Jurnal Jalan Jembatan
Jurnal Jalan-Jembatan adalah wadah informasi bidang Jalan dan Jembatan berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait yang meliputi Bidang Bahan dan Perkerasan Jalan, Geoteknik Jalan, Transportasi dan Teknik Lalu-Lintas serta Lingkungan Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Terbit pertama kali tahun 1984, dengan frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. Mulai tahun 2016 terbit dengan frekuensi dua kali setahun, edisi Januari - Juni dan edisi Juli - Desember, dalam versi cetak dan versi elektronik.
Articles
10 Documents
Search results for
, issue
"Vol 22 No 1 (2005)"
:
10 Documents
clear
Modus Dan Mekanisme Kerusakan Perkerasan Lentur
Sjahdanulirwan, M.;
Nono, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (468.624 KB)
Sesuai dengan bertambahnya umur, perkerasan akan mengalami penurunan kondisi. Penurunan kondisi akan lebih cepat terjadi apabila beban kendaraan yang cenderung jauh melampaui batas dan disertai dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Tulisan ini mengevaluasi tentang modus dan mekanisme kerusakan yang terjadi pada perkerasan lentur serta saran pemeliharan. Pemeliharan akan lebih efektip dan efesien bilamana memperhatikan antara lain jenis dan kuantitas kerusakan, periode atau waktu penanganan yang tepat dan metoda pelaksanaan yang baik.
Pengujian Kekuatan Struktur Perkerasan Berdasarkan Lendutan dengan Benkelman Beam dan Falling Weight Deflectometer
Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (271.775 KB)
Metoda evaluasi kekuatan struktur perkerasan jalan secara garis besar dapat dibedakan atas dua macam, yaitu yang bersifat merusak (destructive) dan tidak merusak (non destructive). Perkembangan alat dan metoda yang didasarkan pada sifat yang “non destructive”, telahberkembang dengan pesat misalnya alat Falling Weight Deflectometer (FWD). namun demikian alat tersebut sangat mahal, sehingga untuk memilikinya diperlukan dana yang sangat besar, apalagi jika jumlah ruas jalan yang harus dilayani sangat panjang. Alat lain yang cukup sederhana dan telah lama dikenal di Indonesia ialah alat Benkelman Beam (BB) dimana alat ini murah serta praktis dalam penggunaannya, walaupun kemampuannya tidak sebaik alat FWD. Pada tulisan ini disajikan hubungan antara hasil pengujian kekuatan struktur perkerasaan jalan dengan menggunakan alat FWD dan BB, dibeberapa ruas jalan di Jawa Tengah yang ditinjau dari lendutan yang terjadi serta “kemiringan cekung lendutan”. Dari hasil yang didapat, hubungan tersebut cukup bervariasi, sehingga perlu hati-hati dalam mengkorelasikan hubungan kekuatan struktur perkerasan berdasarkan FWD dan BB.
Teknologi Pemanfaatan ASBUTON Sebagai Bahan Perkerasan Jalan
Darsana, I Ketut
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (184.068 KB)
Asbuton telah ditemukan sejak tahun 1920-an dan telah banyak dipergunakan lebih kurang 3,5 juta ton sebagai bahan perkerasan jalan. Kinerja campuran Asbuton, khususnya yang dikenal sebagai campuran Lasbutag konvensional dengan Asbuton-butir tidak menggembirakan. Dalam kajian ini didiskusikan berbagai hal yang selama ini dihadapi untuk menghasilkan campuran yang andal dan teknologi yang berkembang untuk mengatasi kendala tersebut. Teknobutas sebagai salah satu teknik dalam pemanfaatan Asbuton sebagai bahan perkerasan jaln. Akhirnya disampaikan pula perkembangan terakhir yang menyangkut produk pemurnian (refined) Asbuton
Kecepatan Aus Cat Marka Jalan Akibat Lalu-Lintas dan Lingkungan Jalan di Kota Bandung
Kusminingrum, Nanny;
Leksminingsih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (173.104 KB)
Penggunaan cat marka jalan untuk keselamatan bagi pemakai jalan akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi, karena dengan penggunaan marka yang baik dapat menyebabkan berkurangnya kecelakaan lalu-lintas. Dilain pihak dari pengamatan di lapangan menujukkan cukup banyak usia teknis cat marka jalan tidak seperti yang diharapkan yaitu terjadi keausan sebelum waktunya. Dari hasil penelitian terhadap cat marka jalan yang pelaksanaannya pada akhir tahun 2001 dengan pengamatan selama tahun 2002, yang dilakukan pada beberapa ruas jalan dikota Bandung, hasil pengamatan menunjukkan keausan yang terjadi sebagai berikut: pada jenis pelaksanaan secara manual (dengan kuas) persentase keausan telah mencapai 100 % selama kurun waktu 1 tahun, dengan mesin khusus (kompressor) keausan mencapai 80% dan apabila dilakukan persiapan permukaan dan dilakukan pengecatan dengan baik (dengan alat kompressor) maka keausan dapat ditekan hanya 50% selama 1 tahun. Dari pengamatan terhadap lalu-lintas didapat kepadatan lalu-lintas yang tinggi, menjadi penyebab utama keausan dari cat marka, dibandingkan dengan faktor lingkungan yang diukur yaitu temperatur diatas permukaan perkerasan yang rata-rata masih dibawah titik lembek dari aspal pada perkerasan jalan.
Hubungan antara Komposisi Kimia Aspal dan Sifat Rheologi Aspal
Suroso, Tjitjik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (62.668 KB)
Tulisan ini merupakan hasil penelitian hubungan antara sifat kimia aspal dan sifat fisik / rheologi aspal dari beberapa contoh aspal sebagai bahan perkerasan jalan. Penelitian ini dilakukan dengan cara 1) analisa kimia antara lain kadar asphalten dan parameter komposisi malten yang merupakan perbandingan antara jumlah fraksi nitrogen base plus Acidafit I dengan Acidafit II plus parafin sebelum dan sesudah pemanasan. 2) Menentukan sifat fisik/rheologi aspal, penetrasi aspal, penurunan berat (penguapan fraksi ringan) sebelum dan setelah pemanasan, Penetrasi ratio (pelapukan) aspal. Penentuan parameter komposisi malten aspal dilakukan dengan cara kelarutan dan pengendapan yang telah dikembangkan oleh Stenberg Rostler. Hasil yang diperoleh adanya hubungan antara parameter komposisi malten, Kadar Asphalten, penetrasi sebelum dan setelah pemanasan. Kadar asphalten identik dengan nilai penetrasi aspal (kekerasan aspal), kadar asphalten tinggi nilai penetrasi aspal rendah. Antara penurunan berat (menguapnya fraksi) aspal tidak sejalan dengan nilai parameter komposisi malten, walaupun terjadinya perubahan fraksi ringan menjadi fraksi padat akibat pemanasan. Secara keseluruhan kurang adanya hubungan antara perubahan sifat kimia aspal akibat pemanasan dengan pelapukan aspal. Hal ini dapat dikatakan bahwa perubahan sifat kimia tidak tentu paralel dengan perubahan sifat fisik aspal. Oleh karena itu dalam mengambil keputusan /menentukan keawetan aspal tidak dapat hanya melihat dari nilai parameter komposisi malten, atau sifat /komposisi kimia aspal belum dapat digunakan sebagai acuan dalam menilai kegagalan suatu perkerasan jalan. Perlu kajian lebih lanjut hubungan antara sifat kimia aspal dengan sifat mekanistik campuran beraspal sehingga dapat digunakan untuk memprediksi keawetan suatu perkerasan jalan.
Campuran Laston Untuk Lapis Antara Menggunakan Agregat Gamping
Leksminingsih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (180.684 KB)
Deposit batu gamping yang sangat besar di Indonesia sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan untuk campuran beraspal, untuk itu perlu dilakukan sosialisasi penggunaan agregat gamping untuk konstruksi perkerasan jalan. Tujuan penelitian adalah untuk melihat sifat-sifat teknis dari agregat gamping dan membandingkannya antara dua lokasi pengambilan batu gamping dari Won ogiri Jawa Tengah dan dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Kinerja laboratorium yang dibandingkan adalah laston lapis antara spesifikasi AC-binder untuk agregat gamping dari Tasikmalaya dan spesifikasi Bina Marga II untuk agregat gamping dari Wonogiri. Untuk agregat gamping ex Tasikmalaya mempunyai kadar aspal optimum 6,55%, stabilitas Marshall lebih tinggi 52%, stabilitas dinamis naik 23% dan modulus kekakuan pada temperatur 25°C lebih tinggi 24% terhadap agregat standar ex Sumedang. Agregat gamping ex Wonogiri mempunyai kadar aspal optimum 5%, stabilitas Marshall lebih tinggi 15%, stabilitas dinamis naik 8,7% dan modulus kekakuan pada temperatur 25°C naik 43,4% terhadap agregat standar ex Banjaran. Hasil penelitian terhadap agregat gamping keduanya menunjukkan hasil yang lebih baik terhadap agregat standar, ini nenunjukkan agregat gamping mempunyai ketahanan terhadap desintegrasi pada perkerasan jalan.
Pemanfaatan Tailing Untuk Campuran Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) pada Perkerasan Jalan
Kusnianti, Neni
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (344.66 KB)
Banyak tipe campuran beraspal panas untuk lapis permukaan jalan dan salah satu diantaranya ialah Latasir (sand sheet). Pasir merupakan salah satu agregat alam yang diperlukan untuk campuran tersebut. Namun penggunaan bahan pasir akan mengganggu kelestarian lingkungan, selain itu di beberapa tempat, material seperti ini sangat sulit didapat atau kualitasnya tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Di beberapa tempat seperti di Timika (Papua) di dapat material yang berukuran seperti pasir yang merupakan limbah dari P.T Freeport sebagai bahan hasil buangan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga, yang disebut dengan tailing, dan sampai saat ini tailing tersebut belum termanfaatkan untuk konstruksi perkerasan jalan, Pada tulisan ini, diuraikan pengaruh variasi penambahan tailing dalam campuran Latasir. Pemanfaatan tailing ini pada bahan jalan akan ikut mengurangi pengaruh limbah tersebut terhadap lingkungan.
Hubungan Kecepatan Kendaraan dengan Derajat Kejenuhan
Kusnandar, Erwin
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (153.04 KB)
Parkir di badan jalan saat ini belum bisa dihindari, dilain pihak adanya parkir akan mengganggu kinerja lalu lintas, sejauh mana gangguan tersebut bisa terjadi. Dengan piranti analisis kinerja lalu lintas operasional bisa ditentukan beberapa variabel kinerja seperti kecepatan, volume, dan kapasitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara kecepatan kendaraan dengan derajat kejenuhan. Hubungan tersebut bisa bermanfaat bagi para perencana dalam menetapkan kriteria lokasi dan kinerja lalu lintas yang terjadi bisa diperkirakan bentuk konfigurasi parkir. Kendati masih memerlukan lanjutan penelitian untuk pengembangan, terutama menyangkut aspek variasi tipe jalan dan jumlah sampel. Secara khusus hasil ini dapat diperoleh suatu alternatif pendekatan perencanaan parkir di badan jalan.
Pemantauan Penanganan Longsoran Badan Jalan dengan Drainase Horisontal
Armela, Haliena
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (280.306 KB)
Salah satu teknologi alternatif penanganan longsoran adalah drainase horisontal. Pengembangan teknologi penanganan longsoran badan jalan dengan drainase horisontal telah dimulai sejak tahun 1997 dengan uji coba model skala penuh drainase horisontal tipe perforasi alur/garis dan tipe perforasi lobang untuk beberapa variasi kedalaman pada ruas jalan Cikalong-Cariu Km 4+725 (Cariu) yang merupakan jalur alternatif antara Jakarta – Bandung. Tujuan dari penanganan ini adalah untuk menurunkan permukaan air tanah dari tebing/lereng jalan dan mengetahui efektifitas dari penanganan longsoran tersebut. Adapun permasalahan longsoran yang terjadi adalah amblesan badan jalan sepanjang 35 m. Dari analisis data hasil pemantauan di lapangan diketahui antara lain: muka air tanah mengalami penurunan sebesar 0,005 m (pada daerah luar bidang longsor) dan 0,105 m (pada daerah di dalam bidang longsor), tekanan air pori mengalami penurunan 0,2 mH2O pada line 1 dan 0,71 mH2O (pada daerah di dalam bidang longsor), debit air yang dikeluarkan pada outlet drainase horisontal tipe pipa perforasi lubang 0,011 sampai dengan 2,42 L/hari lebih besar dibanding dengan tipe pipa perforasi alur/garis, gerakan tanah permukaan terjadi pada badan dan kaki longsoran sebesar 0,1 sampai dengan 1,1 cm. Dari hasil pemantauan penanganan longsoran dengan konstruksi ini cukup efektif diterapkan pada permasalahan longsoran lereng/tebing maupun badan jalan dengan faktor penyebab akibat air tanah (water tabel) yang tidak terkendali pada tanah permeabel (lolos air). Tipe pipa perforasi yang lebih efektif digunakan adalah tipe lubang.
Partisipan Masyarakat Dalam Pengelolaan Jalan
Gunarta, IGW. Samsi;
Sartijono, Tasripin;
Nugraha, Yogi;
Nuryati, Yeti
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (14899.677 KB)
Ketidakmampuan pemerintah dalam pengelolaan jalan desa selama ini banyak ditutupi oleh upaya-upaya swadaya masyarakat dalam berbagai bentuk. Upaya-upaya tersebut menunjukan bahwa masyarakat telah melaksanakan peran yang cukup berarti bagi percepatan perbaikan aksesibilitas dan mobilitas untuk menunjang pembangunan ekonomi wilayah. Namun demikian, banyak diantara upaya-upaya ini tidak berlangsung dalam konteks pengelolaan sumber daya secara berkesinambungan dan sangat berorientasi output. Sebuah penelitian yang dibiayai oleh Ditjen TPTP pengelolaan jalan yang berkelanjutan. Penelitian ini mencoba mengupas berbagai teori tentang partisipasi dan peran masyarakat dikaitkan dengan siklus proyek jalan. Setelah kerangka tolok ukur kinerja dari peran masyarakat dapat dirumuskan, dilakukan uji banding terhadap 4 kasus pengelolaan jalan oleh masyarakat yang ada di wilayah Kab. Bandung , Kota Bandung, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Penelitian dilakukan secara kualitatif untuk melihat kinjerja pemberdayaan kepada masing-masing kasus. Dari keempat kasus tersebut, tampak jelas adanya kelemahan-kelemahan pengelolaan jalan dengan swadaya masyarakat pada beberapa bagian dari siklus, seperti pada saat perencanaan umum, desain, dan evaluasi. Kelemahan-kelemahan tampaknya dapat diperbaiki dengan adanya bantuan teknis dari pemerintah sejak perencanaan dilakukan dan mengikuti siklus hingga perencanaan pekerjaan baru dapat dilakukan. Selain itu, studi ini mengusulkan tolok ukur penilaian kinerja partisipasi yang disusun berdasarkan sasaran-saran yang harus dicapai dalam siklus projek jalan. Tolok ukur kinerja ini akan sangat membantu dalam memberikan arahan bagi pengelolaan jalan berbasis masyarakat. Tulisan ini akan diturunkan dalam 2 seri terbitan. Terbitan ini memuat dasar-dasar pemikiran dan kajian tentang pertisipasi masyarakat dalam projek jalan, sedangkan pada terbitan berikutnya akan ditampilkan hasil evaluasi terhadap 4 studi kasus di Bandung dan Kuningan, dan Ciamis.