Claim Missing Document
Check
Articles

DINAMIKA PETANI TRANSMIGRAN JAWA Nur Atia Setiawati; Wa Ode Sifatu; Ashmarita .
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 1 No 2 (2017): Volume 1 Nomor 2, Juli - Desember 2017
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.106 KB)

Abstract

Kondisi pertanian transmigran Demak di Desa Langgea saat ini mulai mengalami involusi pertanian karena masuknya teknologi modern dalam bidang pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana dinamika kepemilikan lahan pertanian pada masyarakat transmigran Jawa di desa Langgea. Serta bagaimana bentuk involusi pertanian masyarakat transmigran Jawa di Desa Langgea. Teori yang digunakan untuk membaca data adalah teori involusi pertanian menurut (Clifford Geertz, 1974). Metode pengumpulan data menggunakan metode etnografi yang menekankan pada pengamatan terlibat, wawancara mendalam, menafsirkan dan menganalisis berbagai informasi, data dianalisis dari awal penelitian secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dinamika kepemilikan lahan petani di Desa Langgea diperoleh dari pembagian pemerintah saat bertransmigrasi, melalui transaksi jual beli kepada sesama transmigran maupun melalui pembagian lahan dari orang tua, dan diolah secara individu. Petani di Desa Langgea memiliki permasalahan-permasalahan yang terkait dengan involusi pertanian. Luas lahan petani transmigran Jawa belum mengalami perkembangan yang signifikan. Dengan masuknya teknologi-teknologi modern pada sektor pertanian, sebaiknya petani Desa Langgea mengasah keterampilan atau kreativitas dibidang lainnya sehingga tidak bergantung dengan profesi buruh yang selama ini menjadi alternatif masyarakat sebagai penghasilan tambahan. Kemudian, agar pemerintah menghimbau dan mendampingi masyarakat untuk bersama-sama membuka peluang kerja di Desa Langgea. Kata kunci: dinamika, Langgea, petani jawa transmigran.
DINAMIKA MASYARAKAT PESERTA PROGRAM LEMBAGA EKONOMI MASYARAKAT - SEJAHTERA LEM-SEJAHTERA Mursin .; Wa Ode Sifatu; La Janu
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 1 No 2 (2017): Volume 1 Nomor 2, Juli - Desember 2017
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.277 KB)

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah Program pemerintah Indonesia untuk kesejahteraan rakyat cukup banyak, diantaranya: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM—Mandiri), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Anggaran Dana Desa (ADD), dan sebagainya. Dengan adanya program pemerintah tersebut tidak terlepas dari peranan masyarakat sebagai aktor dari program LEM—Sejahtera tesebut.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika dan impilikasinya terhadap program LEM Sejahtra di Desa Sangia Tiworo, Kecamatan Tiworo Selatan, Kabupaten Muna Barat. Teori yang digunakan adalah pemikiran Marvin Harris tentang materialisme budaya dengan metode etnografi melalui data kulitatif.Hasil penelitian:1) adanya bantuan program LEM Sejahtera dapat meningkatkan kapasitas, keterampilan dan manajemen keuangan, menambah modal, dan meningkatkan pendapatan petani. 2). Minimnya monitoring dan evaluasi dari penyelenggara berimplikasi pada timbulnya diskriminasi antara pengelola lokal terhadap peserta sehingga terjadi rasa iri yang berakibat pada macetnya bantuan dan menurunnya pendapat petani. Kesimpulan: Proyek pemerintahhanya mengutamakan tertib administrasi tanpa monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan, berimplikasi pada macetnya proyek, menimbulkan konflik antar petani. Sebaiknya proyek tap down harus diikuti dengan monitoring dan evaluasi berkelanjutan hingga proyek berjalan dengan baik di lapangan. Kata Kunci: dinamika, implikasi, peserta lem sejahtera
EKSISTENSI SILAT MUNA (EWA MUNA Syamsuddin .; Wa Ode Sifatu; Akhmad Marhadi
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 1 No 2 (2017): Volume 1 Nomor 2, Juli - Desember 2017
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.771 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan keberadaan eksistensi Ewa Wuna di Desa Lakologou. Penelitian ini menggunakan teori Fungsional Bronislaw Malinowski bahwa segala aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari segala kebutuhan naluri manusia yang berhubungan dengan seluru kehidupannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan terlibat (observation participation) dan wawancara mendalam (indepth interview). Informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive sampling yakni tokoh adat, tokoh masyarakat dan masyarakat biasa yang berjumlah 15 orang.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan Ewa wuna di desa lakologou di turunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut di ajarkan dari guru ke murid dan masih tetap di pertahankan eksistensinya dengan tidak meninggalkan kebiasaan yang telah di wariskan secara turun temurun. Ewa Muna dijadikan sebagai pertunjukan dalam setiap kegiatan kampung seperti sebagai sarana penyambutan pengantin dalam cara pernikahaan, sarana penyambutan tamu terhormat, dan sebagai perlombaan dalam kegiatan festival budaya. Ewa Wuna masih tetap eksis karena telah menjadi media dalam masyarakat Lakologou seperti sebagai media sosial, media kesehatan, media hiburan masyarakat,dan seni bela diri. Kata Kunci : eksistensi, ewa muna
UPACARA PERAN DUA KERAJAAN DALAM MEMPERTAHANKAN MALABOT TUMPE/TUMBE DI SULAWESI TENGAH Nurhani nurhani; Wa Ode Sifatu; Ashmarita Ashmarita
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 1 (2018): Volume 2 Nomor 1 Januari-Juni 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.862 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dua kerajaan dalam mempertahankan serta peran dua karajaan dalam pelaksanaan upacara malabot tumpe/tumbe, dan yang menghambat sebagian masyarakat Banggai sehingga tidak lagi ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan upacara malabot tumbe. Teori yang digunakan adalah pemikiran Radcliffe Brown tentang struktural fungsionalisme dengan metode etnografi. Hasil Penelitian: Kerajaan Banggai dan Kerajaan Matindok telah mencari legitimasi hukum atas kepemilikian tanah adat di daerah tepatnya di hutan bakiriang sehingga burung maleo terpelihara dengan baik sehingga upacara tumpe/tumbe tetap di laksanakan, kerajaan matindok mengantar telur burung maleo kepada kerajaan Banggai kemudian kerajaan Banggai Menjemput telur tersebut dan membagikan kepada yang berhak, namun masuknya budaya luar, adanya pekerjaan, adanya kecemburuan sosial, dan kurangnya pemahaman terhadap budaya sendiri mengakibatkan turunnya partisipasi masyarakat kerajaan Banggai dalam pelaksanaan upacara malabot tumbe. Kesimpulan: Hubungan kerajaan Banggai dan kerajaan Matindok dalam mempertahankan upacara malabot tumpe/tumbe sangatlah erat dan saling mempunyai keterikatan antara satu sama lain karena upacara malabot tumpe/tumbe adalah warisan budaya leluhur yang harus dipertahankan dan dilestarikan oleh dua kerajaan tersebut
KEBERTAHANAN BAHASA PADA MASYARAKAT CULAMBACU DI DESA LAMONAE KECAMATAN WIWIRANO KABUPATEN KONAWE UTARA Pebrianto Pebrianto; Wa Ode Sifatu; Raemon Raemon
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.007 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i2.960

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengguanaan bahasa Culambacu di Desa Lamonae dan upaya apa saja yang dilakukan untuk mempertahankan bahasa Culambacu khususnya di Desa Lamonae. Penelitian ini menggunakan teori kebertahan bahasa oleh Fishman tentang penggunaan bahasa pada masyarakat suku Culambacu dengan menggunakan metode etnografi dan pendekatan kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Penggunaan bahasa Culambacu masih tetap digunakan pada masyarakat Lamonae baik dalam ranah keluarga, ranah pendidikan, ranah agama, ranah ketetanggan serta dalam ranah pemerintahan. (2). Adapun upaya yang dilakukan oleh masyarakat serta pemerintah daerah dalam mepertahankan bahasa Culambacu yaitu pembuatan kamus bahasa daerah Culambacu, penggunaan bahasa Culambacu diberbagai ranah dalam interaksi masyarakat, seminar suku dan bahasa, pameran budaya, mejadikan bahasa daerah Culambacu sebagai salah satu mata pelajaran (muatan lokal) pada kurikulum sekolah. Kebertahanan bahasa Culambacu di Desa lamonae masih bertahan, karena terlihat masyarakat Suku Culambacu masih mempertahankan bahasanya dengan cara tetap menggunakan bahasa Culambacu ketika berkomunikasi dengan sesama masyarakat Suku Culambacu. Pemertahanan bahasa Culambacu dikaji dari berbagai arena, yaitu arena keluarga, arena tetangga, arena kerja, arena pemerintahan, arena pendidikan dan arena agama. Keluarga masyarakat Suku Culambacu masih menggunakan bahasa Culambacu dalam berkomunikasi sehari-hari. Hal itu di lakukan agar anggota keluarga tetap mengenal budaya yang melekat pada dirinya. Pada arena ketetanggaan, masyarakat Suku Culambacu masih menggunakan bahasa Culambacu dalam berkomunikasi dengan sesama Suku, namun dengan masyarakat Suku lainnya masyarakat Suku Culambacu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Adapun masyarakat yang sudah memahami bahasa Suku Culambacu mulai menggunakannya walaupun tidak sebaik masyarakat Suku Culambacu, begitupun pada arena kerja, arena agama.
ETNOGRAFI PELAYANAN MEDIS PADAPASIEN RAWAT INAPRUMAH SAKITUMUM DAERAH DI KABUPATEN MUNA Annisa annisa; Wa Ode Sifatu
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 2 (2018): Volume 2 Nomor 2, Juli - Desember 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.329 KB)

Abstract

Rumah Sakit merupakan suatu organisasi kesehatan yang mempunyai segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan mencapai kesembuhan yang optimal baik fisik, psikis maupun sosial. Rawat Inap merupakan salah satu bagian dari Rumah Sakit dan perlu di perhatikan dalam bidang pelayanannya terhadap pasien.Berkaitan terhadap pelayanan pasien Rawat Inap banyak keluhan masyrakat ataupun keluarga pasien tentang kualitas pelayanan yang diberikan pihak tenaga medis.Jika merujuk kondisi tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di RSUD Kabupaten Muna.Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahu bentuk pelayanan medis terhadap pasien Rawat Inap, persepsi pasien dan persepsi petugas medis terhadap pelayanan medis pada pasien Rawat Inap RSUD di Kabupaten Muna.Teori yang digunakan adalah pemikiran Michael Fucoult dengan menggunakan metode etnografi melalui data kualitatif. Hasil penelitian: 1) Bentuk pelayanan medis terhadap pasien Rawat Inap RSUD Kabupaten Muna terbagi dalam pasien pengguna BPJS dan pasien umum. Untuk pasien pengguna BPJS lebih ke kurangnya pemahaman pasien terhadap administrasi yang berhubungan dengan asuransi kesehatan atau BPJS selain factor ekonomi sebagai pemicu ketidakpedulian terhadap kepemilikan BPJS, kurang optimalnya pelayanan tenaga medis terhadap pasien BPJS. Untuk pasien umum kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya BPJS dalam meringankan proses pengobatan dan factor lain yang di alami oleh masyarakat adalah keterbatasan ekonomi itu sendiri. 2) Persepsi pasien Rawat Inap terhadap pelayanan medis yaitu kurang ramahnya petugas medis dalam melayani pasien, serta kurang memadainya sarana dan prasarana 3) Presepsi petugas terhadap pelayanan medis pada pasien Rawat Inap yaitu sudah maksimal sebab tenaga medis selalu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai tanggung jawab yang diamanahkan pihak Rumah Sakit.Kesimpulan: Bentuk pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna masi belum maksimal dan penerapan pasien pengguna BPJS dan pasien umum masih belum maksimal, presepsi pasien Rawat Inap kurang pelayanan serta sarana dan prasarana yang masih belum stabil , Petugas medis mengakui bahwa salah satu faktor pemicu kurangnya pelayanan yang baik pada pasien adalah karena keterbatasan sarana dan prasarana Rumah sakit.
KAGHATI ROO KOLOPE (LAYANG-LAYANG DAUN UBI HUTAN) SEBAGAI TEKS: STUDI ANTROPOLOGI DI DESA LIANGKABHORI KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA Banara banara; Wa Ode Sifatu
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 3 No 1 (2019): Volume 3 Nomor 1, Juni 2019
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.525 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relasi-relasi kaghati roo kolope dengan kehidupan masyarakat muna di Desa Liangkabhori Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Penelitian ini menggunakan teori Oposisi Binner yang dianalisis dengan menggunakan maytheme Levi-Straus dan Ceritheme oleh Ahimsa-Putra dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data adalah teknik wawancara mendalam dan pengamatan terlibat. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kaghati roo kolope memiliki relasi dengan kehidupan masyarakat Muna, diantaranya relasi sportivitas, jujur, religius, solidaritas, yang selalu harus berteman, ekonomi, seni dan politik, serta relasi dengan bangun tubuh manusia diantaranya: tulang belakang manusia, jiwa/ruh manusia, kulit manusia, amal manusia, pembulu darah manusia dan dengan urat-urat manusia. Kesimpulan, temuan penelitian ini adalah dalam permainan kaghati roo kolope memiliki relasi terhadap mikrokosmos dan makrokosmos. Dampak yang terjadi dalam kaghati roo kolope karena pengaruh teknologi kertas dan kain, sehingga bahan baku kaghati dari dedaunan terlupakan. Rekomendasi, sebaiknya kaghati dihidupkan kembali secara sungguh-sungguh oleh pemerintah Kabupaten Muna.
SUNGKIA: RITUAL KELAHIRAN BAYI PADA MASYARAKAT BUTON CIA-CIA DI DESA GERAK MAKMUR KECAMATAN SAMPOLAWA KABUPATEN BUTON SELATAN La Ode Aco; Wa Ode Sifatu; Raemon Raemon
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 1 (2021): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.134 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v5i1.1101

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Gerak Makmur, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penafsiran simbol Victor Turner. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskripsi kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk menjelaskan proses pelaksanaan ritual Sungkia pada masyarakat Buton di Desa Gerak Makmur Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan, (2) Untuk menjelskanmaknasimbolik yang terkandung dalam ritual Sungkia pada masyarakat Buton di Desa Gerak Makmur Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Ritual sungkia merupakan tradisi yang diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur kepada masyarakat Gerak Makmur, yang sebagai syarat wajib ibu dan sang bayi agar terbebas dari masa-masa kampua. Rangkaian pelaksanaan ritual, ketika masa kampua ibu telah genap selama empat puluh hari.Pewarisan ritual sungkia oleh para leluhur memberikah harapan yang baik bagi masyarakat sehingga ritual hingga sampai saat ini masih tetap tradisikan. Terutama diperuntukan bagi setiap ibu yang lepas dari masa-masa pengurunga (kampua).Tradisi ritual sungkia dalam tanggapan masyarakat Buton cia-cia yang ada di desa Gerak Makmur bahwa sungkia sudah menjadi kebiasaan masyarakat setiap kelahirang berlangsung selama empat puluh hari. Masyarakat juga menganggap ritual dapat memberikan kehidupan yang baik bagi sang anak agar terhindar dari marah bahaya dan senantiasan tetap berada dalam kebaikan.
BOM IKAN DAN NELAYAN BAGAN Rimang Rimang; Wa Ode Sifatu
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 2 (2021): Volume 5 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.656 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v5i2.1270

Abstract

Penelitian ini melihat nelayan menyembunyikan informasi keberadaan bom ikan kepada Polisi dan mereka yang tidak berkepentingan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan cara menyembunyikan informasi, proses memperoleh bahan baku, cara menggunakan bom sebagai pelengkap alat tangkap. Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Fokus penelitian adalah nelayan pengguna bom sebagai alat bantu tangkap di Desa Labuan Beropa Kabupaten Konawe Selatan. Data yang dibutuhkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian, pengguna memahami bom membahayakan keberlanjutan ekosistem laut dan jiwa manusia, namun telah menjadi candu karena menguntungkan secara ekonomi semasa. Nelayan telah memiliki tuntunan dan pengetahuan tentang cara agar pengguna bom terhindar dari bahaya saat bom diledakkan. Nelayan bagan mempersepsikan bahwa ekonomi nelayan dapat meningkat jika menggunakan bom sebagai alat bantu. Nelayan bagan masih menggunakan bom ikan sebagai alat bantu penangkapan, bom ikan merusak ekosistem perairan dan dapat membahayakan jiwa penggunanya. Implikasi teoritis: Teori Geertz (1973) tentang From the native of view bekerja pada nelayan bagan pengguna bom ikan. Etos, pandangan dunia menuntun mereka agar terhindar dari marabahaya. Rekomendasi: diharapkan pemerintah dan instansi terkait melakukan pendekatan secara persuasif dan duduk bersama untuk mencari solusi sebagai jalan keluar.
The Understanding of Islamic Thought as an Ideology and Methodology for the Indonesian Millennial Generation WA Ode Sifatu
AT-TAJDID Vol 5, No 01 (2021): JANUARI-JUNI 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/att.v5i01.1469

Abstract

This social study discussed the understanding of Islamic thought as a religious ideology and scientific methodology for the young Muslim generation who live, study, and work in a millennial time. There are many accusations and claims that Islam is a religion that only takes care of matters of religious ideology and worship and puts aside scientific and intellectual methodologies so that Islam is problematic to describe in the current context of the digital era by millennial generations in Indonesia as a country that is a big home for the world's largest Muslim adherents. To answer the above problems, we try to collect related literature. Then we study the phenomenological approach under the description of qualitative research design the work "Phenomenology in qualitative educational research: Philosophy as science or philosophical science." Next, the data will be checked and discussed, the original code created, the code reviewed, and all relevant themes reviewed. Finally, we get data findings that we believe are valid and reliable because we have answered the study questions with the appropriate method for review studies. The finding that Islam as a religion certainly has an ideology as a friendly religion to all human beings who rely on the truth. This truth, which Islam owned, can be understood and practiced with a methodological approach based on the holy Kalam Quran and Hadith