cover
Contact Name
Rizki Wahyudi
Contact Email
rizki.key@gmail.com
Phone
+6281329125484
Journal Mail Official
jpkmi@icsejournal.com
Editorial Address
Perum Pasir Indah Blok K. No. 22, Pasir Lor, Kec. Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53161, Indonesia
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia)
ISSN : -     EISSN : 2721026X     DOI : 10.36596/jpkmi
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia), dengan nomor ISSN 2721-026X (online), JPKMI Terdaftar di CrossRef system dengan Digital Object Identifier (DOI) prefix 10.36596/jpkmi adalah jurnal multidisiplin ilmiah yang diterbitkan oleh ICSE (Institute of Computer Science and Engineering). Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia (JPKMI) merupakan jurnal yang bertaraf nasional yang memiliki fokus utama pada pengembangan ilmu-ilmu di bidang pengabdian kepada masyarakat. Lingkup bidang pengabdian kepada masyarakat antara lain meliputi pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG), kesehatan, pemasaran, keamanan pangan lokal, desain, pemberdayaan masyarakat, akses sosial, daerah perbatasan, daerah kurang berkembang, dan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Pengabdian kepada masyarakat berisi berbagai kegiatan penanganan dan pengelolaan berbagai potensi, kendala, tantangan, dan masalah yang ada di masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pengabdian juga melibatkan partisipasi masyarakat dan mitra. Kegiatan pengabdian tersebut disusun dalam suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari publikasi jurnal ini adalah untuk menyebarluaskan pemikiran konseptual atau ide-ide yang telah dicapai di bidang pengabdian kepada masyarakat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia (JPKMI) menerbitkan jurnal empat kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Februari, Mei, Agustus, November. Kontributor dalam jurnal ini merupakan peneliti, dosen dari perguruan tinggi di indonesia.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 142 Documents
Pelatihan E-Learning Menggunakan Office 365 Bagi Guru-Guru dan Siswa-Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang Sri Handayani; Saiful Hadi
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 2: Mei (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.436 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i2.32

Abstract

Abstrak: Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Semarang merupakan salah satu Madrasah Aliyah Negeri yang ada di provinsi Jawa Tengah. MAN 1 Semarang merupakan salah satu sekolah swasta di kota Semarang yang selalu memperbaharui pembelajaran dengan menerapkan teknologi terkini. Salah satu  teknologi yang ingin diterapkan saat ini adalah mengoperasikan Microsoft Office 365 sebagai salah satu media yang akan mendukung pelaksanaan  pembelajaran.  Tim Pengabdian dari Fakutas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) Universitas Semarang (USM) telah membantu mengenalkan dan memberi pelatihan tentang Microsoft Office 365 pada guru dan siswa-siswi MAN 1 Semarang. Hasil dari pelatihan ini bukan hanya diharapkan menjadi tambahan pengetahuan namun juga dapat menunjang proses pembelajaran yang ada di MAN 1 Semarang.Abstract: Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Semarang is one of the Madrasah Aliyah Negeri in Central Java province. MAN 1 Semarang is one of the private schools in the city of Semarang that always updates learning by applying the latest technology. One technology that wants to be applied now is to operate Microsoft Office 365 as one of the media that will support the implementation of learning. The Dedication Team from the University of Semarang (USM) Information and Communication Technology Faculty (FTIK) has helped introduce and provide training on Microsoft Office 365 to teachers and students of MAN 1 Semarang. The results of this training are not only expected to be additional knowledge but also can support the learning process in MAN 1 Semarang.
Deteksi Dini Perkembangan Anak dengan DDST (Denver Development Screening Test) di RA/KBIT Siti Khodijah Slawi Anisa Oktiawati; Ita Nur Itsna; Ramadhan Putra Satria; Jumrotun Ni’mah
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 2: Mei (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1150.828 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i2.37

Abstract

Abstrak: Latar belakang: Masa balita merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia ini otak anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat yang dikenal dengan istilah Masa Emas (The Golden Age). Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkindapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Berdasarkan data yang diperoleh di RA/KBIT Siti Khodijah Slawi terdapat 24 siswa yang berusia 3-4 tahun, 67 siswa yang berusia 4-5 tahun dan 91 siswa yang berusia 5-6 tahun. Tujuan: Meningkatkan pengetahuan guru tentang pemantauan perkembangan pada anak, Memberikan edukasi tentang metode skrining perkembangan anak dengan metode DDST, Melakukan pemantauan perkembangan terhadap anak dengan metode DDST. Metode: Pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan menggunakan pengukuran DDST (Denver Development Screening Test) di RA/KBIT Siti Khodijah Slawi dilaksanakan pada hari Selasa, Tanggal 25 Februari 2020. Hasil: Hasil Pemeriksaan DDST yang dilakukan pada 125 anak didapatkan hasil keseluruhan adalah 121 anak (96,8%) dinyatakan normal, 3 anak (2,4%) mengalami perkembangan suspect dan 1 anak (0,8%) tidak dapat dites. Tumbuh kembang anak secara menyeluruh dapat diamati dari gerak kasar (motorik kasar), gerak halus (motorik halus), kemampuan bicara, bahasa, bersosialisasi, kemandirian. Kesimpulan: Dengan adanya guru RB/KB IT yang terlatih diharapkan kegiatan deteksi dini perkembangan anak dapat berjalan secara rutin sehingga perkembangan anak menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua dan guru. Guru diharapkan  dapat memperhatikan perkembangan anak didiknya dengan cara menstimulasi pada 4 aspek perkembangan, yaitu personal sosial, adaptif-motorik halus, bahasa, dan motorik kasar agar perkembangan anak dapat mencapai optimal.Abstract: Background: Childhood is a basic growth that will influence and determine the child's subsequent development. At this age, the child's brain experiences very rapid growth known as the Golden Age. The Golden age is a very important time to pay close attention to the child's growth and development so that as early as possible it can be detected if abnormalities occur. Based on data obtained at RA/KBIT Siti Khodijah Slawi, there were 24 students aged 3-4 years, 67 students aged 4-5 years and 91 students aged 5-6 years. Objective: The socialization can improve teacher knowledge about monitoring the children development, provide education about screening methods by DDST method, and conduct monitoring the development of children with the DDST method. Method: Implementation of community service use Detection of Child Development with DDST (Denver Development Screening Test) scale at RA/KBIT Siti Khodijah Slawi was held on Tuesday, February 25, 2020. Results: Results of DDST examination conducted on 125 children showed that overall results were 121 children (96.8%) declared normal, 3 children (2.4%) experienced development suspect and 1 child (0.8%) could not be tested. The whole child development can be observed from gross motion, fine motion, speech ability, language, socializing, and their independence. Conclusion: With the presence of RB/KB IT teachers, it is expected that early detection of the children development activities can be carried out routinely so that it is a shared responsibility between parents and teachers. Teachers are expected to pay attention to the students’ development by stimulating 4 aspects of development, namely personal social, adaptive-fine motor, language, and gross motor skills so that children's development can reach optimal levels. 
Sharing dan Workshop Manajemen Tata Kelola Open Journal System pada Fakultas Universitas Boyolali Rizki Wahyudi; Rahmita Pratama
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 1: Februari (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.082 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i1.25

Abstract

Abstrak: Salah satu indikator kemajuan sebuah lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi) adalah dengan adanya penelitian aktif oleh para dosennya yang dipublikasi melalui jurnal ilmiah. Oleh karena itu menulis jurnal menjadi kewajiban bagi setiap dosen selain mengajar mahasiswa yang merupakan bagian dari tri dharma perguruan tinggi. Jurnal kampus berbasis Open Journal System (OJS) juga menjadi bagian penting dari eksistensi kampus-kampus baik nasional maupun internasional disamping sebagai wadah untuk menampung dan mempublikasikan ide dan inovasi. Jurnal yang baik dan diakui sebagai jurnal sekarang ini, harus mengikuti sistem OJS dalam pengelolaannya. OJS tersebut mengharuskan semua pihak meliputi dosen penulis (author), reviewer, tim redaksi dan editorial untuk menerapkan sistem penulisan karya ilmiah secara profesional dan terbuka, ditambah lagi dengan Peraturan Menristekdikti Nomor 9 tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah yang merupakan pengakuan resmi atas penjaminan mutu jurnal ilmiah melalui kegiatan penilaian kewajaran penyaringan naskah, kelayakan pengelolaan, dan ketepatan waktu penerbitan jurnal ilmiah. Namun tidak semua jurnal sudah di kelola dengan baik, diantaranya adalah jurnal yang berada di lingkungan Fakultas, Universitas Boyolali yang sudah memiliki ISSN dalam bentuk media cetak dan media online, namun kurangnya pengetahuan tim jurnal dalam manajemen tata kelola Open Journal System (OJS) mengakibatkan jurnal tidak mengalami perkembangan yang baik khususnya pada manajemen tata kelola sehingga berdampak kepada kualitas artikel yang diterbitkan, keterlambatan terbit. Untuk mempersiapkan jurnal yang berkualitas dan dapat terakreditasi nasional, Pengelola Jurnal di Lingkungan Universitas Boyolal membutuhkan pelatihan terkait manajemen tata kelola OJS agar dapat mengelola jurnal mulai dari proses penerimaan naskah, peer review, editing dan penerbitan sehingga dapat berkontribusi pada pada lingkup penelitiannya.Abstract: One indicator of the progress of an educational institution (Higher Education) is the existence of active research by its lecturers published through scientific journals. Therefore, writing a journal becomes an obligation for every lecturer besides teaching students who are part of the tri dharma of higher education. Open Journal System (OJS) based campus journals are also an important part of the existence of national and international campuses as well as a forum for accommodating and publishing ideas and innovations. A good journal and recognised as a journal now must follow the OJS system in its management. The OJS requires all parties including author lecturers, reviewers, editorial and editorial teams to implement a scientific writing system professionally and openly, plus the Minister of Research and Technology Regulation No. 9 of 2018 concerning Accreditation of Scientific Journals which is an official recognition of journal quality assurance through scientific assessment activities fairness screening of manuscripts, the feasibility of management, and timeliness of scientific journal publishing. However, not all journals are well managed, including journals in the Faculty, Boyolali University which already has ISSN in print and online media, but the lack of knowledge of the journal team in the management of Open Journal System (OJS) governance results in journals did not experience a good development, especially on governance management so that it affected the quality of articles published, delays in publishing. To prepare quality journals that can be nationally accredited, Journal Managers in Boyolal University need training on OJS governance management so that they can manage journals starting from the process of receiving manuscripts, peer reviews, editing and publishing so that they can contribute to the scope of their research.
Deteksi Dini Pencegahan Karies Gigi Pada Anak dengan Cara Sikat Gigi di Paud Balqis, Asifa dan Tadzkiroh Di Desa Babakan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Tri Ardayani; Hengki T Zandroto
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 2: Mei (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.435 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i2.33

Abstract

Abstrak: Karies gigi merupakan masalah yang sering ditemukan pada kesehatan gigi yang buruk, hal ini sering dialami oleh anak usia 4-6 tahun, dikarenakan anak belum mampu mengosok gigi dengan benar, pola makan yang buruk. Karies gigi dapat menganggu anak dalam beraktifitas, kurang konsentrasi, akibat lain dari karies gigi pada anak adalah penyebaran toksin atau bakteri pada mulut melalui aliran darah, saluran pernafasan, hal tersebut akan menyebabkan daya tahan tubuh anak menurun dan anak akan mudah terkena penyakit. Anak TK / PAUD tidak mengosok gigi, mengosok gigi adalah rutinitas kita sebaiknya 2 x dalam sehari, mengosok gigi sangatlah banyak manfaatnya, merawat gigi seperti mengosok gigi, membersihkan karang gigi, menghindari bau mulut, tidak terjangkit penyakit gusi. Hasil karakteristik survey kesehatan, prevalensi karies gigi pada balita usia 3-5 tahun sebesar 81.7 %. Prevalensi karies gigi menurut usianya usia 3 tahun (60%), usia 4 tahun (85 %), dan usia 5 tahun (86.4 %) dengan demikian umur balita merupakan golongan rawan terjadi karies gigi. Usia anak menjaga kesehatan gigi memang tidak mudah untuk bisa mandiri merawat giginya, apalagi mengosok gigi dua kali sehari, pada usia dini, anak belum memahami pentingnya kesehatan gigi. Kesehatan gigi perlu diterapkan sejak usia dini, agar gigi mereka tumbuh dengan baik.Abstract: Dental caries is a problem that is often found in poor dental health, and this is often experienced by children aged 4-6 years because children have not been able to brush their teeth properly, poor diet. Dental caries can disrupt children in their activities, lack of concentration, another result of dental caries in children is the spread of toxins or bacteria in the mouth through the bloodstream, respiratory tract, it will cause the child's immune system to decline, and the child will be susceptible to disease. Kindergarten / PAUD children do not brush their teeth, brushing their teeth is a routine we should do two times a day, brushing teeth is very beneficial, caring for teeth such as brushing teeth, cleaning tartar, avoiding bad breath, not contracting gum disease. The results of the characteristics of the health survey, the prevalence of dental caries in children aged 3-5 years by 81.7%. The prevalence of dental caries according to age three years (60%), age four years (85%), and age five years (86.4%) thus the age of toddlers is a group prone to occur dental caries. The age of the child to maintain dental health is indeed not easy to be able to independently care for his teeth, let alone brush his teeth twice a day, at an early age, children do not understand the importance of dental health. Dental health needs to be applied from an early age so that their teeth grow well.
Pelatihan Ilmu Teknologi Komputer Dalam Meningkatkan Kemampuan Administrasi Perangkat Desa Tan Saril Richa Septima; Ira Zulfa
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 1: Februari (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.215 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i1.10

Abstract

Abstrak: Ilmu informasi teknologi dan komputer adalah salah satu ilmu yang banyak digunakan diberbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah penggunaan Ilmu teknologi komputer untuk mempermudah pekerjaan perangkat desa. Akan tetapi bagi seorang perangkat desa, pekerjaan itu tidak lah mudah. Salah satu kendalanya adalah minimnya kemampuan perangkat desa untuk memahami teknologi yang ada, sehingga mereka memerlukan waktu yang lama untuk melaksanakan pekerjaan administrasi. Keadaan yang serupa terdapat pada perangkat desa Tan Saril Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Oleh sebab itu solusi yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) Adalah mengadakan suatu pelatihan ilmu teknologi terkait pekerjaan administratif. Dalam kegiatan pelatihan ini telah dilakukan sesi pemaparan materi baik secara teori maupun aplikasi pada software. Anggota yang hadir sebanyak 15 orang.  Pada akhir kegiatan pelatihan telah dibentuk beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang untuk mengerjakaan latihan berupa pembuatan surat dan pembuatan banner. Hasil dari latihan tersebut akan dinilai baik dari sisi output maupun prosesnya. Seperti membuat surat dan membuat banner. Dari segi kriteria output, dinilai berdasarkan pemahaman 4 kelompok, dimana telah terpenuhi dengan kriteria nilai 80% tuntas. Sedangkan dari segi proses, respon yang diberikan oleh seluruh peserta juga sangat positf. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan telah berhasil dari sisi proses dan output.Abstract: Computer and technology information of science is one of the sciences that is widely used in various fields, one of which is the use of computer technology science to facilitate the work of village officials. But for a village official who sometimes only has a high school education, the work is not easy. One obstacle is the lack of capacity of village officials to understand the existing technology, so they require a long time to carry out administrative work. A similar situation is found in the village of Tan Saril, Bebesen Subdistrict, Central Aceh District. Therefore the solution offered in community service activities (PKM) is to conduct a technology science training related to administrative work. In this training activity, a material exposure session has been conducted both in theory and application in software. There were 15 members present. At the end of the training activity, several small groups of 3-4 people had been formed to work out the exercises in the form of letter writing and banner making. The results of the exercise will be assessed both in terms of output and the process. Like making letters and making banners. In terms of output criteria, assessed based on the understanding of 4 groups, which have been met with a criterion of 80% value is complete. While in terms of the process, the responses given by all participants were also very positive. Thus, it can be concluded that the training was successful in terms of process and output.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menanggulangi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Karangmalang Kedungbanteng Ita Nur Itsna; Surya Ismail Bahari; Moralita Safara
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 1: Februari (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.15 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i1.35

Abstract

Abstrak: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan termasuk cuaca dan perilaku masyarakat. Kurangnya pengetahuan warga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat serta kurangnya pengetahuan warga tentang pencegahan penyakit DBD juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit DBD di Desa Karangmalang. Pemberian penyuluhan dan pendidikan kesehatan mengenai cara pencegahan penyakit DBD adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat.Penyuluhan dilakukan dengan ceramah dan tanya jawab. Kegiatan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang penanggulangan penyakit DBD. Kegiatan pengabdian secara keseluruhan dapat dinilai baik dilihat dari 4 (empat) komponen, yaitu: keberhasilan jumlah peserta melebihi dari target karena banyak kader kesehatan yang antusias mengikuti kegiatan ini, ketercapaian tujuan penyuluhan (80%), ketercapaian target materi yang telah direncanakan (80%), dan kemampuan peserta dalam penguasaan materi (75%). Kegiatan penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kader kesehatan dalam menanggulangi penyakit DBD yang dapat terjadi di lingkungan sekitar warga desa.Abstract: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by dengue virus and is transmitted through the bite of the Aedes aegypty mosquito. The emergence of this disease is related to environmental conditions including weather and people's behavior. Lack of knowledge of residents about clean and healthy living behavior and about preventing DHF are also one of the factors causing DHF in Karangmalang Village. Providing health education on how to prevent dengue fever is to increase knowledge, awareness and ability of the community to live clean and healthy. Counseling is done with lectures and questions and answers. Counseling activities can increase community knowledge and understanding of dengue disease prevention. The overall service activity can be judged good by the 4 (four) components, namely: the success of the number of participants exceeds the target because many health cadres are enthusiastic about participating in this activity, the achievement of extension goals (80%), achievement of planned material targets (80% ), and the ability of participants in mastering the material (75%). This counseling activity can increase the knowledge and understanding of health cadres in tackling DHF that can occur in the environment around villagers.
Pelatihan Pengembangan Desain Instruksional Untuk Meningkatkan Kemampuan Pedagogik Guru PAUD Salim Salim; Jamiludin Jamiludin; Darnawati Darnawati; Sitti Rahmaniar Abubakar; Nurhayati Nurhayati; Irawaty Irawaty
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 2: Mei (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.27 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i2.34

Abstract

Abstrak: Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan pedagogik guru PAUD Yayasan Pendidikan Wulele Sanggula Kendari. Tahapan pelatihan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diantaranya: (a) tahap persiapan meliputi: survey; penetapan waktu, tempat dan guru sasaran; pembuatan materi pelatihan seperti: bahan tayangan, slide Powerpoint, (b) tahap pelaksanaan meliputi: (1) penjelasan tentang pengembangan desain instruksional untuk guru. Sesi ini berfokus pada penjelasan mengenai urgensi desain instruksional dalam perspektif kurikulum 2013; (2) Sesi kegiatan utama yang menitikberatkan pada pengembangan desain instruksional tentang merancang kegiatan pembelajaran PAUD; keterampilan mengajar; melaksanaan kegiatan pengajaran; penggunaan media pembelajaran PAUD dan penilaian pembelajaran PAUD, (3) guru-guru PAUD Yayasan Pendidikan Wulele Sanggula Kendari melakukan desain instruksional yang didampingi oleh tim pengabdian masyarakat dari perguruan tinggi. Dengan adanya kegiatan pelatihan terhadap guru-guru PAUD pada Yayasan Pendidikan Wulele Sanggula Kendari, menunjukkan guru sudah dapat memahami, dan merancang desain instruksional sesuai dengan perspektif kurikulum 2013 yang ditunjukkan dengan adanya rool model perangkat pembelajaran kurikulum 2013 PAUD seperti rancangan tema pembelajaran, rencanan pelaksanaan pembelajaran mingguan, (RPPM), rencana pelaksaaan pembelajaran harian (RPPH), dan penilaian pembelajaran.Abstract: The purpose of this community dedication is to improve the pedagogic ability of the teachers of Early Childhood Education Foundation Education Wulele Sanggula Kendari. The stages of training in community devotion include: (a) Preparation phase includes survey; Timing, venue, and target teachers; Creation of training materials such as impression materials, PowerPoint slides, (b) Implementation phases include: (1) An explanation of the instructional design development for teachers. This session focuses on the explanation of instructional design urgency in the perspective of the 2013 curriculum; (2) A major activity session that focuses on the development of instructional design on designing learning activities of early childhood education; Teaching skills; Perform teaching activities; The use of early childhood education learning and learning assessment of early childhood education, (3) Teachers of Early Childhood Education Foundation Education Wulele Sanggula Kendari conducts instructional design accompanied by a team of community devotion from universities. With the training activities on teachers of early childhood teachers at the Wulele Sanggula, Kendari Education Foundation, show the teacher can already understand, and design the instructional design in accordance with the perspective of the 2013 curriculum demonstrated with the presence of Rool learning Device Model Curriculum 2013 Early childhood education such as learning theme design, weekly learning implementation, (RPPM), Daily Learning Plan implementation (RPPH), and learning assessment. 
Formulasi Ransum Untuk Itik Indukan Di Gapoktan Desa Purwokerto Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Lilik Krismiyanto; Mulyono N; Suthama I; Mangisah F; Wahyono B Soekamto; V D Yunianto
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 1: Februari (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.595 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i1.7

Abstract

Abstrak: Tujuan pengabdian adalah untuk memberikan pengetahuan kepada peternak itik indukan di Gapoktan Desa Purwokerto Kecamaran Brangsong Kabupaten Kendal tentang manajemen pemeliharaan, cara formulasi ransum, pengenalan bahan pakan inkonvensional dan bahan aditif seperti prebiotik/probiotik/makromineral. Itik Pebibit atau indukan memiliki peran terpenting untuk menghasilkan produk day old duck (DOD) baik itik pedaging atau petelur. Itik indukan harus memerlukan pemeliharaan intensif untuk memperoleh hasil yang bagus. Manajamen pakan melalui formulasi ransum harus diperhatikan keberadaan atau ketersediaan bahan pakan, kebutuhan nutrien dan kandungan nutrin bahan pakan. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan, praktek dan pendampingan. Kegiatan dilakukan dengan kerjasama dengan Gapoktan yaitu kelompok peternak itik indukan di Desa Purwokerto Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal.  Masing-masing pihak memberikan kontribusi untuk terlaksananya kegiatan.  Luaran kegiatan adalah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan peternak dalam manajemen itik indukan, khususnya dalam formulasi ransum dan pengenalan bahan pakan berdasarkan sumbernya.Abstract: The purpose is to provide knowledge to farmer of duck breeders in Gapoktan, Purwokerto Village, Brangsong District, Kendal Regency regarding maintenance management, method of ration formulation, introduction of inconventional feed ingredients and additives such as prebiotic/ probiotics / macromineral. Breeder ducks have the most important role to produce day old duck (DOD) products, either broiler or laying ducks. Breeder ducks must require intensive maintenance to obtain good results. Feed management with ration formulation must consider the presence or availability of feed ingredients, nutrient requirements and nutrient content of feed ingredients.  The methods used in this service are counseling, practice and mentoring.  The activity was carried out in collaboration with Gapoktan, namely the group of broodstock breeders in Purwokerto Village, Brangsong District Kendal Regency.  Each party contributes to the implementation of activities.  The output of the activity is to increase the knowledge and skills of breeders in the management of broodstock ducks, especially in the formulation of rations and introduction of feed ingredients based on the source.
Peningkatan Kinerja Kader Kesehatan Melalui Pelatihan Kader Posyandu di Desa Babakan Kecamatan Ciparay Ria Angelina; liliek fauziah; Anni Sinaga; Imelda Sianipar; Elly Musa; Yuliani Yuliani
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 2: Mei (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1087.092 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i2.30

Abstract

Abstrak: Kader kesehatan mempunyai peran besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya sendiri untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan anak. Posyandu di Desa Babakan Ciparay belum semua melaksanakan posyandu sesuai dengan tugas posyandu dengan lima meja, anggota kader yang ada belum pernah mengikuti pelatihan, 30% kader yang aktif dalam kegiatan posyandu. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat melalui pelatihan kader posyandu yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanual untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu sehingga dapat meningkatkan kinerja kader.  Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan tersebut meliputi: perekrutan kader, sosialisasi, demontrasi pengelolaan posyandu. Sasaran dalam kegiatan pelatihan yaitu kader yang tersebar di desa Babakan berjumlah 60 orang. Kegiatan pelatihan berlangsung selama 2 hari yaitu tanggal 2-3 Oktober 2020 bertempat di aula desa Babakan.  Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain: meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kader dalam pengelolaan posyandu melalui 5 meja, 58,3% kader memiliki pengetahuan yang baik, 41,67% kader mampu mendemontrasikan pengelolaan posyandu dengan benar, 100% kader berkomitmen untuk menjalankan tugas. Rekomendasi yang diberikan pada kegiatan pengabdian masyarakat yaitu diharapkan dengan meningkatnya kinerja kader dapat memotivasi masyarakat untuk datang ke posyandu dan menjadi fasilitator bagi massyarakat desa Babakan untuk peduli terhadap kesehatan.Abstract: Health cadres have a significant role in efforts to improve the ability of the community to help themselves to achieve optimal health. Posyandu is a centre of community activities where the community can simultaneously obtain Family Planning (KB) services and child health. Not all Posyandu in Babakan Village Ciparay carry out Posyandu by the Posyandu duties with five tables, existing cadre members have never attended training, 30% of cadres are active in Posyandu activities. The purpose of community service activities is through Posyandu cadre training conducted by the Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel to improve knowledge and skills of Posyandu cadres to improve cadre performance. The method of implementing the training activities includes cadre recruitment, outreach, demonstration of Posyandu management. The target in the training activities is cadres spread in the village of Babakan totalling 60 people. The training activities lasted for two days, October 2-3, 2020, in the village hall of Babakan. The results of these community service activities include: increased knowledge and skills of cadres in managing Posyandu through 5 tables, 58.3% cadres have good knowledge, 41.67% cadres are able to demonstrate Posyandu management properly, 100% cadres are committed to carrying out their duties. The recommendations given in community service activities are expected to improve the performance of cadres to motivate the community to come to the Posyandu and become a facilitator for the Babakan village community to care about health
Pendidikan P3K Luka dan Perdarahan pada Patroli Keamanan Sekolah Satlantas Polres Tegal Woro Hapsari; Arriani Indrastuti
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 2: Mei (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.269 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i2.36

Abstract

Abstrak: Patroli Keamanan Sekolah atau dapat disingkat PKS adalah salah satu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang umum ditemui di sekolah, Dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa dilatih  pengetahuan serta baris berbaris dan  Gerakan-gerakan pengaturan lalu lintas yang di terapkan di lingkungan sekolah masing-masing dalam rangka menjaga lingkungan keamanan dan ketertiban dilingkungan sekolah, seiring perkembangan pengetahuan Patroli Keamanan Sekolah  tidak saja dibekali dengan kegiatan menjaga ketertiban sekolah  tetapi Patroli Keamanan Sekolah juga diharapkan dapat memberikan pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan disekolah antara lain: terjadi luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang tidak terduga dilingkungan sekolah  Ada beberapa jenis luka  yang dapat terjadi dilingkungan sekolah antara lain : yaitu, luka lecet (vulmus excorias), luka parut (laserasi), terpotong atau teiris dan luka gigitan. Upaya Penanganan dini  dapat meminimalisir komplikasi luka dimana anggota Patroli Keamanan Sekolah dapat melakukan upaya penanganan dini tersebut, Permasalahannya  masih banyak anggota Patroli Keamanan Sekolah  yang kurang memahami  dan mengerti mengenai keterampilan dalam penanganan pertama pada luka atau Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. Dengan memahami P3K tentang luka dan perdarahan anggota Patroli Keamana Sekolah dapat meminimalisir beberapa jenis cedera yang sering terjadi di lingkungan sekolah terutama terjadinya luka dan perdarahan maka perlu memberikan edukasi, pengetahuan,serta mendemostrasikan tentang pendidikan P3K luka dan perdarahan pada anggota Patroli Keamanan Sekolah Sat Lantas Polres Tegal. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat adalah dengan membagi 2 kelompok peserta dengan model  Focus Group Discussion (FGD) dengan memberikan edukasi tentang pengertian luka dan perdarahan, jenis luka dan perdarahan, demonstrasi cara tata laksana merawat luka dan perdarahan. dari 145 peserta terjadi 85 % terjadi peningkatan pengetahuan tentang pengertian luka dan perdarahan serta mampu mengulang kembali tata cara penatalaksanaan luka dan perdarahan. Dengan memahami pentingnya pertolongan pertama pada kecelakaan luka dan perdarahan yang kemungkinan terjadi diwilayah sekolah maka peserta dapat melakukan tindakan pertolongan pertama sehingga dapat meminimalkan komplikasi lebih lanjut yang diakibatkan oleh luka dan perdarahan.Abstract: School Safety Patrol called PKS can be abbreviated as one of the types of extracurricular activities commonly found in schools. In extracurricular activities students are trained in knowledge and marching lines and traffic control movements that are applied in their respective school environments in order to maintain the security and order environment of the school environment, along with the development of knowledge the School Safety Patrol is not only equipped with activities to maintain school order but the School Safety Patrol is also expected to be able to provide first aid when an accident occurs at school including injuries occur due to unexpected accident in the school enviorontment there are several types of injuries that can occur in the school environtmen , including: abrasions (vulmus excorias), scarring (laceration), cut or theological and bite wounds. Early treatment efforts can minimize wound complications where School Safety Patrol members can make early treatment efforts. In the process of wound management there are stages that can be done such as cleaning the wound, then dried and covered the wound. The problem is that there are still many School Safety Patrol members who do not understand and understand the skills in handling first injuries or First Aid in Accidents. By understanding P3K about injuries and bleeding of School Safety Patrol members can minimize some types of injuries that often occur in the school environment, especially the occurrence of injuries and bleeding, it is necessary to provide education, knowledge, and demonstrate about education of P3K injuries and bleeding to members of the School Safety Patrol Then Sat Lantas Polres Tegal. The method used in community service is to divide 2 groups of participants with a Focus Group Discussion (FGD) model by providing education about the understanding of wounds and bleeding, types of wounds and bleeding, demonstration of how to treat wound and bleeding. Out of 145 participants 85% increased knowledge about the understanding of wounds and bleeding and were able to repeat procedures for wound and bleeding management. By understanding the importance of first aid in injury and bleeding accidents that are likely to occur in the school area, participants can take first aid measures so as to minimize further complications caused by injuries and bleeding

Page 1 of 15 | Total Record : 142