Harto Wicaksono, Harto
Jurusan Sosiologi Dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : ETNOHISTORI: Jurnal Kebudayaan dan Kesejarahan

Mengenal Wajah Baru Dunia Komunitas Gay di Era Digital Harto Wicaksono .
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.371 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v3i2.849

Abstract

Pesatnya perkembangan teknologi, khususnya gadget (smartphone) tidakbisa dihindari secara masif oleh masyarakat. Keberadaannya bisa menjadialat rekonstruksi personal di masyarakat. Tidak hanya sebagai alatkomunikasi, tetapisudah jauh melampaui dari fungsi dasar smartphone.Melalui smartphone pengguna bisa menunjukkan aktivitas dan membangunidentitas sosialnya, baik di dunia nyata maupun virtual. Kondisi semacam initidak hanya terjadi pada masyarakat yang memilih dirinya sebagaiheteroseksual, tetapi juga terjadi pada komunitas marjinal, yaitu komunitasgay.Smartphone sebagai produk budaya populer dimanfaatkan olehkomunitas gay sebagai ruang ekspresi identitas. Identitas sebagai gay yangselama ini dianggap menyimpang dari pilihan seksualitas di masyarakatmengakibatkan pelaku gay menyembunyikan dirinya. Kehadiran smartphonebagi komunitas gay menjadi solusi untuk mengeskpresikan diri di duniavirtual. Komunitas gay mengaku nyaman berada di dunia virtual, karenaruang virtual sebagai ruang ekspresi ‘tanpa batas’ untuk menyalurkanorientasi seksualnya.Melalui smartpnone gay bisa menemukan pasanganseksnya. Larinya pelaku gay dari dunia nyata ke ruang virtual merupakanakibat dimarginalkannya komunitas gay dalam dunia nyata. Kehadiransmartphone dimaknai oleh gaymenjadi jalan tengah bagi pelakuuntuk bisaditerima oleh masyarakat, tetapi tidak mengesampingkan orientasiseksualnya sebagai homoseksual[gay].Untuk melindungi kebutuhan sosialdan dasar seksualnya, maka komunitas gay menerapkan strategi dubbingculture antara dunia nyata dan virtual lewat smartphone.