Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

STRUKTUR KOMUNITAS SPONS DI PERAIRAN LALANU KECAMATAN SOROPIA, SULAWESI TENGGARA Rahman, Sitti Rahmawati; Sadarun, Baru; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 3: Agustus 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i3.13446

Abstract

Spons merupakan hewan yang memberikan sumbangan penting terhadap komunitas benthic laut. Keberadaannya mampu menjadi bioindikator kualitas perairan laut karena sifatnya yang menetap. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 dan bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis dan mengetahui struktur komunitas spons yang meliputi indeks keanekaragaman, keseragaman, dominansi yang ada di Perairan Lalanu. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode Belt transect dengan panjang 70m dan lebar 2m sehingga luas pengamatan 140m2 pengambilan data dilakukan 2 kali pengulangan. Jenis spons yang ditemukan di Perairan Lalanu 16 jenis, dimana komposisi jenis tertinggi terdapat pada spesies Petrosia sp., baik di daerah reef flat maupun daerah reef slope. Struktur kominitas spons pada Perairan Lalanu di daerah reef flat dan reef slope didapatkan hasil dengan kategori yang sama. Dimana indeks keanekaragaman dengan kategori sedang, indeks keseragaman dengan kategori tinggi dan indeks dominansi dengan kategori rendah.Kata kunci : Komposisi Jenis, Perairan Lalanu, Spons, Struktur Komunitas
JENIS DAN KEPADATAN REKRUITMEN KARANG BERDASARKAN BENTUK PERTUMBUHAN KARANG SCLERACTINIA DI PERAIRAN DESA LALANU KABUPATEN KONAWE SULAWESI TENGGARA Karmila, .; Sadarun, Baru; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 4, No 3: Agustus 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v4i3.8774

Abstract

Rekrutmen karang adalah faktor penting dalam menjaga stabilitas keberadaan terumbu karang dan dalam pemulihan setelah adanya gangguan substansial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kepadatan rekruitmen karang berdasarkan bentuk pertumbuhan karang Scleractinia di perairan Lalanu. Pengambilan sampel rekruitmen karang dilakukan dengan menggunakan metode Belt Transek (transek sabuk) yang berukuran 200 m2.. Transek sabuk dipasang sejajar garis pantai. Jenis dan jumlah  individu karang baru didata yang berada di dalam transek tersebut. Diperoleh 6 jenis rekruitmen karang berdasarkan bentuk pertumbuhan yang diperoleh di lokasi penelitian yaitu Coral mushroom (CMR), Coral Massive (CM), Coral Branching (CB), Acropora Branching (ACB), Coral folliose (CF),dan Coral Encrustig (ACE). Kepadatan rekrutmen karang tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu 0,2 ind/m2 dan terendah ditemukan pada stasiun III sebanyak 0,16 ind/m2. Rekruitmen karang berdasarkan bentuk pertumbuhan yang ditemukan di semua stasiun (frekuensi kemunculan 100%) adalah  Acropora Branching (ACB),  Coral Massive (CM), dan Coral folliose (CF).                   Kata Kunci : Karang scleractinia, rekruitmen karang, kepadatan, Perairan Lalanu 
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEPADATAN KARANG LUNAK DI PERAIRAN LALANU KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE Fadly, Muhammad; Sadarun, Baru; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 4, No 4: November 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v4i4.10765

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi keanekaragaman jenis dan kepadatan karang lunak di Perairan Lalanu. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan yakni pengambilan data lapangan dan analisis sampel. Pengambilan data lapangan yang dilaksanakan pada September 2018, bertempat di Perairan Lalanu,  Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengamatan keanekargaman dan kepadatan karang lunak menggunakan Metode Belt Transek  pada tiap titik stasiun pengamatan. Lebar diameter Belt Transek  yang digunakan yaitu 5 m dengan ukuran 2,5 m ke kanan dan 2,5 m ke kiri dengan panjang 70 m yang dibentangkan sejajar garis pantai dengan menggunakan meteran roll. Pada tiap stasiun dilakukan pengulangan sebanyak dua kali pengulangan. Berdasarkan hasil pengambilan data jenis karang lunak di perairan Lalanu yang ditemukan yaitu sebanyak 6 jenis yakni Sinularia, Asterospicularia Sp, Sarcophyton Sp, Xenia, Cavernularia, dan Cespitularia. Keanekaragaman tertinggi perairan Lalanu yakni pada stasiun III dimana pada stasiun tersebut didapatkan nilai kepadatan karang lunak sebesar 0,034 ind/m2, sedangkan Kepadatan karang lunak terendah pada stasiun I dengan jumlah 0,021 koloni/m2. Frekuensi kemunculan karang lunak yang ditemukan pada tiap stasiun menunjukkan bahwa dari 6 koloni karang lunak yang di temukan pada setiap stasiun, ada 2 jenis karang lunak yang memiliki  frenkuensi kemunculan tertinggi  (100 %) yaitu jenis Asterospicularia Sp. dan  Sarcophyton Sp.Kata kunci :  Keanekaragaman, Kepadatan, Karang Lunak, Perairan Lalanu
REKRUITMEN KARANG DI PULAU HARI KABUPATEN KONAWE SELATAN SULAWESI TENGGARA Rafilu, Abdul Haris; Sadarun, Baru; Palupi, Ratna Diyah
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 1: Februari 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i1.10948

Abstract

Rekruitmen karang merupakan bagian penting dalam proses pemulihan terumbu karang di perairan. Tingkat rekruitmen karang diketahui sebagai salah satu mekanisme kunci yang memungkinkan terumbu karang melakukan pemulihan setelah terjadinya gangguan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan rekruitmen karang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2017 pada 4 (empat) titik stasiun penelitian. Pengambilan data rekruitmen karang dilakukan dengan metode transek kuadrat 1x1 m sebanyak 5 (lima) kali ulangan mengunakan alat bantu SCUBA. Terumbu karang yang diamati adalah karang muda yang berukuran dengan panjang maksimal 5 cm atau disebut karang muda. Hasil Penelitian menunjukan bahwa rata-rata kelimpahan rekruitmen karang di lokasi penelitian secara umum sebesar 2,1 koloni/m². Kelimpahan terendah adalah 0,35 koloni/m² terdapat pada stasiun I dan tertinggi adalah 2,6 koloni/m² terdapat pada stasiun IV. Adanya perbedaan kelimpahan tersebut dikarenakan karakteristik habitat dan substrat dasar perairan pada tiap lokasi penelitian yang berbeda. Rekruitmen karang paling banyak dijumpai pada substrat rubble atau pecahan karang mati, tipe substrat ini terdapat pada stasiun II dan stasiun IV. Pecahan karang mati menjadi habitat paling cocok untuk pertumbuhan koloni baru, karena menyediakan biofilm dan perlindungan dari predator serta kondisi yang ekstrem.Kata kunci :  Karang Muda, Pulau Hari, Rekruitmen.
POTENSI KEANEKARAGAMAN JENIS DAN SEBARAN SPONS DI PERAIRAN PULAU SAPONDA LAUT KABUPATEN KONAWE Haedar, Haedar; Sadarun, Baru; Palupi, Ratna Diyah
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 1, No 1: Februari 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v1i1.923

Abstract

Penelitian potensi keanekaragaman jenis dan sebaran spons di Perairan Pulau Saponda Laut Kabupaten Konawe dilaksanakan pada bulan Juni 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biodiversitas, kepadatan, frekuensi kemunculan, dan sebaran jenis spons berdasarkan kedalaman. Penelitian ini menggunakan metode transek sabuk (belt transek) dengan ukuran 500m­­2. Pengamatan dilakukan di tiga titik stasiun penelitian yang diambil berdasarkan keberadaan spons. Kepadatan berturut-turut didapatkan sebesar 0,5  ind/10m2 (Utara),  0,3 ind/10m2 (Selatan), dan 0,2 ind/10m2 (Timur). Frekuensi kemunculan tertinggi didapat pada spons jenis Stylotella sp. yang tersebar di kedalaman 2, 4 dan 9 m di semua titik stasiun penelitian. Jumlah species spons yang ditemukan di Perairan Pulau Saponda Laut sebanyak 12 species yang masuk dalam 10 family 9 ordo. Secara umum index keanekaragaman spons di lokasi penelitian masuk dalam kategori sedang.
KEANEKARAGAMAN DAN KEPADATAN KARANG LUNAK DI PERAIRAN WAWORAHA KECAMATAN SOROPIA Wanda, Erni; Sadarun, Baru; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 3, No 1: Februari 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v3i1.6504

Abstract

Karang lunak merupakan salah satu anggota Cnidaria yang berperan dalam pembentukan terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kepadatan karang lunak di Perairan Waworaha Kecamatan Soropia. Pengambilan data dilakukan    pada bulan April 2017 dengan menggunakan metode belt transect. Luas area pemantauan 700 m², dengan spesifikasi panjang 70 m dan lebar 10 m.  Jenis karang lunak yang ditemukan berjumlah 8 jenis, yaitu 5 Lobophytum crassum, 13 Sarcophyton glaucum, 2 Sinularia flexibilis, 4 Sinularia leptoclados, 8 Lemnalia flava,  2 Dendronephtya hemprichii, 2 Litophyton, dan 7 Capnella fungiforms kukenthal. Kepadatan karang lunak yang diperoleh pada stasiun I sebesar 0,007 koloni/m², stasiun II sebesar 0,34 koloni/m², dan stasiun III sebesar 0,020 koloni/m². Frekuensi kemunculan diperoleh sebesar 33,33-66,67%.Kata kunci: Keanekaragaman, Kepadatan, Karang lunak, Perairan Waworaha.
KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DAN UJI ANTI BAKTERI SPONS Phyllospongia sp. DI PERAIRAN YANG BERBEDA Sahputra, Adi; Sadarun, Baru; Sahidin, Idin
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 4, No 4: November 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v4i4.10760

Abstract

Pembentukan senyawa metabolit sekunder dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Jenis senyawa yang sama pada lingkungan yang berbeda akan menghasilkan metabolit yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Tanjung Tiram yang merupakan perairan terbuka dan di Lalanu yang mewakili perairan semi tertutup. Keberadaan spons jenis Phyllospongia sp yang mampu hidup di perairan tersebut menunjukkan adanya potensi kandungan metabolit sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kandungan senyawa metabolit sekunder dari kedua perairan tersebut. Metode yang digunakan adalah ekstraksi, uji KLT (Kromatografi Lapis Tipis) fitokimia dan difusi untuk mengevaluasi antibakteri. Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa telah teridentifikasi 3 macam senyawa bioaktif yakni alkaloid, steroid/terpenoid, Flavanoid/ venolik. Kandungan metabolit sekunder tertinggi terutama Steroid/ Terpenoid dan Fenolik/Flafanoid dari ektrak Phyllospongia  sp berasal dari perairan tertutup dengan nilai RF 0,65 dan RF 0,625. Ektrak Phyllospongia  sp berpotensi sebagai antibakteri aktif terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 200 ppm dengan diameter zona hambat sebesar 10,2 mm.Kata kunci : Phyllospongia sp., perairan terbuka, perairan tertutup,  metabolit  sekunder, antibakteri
PENGARUH KENAIKAN SUHU AIR LAUT TERHADAP TINGKAH LAKU IKAN KARANG (Amblyglyphidodon curacao) PADA WADAH TERKONTROL Deniro, .; Sadarun, Baru; Yusnaini, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 2, No 3: Agustus 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v2i3.3608

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan suhu air laut terhadap tingkah laku ikan karang Amblyglyphidodon curacaopada wadah terkontrol. Lokasi penelitian ini diperairan Pulau Hoga Kecamatan Kaledupa KabupatenWakatobi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu Lapangan (pengamatan langsung) dan laboratorium. Fokus pengamatan dalam pengukuran adalah Maksimal termal kritikal (CTMax). Analisis data yang digunakan untuk melihat tingkah laku ikan ikan dilakukan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan suhu air laut berpengaruh terhadap tingkalaku ikan karang amblyglyphidodon curacao pada wadah terkontrol dapat dilihat pada gerakanikan ditandai dengan tingkah laku bergerak dengan normal (aktivitas berenang tenang dan frekuensi buka tutup operkulum tenang) dan tidak normal (berenang cepat, berenang miring, berenang menabrak wadah, melompat-lompat, dan frekuensi buka tutup operkulum cepat). Suhu normal berada pada kisaran 26,5 – 32,9 °C dan suhu tidak normal berada pada kisaran 33,40C -35,40C..Kata Kunci: Suhu, tingkah laku, Amblyglyphidodon curacao, Hoga
SKRINING SENYAWA METABOLIT SEKUNDER KARANG LUNAK (Sarcophyton sp.) SEBAGAI ANTI BAKTERI DARI PERAIRAN TANJUNG TIRAM Galih, Olga; Sadarun, Baru; Sahidin, Idin
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 1: Februari 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i1.10950

Abstract

Sarcophyton sp.yang merupakan biota karang lunak dari Phylum Coelenterata (Cnidaria)  golongan Octocoralia yang mampu mendominasi di wilayah terumbu karang salah satunya di peraian Tanjung Tiram, potensi senyawa bioaktif pada Sarcophyton sp. sangatlah bermanfaat baik di bidang farmasi, ataupun kedokteran sebagai sumber obat alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa metabolit apa yang terkandungan Sarcophyton sp. dan membandingkan daya hambat aktifitas anti bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada ekstrak  dan fraksi partisi dengan tingkat kepolaran yang berbeda yaitu pada ekstrak n-heksan, etil-asetat serta methanol. Metode yan digunakan meliputi ekstraksi, partisi, uji skrining fitokimia dan difusi agar untuk mengevaluasi antibakteri. Hasil dari penelitian ini menemukan teridentifikasi 3 macam senyawa bioaktif yakni alkaloid, steroid/terpenoid, Flavanoid/venolik. Ekatrak dan fraksi Sarcophyton  sp.  yang paling tinggi kandungan metabolit sekundernya yaitu pada ektrak etil-asetat dan ektrak n-heksan dari karang lunak Sarcophyton  sp. dengan nilai RF 1 untuk steroid/terpenoid, RF 0,96 untuk fenolik/ flafanoid, dan 0,9625 untuk alkaloid. Aktivitas daya hambat ektrak n-heksan berpotensi sebagai antibakteri aktif terhadap bakteri S. aureus pada konsentrasi 1000 ppm dengan diameter zona hambat sebesar 14,5 mm. Aktivitas daya hambat ektrak metanol dari karang lunak Sarcophyton sp. berpotensi sebagai antibakteri aktif terhadap bakteri E. coli pada konsentrasi 500 ppm dengan nilai diameter zona hambat sebesar 13,3 mm.Kata Kunci: Antibakteri, Metabolit Sekunder, Sarcophyton sp., Skrining. 
STUDI STRUKTUR KOMUNITAS TERIPANG BERDASARKAN KONDISI SUBSTRAT Dl PERAIRAN DESA SAWAPUDO KABUPATEN KONAWE Nirwana, Esna; Sadarun, Baru; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 1, No 1: Februari 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v1i1.926

Abstract

Teripang adalah salah satu sumber daya ekonomis  penting  hayati  laut  dan  memiliki  peluang  pasar  yang  cukup  baik.  Tujuan  dari penelitian ini untuk menentukan komposisi jenis, kepadatan, distribusi dan keragaman teripang. Penelitian ini dilakukan di perairan Sawapudo Kabupaten Konawe. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari-Maret 2015. Metode transek yang digunakan dalam penelitian ini adalah transek kuadrat, dibagi menjadi 3 stasiun. Pengamatan menunjukkan bahwa terdapat 11 spesies teripang yang diklasifikasikan ke dalam 5 genus (Actinopyga, Holothuria, Bohadschia, Stichopus dan Thelenota). Hasil studi menunjukkan bahwa tipe komposisi di stasiun I (64,40%) dari jenis Thelenota ananas yang merupakan nilai tertinggi, di stasiun II (6,25%) dari jenis  H. leucospita dan stasiun III (58,06%) dan  Holothuria scabra yang merupakan jenis  niliai nilai kerapatan tertinggi adalah antara (0,04-0,14 individul nr'). Indeks penyebaran (0-0,75) dan diklasifikasikan dalam kategori pola penyebaran seragam, dan indeks keanekaragaman tertinggi ditemukan pada stasiun T    sebesar 2,95. Parameter kualitas  air yang diukur dalam  lokasi penelitian memiliki kondisi kualitas lingkungan yang dianggap baik untuk kehidupan teripang.