apa adanya agar masyarakat mampu menikmati fasilitas yang ada sesuai dengan fungsi utama dari bangunan ini.Kata kunci : Otomotif, Plaza Otomotif, Kota Manado, Analogi Mekanik
AMPHIBICAL CITY HOTEL DI MANADO. Aquascape Architecture Rayleighjan W. Dalinda; Deddy Erdiono; Vicky H. Makarau
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17264

Abstract

Amphibical City Hotel merupakan bangunan yang menyediakan jasa pelayanan akomodasi penginapan yang lengkap dengan sarana rekreasi. jenis hotel ini biasanya banyak menarik para  wisatawan, pebisnis dan pegawai swasta maupun negeri yang datang bertugas diluar kota.Kota Manado adalah Ibukota dari Provinsi Sulawesi yang merupakan kota kedua terbesar di pulau Sulawesi, berdasarkan Dinas Pariwisata, kota Manado memiliki 84 obyek pariwisata dimana 78 obyek diantaranya merupakan obyek pariwisata buatan. Manado lebih dikenal dengan keindahan taman bawah lautnya pariwisata mendapat perhatian khusus dan menjadi salah satu misi dari pemerintahan Kota Manado. Pengembangan sektor pariwisata diyakini mampu memberi efek bagi kesejahteraan daerah dan mewujudkan manado sebagai Kota Ekowisata sebagai tujuan turis di ujung utara sulawesi.Tema yang di terapkan dalam proses perancangan diambil dari keterkaitan antara objek amphibical hotel dengan lokasi yaitu “Aquascape Architecture” tema ini mengangkat dan menampilkan sebuah hasil gubahan masa yang memiliki posisi sebagian masa bangunan berada didarat dan sebagian masa bangunan berada di air layaknya hewan amfibi. Penerapan tema ini diharapkan mampu menjadi sebuah akomodasi penginapan yang unik di Kota Manado, dapat menarik minat wisatawana dengan panorama pemandangan dari kamar bawah laut serta menjadi icon bangunan pariwisata di Kota Manado serta dapat meningkatkan perekonomian daerah di bidang pariwisata.Kata kunci : Amphibical, City Hotel, Aquascape Architecture
REDESAIN PASAR TRADISIONAL AIRMADIDI. Pendekatan Arsitektur Vernakular Kontemporer Pricilia F. F. Soputan; Windy Mononimbar; Vicky H. Makarau
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17989

Abstract

Keberadaan pasar tradisional di Indonesia bukan semata urusan ekonomi, namun mencakup isi ruang dan relasi sosial, warisan dan budaya. Bahkan kehadiran pasar tradisional merupakan bukti peradaban yang berlangsung sejak lama mengingat nilai historinya begitu melekat. Pasar Tradisional seringkali dianggap sebagai salah satu prasarana yang membawa citra buruk bagi estetika kota. Kondisi Pasar Tradisional Airmadidi saat ini memprihatinkan dalam hal kebersihan dan rendahnya tingkat kenyamanan, serta kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang sudah tidak layak. Walaupun demikian, minat masyarakat untuk berbelanja di pasar ini tidak berkurang meskipun saat ini pembangunan pasar modern di Kabupaten Minahasa Utara sedang berkembang pesat. Harga barang yang murah dan bersaing yang ditawarkan dalam lingkup pasar tradisional menjadi pilihan solusi berbelanja dari sebagian masyarakat. Banyak pedagang dari dalam dan luar Kabupaten Minahasa Utara bergantung dari hasil dagangannya dipasar ini. Oleh karena keberadaan Pasar Tradisional Airmadidi yang sangat penting dalam perkembangan perekonomian kota, maka perlu dilakukan Redesain Pasar Tradisional Airmadidi. Dengan tidak menghilangkan bagian-bagian yang menjadi ciri khas dari objek, dengan tema Arsitektur Vernakular Kontemporer diharapkan dapat mengatasi hal-hal yang menjadi permasalahan pada objek dan dapat mengangkat kembali citra pasar menjadi suatu ikon atau ciri khas Pasar Tradisional Airmadidi, serta memberikan kemajuan perekonomian di Kabupaten Minahasa Utara. Kata Kunci : Redesain, Pasar Tradisional, Vernakular Kontemporer
DESAIN TERMINAL PELABUHAN ANTAR PULAU DAN PARIWISATA DI MANADO. Dekonstruksi Program dalam Arsitektur Willybrordus Yan; Deddy Erdiono; Vicky H. Makarau
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19306

Abstract

Manado merupakan salah satu kota yang sedang berkembang dalam hal ekonomi maupun lainnya. Daya tarik kota Manado akan pariwisata laut menjadi tujuan utama para turis datang ke kota Nyiur Melambai ini. Sehingga perhubungan laut dengan fasilitas yang memadai sangat memberikan nilai tambah dalam pelayanan. Pelabuhan ini juga bukan hanya berperan dalam hal pariwisata tetapi juga sebagai alat penyebertangan ke daerah lain, serta sebagai sarana untuk berdagang sehingga peran pelabuhan Manado sangat vital bagi daerah disekitarnya, maka dari itu dengan adanya Pelabuhan Wisata dan Antar pulau yang di rencanakan akan memberikan fasilitas yang memadai dalam menampung segala aktifitas dalam hal kepelabuhanan. Pelabuhan Manadi juga memiliki nilai sejarah yang perlu dipertahankan, karena perkembangan zaman orang-orang mulai melupakan sejarah, maka dari itu Pelabuhan Wisata dan Antar Pulau ini di lengkapi dengan fasilitas Museum yang berfungsi mengangkat eksistensi pelabuhan dan daerah sekitarnya seperti kampung Arab, kampung Cina dan kawasan komersial menjadi tujuan wisata selain wisata lautnya. Dengan menggunakan pendekatan Dekonstruksi Program sehingga mampu menghadirkan pelabuhan dengan perpaduan fungsi yang kreatif dan falitas yang baik sehingga memberikan kenyamanan dalam penggunannya.Kata kunci : Dekonstruksi Program , Manado, Pelabuhan Wisata, Pelabuhan Antar Pulau,.