cover
Contact Name
Joseph Christ Santo
Contact Email
jx.santo@gmail.com
Phone
+6287836107190
Journal Mail Official
jurnalangelion@gmail.com
Editorial Address
Jl. Raya Solo-Kalioso km 7, Selorejo, Wonorejo, Gondangrejo, Kab. Karanganyar
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : -     EISSN : 27233324     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Angelion adalah jurnal ilmiah teologi dengan warna Injili, merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi dan pendidikan Kristen, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup. Focus dan Scope penelitian Angelion adalah: Teologi Biblikal Teologi Sistematika Isu-isu Teologi Pendidikan Kristen Angelion terbit dua kali setiap tahun, Juni dan Desember.
Articles 72 Documents
Konsep Doa Sebagai Persembahan Hati Yang Murni Menurut St. Afrahat Ngesti Febriani Daeli; Hendi Hendi
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i2.400

Abstract

AbstractThis article examines Afrahat's perspectives on the meaning of prayer, its purpose, and what can be found in prayer. This article employs a literary style based on the book Mid Fourth Century Demonstration IV on Prayer, which is backed up by other authors, Church Fathers, and biblical sources. Afrahat's perspective on the significance of prayer is perfect, according to the author's research. Afrahat underlined that prayer is more than just an inward desire for God; it also entails perfection and oneness in God. First and foremost, prayer is an offering to God made with a pure heart. The ideal prayer gift to God is a pure heart rather than a prayer that is spoken out. Second, humans retain purity of heart through prayer through forgiving others as a precondition for prayer. Finally, there are humans. can convey their desires to God by God's will. These three things aim to fully explain the meaning of the prayer of St. Afrahat.Keywords: prayer;offerings; heart; forgive; AfrahatAbstrakArtikel ini adalah sebuah ulasan pandangan Afrahat tentang arti doa, tujuan doa dan apa yang didapatkan di dalam doa. Artikel ini menggunakan metode literatur dengan landasan buku Mid Fourth Century Demonstration IV on Prayer yang didukung oleh pandangan penulis lain, Bapa-bapa Gereja serta teks-teks yang ada di dalam Kitab Suci. Dari berbagai pandangan tentang arti doa yang ditemukan penulis, pandangan Afrahat adalah kesempurnaannya. Afrahat menegaskan bahwa doa bukan hanya sebagai sikap batin yang menginginkan Tuhan tetapi mencakup penyempurnaan dan penyatuan di dalam Allah. Pertama, doa merupakan sebuah persembahan di hadapan Allah atas dasar hati yang murni. Hati yang murni menjadi sebuah persembahan terbaik di hadapan Allah ketika berdoa daripada doa yang diucapkan dengan lantang. Kedua, Melalui doa, manusia tetap menjaga kemurnian hati dengan mengampuni sesama sebagai pra-syarat doa. Ketiga, manusia dapat menyampaikan keinginannya kepada Tuhan atas kehendak Tuhan. Ketiga hal ini bertujuan untuk menjelaskan secara lengkap arti doa dari St. Afrahat.Kata-kata kunci: Doa; Persembahan; hati; mengampuni; Afrahat
Pandangan dan Sikap Nabi Habakuk dalam Masa Sulit Menurut Kitab Habakuk Foeng Wie Sien; Sigit Ani Saputro; Joseph Christ Santo
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i1.316

Abstract

Everyone faces difficult times all the time according to the times. In suffering and trouble often arise questions, cries and complaints to God. How much longer Lord? Where is your justice? The author takes the book of Habakkuk which teaches today's believers to be a guide to face difficult times. This study aims to determine the views and attitudes of the prophet when facing difficult times can be an example that can be applied in everyday life for believers today. The name Habakkuk means one who hugs or embraces. In accordance with the meaning of his name, he is someone who embraces, embraces God and dares to argue to get answers to his questions, screams and complaints until he gets answers. Allah's answer made the prophet's faith strong and at the end of his sentence, the prophet said that it was precisely through this struggle that Allah made the prophet strong, like the feet of a deer that trod on the hills.Setiap orang menghadapi masa sulit sepanjang masa sesuai perkembangan zaman. Dalam penderitaan dan masalah sering muncul pertanyaan, teriakan dan pengaduan kepada Allah. Berapa lama lagi Tuhan? Di manakah keadilan-Mu? Penulis mengambil kitab Habakuk yang mengajarkan bagi orang percaya masa kini untuk menjadi pedoman menghadapi masa sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan dan sikap nabi ketika menghadapi masa sulit dapat menjadi teladan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi orang percaya zaman sekarang. Nama Habakuk memiliki arti yaitu orang yang memeluk atau merangkul. Sesuai dengan arti namanya, dia adalah seorang yang memeluk, merangkul kepada Allah dan berani berdebat untuk mendapat jawaban atas pertanyaan, teriakan dan pengaduannya sampai mendapatkan jawaban. Jawaban Allah yang membuat iman nabi kokoh dan di akhir kalimatnya, nabi mengatakan justru melalui pergumulan ini Allah menjadikan nabi kuat, bagaikan kaki rusa yang berjejak di bukit-bukit.
Deskripsi Pemahaman Siswa terhadap Kedisiplinan sebagai Penanaman Nilai-Nilai Kristen Imanuel Nuban; Reni Triposa; Yonatan Alex Arifianto
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v2i2.221

Abstract

Kedisiplinan dalam konteks pendidikan pada hakikatnya merupakan bagian dari pendidikan karena kedisiplinan merupakan suatu proses yang dibiasakan dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti norma-norma, sikap, serta aturan yang dianggap menjadi tolak ukur dalam sekolah. Disiplin adalah bukan untuk membebani siswa agar peserta didik terbebani, tetapi setiap siswa punya disiplin dalam hidupnya, bahkan setiap kelompok dalam belajar mengajar akan ada disiplin karakter untuk menaati aturan-aturan yang ada, jika siswa dapat memahami arti disiplin maka siswa akan senang dan mau menataati setiap peraturan-peraturan yang ada. Mengunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literature maka dapat disimpulkan  bahwa penanaman nilai kristen bertitik tolak pada peran  guru dalam menanamkan disiplin belajar  dalam proses pembelajaran yang konduksif  di sekolah, sebab guru adalah salah satu diantara faktor pendidikan yang memiliki peranan paling strategis. Peran guru dalam pembentukan disiplin belajar peserta didik, sebagai pembimbing yang menuntun peserta didik dengan memberikan dukungan dan arahan, peran guru sebagai contoh teladan disiplin yang dapat siswa menjadikan idola peserta didik, dan mengembangkan ilmu bagi kemajuan belajar siswa.
Doktrin Keutamaan Kristus Dalam Surat Ibrani Bagi Dedikasi Iman Orang Percaya Yovianus Epan; Joseph Christ Santo
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i2.403

Abstract

Kristologi merupakan doktrin yang secara khusus mempelajari mengenai Kristus. Kitab Ibrani juga secara utuh memotret Kristus yang paling utama di antara segala yang dibandingkan dengan-Nya, bahwasanya Ia lebih unggul dari nabi-nabi, malaikat, imam-imam, ritual, dan korban. Kristologi dalam bingkai biblikal ini memiliki tiga nilai paling penting, yaitu hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kekuasaan tertinggi Kristus, dan signifikansi pragmatik. Secara umum surat Ibrani memiliki nilai Kristologi yang kental dan sangat tinggi sehingga menjadi keutamaan bagi isi surat. Doktrin ini merupakan dasar yang paling fundamental dalam ajaran kekristenan, dan begitu penting bagi iman Kristen. Pemahaman doktrin Kristologi berperan penting dalam membangun dedikasi iman, dan kontribusi doktrin tersebut secara pragmatis dalam kehidupan orang percaya memberikan pemahaman iman yang berdedikasi dalam pengorbanan, pikiran, tenaga, dan waktu yang tertuju kepada Kristus.
Evaluasi Keterlibatan Gereja Kristen Nazarene di Pulau Jawa Terhadap Isu Eco-Theology di Era Masyarakat 5.0 Sapto Sunariyanti; Seri Damarwanti; I Made Priana; Darmanto Darmanto; Roni Gunawan
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v2i2.193

Abstract

Genesis 1:26 and 2:15 state that the Church as an integral part of mankind receives mandate from God to preserve the earth which He created good. The earth which once was good but now is facing a crucial environmental problems, such as nature pollution and global warming; which is caused by human indiscretion in managing the earth; become the impetus for this paper to examine whether the Church has been being eco – theology enough and also to explore the Church’s involvement in maintaining the nature as an environment for every creature.  In order to accomplish the objective of this paper, hence the question of whether the Church is still actively carrying out God’s mandate as the steward and caretaker of the earth, becomes the main issue that will be discussed and answered in this research. The selection of the Church of the Nazarene population was determined on the basis that in the perspective of Missio Dei, and the statute of the Church of the Nazarene, the Church plays a role in carrying out God’s Mission through environmental preservation. Java island is appointed as the population based on facts that Java island is the most densely populated area in Indonesia which is vulnerable to environmental damage. The research was conducted with the biblical study approach on the key verse and undertaking evaluation of the Church’s role through a survey method to measure its involvement in environmental issues with various approaches that are possible to be implemented in 5.0 era. The result of the research is expected to become a turning point for the Church’s involvement to be more effective in overcoming environmental problems around the Church. The recency of the research compared with the previous one lies on the implementation aspect of Missio Dei of the Church of the Nazarene, and its relevance towards the Church’s responsibility in preserving the earth. Kejadian 1:26 dan 2:15 menyatakan bahwa Gereja sebagai bagian integral dari umat manusia mendapat mandat dari Tuhan untuk memelihara bumi yang diciptakanNya baik. Bumi yang semula baik adanya, namun kini menghadapi masalah lingkungan hidup yang krusial, seperti pencemaran alam dan pemanasan global; yang diakibatkan oleh ketidakbijaksanan manusia dalam menata bumi; menjadi pendorong dari paper ini untuk  menelisik apakah Gereja sudah cukup ber eco – theology (berteologi alam) dan juga untuk mengeksplorasi bagaimana keterlibatan Gereja dalam memelihara alam sebagai lingkungan hidup setiap makhluk. Dalam rangka mencapai tujuan paper ini, maka pertanyaan apakah Gereja masih menjalankan mandate Tuhan sebagai pengelola dan pemelihara bumi secara aktif, menjadi issue utama yang akan dibahas dan dijawab dalam penelitian ini. Pemilihan populasi Gereja Kristen Nazarene ditentukan atas dasar bahwa dalam perpektif Missio Dei, dan Tata Dasar Gereja Kristen Nazarene; Gereja berperan menjalankan Misi Allah melalui melestarikan lingkungan hidup. Pulau Jawa ditentukan sebagai populasi dengan dasar fakta bahwa Pulau Jawa merupakan area dengan populasi terpadat di Indonesia yang rentan terhadap kerusakan lingkungan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan studi biblika atas nats kunci dan melakukan evaluasi atas peran Gereja melalui metode penelitian survey untuk megukur keterlibatannya dalam issue–issue lingkungan hidup dengan berbagai pendekatan yang memungkinkan untuk diimplementasikan di di era 5.0. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi titik balik keterlibatan Gereja lebih efektif dalam mengatasi masalah lingkungan hidup di sekitar Gereja. Kebaharuan penelitian dibandingkan penelitian sebelumnya terletak pada implementasi aspek Misio Dei Gereja Kristen Nazarene, dan relevansinya terhadap tanggungjawab Gereja dalam memelihara bumi.
Religiositas Pelayan Perjamuan Kudus Pada Masa Pandemi Covid-19 Joseph Christ Santo; Ary Prasetyo
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v3i2.405

Abstract

Peristiwa pandemi Covid-19 yang mulai melanda dunia sejak akhir 2019 tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia. Peraturan pemerintah di berbagai negara termasuk Indonesia untuk membatasi kegiatan masyarakat telah memberikan dampak sosial lainnya. Pembatasan kegiatan ibadah sedikit banyak berpengaruh terhadap religiositas seseorang, tidak menutup kemungkinan religiositas pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton juga terdampak. Penelitian ini berusaha menjawab bagaimana aktivitas religius pelayan-pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton selama pembatasan kegiatan ibadah, dan bagaimana religiositas pelayan-pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton pada masa pandemi Covid-19. Dengan pendekatan fenomenologi, penelitian ini mengambil data primer berupa hasil wawancara 8 orang dari 20 orang pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton. Fokus penelitian ini adalah religiositas para pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton, dengan sub-fokus pada empat dimensinya, yaitu keyakinan religius, praktik religius, pengalaman religius, dan pengetahuan religius. Kesimpulan dari penelitian ini adalah aktivitas religius yang dilakukan para pelayan perjamuan kudus GBIS Kepunton selama pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat adalah mengikuti ibadah secara daring. Aktivitas ini menunjukkan bahwa para pelayan perjamuan kudus menjaga religiositas mereka.
The Development of Online Program During Pandemic in Menteng Seventh Day Adventist Church Jakarta Raden Deddy Kurniawan; Stimson Hutagalung; Rolyana Ferinia; Janes Sinaga
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v2i2.212

Abstract

The spiritual impact of pandemic Covid-19 is almost felt by every church in Jakarta. In addition to the closure of place of worship, the quality of service to reach each member who survived the pandemic needs to be maintained. Pastor as spiritual leaders in the congregation ought to be wise and creative in dealing with this phenomenon. This research is the result of development of online service that is being carried out by the author as a Pastor at Menteng Seventh-day Adventist Church in Jakarta in order to maintain the spiritual life of the congregation during the pandemic Covid-19. A quantitative approach by taking into the results of observations on the program that are currently being run is expected to help ministers in the congregation to develop consistency and quality of the program. With the advancement of technology in today’s era, the challenge of developing quality in online service to be a blessing for church members is possible. And the results of this development program are not only helping a Pastor to be able to create spiritual programs for the congregation, but more broadly the church can grow spiritually
Peran Gembala Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Gereja Juita Lusiana Sinambela; Janes Sinaga; Ramlen Woran
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v4i1.489

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah agar setiap gembala dan anggota jemaat memahami dan memiliki keinginan gerejanya bertumbuh, karena demikianlah yang dikehendaki Tuhan. Tidak dapat dipungkiri kemajuan gereja terkadang mengalami maju-mundur. Dalam hal ini banyak hal yang mempengaruhi, mulai dari kurangnya keterlibatan anggota dalam pelayanan, penginjilan hingga pemuridan. Namun demikian perlu dipahami akan semua hal ini gembala jemaat mempunyai peran penting dalam menggerakkan semua hal tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif kajian literatur dengan menggali mengapa penting terjadinya pertumbuhan dalam gereja sehingga menjadi motivasi bagi setiap gembala dan anggota jemaat memajukan setiap gereja, yang semuanya hanya untuk memajukan pekerjaan Tuhan di muka bumi.
Konsep Doa Sebagai Persembahan Yang Murni Kepada Tuhan Menurut St. Aphrahat: Persembahan yang Tidak Terlihat Maritaisi Hia; Hendi Hendi
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v4i1.475

Abstract

Doa adalah bagian penting yang harus ada dalam diri orang percaya. Di dalam doa seseorang mencurahkan segala isi hati kepada Tuhan, dan dilakukan ketika seseorang meminta apa yang dibutuhkan kepada Allah. Tetapi St. Aphrahat memberikan pemahaman yang lain tentang doa yaitu doa adalah persembahan murni yang dipersembahkan kepada Tuhan melalui hati yang murni. Dan inilah yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah orang percaya dapat mengetahui bahwa doa bukan hanya sekedar meminta kebutuhan kepada Tuhan tetapi doa sebagai sesuatu hal yang dapat diamalkan kepada Tuhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dengan dua buku sebagai sumber primer yaitu buku “Aphrahat the Persian Sage and the Temple of God A Study of Early Syriac Theological Anthropology” dan buku “Semitic Christianity St. Aphrahat  the Sages of Babylonian Talmud”. Berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan bahwa doa adalah persembahan yang tidak terlihat dipersembahkan di atas mezbah yang murni yaitu di dalam hati yang murni sehingga doa yang dipersembahkan dapat berkenan di hadapan Allah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa doa murni yang di bawa ke dalam hati yang murni adalah pekerjaan yang dilakukan tanpa henti sehingga dengan demikian hal ini akan membuat seseorang semakin menyatu dan serupa dengan Kristus melalui doa yang di persembahkan dengan hati yang murni.
Makna Sola Fide bagi Kehidupan Orang Percaya Masa Kini Welem Novi Watunglawar; Suhadi Suhadi
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v4i1.426

Abstract

Doktrin sola fide yang dihidupkan kembali oleh Martin Luther (1483-1546) lahir di akhir periode abad pertengahan dan menjelang abad pencerahan yang secara konteks sosial memiliki perbedaan dengan masyarakat abad 21, perbedaan ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana doktrin sola fide abad ke 15-16 masih memiliki makna dan relevansi dengan orang Kristen abad ke-21? Tulisan ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan “apakah makna sola fide bagi pergumulan kehidupan orang percaya masa kini?”. Tulisan ini berusaha untuk menunjukkan bahwa ajaran sola fide masih memiliki makna yang relevan bagi orang Kristen masa kini. Tulisan ini akan menyoroti empat isu yang dihadapi oleh orang Kristen modern yaitu isu pluralisme agama, antinomianisme, kerinduan akan autentisitas eksistensialis, dan legalisme. Pertanyaan penelitian dari tulisan ini akan dijawab dengan mendeskripsikan pemikiran Martin Luther tentang sola fide dengan menguraikan konteks kehidupan Martin Luther dan ide-ide dasar yang membentuk gagasan Luther tentang sola fide. Ide-ide dasar yang dibahas yaitu ajaran Luther tentang dosa, anugerah, pembenaran dan perbuatan baik, pembenaran oleh iman. Kemudian menarik relevansi doktrin sola fide dengan kehidupan Kristen masa kita dengan cara menyoroti empat isu utama yaitu pluralisme agama, antinomianisme, kerinduan akan autentisitas eksistensialis, dan legalisme. Dengan demikian akan dapat dilihat bagaimana makna doktrin sola fide bagi kehidupan orang percaya masa kini.