Verly Dotulong, Verly
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara

Published : 30 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Efek Perendaman Terhadap Kandungan Serat Kasar, pH dan Skor Sensori Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Tamungku, Alfris Ekaputra Tuwokona; Mongi, Eunike L; Harikedua, Silvana D; Sanger, Grace; Lohoo, Helen J; Mentang, Feny; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29578

Abstract

One type of seaweed that is widely used in Indonesia is Kappaphycus alvarezii . This type of seawed is also known as Eucheuma cottonii. The purpose of this study was to compare the value of crude fiber content, pH, and sensory score of Kappaphycus alvarezii after being soaked with 2 different types of water (well water and demineralized water). Soaking process is intended for making seaweed -ice by using dried seaweed as raw material. The parameters tested in this study were crude fiber, pH and sensory using Hedonic scale 1-9. The results indicated that Kappaphycus alvarezii soaked with demineralized water had higher crude fiber content (1.37%) compared to seaweed soaked in well water (1.24%). Likewise, the pH level of seaweed products that are soaked with demineralized water have a higher pH value (6.27) than seaweed products that are soaked in well water (6.19). Furthermore, organoleptic test results show that seaweed products that are soaked with water demineralization was more preferable by panelist in terms of appearance, odor, texture and taste.Salah satu jenis rumput laut yang banyak dimanfaatkan di Indonesia adalah rumput laut Kappaphycus alvarezii . Rumput laut ini juga dikenal dengan nama Eucheuma cottonii. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan nilai kadar serat kasar, pH, dan skor sensori rumput laut Kappaphycus alvarezii setelah direndam dengan 2 jenis air berbeda (air sumur dan air demineralisasi). Proses perendaman ditujukan untuk pembuatan es rumput laut dengan menggunakan rumput laut kering. Parameter yang diuji pada penelitian ini adalah serat kasar, pH dan uji sensori menggunakan uji Hedonik skala 1 – 9. Hasil analisa menunjukkan bahwa rumput laut Kappaphycus alvarezii yang direndam dengan air demineralisasi memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi (1.37%) dibandingkan dengan rumput laut yang direndam dengan air sumur (1.24%). Pada pengujian kadar pH, produk rumput laut yang direndam dengan air demineralisasi memiliki nilai pH yang lebih tinggi (6.27) dari pada produk rumput laut yang direndam dengan air sumur (6.19), Selanjutnya, hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa produk rumput laut yang direndam dengan air demineralisasi lebih disukai panelis dari segi kenampakan, bau, tekstur dan rasa.
Kualitas Sensori dan Mikrobiologi Surimi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L) yang Dipengaruhi oleh Waktu Pencucian dengan Air Dingin 4°C Simbolon, Sonia Epriana; Onibala, Hens; Pandey, Engel Victor; Taher, Nurmeilita; Mentang, Feny; Dotulong, Verly; Harikedua, Silvana Dinaintang
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.1.2021.29560

Abstract

This study aims to obtain the best surimi quality of skipjack that was washed with cold water of 4 ° C with different washing times (5 and 10 minutes). The parameters measured were yield, moisture content and pH (AOAC, 2005), total plate count (TPC) using the modified SNI 2332.3-2015 method, Salmonella detection with SSA Agar, and organoleptic tests according to SNI 2694: 2013. The results showed that the treatment of washing time 5 minutes is the best time in making fish paste and boiling temperature 90 ° C - 20 min is the best time in the formation of fish gel, because it has the highest folding test and bite test values of 6.6 and 8.2. Fish paste has a moisture content of 72.25 and a pH of 5.84. Microbiological test results showed that the TPC in the washing treatment of 5 min and 10 min were still in accordance with Indonesia National Standards for surimi and there was no presence of Salmonella sp. in both treatmentsTujuan penelitian ini untuk mendapatkan mutu surimi ikan cakalang terbaik yang dicuci dengan air dingin 4°C dengan waktu pencucian berbeda (5 dan 10 menit). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti dan pengolah ikan tentang waktu pencucian terbaik untuk mendapatkan mutu sensori dan mikrobiologi surimi ikan cakalang sesuai SNI 2694:2013 tentang Surimi. Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah rendemen, kadar air dan pH (AOAC, 2005), angka lempeng total (ALT) menggunakan metode SNI 2332.3-2015 yang dimodifikasi, deteksi Salmonella dengan SSA Agar, dan uji organoleptik sesuai SNI 2694:2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan lama pencucian 5 menit merupakan waktu terbaik dalam pembuatan pasta ikan dan suhu perebusan 90°C - 20 min adalah waktu terbaik dalam pembentukan gel ikan, karena memiliki nilai uji lipat dan uji gigit tertinggi yaitu 6.6 dan 8.2. Pasta ikan memiliki nilai kadar air 72.25 dan pH 5.84. Hasil uji mikrobiologi memperlihatkan bahwa total mikroorganisme pada perlakuan pencucian 5 min dan 10 min masih sesuai standar SNI untuk produk surimi dan tidak terdapat keberadaan Salmonella sp. pada kedua perlakuan. 
Kajian Mutu Ikan Kayu Serut Yang Dikemas Plastik Dengan Nitrogen Dan Tanpa Nitrogen Sitepu, Agape Isak; Reo, Albert Royke; Makapedua, Daisy Monica; Lohoo, Helen Jenny; Kaseger, Bertie Elias; Dotulong, Verly; Damongilala, Lena Jeane
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.1.2021.29584

Abstract

Skipjack (Katsuwonuspelamis L) is classified as a pelagic fish, and one of the fishery resources export commodity. Skipjack is found in almost all Indonesian waters, especially in North Sulawesi. Katsuobushi has a relatively long product durability compared to the fish preservation with other methods such as cakalang fufu fish preservation. The purpose of this study is to determine and study the quality and shelf life of Hanakatsuo  that was packed plastic with nitrogen and without nitrogen. Hanakatsuo was stored in ambient temperature for 0, 7 and 14 days in order to evaluate the quality of product during storage. The method used in this research was organoleptic test, water content and Total Place Count (TPC). The result of organoleptic test for appearance, odor and texture was an average of 7 which comply the Indonesia national standart (SNI). The result of moisture content of hanakatsuo that packed with nitrogen during the storage period for 0, 7 and 14 days showed increasing of water content according to the storage period experienced an increase in water content, The water content of  hanakatsuo which packed without nitrogen increased during the storage period of 0 and 7 days while on the storage of 14 days decreased to 16,45% but still comply to the SNI. Based on the TPC test showed that hanakatsuo that packed in plastic without nitrogen do not comply the SNI, while hanakatsuo that packed with nitrogen on days 0 and 7 comply the SNI. Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) tergolong sumber daya perikanan pelagis, dan merupakan salah satu komoditi ekspor. Ikan cakalang terdapat hampir di seluruh perairan Indonesia, terutama di Sulawesi Utara. Ikan kayu memiliki daya awet produk yang tergolong lama dibandingkan dengan pengawetan ikan dengan metode lainnya seperti pengawetan ikan cakalang fufu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mempelajari mutu dan masa simpan ikan kayu serut yang dikemas plastik dengan nitrogen dan tanpa nitrogen. Metode yang dilakukan untuk uji organoleptik, kadar air dan uji Angka Lempeng Total (ALT) dengan perlakuan penyimpanan 0 hari, 7 hari dan 14 hari. Berdasarkan hasil pengujian organoleptik kenampakan, bau dan tekstur dengan rata-rata 7 memenuhi SNI. Berdasarkan hasil uji kadar air penyimpanan hari ke 0, 7 dan 14 hari mengalami kenaikan kadar air sedangkan pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik tanpa nitrogen mengalami kenaikan kadar air pada penyimpanan hari ke 0, 7 dan mengalami penurunan kadar air pada hari ke 14 dengan nilai tertinggi 16.45 memenuhi SNI. Berdasarkan hasil uji ALT pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik tanpa nitrogen tidak memenuhi Standar SNI, sedangkan pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik dengan nitrogen pada hari ke 0 dan 7 memenuhi standar SNI. 
Proksimat pada Tepung Buah Mangrove Sonneratia alba Ardiansyah, Putri Rahayu; Wonggo, Djuhria; Dotulong, Verly; Damongilala, Lena Jeane; Harikedua, Silvana Dinaintang; Mentang, Feny; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.27526

Abstract

This study aims to determine the proximate value of Sonneratia alba mangrove flour. The flour was made from young (d ≤ 3 cm) and old S. alba fruit. S. alba fruit were collected from Desa Wori, Kec.Wori, Kab. Minahasa Selatan, North Sulawesi. The measured parameters were moisture content by the oven method, the ash content by the dry ashing method, the protein content by the Kjeldahl method; fat content by the Soxhlet method and carbohydrate content were calculated by difference. The results showed that the proximate content of young S. alba fruit flour was 10.53% of moisture, 5.18% ash, 8.735 protein, 1.44% fat and 74.12% carbohydrate. The proximate content of old S. alba mangrove flour was moisture content 9.63%, ash 5.39%, protein 8.34%, fat 1.54% and carbohydrate 75.1%. Moiture and protein content of young S. alba mangrove flour is slightly higher compared to old S. alba mangrove flour. Meanwhile, ash, fat and carbohydrate content of old S. alba mangrove flour is slightly higher compared to young S. alba mangrove flour. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar proksimat pada tepung buah mangrove Sonneratia alba muda (d ≤ 3 cm) dan proksimat tepung buah mangrove S. alba tua (d ≥ 3cm) yang diambil di Desa Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Sulawesi Utara. Parameter yang dianalisa adalah kadar air dengan metode oven, kadar abu dengan metode pengabuan kering, kadar protein dengan metode kjeldahl meliputi tiga tahap yaitu destruksi, destilasi dan titrasi; kadar lemak dengan metode soxhlet dan kadar karbohidrat dihitung berdasarkan metode (by difference). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan proksimat pada tepung buah mangrove S. alba muda adalah kadar air 10,53%, abu 5,18%, protein 8,735, lemak 1,44% dan karbohidrat 74,12%. Kandungan proksimat pada tepung buah mangrove S. alba tua adalah kadar air 9,63%, abu 5,39%, protein 8,34%, lemak 1,54% dan karbohidrat 75,1%. Perbandingan kandungan proksimat tepung buah mangrove S. alba muda dan tua adalah sebagai berikut: kadar air dan protein pada tepung buah mangrove S. alba muda sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tepung buah mangrove S. alba tua. sedangkan kadar abu, lemak dan karbohidrat kandungan tepung buah mangrove S. alba tua sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tepung buah mangrove S. alba muda.
DIVERSIFIKASI OLAHAN IKAN PADA WANITA KAUM IBU GPIJS KOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA Dotulong, Verly; Montolalu, Lita
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.1.2021.30667

Abstract

Ikan mengandung  protein yang tinggi , murah harganya, mudah diperoleh dan halal untuk semua golongan ditinjau dari segi kesehatan maupun agama, oleh karena itu  Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) harus dilaksanakan, salah satu cara adalah dengan melakukan diversifikasi produk olahan hasil perikanan. Berdasarkan hal ini maka FPIK Unsrat, khususnya  Program Studi Teknologi Hasil Perikanan  melakukan Program Kemitraan Masyarakat pada  Kelompok Wanita Kaum Ibu (WKI) Gereja Pekabaran Injil Jalan Suci (GPIJS) Kota Bitung. Kelompok ini berdomisili di Kelurahan Manembo-Nembo Kecamatan Matuari, termasuk di wilayah Kota Bitung berjarak ± 51  km dari kampus Unsrat dengan Jumlah jiwa 59, sebagian besar adalah remaja dan anak-anak. Pekerjaan sambilan kepala keluarga sebagian besar adalah nelayan dengan hasil tangkapan ikan yang sering melimpah dan tidak bisa dimanfaatkan maksimal. Diversifikasi produk olahan ikan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan mutu ikan dan meningkatkan konsumsi makan ikan terutama bagi remaja dan anak-anak untuk peningkatan gizi. Program kemitraan ini melaksanakan pelatihan dan pendampingan tentang pengolahan nugget dan kakinaga ikan layang (Decapterus sp) dengan porsi ikan 60 dan 80%. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penerimaan konsumen terbanyak terhadap nugget dan kakinaga ikan dari segi warna, tektur, citarasa dan tingkat kesukaan ditemukan pada produk nugget dan kakinaga ikan dengan konsentrasi ikan 80%.
ISOLASI SENYAWA SESQUITERPEN DARI FRAKSI AKTIF ANTIBAKTERI ALGA LAUT MERAH Laurencia tronoi Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.1.2021.30679

Abstract

The purpose of this study was to obtain new compounds isolated from the active antibacterial fraction, namely the hexane fraction of the red marine algae Laurencia tronoi, so that these marine algae can be developed as functional foods. The extraction method used was maceration with methanol-water 50%. The water methanol extract was continuously fractionated using n-hexane, ethyl acetate and water as solvents. The n-hexane fraction which has the highest antibacterial activity is then purified to obtain pure isolates using 3 steps column chromatography. Detection of the separation results at each stage was carried out using thin layer chromatography. The separation of stages 1 and 2 used a stationary phase of silica gel 60F254 and a mobile phase of hexane-ethylacetate, while the separation of the third stage used a stationary phase of silica gel 60F254 RP-18 and a mobile phase of water-methanol to obtain pure isolates. Structural characterization of pure isolates using the NMR spectroscopic method. The pure isolate produced is in the form of a white amorphous solid with the results of interpretation of the H-NMR, C-NMR, DEPT, HMQC, HMBC and COSY spectrum which is a sesquiterpene compound having the molecular formula C15H26O4 having the name IUPAC 3,3,9a-trimethyl-6-metylene-decahydro-1H-benzo [7] annulen-1,2,4a, 8-tetraol. This pure isolate is thought to be a new compound because based  Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan  “senyawa baru yang diisolasi dari fraksi aktif  antibakteri yaitu fraksi heksana alga laut merah laurencia tronoi,  sehingga alga laut ini dapat dikembangkan sebagai pangan fungsional”. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan metanol-air 50%, pada ekstrak metanol air dilakukan fraksinasi berkesinambungan dengan menggunakan pelarut n-heksana, etilasetat dan air. Fraksi n-heksana yang mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi selanjutnya dimurnikan untuk mendapatkan isolat murni dengan menggunakan kromatografi kolom sebanyak 3 tahap.  Pendeteksian hasil pemisahan pada tiap tahap dilakukan dengan menggunakan kromatografi Lapis tipis. Pemisahan tahap 1 dan 2 menggunakan fasa diam silika gel 60F254 dan fasa  gerak heksana-etilasetat, sedangkan pemisahan tahap ke-3 menggunakan fasa diam silika gel 60F254 RP-18 dan fasa gerak air-metanol hingga didapatkan isolat murni. Karakterisasi struktur isolat murni  menggunakan metode spektrokopi NMR. Isolat murni yang dihasilkan berupa padatan amorf  berwarna putih dengan hasil interpretasi terhadap spectrum H-NMR, C-NMR, DEPT, HMQC, HMBC dan COSY adalah termasuk golongan senyawa sesquiterpen mempunyai rumus molekul C15H26O4  mempunyai nama IUPAC 3,3,9a-trimetil-6-metilen-dekahidro-1H-benzo[7] annulen-1,2,4a,8-tetraol. Isolat murni ini diduga adalah senyawa baru karena berdasarkan penelusuran literatu belum ditemukan struktur yang sama dengan struktur isolat murni yang dihasilkan dalam penelitian ini.
Mutu Mikrobiologi Produk Surimi IkanTuna dan Produk Surimi di Pasar Swalayan Wior, Joshua Ferdinand Abednego; Lohoo, Helen Jenny; Pandey, Engel Victor; Salindeho, Netty; Kaparang, Josefa Tety; Makapedua, Daisy Monica; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29437

Abstract

Surimi is an export product and has a high economic value because it has high quality content, but surimi products can be contaminated. This study aims to determine the moisture content, pH, Total Plate Count, and Salmonella from self-made surimi of tuna fish and surimi from retailed store. The value of self-made surimi is 820 cfu/g as from supermarkets is 120 cfu/g but it meets the Indonesian National Standard, which is max. 50,000 cfu/g. The pH value for self-made surimi is 6.36, and for surimi from retailed store is 7.36. The moisture content of homemade surimi was 75.83% while surimi from retailed store was 70.33%. Furthermore, there is no Salmonella detected of surimi both sample. It can be concluded that both samples can be consumed after proper cooking. Surimi adalah produk ekspor dan memiliki nilai ekonomi tinggi karena memiliki konten berkualitas tinggi, tetapi produk surimi dapat terkontaminasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar air, pH, Angka Lempeng Total, dan Salmonella dari surimi buatan ikan tuna dan surimi yang diambil dari supermarket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ikan surimi Tuna adalah (63,50%). Nilai surimi buatan sendiri adalah 820 cfu/g karena dari supermarket adalah 120 cfu/g tetapi memenuhi Standar Nasional Indonesia, yaitu Max. 50.000 cfu/g. Nilai pH untuk surimi buatan sendiri adalah 6.36, dan untuk surimi yang diambil dari supermarket adalah 7.36. Juga, ini menunjukkan bahwa pH surimi buatan rumah bersifat asam sementara surimi dari supermarket basah. Nilai rata-rata untuk kadar air surimi buatan sendiri adalah 75,83% dengan surimi diambil dari supermarket yaitu 70,33% karena surimi diambil dari supermarket, memiliki kadar air lebih rendah dari surimi buatan sendiri. Produk dapat dikonsumsi dengan aman setelah proses pemasakan yang benar
Pengujian TPC, Kadar Air dan pH pada Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis) Asap Cair Yang Disimpan Pada Suhu Ruang Upet, Emanuel; Salindeho, Netty; Reo, Albert R; Montolalu, Lita; Kaparang, Josefa T; Makapedua, Daisy M; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.2.2021.31144

Abstract

Mackarel Tuna fish (Euthynnus affinis) is a leading commodity as a source of food for people in North Sulawesi. The purpose of this study was to process mackarel tuna (Euthynnus affinis) using liquid smoke stored at room temperature and then tested the product quality, namely) water content, total plate count (TPC), and pH value. The results of the research the resulting moisture content ranged from 35.7 to 58.3%, according to the Indonesian National Standard (SNI) 2725: 2013 that the maximum water content of smoked fish with the maximum heat smoking method was 60%, the total plate count (TPC) was around The average total plate number of smoked fish produced is 0.52 x 10-4 to 2.83 x 10-5 cabbage / g, this value shows in accordance with SNI 2725: 2013 that the total plate number of smoked fish with the maximum heat smoking method is 5 x 104 kol / g, while the average pH value is 5.64, this value shows the pH of smoked fish is below neutral pH, so it can be concluded that the smoked fish contains acid. It is concluded that this research has fully met the requirements for public consumption so that it can be produced as a fishery product.
Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis terhadap Mutu Ikan Cakalang Asap Gusu, Jahara; Onibala, Hens; Pongoh, Jenki; Taher, Nurmeilita; Dotulong, Verly; Mentang, Feny; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.3.2021.29587

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk mendapatkan ekstrak kulit buah manggis yang dikeringkan selama 4 dan 8 hari sebagai bahan pengawet dan melihat pengaruh tingkat kesukaan konsumen terhadap ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L.) asap yang direndam dalam ekstrak kulit buah manggis. Data hasil pengamatan uji organoleptik yang tertinggi terdapat pada Aroma dengan nilai 8,1 pengeringan 8 hari dengan perendaman 15 menit (A2B1) dalam penyimpanan 0 hari dan data hasil uji organoleptik yang terendah terdapat pada Rasa dengan nilai 2,5 pengeringan 4 hari dengan perendaman 30 menit dalam penyimpanan hari ke-10. Hasil penelitian TVB-N menunjukkan bahwa larutan kulit buah manggis dengan penyimpanan 0 hari sampai hari ke-10 sudah diatas Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) sehingga sudah tidak layak untuk dikonsumsi.
Daun Mangrove Sonneratia alba sebagai Teh Fungsional Mandang, Maria Sherina Sharon; Sahambangun, Dara Enjelia; Masinambou, Charles Dotulong; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.3.2021.30867

Abstract

The purpose of this review is to explore the antioxidant capacity of Sonneratia alba mangrove leaves to be developed into functional tea. The data collection was done by collecting literature through various types of databases (big data) including Google Scholar, Microsoft Academic, DOAJ, BASE, and DIMENSION. Articles were limited to research and review papers published between 2016 to 2020 . The following keywords were used: mangrove, Sonneratia alba, functional tea, phytochemicals, IC 50 DPPH, and yields. The results obtained from a literature study revealed that the extended extraction time with boiling water on the mangrove material can increase the yield. Also, literature searches indicated that the extraction of S. alba young leaves for 40, 50 and 60 minutes with boiling water resulted in phenolic, flavonoid, terpenoid, steroid, tannin and alkaloid phytochemical compounds. The existence of these compounds denoted the presence of antioxidant properties in the extracts. Furthermore, previous studies signified a higher phenol content and IC50 DPPH in S. alba leaves. The data from collected articles suggested that young leaves of S. alba mangrove could be developed as functional tea, rich in antioxidants and resistance in high temperature.Tujuan penulisan artikel ini adalah menggali potensi antioksidan daun mangrove Sonneratia alba untuk dikembangkan menjadi teh fungsional. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penelusuran literatur melalui berbagai jenis database (big data) diantaranya yaitu Google Scholar, Microsoft Academic, DOAJ, BASE, Crossref, dan DIMENSION. Penelusuran dipersempit pada artikel ilmiah dan hasil review jurnal yang terbit antara tahun 2016–2020. Kata kunci yang digunakan untuk pencarian adalah mangrove, Sonneratia alba, teh fungsional, fitokimia, IC50 DPPH, dan rendemen. Hasil studi pustaka menunjukkan bahwa semakin lama proses ekstraksi dengan air mendidih pada bahan sediaan dapat meningkatkan rendemen. Selanjutnya, daun muda mangrove S. alba yang diekstraksi 40, 50 dan 60 menit dengan air mendidih memiliki kandungan senyawa fitokimia jenis fenolik, flavonoid, terpenoid, steroid, tanin dan alkaloid. Keberadaan senyawa-senyawa tersebut membuktikan adanya potensi antioksidan pada suatu ekstrak. Bahkan, penelitian-penelitian sebelumnya juga membuktikan bahwa daun S. alba memiliki nilai total fenol dan IC50 DPPH yang tinggi. Data-data hasil penelusuran literatur tersebut secara umum memperlihatkan bahwa daun muda mangrove S. alba bisa dikembangkan menjadi teh fungsional kaya antioksidan dan tahan suhu tinggi.Key words: S. alba leaves, antioxidants, functional tea