cover
Contact Name
Eri Hendra Jubhari
Contact Email
webpdgi@gmail.com
Phone
+628124235346
Journal Mail Official
webpdgi@gmail.com
Editorial Address
Ruko Malino A4. Baruga, Antang, Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
MDJ (Makassar Dental Journal)
ISSN : 20898134     EISSN : 25485830     DOI : 10.35856/mdj
Core Subject : Health,
The journal receives a manuscript from the following area below Dentistry science and development with interdisciplinary and multidisciplinary approach: Dental Public Health and Epidemiology Oral and Maxillofacial Surgery Dental Conservation and Endodontics Preventive Dentistry Biomedical Dentistry Dental Radiology Pediatric Dentistry Oral Pathology Prosthodontics Traumatology Oral Biology Biomaterials Orthodontics Periodontics
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018" : 13 Documents clear
Keratocyst odontogenic tumor sebagai diagnosis banding unicystic ameloblastoma: Keratocyst odontogenic tumor as differential diagnosis of unicystic ameloblastoma L. Epsilawati; R. Firman; F. Pramani; Y. Ambarlita; I. Riisky; . Merry
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.721 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.240

Abstract

Odontogenic keratocyt tumor (KCOT) merupakan tumor jinak odontogenik yang memiliki sifat rekurensi yang sangat mudah. Awalnya jenis tumor ini tergolong ke dalam kista odontogenik, akan tetapi pada tahun 2014 berubah menjadi tumor jinak karena sifatnya yang ekspansif, destruktif dan memiliki kecenderungan high recurrence. Secara radiografi gambarannya menyerupai ameloblastoma sehingga secara sangat sulit dibedakan terutama apabila lesi tunggal. Dilaporkan seorang laki-laki berusia 16 tahun datang ke RGSM dengan keluhan benjolan di pipi kanan sejak 1 tahun yang lalu. Pemeriksaan ekstraoral teraba adanya benjolan kenyal, bergerak, tidak sakit dan tidak ada tanda-tanda peradangan dengan diameter 3-4 cm dimulai dari area sendi temporomandibula (STM) kanan hingga superior mandibula. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan panoramik serta CBCT. Berdasarkan pemeriksaan terlihat lesi radiolusen sangat luas yang menyebabkan STM kanan dan daerah tuberositas kanan menghilang. Lesi sangat luas dan dicurigai sebagai ameloblastoma. Diketahui pada usia 10 tahun pasien pernah mengalami KCOT di regio mandibula anterior dan kanan yang diterapi dengan marsupialisasi, sehingga dicurigai lesi ini adalah kekambuhan dari KCOT. Disimpulkan bahwa lesi merupakan ameloblastoma dengan karakteristik KCOT masih tergambar di dalam jaringan. Hal ini mungkin disebabkan recurrent pasca marsupialisasi KCOT, sehingga terbentuk pencampuran jaringan. Unicystic ameloblastoma dan KCOT tidak dapat dibedakan secara spesifik dengan pemeriksaan radiografi, oleh karena itu pemeriksaan histopatologi tetap harus dilaksanakan.
Frenektomi untuk kebutuhan perawatan ortodonsi (laporan kasus): Frenectomy for orthodontic treatment needs (case report) Nur Rahmah H; Arni Irawaty Djais
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.023 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.241

Abstract

Latar belakang: Senyum yang menarik sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi. Keseimbangan senyum dapat dipengaruhi oleh posisi gigi dan keadaan frenulum labialis. Abnormalitas dari frenulum dapat menyebabkan diastema gigi insisivus sentral, iritasi pada jaringan periodontal, menghalangi pembersihan gigi, menghalangi pergerakan piranti ortodontik, mengganggu pemakaian gigi tiruan serta berpengaruh pada estetik. Tujuan: Untuk memaparkan koreksi diastema sentral dengan frenektomi frenulum labialis untuk mendukung keberhasilan perawatan ortodontik dan meningkatkan estetika. Kasus dan manajemen: Pasien wanita usia 21 tahun ingin merapikan giginya. Ditemukan kondisi diastema sentral dengan frenulum labialis mencapai gingival margin dan pembesaran papila insisivus. Pasien dirujuk ke bagian periodonsia untuk perawatan perioestetik berupa frenektomi dengan metode incision below the clamp. Kontrol 1 bulan pascaoperasi menunjukkan diastema sentral telah terkoreksi dan pasien merasa sangat puas. Diskusi: Frenektomi dilakukan untuk menghilangkan faktor predisposisi penyakit periodontal akibat perlekatan frenulum yang tinggi serta bertujuan untuk mengoreksi diastema sentral bersama-sama dengan perawatan ortodontik. Simpulan: Frenektomi efektif untuk mengoreksi gangguan estetika berkaitan dengan diastema sentral akibat frenulum yang tinggi dan membantu keberhasilan perawatan ortodontik.
Pola kuman pada alat sterilisasi dan alat medis pakai ulang di instalasi sterilisasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin: The pattern of germs on sterilizers and reused medical devices in the sterilization installation of the Dental Hospital of Hasanuddin University Abul Fauzi; Meilissa Thunru
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.722 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.242

Abstract

Tingginya tingkat infeksi nosokomial merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian, baik di Indonesia maupun dunia. Salah satu penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah kontaminasi bakteri pada peralatan medis. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kontaminasi bakteri pada peralatan medis, antara lain dengan proses validasi sterilisasi secara berkala untuk menunjukan dan memberi jaminan bahwa alat sterilisasi bekerja sesuai standar. Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan deskriptif laboratorium. Enam sampel diambil dari permukaan alat sterilisasi dry heat, permukaan bur, dan permukaan tang ekstraksi dengan metode swab. Jumlah bakteri dihitung menggunakan metode tuang cawan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pertumbuhan koloni bakteri; hal ini sesuai dengan definisi sterilisasi. Disimpulkan bahwa proses sterilisasi yang dilakukan pada Instalasi Sterilisasi Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Hasanuddin bisa dikatakan efektif.
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan pemeriksaan radiografi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin: Level of patient satisfaction of radiographic examination service in Dental Hospital of Hasanuddin University Muliaty Yunus; Heri Asriyadi
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.183 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.244

Abstract

Kepuasan pasien terhadap layanan pemeriksaan radiografi adalah perbandingan antara persepsi pasien terhadap layanan yang diterima dengan harapannya sebelum mendapatkan pelayanan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari beberapa jenis dimensi layanan, yaitu tangibles/nyata, empathy/empati, reliability/keandalan, responsiveness/ ketanggapan, dan assurance/kepastian. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin pada bulan April-Mei 2016. Penelitian deskriptif ini menggunakan sampel 93 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan kepuasan pasien terhadap dimensi pelayanan tangibles sebesar 80,6% pasien sangat puas. Pada dimensi pelayanan empathy menunjukkan 80,6% pasien merasa sangat puas, dimensi pelayanan reliability menunjukkan 80,6% pasien merasa sangat puas, dimensi pelayanan responsiveness menunjukkan 94,6% pasien merasa sangat puas, dimensi pelayanan assurance menunjukkan 92,5% pasien merasa sangat puas. Disimpulkan bahwa rata-rata penilaian pasien terhadap dimensi pelayanan yang diberikan yaitu sebesar 94,6% dengan kategori sangat puas. Kata kunci: kepuasan pasien, layanan pemeriksaan radiografi, dimensi layanan
Incision below the clamp: frenektomi dengan perdarahan yang minim: Incision below the clamp: frenectomies with minimal bleeding Shek Wendy; Arni Irawaty Djais
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.319 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.245

Abstract

Masalah: Perlekatan frenulum yang tinggi dapat menimbulkan gangguan terhadap jaringan periodontal dan estetik, seperti gingivitis, resesi gingiva, dan diastema sentral sehingga membutuhkan tindakan frenektomi. Frenektomi adalah pengangkatan frenulum secara menyeluruh, termasuk perlekatan pada tulang di bawahnya, menyebabkan luka lebar serta memicu perdarahan. Tujuan: memaparkan prosedur frenektomi dengan teknik incision below the clamp (IBC) untuk mengurangi perdarahan. Kasus: Seorang pasien wanita usia 28 tahun datang ke RSGM Unhas, dengan keluhan gusi depan atas sering berdarah dan kadang terasa ngilu pada area tersebut. Pemeriksaan klinis terlihat kalkulus pada kedua gigi anterior, resesi gingiva 1-2 mm akibat perlekatan frenulum labialis superior yang mencapai gingiva cekat. Penatalaksanaan dilakukan frenektomi dengan teknik IBC menggunakan scalpel. Pada teknik IBC tampak luka tidak melebar dan perdarahan yang kurang selama prosedur frenektomi. Simpulan: Pasien sangat puas dengan hasil perawatan. Teknik IBC merupakan prosedur perawatan alternatif yang bisa dilakukan dengan estetik yang baik dan perdarahan yang kurang selama proses frenektomi.
Pola kuman di ruang rawat inap dan UGD Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin periode Mei 2018: Microbe patterns in the inpatient and emergency room of the Dental and Oral Hospital of Hasanuddin University in May 2018 M. Irfan Rasul; Febrina Liana Jifary
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.034 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.246

Abstract

Latar Belakang: Salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah lingkungan sehat, termasuk lingkungan rumah sakit. Rumah sakit sebagai tempat perawatan dan penyembuhan pasien, ternyata rentan terjadi infeksi penyakit, seperti yang terjadi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin (RSGM Unhas). Kualitas lingkungan di rumah sakit menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan, karena beberapa cara transmisi kuman penyebab infeksi dapat terjadi melalui droplet, airborne maupun kontak langsung. Penyebaran infeksi nosokomial di rumah sakit dapat terjadi pada fasilitas di rumah sakit seperti pada ruang rawat inap dan unit gawat darurat (UGD). Oleh karena itu, perlu diteliti jenis dan jumlah kuman udara di lingkungan RSGM Unhas. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sebagaimana angka dan jenis kuman udara memenuhi persyaratan indeks angka kuman udara. Metode Penelitian: Penelitian bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 ruang rawat inap dan 1 ruang UGD. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling. Hasil: angka kuman udara di ruang rawat inap sebesar 32 CFU/m 3 udara dan di UGD sebesar 836 CFU/m 3 udara. Pada ruang rawat inap ditemukan organisme mikro Bacillus sp dan pada ruang UGD ditemukan organisme mikro Pasteurella testudinis, Staphylococcus saprophyticus, dan Pseudomonas stutzeri. Simpulan: Angka kuman udara di ruang rawat inap memenuhi persyaratan indeks angka kuman udara, sedangkan di UGD melebihi ambang batas total kuman udara yang ditetapkan. Kata Kunci: rumah sakit, infeksi, kuman, ruang rawat inap, UGD, indeks angka kuman udara
Daya hambat minyak kelapa murni terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguinis: Inhibition of virgin coconut oil to the growth of Streptococcus sanguinis bacteria Ali Yusran; Muhasbir M
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.843 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.247

Abstract

Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari buah kelapa (Cocos nucífera). Minyak kelapa murni mengandung medium chain fatty acid (MCFA), yang terdiri atas asam laurat, asam kaprat, asam kaprilat dan asam miristat yang memiliki kemampuan antibakteri. Streptococcus sanguinis merupakan bakteri gram positif yang diduga sebagai salah satu komponen yang terdapat di dalam stomatitis aftosa rekuren. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui daya hambat minyak kelapa murni terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguinis. Penelitian eksperimen dengan rancangan posttest dengan kontrol grup ini menggunakan minyak kelapa murni yang diencerkan dengan pelarut tween 80 yang juga digunakan sebagai kontrol negatif. Uji daya hambat dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan kertas cakram. Perhitungan daya hambat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Tampak bahwa minyak kelapa murni dengan konsentrasi 40%, 60%, 80% dan 100% mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguinis dengan rata-rata diameter zona hambat 11,07 mm, 12,37 mm, 14,51 mm, dan 16,05 mm. Disimpulkan bahwa minyak kelapa murni mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus sanguinis dengan konsentrasi minimal 40%.
Deteksi dini penyalahgunaan narkoba melalui pemeriksaan elektrolit saliva: Early detection of drug abuse through salivary electrolyte examination Nursyamsi Djamaluddin; Burhanuddin Pasiga; Nurlindah Hamrun
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.685 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.248

Abstract

Latar belakang: Diperlukan langkah dan upaya alternatif untuk menanggulangi dampak buruk penyalahgunaan narkoba. Deteksi awal sebagai bukti seseorang telah menggunakan narkoba dengan cara pengambilan subjek berupa urin, darah, DNA rambut. Uji saliva masih jarang digunakan, padahal deteksi awal melalui pengambilan darah maupun urin tidaklah selalu mudah dan aman. Pengujian dengan saliva memiliki potensi yang besar dalam deteksi narkoba, karena koleksi spesimen yang non-invasif, dan prosesnya dapat diamati secara langsung sehingga hasil uji sulit dipalsukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kandungan elektrolit (kalium, natrium dan kalsium) saliva antara pengguna narkoba dibandingkan dengan yang bukan pengguna narkoba. Bahan dan Metode: Sampel saliva pengguna narkoba di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar dan kelompok kontrol remaja dan dewasa yang berusia 21-35 tahun yang tidak merokok dan tidak menggunakan narkoba dianalisis di Laboratorium Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo pada bulan September-Oktober 2018. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis dengan uji-t. Hasil: Rata-rata kadar natrium dan kalsium saliva memerlihatkan perbedaan yang signifikan; kadar natrium yakni 10,68 mmol/L pada kelompok penyalahguna dan 5,38 mmol/L pada kelompok kontrol (p=0,004) dan kalsium yakni 0,436 mmol/L pada kelompokpenyalahguna dan 1,80 mmol/L pada kelompok kontrol (p=0,000). Kadar kalium tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,485). Simpulan: Kadar natrium pada saliva penyalahguna narkoba lebih tinggi daripada kelompok kontrol, sementara kadar kalsium pada saliva kelompok penyalahguna lebih rendah daripada kelompok kontrol.
Prevalensi masuknya akar gigi molar ke dalam kanalis mandibula ditinjau dari radiografi panoramik dan CBCT di Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas Hasanuddin: Prevalence of entry of molar roots in the mandibularis canal viewed from panoramic and CBCT radiographs at Dental Hospital of Hasanuddin University Barunawaty Yunus; Ulfah Anisah Mansur
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.277 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.249

Abstract

Latar Belakang: Operasi pencabutan gigi pada mandibula khususnya pada gigi molar, baik molar satu, molar dua, maupun molar tiga dapat melukai inferior alveolar nerve (IAN). Komplikasi neurologis yang ditimbulkan dari operasi ini bisa saja timbul dari diagnosis atau teknik pembedahan yang tidak tepat. Tujuan: mengevaluasi letak gigi molar khususnya molar ketiga dan menentukan hubungannya dengan kanalis mandibularis sebelum operasi pencabutan agar meminimalkan risiko rusaknya saraf. Bahan dan metode: Penelitian observasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional study dilakukan dengan memilah data sampel berdasarkan usia yang telah ditentukan yaitu 17–45 tahun. Hasil: Diperoleh 66 data sampel yang memenuhi kriteria lalu data diperiksa lebih detil. Hasil: Prevalensi masuknya akar gigi ke dalam kanalis mandibularis berdasarkan keseluruhan data foto radiografi yaitu sebanyak 29 orang (43,9%). Simpulan: prevalensi masuknya akar gigi molar ke dalam kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada wanita dan tingkat kejadian berdasarkan usia lebih banyak terjadi pada kelompok usia 17–25 tahun.
Pencegahan penyakit infeksi saluran pernapasan atas pada bayi pascaoperasi celah bibir dan langit-langit di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan: Prevention upper respiratory tract infection in infants after cleft lip and palate surgery in District Bantaeng, South Sulawesi A. Tajrin; M. Ruslin; Abul Fauzi; M. Irfan Rasul; Netty Kawulusan; Nasman Nur Alim
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.767 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.250

Abstract

Latar Belakang: Celah bibir dan langit-langit (CBL) adalah anomali kongenital yang terjadi di daerah orofasial tetapi dapat mengganggu proses bicara juga dapat meningkatkan risiko infeksi, terutama infeksi saluran pernapasan atas pada anak-anak. Tujuan: Untuk mengumpulkan data pada pasien CBL abnormal dan komplikasinya yang sering disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas dan melakukan operasi CBL sebagai upaya manajemen gangguan yang diderita oleh pasien CBL. Metode: Subjek sebanyak 10 pasien dengan kelainan CBL yang berasal dari Bantaeng dan sekitarnya dikumpulkan data tentang riwayat infeksi saluran pernapasan atas, konseling tentang kelainan CBL serta pengelolaannya. Hasil: Dilakukan operasi kepada subjek yang berusia 3 bulan hingga 4 tahun yang terdiri atas 8 pasien celah bibir dan 2 pasien celah langit-langit. Sedangkan 3 pasien lainnya dibatalkan karena menderita infeksi saluran pernapasan bagian atas. Simpulan: Penderita dengan kelainan CBL cenderung menderita infeksi saluran pernapasan bagian atas jika tidak dilakukan operasi penutupan CBL.

Page 1 of 2 | Total Record : 13


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol. 12 No. 2 (2023): Volume 12 Issue 2 Agustus 2023 Vol. 11 No. 1 (2022): Volume 11 Issue 1 April 2022 Vol. 10 No. 3 (2021): Volume 10 Issue 3 Desember 2021 Vol. 10 No. 2 (2021): Volume 10 Issue 2 Agustus 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): Volume 10 Issue 1 April 2021 Vol. 9 No. 3 (2020): Volume 9 Issue 3 December 2020 Vol. 9 No. 2 (2020): Volume 9 No 2 Agustus 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): Volume 9 No 1 April 2020 Vol. 8 No. 3 (2019): Vol 8 No 3 Desember 2019 Vol. 8 No. S - 2 (2019): Volume 8 Suplemen 2 2019 Vol. 8 No. 2 (2019): Vol 8 No 2 Agustus 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019 Vol. 8 No. S - 1 (2019): Volume 8 Suplemen 1 2019 Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018 Vol. 7 No. 2 (2018): Vol 7 No 2 Agustus 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): Vol 7 No 1 April 2018 Vol. 6 No. 3 (2017): Vol 6 No 3 Desember 2017 Vol. 6 No. 2 (2017): Vol 6 No 2 Agustus 2017 Vol. 6 No. 1 (2017): Vol 6 No 1 April 2017 Vol. 6 No. S-1 (2017): Vol 6 Suplemen 1 2017 Vol. 5 No. 3 (2016): Vol 5 No 3 Desember 2016 Vol. 5 No. 2 (2016): Vol 5 No 2 Agustus 2016 Vol. 5 No. 1 (2016): Vol 5 No 1 April 2016 Vol. 5 No. S - 1 (2016): Vol 5 Suplemen 1 2016 Vol. 4 No. 6 (2015): Vol 4 No 6 Desember 2015 Vol. 4 No. 5 (2015): Vol 4 No 5 Oktober 2015 Vol. 4 No. 4 (2015): Vol 4 No 4 Agustus 2015 Vol. 4 No. 3 (2015): Vol 4 No 3 Juni 2015 Vol. 4 No. 2 (2015): Vol 4 No 2 April 2015 Vol. 4 No. 1 (2015): Vol 4 No 1 Februari 2015 Vol. 3 No. 6 (2014): Vol 3 No 6 Desember 2014 Vol. 3 No. 5 (2014): Vol 3 No 5 Oktober 2014 Vol. 3 No. 4 (2014): Vol 3 No 4 Agustus 2014 Vol. 3 No. 3 (2014): Vol 3 No 3 Juni 2014 Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014 Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014 Vol. 2 No. 6 (2013): Vol 2 No 6 Desember 2013 Vol. 2 No. 5 (2013): Vol 2 No 5 Oktober 2013 Vol. 2 No. 4 (2013): Vol 2 No 4 Agustus 2013 Vol. 2 No. 3 (2013): Vol 2 No 3 Juni 2013 Vol. 2 No. 2 (2013): Vol 2 No 2 April 2013 Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013 Vol. 1 No. 6 (2012): Vol 1 No 6, Desember 2012 Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012 Vol. 1 No. 4 (2012): Vol 1 No 4, Agustus 2012 Vol. 1 No. 3 (2012): Vol 1 No 3, Juni 2012 Vol. 1 No. 2 (2012): Vol 1 No 2, April 2012 Vol. 1 No. 1 (2012): Vol 1 No 1, Februari 2012 More Issue