Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

STUDI KARAKTERISTIK AGRONOMI BEBERAPA VARIETAS TEBU (SaccharumofficinarumL.) HASIL KULTUR JARINGAN PADA BERBAGAI JARAK TANAM Rosyady, Muhammad Gufron; Hartatik, Sri; Munandar, Denna Eriani; Winarsih, Sri
AGRITROP Vol 11, No 1 (2013): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.066 KB) | DOI: 10.32528/agr.v11i1.663

Abstract

Swasembada gula 2014 dapat dicapai jika terdapat peningkatan potensi bobot dan rendemen tebu di lahan.Potensi tebu optimal jika berasal dari sumber benih yang optimal. Sumber benih yang optimal dapat diperolaeh dari teknik kultur jaringan. Benih hasil kultur jaringan terbebas dari hama penyakit. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh varietas dan jarak tanam terhadap karakteristik agronomi tebu hasil kultur jaringan. Penelitian disusun menurut percobaan berfaktor 4x3 dengan tiga ulangan menggunakan rancangan Split Plot Design (Rancangan Petak Terbagi).Dua faktor perlakuan yang diuji yaitu jarak tanam (P) dan varietas (V) tebu.Hasil penelitian menunjukkan jarak tanam optimal untuk tanam tebu yaitu (100 x 50) cm. Varietas yang berpotensi untuk menghasilkan rendemen optimum adalah PS 881. Varietas yang berpotensi memberikan tonase optimum yaitu PS 862.Kata kunci :  Benih, kultur jaringan, varietas, mata tunas.
PEMANFAATAN BORON SEBAGAI UNSUR PENGIMBAS KETAHANAN ALAMI BIBIT KAKAO TERHADAP PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) M. Gufron Rosyady; F. Yuliasmara
UNEJ e-Proceeding 2018: Pembangunan Pertanian dan Peran Pendidikan Tinggi Agribisnis: Peluang & Tantangan di Era Indus
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) termasuk penyakit utama pada tanaman kakao. Pengendalian penyakit VSD secara mekanis, kultur teknis, dan kimiawi sering dilakukan namun hasilnya masih belum memuaskan. Pencegahan terhadap infeksi penyakit pada tanaman diperlukan pemahaman mengenai ketahanan bahan tanam dan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap penyebaran penyakit tersebut. Aplikasi boron diharapkan dapat mengurangi infeksi VSD melalui peningkatan ketahanan alami tanaman kakao. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi boron terhadap insiden penyakit VSD pada bibit kakao dan kemampuan boron menginduksi peningkatan kandungan senyawa Lignin, Polifenol, dan Selulosa yang berfungsi sebagai mekanisme ketahanan kimiawi tanaman terhadap penyakit dalam jaringan daun tanaman kakao. Aplikasi boron yang terkandung dalam asam Borat dapat menurunkan insiden penyakit VSD dengan mengiduksi peningkatan kandungan Polifenol dan Lignin dalam jaringan tanaman kakao. Aplikasi asam borat dengan konsentrasi 75 ppm sudah mampu menurunkan insiden penyakit pada bibit dari 93,33 persen (tanpa aplikasi) menjadi 50 persen, dan makin tinggi konsentrasi penurunan insiden penyakit makin besar. Secara umum, aplikasi asam borat ternyata dapat meningkatkan kandungan bahan penginduksi ketahanan (boron, polifenol, lignin, dan selulosa). Pada konsentrasi 150 ppm dan 300 ppm, insiden penyakit dapat diturunkan masing-masing menjadi 31,67 persen dan 20,00 persen dan meningkatkan kandungan semua bahan penginduksi ketahanan, sementara dengan konsentrasi 75 ppm hanya kandungan boron dan lignin yang meningkat. Ditinjau dari frekuensi aplikasi, ternyata aplikasi asam borat sebanyak tujuh kali dengan selang dua minggu justru menghasilkan insiden penyakit VSD yang lebih besar daripada empat kali aplikasi dengan selang empat minggu, namun secara statistik tidak berbeda nyata. Aplikasi asam borat pada konsentrasi 300 ppm sebanyak 4 kali dapat direkomendasikan untuk mengendalian penyakit VSD di pembibitan kakao, dan pemanfaatan asam borat tidak berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan bibit
STUDI KARAKTERISTIK AGRONOMI BEBERAPA VARIETAS TEBU (SaccharumofficinarumL.) HASIL KULTUR JARINGAN PADA BERBAGAI JARAK TANAM Muhammad Gufron Rosyady; Sri Hartatik; Denna Eriani Munandar; Sri Winarsih
AGRITROP Vol 11, No 1 (2013): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v11i1.663

Abstract

Swasembada gula 2014 dapat dicapai jika terdapat peningkatan potensi bobot dan rendemen tebu di lahan.Potensi tebu optimal jika berasal dari sumber benih yang optimal. Sumber benih yang optimal dapat diperolaeh dari teknik kultur jaringan. Benih hasil kultur jaringan terbebas dari hama penyakit. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh varietas dan jarak tanam terhadap karakteristik agronomi tebu hasil kultur jaringan. Penelitian disusun menurut percobaan berfaktor 4x3 dengan tiga ulangan menggunakan rancangan Split Plot Design (Rancangan Petak Terbagi).Dua faktor perlakuan yang diuji yaitu jarak tanam (P) dan varietas (V) tebu.Hasil penelitian menunjukkan jarak tanam optimal untuk tanam tebu yaitu (100 x 50) cm. Varietas yang berpotensi untuk menghasilkan rendemen optimum adalah PS 881. Varietas yang berpotensi memberikan tonase optimum yaitu PS 862.Kata kunci :  Benih, kultur jaringan, varietas, mata tunas.
JURNAL REVIEW : EFEKTIVITAS PENGUKURAN KONDUKTIVITAS LISTRIK TANAH UNTUK MENDUGA KONDISI KESUBURAN TANAH PADA LAHAN PERTANIAN Hasbi Mubarak Suud; Dwi Erwin Kusbiantoro; Muhammad Ghufron Rosyady; Oria Alit Farisi
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/hijau.v7i2.2252

Abstract

Memetakan kondisi lahan pertanian dengan melakukan akusisi data nilai konduktivitas listrik (EC) tanah untuk menduga kondisi kesuburan tanah sudah banyak dilakukan dan diterapkan dalam sistem pertanian presisi saat ini. Nilai EC tanah merupakan salah satu indikasi yang menunjukkan tingkat salinitas tanah. Sudah banyak penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya korelasi nilai EC tanah dengan kandungan ion, kadar air, pemupukan, bahkan dengan hasil panen. Hal tersebut semakin menguatkan nilai EC tanah dapat digunakan untuk menduga kondisi kesuburan tanah dengan cepat, murah, dan efisien. Namun bagaimana mekanisme interpetasi hasil pengukuran tersebut masih sulit dijelaskan karena nilai EC tanah tidak hanya semata mata dipengaruhi oleh tingkat salinitas, namun ada parameter lain yang mempengaruhi seperti temperatur, PH, kepadatan tanah, dan kadar air. Artikel ini berusaha menjabarkan kembali beberapa fakta penelitian terdahulu tentang kompleksitas pengukuran dan interpetasi nilai EC tanah dan memberikan beberapa penekanan dan catatan untuk mendapatkan cara terbaik dalam melakukan pengukuran dan interpetasi nilai EC tanah
Pengembangan Desa Sentral Kakao Berkelanjutan Melalui Penerapan Good Agriculture Practices (GAP) Muhammad Ghufron Rosyady; Setiyono Setiyono; Gatot Subroto; Dyah Ayu Savitri
PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): November 2022
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/pakmas.v2i2.1044

Abstract

Jambewangi Village is a village that is one of the focus locations for cocoa plantations according to the Banyuwangi Regency Agriculture Service. Cocoa production in Jambewangi Village is around ±500 kg/ha in 2019, far from the potential for superior cocoa production of ±2,000 kg/ha. The problem in Jambewangi Village is that cocoa plants are not the main crop in Jambewangi Village, this is because cocoa plants do not provide optimal benefits for the community (low productivity). Whereas Jambewangi Village is one of the people's cocoa centers in Banyuwangi Regency. When the service team conducted initial observations and interviews with Jambewangi cocoa farmers, several problems were found, namely that many cocoa pods were rotten by the fungus Phithopthora; leaves and fruit with lots of spots (attacked by Helopeltis pests), the condition of the garden is dirty and lush; and no rorak in the garden. This problem arises because farmers do not apply good and correct cultivation practices (GAP). The implementation of GAP will increase the productivity of cocoa plants, increasing productivity will improve the welfare of the Jambewangi community. The socialization program and the practice of implementing Good Agriculture Practices (GAP) for cocoa plants provide a stimulus to farmers to apply it in cocoa cultivation activities so that it is hoped that this can be a step to develop local potential and the surrounding community. Farmers in Jambewangi Village showed high enthusiasm for mastering the application of Good Agriculture Practices (GAP) including fertilizing, pruning and making rorak.
Pengaruh Pemberian IAA pada Pembibitan Setek Vanili (Vanila planifolia) yang diperkaya Bakteri Pelarut Fosfat dan Bakteri Pelarut Kalium Dwi Erwin Kusbianto; Sri Emiyati; Tri Candra Setiawati; Gatot Subroto; Mohammad Ghufron Rosyady
Jurnal Agro Industri Perkebunan Volume 10 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jaip.v10i2.2550

Abstract

Propagation of vanilla plants is generally using vegetative methods like cuttings. The use of external growth regulators can support the growth of nurseries. Phosphate solubilising bacteria and potassium solubilising bacteria as plant growth promoting rhizobacteria are producing microbial IAA. This study used auxin in synthetic IAA combined with IAA microbes from phosphate solubilising bacteria and potassium solubilising bacteria. This study aimed to determine the effectiveness of each microbe at each dose of synthetic IAA that was applied. The study was conducted from November 2021-April 2022 in the Biological Soil Laboratory and Greenhouse University of Jember. The research uses a randomised block design with three replications with the factorial arrangement. The first factor was organic matter which was enriched with bacterial isolate (B0 = control, B1 = BPF isolate, and B2 = BPK isolate). The second factor was concentration of IAA (A0 = 0 mg.l-1, A1 = 100 mg.l-1, and A2 = 200 mg.l-1). The data were analysed by ANOVA and further tested with Duncan Multiple Range Test (DMRT) with a 95% confidence level. The results showed that treatment of synthetic IAA affects the parameters of length and volume of adventitious roots, which are effective in helping to supply nutrients with the best treatment at a concentration of 200 ppm. Meanwhile, enrichment of media with isolates of phosphate solubilising bacteria and potassium solubilising bacteria gave a better effect than control on the observation of tendril length, number of leaves, number of adventitious roots and taproots, length of adventitious roots and taproots, the volume of adventitious roots and taproot, and fresh weight of vanilla seedlings.
Soil Damage Potential Index Based on Weighting Scoring Analysis and Utilization of Geographical Information Systems Basuki Basuki; Subhan Arif Budiman; Laily Mutmainnah; Muhammad Ghufron Rosyady
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 11, No 4 (2022): Desember 2022
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v11i4.601-616

Abstract

Indonesia's population in 2021 will increase by 0.92% from 2020. The increasing population demands the fulfillment of food. Land changes and their consequences indicate land damage. The purpose of the study was to assess the soil damage potential index (SDPI) on the slopes of Mount Argopura through terrain analysis and the use of geographic information system technology. The research was carried out on the slopes of Mount Argopura in 2022. The tools used included a clinometer, a GPS, spectrophotometer, AAS, arc GIS 13 and minitab. The materials included administrative maps, soil maps, slope maps, RBI maps, land use maps, rainfall maps. This research is descriptive exploratory with field survey method. The activity is divided into 3 stages, namely pre-survey, field survey, and post-survey. Research parameters include texture, soil thickness, soil type, soil pH, CEC, base saturation, soil drainage, parent material, landform, relief, rainfall, and land use. Based on the results of the study, the SDPI with an area of 22,148.75 ha was in the heavy category 44.12% (9772.28 ha), the medium category was 53.11% (11762.84 ha), and the light category was 2.77% (613.63 ha). Keywords:  Geographic Information System, Land Degradation, Mount Argopura, Soil Damage
Aplikasi Unsur Mineral Efektif sebagai Natural Immune Booster Tanaman Kopi Arabika Lowland Fase TBM Distiana Wulanjari; Ketut Anom Wijaya; Muhammad Ghufron Rosyady
National Multidisciplinary Sciences Vol. 1 No. 2 (2022): Proceeding SEMARTANI 1
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.338 KB) | DOI: 10.32528/nms.v1i2.53

Abstract

Upaya peningkatan produksi kopi arabika terus dilakukan mengingat peluang pasar masih terbuka lebar, diantaranya melalui ekstensifi-kasi area penanaman kopi arabika ke dataran rendah. Tingginya serangan penyakit karat daun menyebabkan produksi kopi arabika di dataran rendah sangat kecil, oleh karena itu dibutuhkan perlakuan khusus untuk meningkatkan ketahanan alaminya agar dapat ber-produksi optimal. Unsur mineral Ca, K, dan I mampu menstimulasi ketahanan alami kopi arabika yang ditanam di dataran rendah. Penelitian ini menguji coba dosis dari campuran ketiga larutan mineral pada kopi arabika fase TBM. Masing-masing larutan stok dicam-pur sesaat sebelum aplikasi sesuai dosis yang ditentukan. Aplikasi dilakukan secara foliar dengan interval pemberian 7 hari sekali. Pasca aplikasi terakhir dilakukan inkubasi selama 30 hari. Variabel pertumbuhan yang diukur adalah kandungan klorofil, jumlah daun, jumlah pucuk, dan, indeks luas daun, sedangkan variabel ketahanan seperti polifenol, lignin, selulosa dan hemiselulosa. Hasil analisis me-nyebutkan bahwa perlakuan D2 (dosis 57 ml/tanaman) berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan hemiselulosa dan memiliki kan-dungan polifenol tertinggi. Kandungan hemiselulosa dan polifenol yang tinggi pada daun diharapkan dapat mencegah infeksi karat daun pada tanaman kopi arabika yang ditanam di dataran rendah. Pertumbuhan vegetatif tanaman tidak terpengaruh akibat perlakuan yang diaplikasikan, sehingga penambahan unsur mineral ini dapat diaplikasikan sebagai suplemen peningkat ketahanan tanaman.
Kandungan Unsur N, P dan K Pada Buah Kopi Arabika (Coffea Arabica) di Lima Lokasi Kebun Kopi Rakyat Kabupaten Bondowoso Muhammad Ghufron Rosyady; Dieni Risma Viani; Ketut Anom Wijaya; Distiana Wulanjari; Oria Alit Farisi
National Multidisciplinary Sciences Vol. 2 No. 3 (2023): Proceeding SEMARTANI 2
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/nms.v2i3.295

Abstract

Kopi arabika merupakan salah satu komoditi perkebunan penopang ekonomi masyarakat Bondowoso. Produktivitas kopi arabika rakyat wilayah Kabupaten Bondowoso belum optimal. Pada tahun 2020, produktivitas kopi rakyat Bondowoso yaitu 0,33 ton/ha dibandingkan dengan produktivitas milik perkebunan nusantara (PTPN) Jawa Timur tahun 2013 yaitu 0,71 ton/ha. Hal ini disebabkan, sebagian besar petani tidak memiliki acuan sederhana dalam menentukan jumlah pupuk N, P dan K yang harus diberikan agar produktivitas stabil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan unsur hara N, P dan K yang dibawa oleh hasil panen buah kopi arabika untuk mengembangkan metode pemupukan N, P dan K yang lebih mudah dipahami oleh petani. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari satu faktor lima perlakuan. Penelitian dilakukan di Desa Kampung Baru Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso dengan ketinggian 1.050 s/d 1.500 meter diatas permukaan laut. Persiapan sampel buah dan kulit kopi dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Jember Kampus Bondowoso, sedangkan analisis kandungan N, P dan K pada tanah, biji dan kulit kopi dilakukan di Pusat Penelitian Sukosari PT. Perkebunan Nusantara. XI Kabupaten Lumajang. Faktor yang digunakan adalah perbedaan lokasi yang diberlakukan sebagai perlakuan yaitu terdiri dari 5 lokasi kebun (K) yaitu K1, K2, K3, K4, dan K5. Hasil analisis tanah pada 5 lokasi percobaan didapatkan jika kandungan unsur hara N, P dan K paada tanah secara umum pada level rendah-sangat rendah. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini, Kandungan unsur hara yang terdapat pada buah kopi arabika gelondong segar yaitu sebesar 28,11 g N/kg buah segar; 4,35 g P/kg buah segar; dan 27,5 g K/kg buah segar
Upgrading pasca panen dan pembibitan kopi menggunakan bed dryer dome di desa Kalibarumanis kabupaten Banyuwangi Tri Wahyu Saputra; Muhammad Ghufron Rosyady; Oria Alit Farisi; Wildan Muhlison; Khotijah Khotijah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.22124

Abstract

AbstrakDesa Kalibarumanis merupakan daerah penghasil kopi yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Permasalahan yang terkait kopi di desa tersebut yaitu metode pengeringan kopi yang masih konvensional dan metode pembibitan kopi yang belum sesuai Good Agricultural Practices (GAP). Adapun tujuan dari Program Pengabdian Masyarakat ini antara lain mengimplementasikan teknologi pengeringan yang tepat berupa Bed Dryer Dome untuk biji kopi dan mengembangkan bibit kopi yang menghasilkan tanaman kopi dengan produktivitas tinggi dan unggul. Metode pelaksanaan program dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dimulai pada bulan Juli sampai September 2022. Luaran program berupa pembangunan Bed Dryer Dome yang dapat digunakan oleh mitra untuk mengeringkan biji kopi setelah panen tanpa harus terhalang kondisi lingkungan. Luaran kedua yaitu telah tercapainya transfer knowledge dalam pembibitan kopi dengan bibit dari klon yang unggul dan metode teknik sambung-stek untuk peningkatan produktivitas tanaman dan kualitas buah kopi. Pelaksanaan program ini menjadi sebuah pijakan awal dalam peningkatan ekonomi masyarakat melalui komoditas kopi. Selanjutnya, tim pelaksana berkomunikasi dengan mitra petani kopi yang mempunyai peran utama dalam melanjutkan hasil program ini di masa mendatang saat panen kopi pada tahun-tahun berikutnya. Kata kunci: desa kalibarumanis; kopi; bed dryer dome; bibit unggul; kualitas. Abstract Kalibarumanis Village is a coffee producing area located in Banyuwangi Regency, East Java Province. Problems related to coffee in the village are conventional coffee drying methods and coffee seeding methods that are not in accordance with Good Agricultural Practices (GAP). The objectives of this Community Service Program include implementing appropriate drying technology in the form of a dome Bed Dryer Dome for coffee beans and developing coffee seeds that produce coffee plants with high productivity and superior quality. The program implementation method is carried out in several stages, namely preparation, implementation, and evaluation starting from July to September 2022. The output of the program is the construction of a Bed Dryer Dome which can be used by partners to dry coffee beans after harvest without having to be hindered by environmental conditions. The second output was the achievement of transfer of knowledge in coffee nurseries using seeds from superior clones and the grafting-cutting technique method to increase plant productivity and coffee cherries quality. The implementation of this program is an initial foothold in improving the community's economy through coffee commodities. Furthermore, the implementation team communicates with coffee farmer partners who have a major role in continuing the results of this program in the future during the coffee harvest in the following years. Keywords: kalibarumanis village; coffee; bed dryer dome; quality seeds; quality