Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI

Pit Lake Sebagai Alternatif Kegiatan Pascatambang (Hasil Review Pustaka) Edy Jamal Tuheteru; Rudy Sayoga Gautama; Ginting Jalu Kusuma; Kris Pranoto
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2018: Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1493.524 KB) | DOI: 10.36986/ptptp.v0i0.3

Abstract

Pit lake merupakan lubang bekas tambang yang dengan sengaja dan/atau secara alami terisi air sehingga membentuk sebuah danau. Dominasi sistem penambangan dengan metode tambang terbuka di dunia menjadikan pit lake akan banyak tersebar di beberapa wilayah bekas penambangan, terutama di daerah tambang yang material batuannya tidak cukup untuk ditimbun kembali ke dalam lubang bekas tambang. Kualitas air pit lake yang ditinggalkan akan beragam, mulai dari yang bersifat asam (pH 5.0) hingga bersifat basa (alkaline, pH 8.0), tergantung dari beberapa faktor seperti jenis batuan, kualitas air masukan dan sebagainya. Kualitas air pit lake juga sangat dipengaruhi oleh kondisi hidrologi, kondisi geologi dan iklim di daerah bekas tambang. Pit lake terbagi menjadi 3 jenis yakni danau holomictic, danau meromictic dan danau amictic, sedangkan secara stratifikasi termal, maka pit lake dibagi menjadi lapisan epilimnion, lapisan termoklin atau metalimnion dan lapisan hypolimnion. Pada beberapa negara, pit lake dimanfaatkan untuk beberapa keperluan diantaranya sebagai daerah reservoir air, recovery logamberat, daerah wisata, tempat pelatihan selam dan masih ada beberapa pemanfaatan lainnya. Tulisan ini merupakan kajian teori tentang pit lake dari berbagai sumber yakni buku pegangan, jurnal dan beberapa laporan projek tentang pit lake, sehingga diperoleh gambaran dan juga sebagai dasar dalam merencanakan atau menyusun laporan rencana pascatambang yang menjadikan pit lake sebagai opsi reklamasi.
KARAKTERISASI GEOKIMIA BATUAN PENGAPIT LAPISAN BATUBARA Herry Setia Wahyudi; Ginting Jalu Kusuma; Edy Jamal Tuheteru
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2022: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penambangan batubara dapat mempercepat proses terbentuknya air asam tambang (AAT). AATmerupakan limbah hasil kegiatan pertambangan yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungankarena memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga dapat dengan mudah melarutkan berbagailogam. Dalam rangka penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, regulasi telah mewajibkanperusahaan tambang untuk melakukan kajian terhadap potensi pembentukan AAT saat menyusundokumen studi kelayakan. Kajian yang dilakukan dapat berupa studi geokimia untuk mengetahuikarakteristik batuan dalam menghasilkan asam atau yang dikenal dengan karakterisasi geokimia batuan.Karakterisasi geokimia batuan ditentukan berdasarkan data uji statik yang dikonfirmasi dengan hasil ujikinetik. Empat sampel batuan pengapit batubara yakni ABC 01, ABC 02, ABC 03 dan ABC 04 diambiluntuk dilakukan pengujian skala laboratorium. Dari hasil pengujian, sampel ABC 01 dan ABC 03dikategorikan sebagai batuan yang berpotensi menimbulkan asam (PAF) sedangkan sampel ABC 02dan ABC 04 termasuk batuan yang tidak berpotensi menimbukan asam (NAF). Meskipun berdasarkankriteria penapisan hasil uji statik keempat sampel tergolong PAF, namun dari hasil uji kinetik, hanyasampel ABC 01 dan ABC 03 yang memiliki nilai pH yang sesuai dengan pH AAT, yakni 4. Uji kinetikmerupakan simulasi proses oksidasi dan pelindian batuan yang terjadi di lapangan, sehingga hasil ujikinetik lebih diyakini tingkat kebenarannya dibandingkan hasil uji statik. Hasil dari karakterisasi batuanini dapat digunakan sebagai acuan dalam penanganan AAT yang terbentuk pada kegiatan penambanganbatubara