cover
Contact Name
Dyah Mustika Nugraheni
Contact Email
-
Phone
+6285640740570
Journal Mail Official
medica.arteriana@unimus.ac.id
Editorial Address
Jl. Kedungmundu Raya No. 18, Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Medica Arteriana (Med-Art)
ISSN : 26572370     EISSN : 26572389     DOI : http://dx.doi.org/10.26714/medart
Core Subject : Health,
Medica Arteriana (Med-Art) is an open access journal as the official scientific journal of the Faculty of Medicine University Muhammadiyah of Semarang. The Journal publishes articles in medical and health sciences resulted from basic sciences, clinical sciences and community health (public health, occupational medicine and family medicine) research to integrate researches in all aspects of human health. This journal published twice a year and provides original article, reviews, and also currently case reports. Letters and commentaries of our published articles are welcome. MED-ART aims to be a peer reviewed scientific journal of the highest quality. We want to ensure that whatever data published is true and original from the authors. MED-ART will records knowledge about the changing pattern of human diseases, human behaviour, community diseases and how researcher initiate to overcome all the health issues in Indonesia. It will also archive how medicine develops as a profession in the Nation. We will communicate and cooperate with other scientific journals in Indonesia and other countries.
Articles 65 Documents
Gambaran Kerusakan Mukosa Lambung yang Diinduksi Asetosal (Jumlah Ulkus, Leukosit dan Laju Endap Darah) Amin Samiasih; Khoiriyah Khoiriyah; Ayu Rahmawati Sulistyaningtyas
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.2.2021.94-101

Abstract

Latar Belakang: Angka kejadian gastritis di Indonesia adalah 40,8% penyebab tersering adalah konsumsi Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) dalam jangka panjang. Faktor pemicu tukak lambung yaitu sel parietal mensekresi asam hidroklorida kondisi ini bisa berlanjut permeabilitas kapiler meningkat dan perdarahan.Metode: Penelitian menggunakan eksperimen pra klinik dengan posttest only design. Sampel 11 tikus galur Wistar betina umur 3-4 bulan, berat badan 100-250 gram. Induksi tukak lambung menggunakan asetosal 5% dosis 1500 mg/kg BB. Pemeriksaan leukosit menggunakan automatic hematology analyzer. Pemeriksaan laju endap darah menggunakan metode Westergren. Pemeriksaan makroskopi dengan menghitung jumlah ulkus dan perdarahan pada mukosa lambung.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan kerusakan mukosa lambung dimulai dari hipoksemia, perdarahan dan kemudian terjadi ulkus. Rata-rata kadar leukosit 14.800/cmm dan rata-rata laju endap darah 18.18 mm/jam, rata-rata jumlah perdarahan 2.45. Rata-rata jumlah ulkus 3,55.   Kesimpulan: Induksi Asetosal pada tikus wistar menyebabkan gambaran kerusakan lambung.
Hubungan Serumen Obsturan dengan Kurang Pendengaran Tipe Konduktif pada Pelajar SD Negeri Rowosari 01 Semarang Astin Prima Sari; Gunadi Gunadi; Riska Handiani
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.2.2021.102-107

Abstract

Latar Belakang: Serumen merupakan kombinasi dari sekresi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, dan epitel kulit yang terlepas yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Serumen obsturan dapat menyebabkan oklusi sehingga terjadi gejala kurang pendengaran tipe konduktif (CHL). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi hubungan serumen obsturan dengan kurang pendengaran tipe konduktif pada pelajar SD Rowosari 01 Semarang.Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Subyek pada penelitian ini adalah pelajar kelas 4, 5 dan 6 SD Rowosari 01 Semarang sebanyak 50 orang. Penilaian adanya serumen obsturan menggunakan otoskop dan pengukuran tingkat pendengaran menggunakan tes audiometri. Hubungan kejadian serumen obsturan dengan kurang pendengaran  tipe konduktif  dianalisa menggunakan uji chi-square dengan confidence interval sebesar 95%.Hasil: Sebanyak 50 responden, didapatkan 22 serumen telinga kanan dan 3 orang diantaranya mengalami kurang  pendengaran tipe  konduktif derajat  ringan di telinga kanan. Didapatkan pula 36 serumen telinga kiri, dan 5 diantaranya mengalami kurang pendengaran tipe konduktif derajat  ringan pada  telinga kiri. Hasil  analisis uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian serumen obsturan dengan kurang  pendengaran konduktif  pada telinga kanan (p = 0,079) dan telinga kiri (p = 0,304).Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian serumen obsturan dengan kurang pendengaran tipe konduktif pada pelajar SD Rowosari 01 Semarang.
Komplikasi Lambat Paska Trakeostomi Dilatasi Perkutaneus dan Intubasi Lama di Unit Perawatan Intensif Nova Maryani; Calcarina Fitriani Retno Wisudarti
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.2.2021.68-74

Abstract

Latar belakang: Percutaneous Dilatation Tracheostomy (PDT) diperkenalkan pada tahun 1985, dikomersilkan di Bergen tahun 1996 dan secara luas digunakan intesivis di Intensive Care Unit (ICU) pada pasien kritis yang membutuhjan ventilasi dalam waktu lama. Prevalensi komplikasi lambat PDT meningkat sekitar 65%. Komplikasi setelah prolonged intubadi seperti granuloma larynx sekitar 44% dan granuloma muncul sekitar 4 minggu setelah ekstubasi sekitar 57%.Kasus: Kami laporkan pasien dengan stenosis trakea dan granuloma paska PDT dan prolonged intubasi sebelum PDT di ICU. Perempuan 24 tahun dengan diagnose dengan edema serebral, kontusio pulmo, fraktur multipel, laserasi hepar dan ginjal kanan, dan sepsis dirawat di ICU. Pasien terintubasi selama 8 hari dan dilakukan dilakukan tindakan PDT dan digunakan selama 25 hari. Satu minggu setelah dekanulasi, pasien mengeluh suara serak dan kesulitan bernafas di rumah. Endoscopy dan CT-scan menunjukkan pasien mengalami stenosis trakea dan granuloma laryng. Kemudian, pasien dijadwalkan untuk dilakukan prosedur reseksi anastomose trakea. Pasien perempuan dengan fraktur multipel dirawat di ICU oleh karena prolonged ET dan sepsis. Pasien intubasi selama 8 hari dan PDT selama 25 hari. Komplikasi muncul setelah 1 minggu dekanulasi. Pasien dengan beberapa faktor risiko berhubungan dengan delayed komplikasi stenosis setelah PDT, termasuk sepsis, infeksi stoma PDT, pergerakan tube PDT yang ekstensif (iritasi mekanik), dan penggunaan lebih dari 8 hari. Indikasi klinis tracheostomy setelah penggunaan intubasi dan menjaga patensi jalan nafas. Ada beberapa pencegahan stenosis trakea yang berhubungan dengan PDT, diantaranya penempatan yang tepat antara cincin 2-3 trakea. Penggunaan bronchoscopy untuk guiding dipertimbangkan sebagai prosedur standar.Kesimpulan: Salah satu komplikasi paska PDT dan prolonged intubasi pada pasien muncul sebagai stenosis trakea dan granuloma laryng. Pasien mengeluh suara serak dan kesulitan bernafas 1 minggu setelah dekanulasi.
Keaktifan Mengikuti Prolanis Mempengaruhi Kestabilan Tekanan Darah pada Pasien Hiperetensi di Puskesmas Warungasem Muhammad Akhsin Atto’illah; Merry Tiyas Anggraini; Aisyah Lahdji; Hema Dewi Anggraheny
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.2.2021.75-86

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi sering disebut sebagai the silent killer karena penderita penyakit hipertensi tidak menyadari penyakit yang dideritanya sehingga apabila berlangsung dalam jangka waktu yang lama (kronik) akan menimbulkan berbagai komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner dan gagal ginjal. Hipertensi merupakan penyakit tidak menular bersifat kronis yang menjadi salah satu penyebab utama kematian prematur di dunia. Program Pengelolaan Prnyakit Kronis (Prolanis) merupakan pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang mengutamakan kemandirian pasien sebagai upaya promotif preventif dan dilaksanakan secara terintegratif dengan melibatkan peserta, fasilitas kesehatan khususnya puskesmas, dan BPJS kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi penderita penyakit kronis guna mencapai kualitas hidup yang optimal khususnya kestabilan tekanan darah bagi penderita hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh keaktifan mengikuti Prolanis dengan kestabilan tekanan darah pada pasein hipertensi di Puskesmas WarungasemMetode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di Puskesmas Warungasem pada tahun 2020. Jumlah informan utama dalam penelitian ini sebanyak 4 orang dan informan triangulasi sebanyak 3 orang. Cara pengambilan sampel dengan metode snowball sampling.Hasil: Keaktifan Pasien dalam mengikuti Prolanis berkaitan dengan teori HL Blum yang memiliki beberapa faktor, yaitu faktor pelayanan kesehatan dan perilaku. Fasilitas kesehatan Puskesmas Warungasem memadai, tetapi juga harus ada perilaku dan kesadaran pasien yang baik guna tercapainya kestabilan tekanan darah.Kesimpulan: Keaktifan mengikuti Prolanis mempengaruhi kestabilan tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Warungasem
Potensi Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia L) dalam Menurunkan Kadar SGPT Tikus Wistar yang Diberi Repeatedly Used Deep Frying Oils Yovita Nur Latifah; Dyah Mustika Nugraheni; Ika Dyah Kurniati
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.2.2021.87-93

Abstract

Latar Belakang: Penggunaan repeatedly used deep frying oils menyebabkan stres oksidatif yang memicu inflamasi dan kerusakan sel hati. Kadar SGPT yang meningkat merupakan penanda kerusakan fungsi hati. Buah pare diketahui memiliki kandungan flavonoid, polifenol, saponin, dan alkaloid. Kandungan tersebut berpotensi menurunkan kadar SGPT dalam darah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah pare terhadap penurunan kadar SGPT pada tikus yang diberi repeatedly used deep frying oils.Metode: Rancangan yang digunakan adalah post test only control group. Tiga puluh ekor tikus wistar jantan terbagi dalam 5 kelompok yaitu: K-, K+, P1, P2 dan P3. Kelompok K- hanya diberi pakan standar. Kelompok K+ diberi repeatedly used deep frying oils 0,42ml/200grBB tikus/hari,  P1 diberi ekstrak buah pare 30mg/200grBB tikus/hari, P2 60mg/200grBB tikus/hari, dan P3 120mg/200grBB tikus/hari. Kelompok P1, P2, dan P3 selanjutnya diberikan repeatedly used deep frying oils. Perlakuan dilakukan selama 30 hari. Rerata kadar SGPT dianalisis dengan One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan Post Hoc LSD.Hasil: Rerata kadar SGPT kelompok K-, K+, P1, P2 dan P3 bertutut-turut adalah 29,164 IU/L 67,771 IU/L; 26,942 IU/L; 24,720 IU/L; dan 23,054 IU/L.  Uji beda rerata kadar SGPT antar kelompok didapatkan nilai p=0,000 (p<0.05) dengan uji Post Hoc LSD didapatkan perbedaan bermakna pada K- dengan K+ (p=0,000), K+ dengan P1 (p=0,000), K+ dengan P2 (p=0,000), K+ dengan P3 (p=0,000).Kesimpulan: Pemberian ekstrak buah pare berpotensi menurunkan kadar SGPT pada tikus wistar yang diberi repeatedly used deep frying oils.
Faktor Risiko Depresi Pasca Persalinan di Negara-negara Asia Tenggara Ajeng Khalisyah Putri Amandya; Ali Mustofa; Ainun Nadya Hapsari; Alyaa Nabiila; Al Mas Nurissyita; Era Catur Prasetya
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.2.2021.1-6

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi gangguan mental pada depresi postpartum (pasca persalinan) sebesar 13% dan lebih tinggi 20% di negara berkembang. Angka kejadian depresi postpartum di negara Asia sebesar 26-85% sedangkan di Indonesia 50-70%. Wanita pada periode postpartum cenderung mengalami depresi karena keterbatasan kondisi fisik dan proses adaptasi menjadi seorang ibu sehingga memiliki keinginan bunuh diri dan infanticide.Metode: Penulisan studi literatur ini menggunakan cara telaah jurnal – jurnal penelitian menggunakan PubMed, SAGE, dan Google Scholar. Didapatkan literatur dari Pubmed 39 artikel, SAGE 37 artikel, dan Google Scholar 123 artikel, dengan keseluruhan jurnal yang dianalisis sebanyak 14 artikel.Hasil: Didapatkan beberapa faktor risiko yang mengakibatkan terjadinya depresi postpartum di Asia Tenggara diantaranya adalah kehamilan yang tidak direncanakan, kekerasan dalam rumah tangga, dukungan sosial keluarga, status ekonomi, dan riwayat kehamilan.Kesimpulan: Kehamilan yang tidak direncanakan, kekerasan dalam rumah tangga, dukungan sosial keluarga, status ekonomi, dan riwayat kehamilan merupakan beberapa faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya depresi postpartum di Asia Tenggara. Hal ini bagaimanapun juga dapat dipengaruhi oleh perbedaan budaya dari setiap negara sehingga tidak menutup kemungkinan terdapat faktor risiko lain yang memicu terjadinya depresi postpartum.
Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan ASI Eksklusif di Kecamatan Kamal, Jawa Timur Oky Rahma Prihandani; Felisa Nur Khayana; Nanik Marfu’ati
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.2.2021.108-114

Abstract

Latar Belakang: ASI eksklusif sangat bermanfaat bagi bayi dan ibu. Meskipun demikian, cakupan ASI eksklusif masih rendah. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif, diantaranya adalah pengetahuan ibu dan dukungan suami. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami terhadap keberhasilan ASI eksklusif.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kamal. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner pengetahuan ibu dan dukungan suami oleh ibu dari bayi berusia 6 sampai 12 bulan. Jumlah subjek penelitian adalah sebanyak 96 orang. Sampel dipilih dengan metode consecutive sampling. Pengujian data menggunakan uji fisher exact.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 53,1% responden berhasil memberikan ASI secara eksklusif. Mayoritas pengetahuan ibu adalah baik (74%), dan telah mendapat dukungan suami yang baik (76%). Hasil analisis diperoleh terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu terhadap keberhasilan ASI ekskusif (p=0,000). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami terhadap keberhasilan ASI eksklusif (p=0,661).Kesimpulan: Pengetahuan ibu berhubungan dengan keberhasilan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kamal. Dukungan suami tidak berhubungan dengan keberhasilan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kamal.
Ventilasi dan Pencahayaan Rumah Berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita: Analisis Faktor Lingkungan Fisik Salsabela Afifah Rafaditya; Agus Saptanto; Kanti Ratnaningrum
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.2.2021.115-121

Abstract

Latar Belakang: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan pada anak. Lingkungan, individu, dan perilaku merupakan faktor terjadinya ISPA anak. Peneliti ingin melakukan analisis hubungan faktor lingkungan fisik rumah terhadap kejadian ISPA pada balita.Metode: Studi observasional dengan pendekatan cross sectional, teknik penentuan sampel menggunakan consecutive sampling. Penelitian dilakukan di Kelurahan Sokanegara, Purwokerto dengan sampel balita (12-59 bulan) sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Sumber data berasal dari wawancara, pemeriksaan lingkungan fisik dan register Riwayat imunisasi. Analisis menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik.Hasil: Luas ventilasi dan pencahayaan rumah memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian ISPA pada balita (p=0,019; p=0,049), sedangkan jenis atap, suhu, dan kelembaban tidak berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita.Kesimpulan: Luas ventilasi dan pencahayaan rumah berhubungan dengan ISPA pada balita.
Hubungan Antara Neutrophil Lymphocyte Ratio dan Absolute Lymphocyte Count dengan Mortalitas Pasien Covid-19 (Studi Observasional Analitik pada Pasien COVID-19 yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Periode Mei–Agustus 2021) Danis Pertiwi; Andina Putri Aulia; Rahayu Rahayu
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 4, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.4.1.2022.32-38

Abstract

Latar Belakang: SARS-CoV-2 merupakan virus penyebab COVID-19. Peran penanda inflamasi cukup besar dalam menilai perjalanan penyakit COVID-19, salah satunya Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) dan Acute Lymphosit Account (ALC) yang menggabungkan neutrofil sebagai komponen inflamasi aktif serta limfosit sebagai regulator dan komponen protektif dalam satu kesatuan parameter. Penelitian mengenai hubungan antara NLR dan ALC dengan mortalitas pasien rawat inap COVID-19 masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara NLR dan ALC dengan mortalitas pasien COVID-19 yang dirawat inap di RSI Sultan Agung Semarang.Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain kohort retrospektif dengan subjek sebanyak 153 orang pasien COVID-19 yang dirawat inap di RSI Sultan Agung Semarang pada bulan Mei - Agustus 2021. Data diperoleh melalui pencatatan dari rekam medis. Data berskala kategorik dan diuji dengan metode korelasi spearman menggunakan aplikasi SPSS versi 22.Hasil: Didapatkan rerata nilai NLR pasien COVID19 yang sembuh adalah 3,17 dan yang meninggal adalah 14,4. Rerata nilai ALC pasien COVID-19 di RSI Sultan Agung Semarang yang sembuh adalah 2200 /µL dan yang meninggal 1158 /µL. Hasil analisis menunjukkan nilai p = 0,001 dengan nilai r = 0,59 untuk hubungan antara nilai NLR dengan mortalitas pasien COVID dan r = 0,261 untuk hubungan antara nilai ALC dengan mortalitas pasien COVID-19.Kesimpulan: Penelitian ini menunjukan terdapat hubungan bermakna antara nilai NLR dan ALC dengan mortalitas pasien rawat inap COVID-19 di RSI Sultan Agung Semarang. 
Analisis Faktor Risiko Serangan Stroke Berulang pada Pasien Usia Produktif Kencana Noor Firuza; Siti Istiqomah Khamsiyati; Aisyah Lahdji; Murwani Yekti
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 4, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.4.1.2022.1-10

Abstract

Latar Belakang:Perubahan zaman menyebabkan perubahan gaya hidup yang tidak sehat. Perubahan gaya ini meningkatkan insidensi stroke yang kini telah merambah ke usia produktif. Stroke sendiri dapat mengalami rekurensi apabila tidak ada perubahan pola hidup pasien dimana stroke berulang ini lebih fatal meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Stroke yang dialami pasien dengan usia produktif berdampak negatif terhadap kinerja dan mengurangi angka produksi kinerja di usia produktif. Metode:Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol pada catatan rekam medis pasien terdiagnosis stroke di usia produktif 15 - 64 tahun selama periode Januari 2018-Desember 2020. Kelompok kasus adalah pasien stroke berulang. Kelompok kontrol adalah pasien stroke primer. Perbandingan sampel kelompok kasus dan kontrol adalah 1 : 1 yaitu dengan total sampel sebesar 66 partisipan. Kedua kelompok ditelaah variabel jenis kelamin, riwayat hipertensi, diabetes melitus dan dislipidemia.Hasil:Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh populasi pasien dengan hipertensi terdapat hubungan bermakna (p<0,05; OR = 2,941) dengan kejadian stroke berulang. Pada seluruh populasi pasien dengan dislipidemia terdapat hubungan bermakna (p<0,05; OR = 3,750) dengan kejadian stroke berulang di pasien stroke usia produktif. Pada faktor risiko diabetes melitus dan jenis kelamin tidak terdapat hubungan bermakna antara kedua faktor risiko tersebut dengan kejadian stroke berulang. Kesimpulan:Terdapat hubungan antara riwayat hipertensi dan dislipidemia terhadap serangan stroke berulang di usia produktif. Diabetes dan jenis kelamin menunjukkan hubungan terhadap kejadian stroke berulang.