cover
Contact Name
Lukman Cahyadi
Contact Email
lukman.cahyadi@esaunggul.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
esafarmasia@esaunggul.ac.id
Editorial Address
Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk Jakarta 11510 Telp : 021 5674223 ext 266
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Archives Pharmacia
Published by Universitas Esa Unggul
ISSN : 26556073     EISSN : 27977145     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Ilmiah Archives Pharmacia mencakup berbagai pokok persoalan dalam kajian ilmu-ilmu farmasi mencakup Farmasetika dan Teknologi Formulasi, Farmakologi dan Toksikologi, Biologi Farmasi, Kimia Farmasi, Farmasi Fisika, Neutrasetikal, Manajemen Farmasi, dan Farmasi Klinis. Diterbitkan setiap 2 (dua) kali dalam satu tahun yaitu bulan Januari dan Juli.
Articles 51 Documents
Uji Aktivitas Antioksidan Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dan Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) Dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) Ghozaly, Reza
Archives Pharmacia Vol 2, No 2 (2020): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kersen (Muntingia calabura L.) dan katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.)  merupakan tanaman yang tersebar luas di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar aktivitas antioksidan kombinasi dari ekstrak etanol daun kersen dan ekstrak etanol daun katuk. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun segar kersen (Muntingia calabura L.) yang diperoleh dari pohon kersen di Jagakarsa, Jakarta Selatan dan daun segar katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) yang diperoleh dari tumbuhan katuk di Desa Binong, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Aktivitas antioksidan dari kombinasi daun kersen (Muntingia calabura L.) dan katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dilakukan dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) dengan vitamin C sebagai pembandingnya. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun kersen, ekstrak etanol daun katuk dan kombinasi ekstrak ketiganya memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 berturut-turut 22,872µg/ml;147,397µg/ml;229,733µg/ml. Hasil uji total flavonoid dari ekstrak etanol daun kersen dan ekstrak daun katuk menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis dengan panjang gelombang 510 nm adalah berturut-turut 5,653 mg/g kuersetin equivalen dan 2,340 mg/g kuersetin equivalen. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol masing-masing daun mempunyai potensi aktivitas antioksidan. Ekstrak etanol daun kersen merupakan ekstrak yang paling berpotensi sebagai antioksidan kuat dibanding ekstrak etanol daun katuk dan kombinasinya.
Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Golongan Kapsaisinoid Dengan Metode Ekstraksi Fluida Superkritik Dan Metode Konvensional Dari Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L) Ghozaly, Muchammad Reza; Elfahmi, Elfahmi
Archives Pharmacia Vol 2, No 1 (2020): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKBuah cabai rawit (Capsicum frutescens) mengandung berbagai macam senyawa metabolit sekunder diantaranya alkaloid, flavonoid, dan steroid/terpenoid. Salah satu senyawa golongan alkaloid diantaranya kapsaisin, dihidrokapsaisin, nordihidrokapsaisin, homokapsaisin dan homodihidrokapsaisin. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa golongan kapsaisinoid yang ada di dalam plasenta, kulit, biji dan buah cabai rawit (Capsicum frutescens). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi yang dibantu dengan alat ultrasonik dengan menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol. Berdasarkan hasil pengukuran kadar dengan menggunakan TLC Scanner, sampel plasenta dalam pelarut etil asetat memiliki kadar senyawa kapsaisin dengan bobot 27,5 mg/gram simplisia. Setelah itu, kristal yang didapat dimurnikan dengan metode pencucian dengan menggunakan pelarut n-heksana. Lalu dilakukan uji kemurnian rentang titik leleh dan KLT dua dimensi. Setelah itu kristal (isolat 1) dikarakterisasi dengan menggunakan spektofotometer 1H-NMR dan 13C-NMR. Ekstraksi juga menggunakan alat ekstraksi fluida superkritik (EFS) dengan berbagai variasi suhu dan tekanan. Suhu yang digunakan adalah 40, 60 dan 800C dan tekanan yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah 100, 175 dan 250 bar. Berdasarkan hasil pengukuran kadar dengan menggunakan TLC Scanner, sampel hasil EFS pada suhu 400C dan tekanan 175 bar memiliki kadar kapsaisin tertinggi mencapai 32,52 mg.  Kata kunci: Capsicum frutescens, kapsaisin, cabai rawit, ekstraksi fluida superkritik  ABSTRACTFruit cayenne (Capsicum frutescens L) contains a wide variety of secondary metabolites such as alkaloid, flavonoid, steroid/triterpenoid group, Alkaloid group is a main component of its plants such as capsaicin, dihydrocapsaicin, nordihydrokapsaicin, homocapsaicin and homodihydrocapsaicin. This study aim to isolate capsaicinoid compounds from placenta, skin, seeds and the fruits of (Capsicum frutescens L). Extraction was done by maceration method aided by ultrasonic using n-hexane, ethyl acetate and methanol as solvets. Based on the results of measurements of the levels using TLC Scanner, the crystals obtained from the placenta extract recrystallization in ethyl acetate with a weight of 27,5 mg /grams of crude drug. Therefore, the crystal obtained is purified by washing method using n-hexane. Then the purity is tested by the melting point range and two-dimensional TLC. After the crystal (isolate 1) is characterized by using a spectrophotometer 1H-NMR and 13C-NMR.Extraction was also done using a supercritical fluid extraction (SFE) with a variety of temperatures and pressures. Temperatures used were 40, 60 and 800C. While the pressure used in the extraction process was 100, 175 and 250 bar. Based on the results of measurements of the levels using TLC Scanner, the SFE result had higher levels which is 32,52 mg/grams at 400C and 175 bar. Keywords: Capsicum frutescens, capsaicin, cayenne fruit, Supercritic fluid extraction
Efek Pemberian Ekstrak Katekin Gambir (Uncaria gambir R.) Terhadap Reepitelisasi Dalam Penyembuhan Luka Bakar Derajat II Tikus (Rattus novergicus) Pada Fase Proliferasi Ilham, Nur Muhammad; Irrahmah, Miftah; Endrinaldi, Endrinaldi
Archives Pharmacia Vol 3, No 2 (2021): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luka bakar adalah sebuah masalah serius di bidang kesehatan, baik di negara berkembang maupun negara maju. Cepat lambatnya proses penyembuhan luka, selain dari faktor internal, juga dipengaruhi oleh zat-zat anti inflamasi yang terkandung di dalam obat yang diberikan selama perawatan luka bakar. Tanaman tradisional telah diteliti memiliki potensi untuk menyembuhkan luka, salah satunya Gambir (Uncaria gambir Roxb). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek pemberian ekstrak katekin gambir (Uncaria gambir Roxb.) terhadap penyembuhan luka bakar tikus (Rattus novergicus). Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan rancangan post-test only control group design yang menggunakan hewan coba tikus sebagai objek penelitian. Terdapat 18 ekor tikus sebagai subjek penelitian yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol (K) menggunakan vaselin flavum, kelompok perlakuan 1 (P1) menggunakan ekstrak katekin gambir konsentrasi 45%, dan kelompok perlakuan 2 (P2) menggunakan ekstrak katekin gambir 35%. Masing-masing kelompok terdiri dari enam (6) ekor tikus. Plat logam (1,5 cm x 1,5 cm) yang dipanaskan digunakan untuk membuat luka bakar pada bagian dorsal tikus. Besar persentase pengerutan diameter luka diukur setiap hari dari hari pertama hingga hari ke dua puluh satu. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan signifikan dengan p < 0,05. Uji LSD menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada minggu ke tiga perlakuan antara kelompok perlakuan dan kelompok control. Pemberian ekstrak katekin gambir memberikan efek yang signifikan terhadap pengerutan diameter luka pada penyembuhan luka bakar tikus percobaan.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosaJack.)Terhadap Kadar SOD (Superoxide Dismutase) Dan MDA (Malonildiadehide) Sel Darah Merah Domba W. Mahayasih, Putu Gita Maya; Nurdiyanti, Nisa
Archives Pharmacia Vol 1, No 2 (2019): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan umbi sarang semut (Myrmecodia Tuberosa Jack).Umbi sarang semut di ekstraksi menggunakan etanol 80% secara maserasi dan dilakukan pengujian karakteristik ekstrak meliputi nilai rendemen, kadar air, dan skrining awal fitokimia. Uji aktivitas antioksidan di lakukan secara in vitro dengan mengukur kadar Superoxide dismutase (SOD) dan Malonildialdehide (MDA) sel darah merah domba pada 6 kelompok perlakuan, yaitu: kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif (vitamin C), ekstrak dosis 0,6mg/ml,  1,2 mg/ml, dan  2,4 mg/ml. Hasil penelitian terhadap karakteristiik ekstrak menunjukan ekstrak memiliki nilai rendemen 19,63%, susut pengeringan 12,26%, dengan  kandungan kimia alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin. Hasil pemeriksaan kadar SOD dan MDA menunjukan semua dosis ekstrak dapat meningkatkan kadar SOD dan menurunkan kadar MDA yang sebanding dengan vitamin C (P<0,05). Kata kunci: Myrmecodia tuberosa, antioksidan, Superoxide dismutase, Malonildialdehide, Sel darah merah domba  ABSTRACTThe aim of this research was to determine the antioxidant activity of ant nest bulb (Myrmecodia Tuberosa Jack). Ant nest bulb was extracted using ethanol 80% by maceration and was tested for the characteristic of extract, especiallyyield of the extract, lost on drying, and preliminary phytochemical screening. Antioxidant activity was carried out in vitro by measuring the levels ofSuperoxide dismutase (SOD) andMalonildialdehide (MDA) sheep's red blood cells in 6 treatment groups: normal control group, positive control (vitamin C), extract dose 0.6 mg/ml, 1.2 mg/ml, and 2.4 mg/ml. The result for characteristic of the extract showed that yield of extraction was 19.63%, lost on drying was 12.26%, and the chemical content of the extract were alkaloids, flavonoids, terpenoids, and saponins. The examination of SOD and MDA levels showed that all doses of the extract can increase SOD levels and lower MDA levels comparable to vitamin C (P < 0.05). Keyword : Myrmecodia tuberosa, antioxidant,Superoxide dismutase, Malonildialdehide, Sheep Red Blood Cells
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN OBAT TERHADAP PERILAKU SWAMEDIKASI DIARE PADA MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI UNIVERSITAS ISLAM MADURA Diana, Syeva Nur; H, Syaifiyatul; H, Naili Uswatun
Archives Pharmacia Vol 3, No 1 (2021): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Swamedikasi merupakan pengobatan gejala penyakit ringan dengan obat sederhana tanpa melalui resep Dokter. Pengetahuan merupakan faktor penting terbentuknya perilaku. Tujuan: Mengetahui korelasi dan komparasi tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi diare yang rasional antara Mahasiswa Farmasi dan non Farmasi, Universitas Islam Madura. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional dan metode purposive sampling dengan instrumen berupa kuisioner. Uji korelasi dengan analisis Pearson Corelation dan uji komparasi dengan analisis Z-test. Hasil: Analisis Pearson pada kuisioner Mahasiswa Farmasi dengan nilai r hitung > nilai r tabel (0,470 > 0,227), nilai signifikan 0,000 < 0,050 dengan nilai koefisien korelasi 0,470 menunjukkan hubungan antar variabel cukup kuat. Analisis Pearson pada kuisioner Mahasiswa non Farmasi dengan nilai r hitung > nilai r tabel (0,437 > 0,227), nilai signifikan 0,000 < 0,050 dengan nilai koefisien korelasi 0,437 menunjukkan hubungan antar variabel cukup. Analisis uji Z menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) kurang dari α = 0,05 (0,000 < 0,050). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi diare Mahasiswa Farmasi dengan tingkat kekuatan hubungan cukup dan Mahasiswa non Farmasi dengan tingkat kekuatan hubungan cukup. Terdapat perbedaan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi diare Mahasiswa Farmasi dan Mahasiswa non Farmasi, Universitas Islam Madura.Kata Kunci: pengetahuan, perilaku, swamedikasi, diare
Aktifitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kaliks Bunga Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa L.) terhadap Mycobacterium Tuberculosis Lena, Ayu Puspita; Boediono, Eddy Purwoto; GM, Putu Gita Maya
Archives Pharmacia Vol 1, No 1 (2019): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe red Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) is medicinal plant that empirically has been used as an antituberculous drug. Rosella’s calix contains anthocyanins and other nutrients such as calcium, niacin, riboflavin and iron. This study was conducted experimentally starting with the making of Rosella flower extract by maceration method followed by examination  of chemical content of extract. The antibacterial effect was performed by in-vitro method using 6 treatment groups, the negative control group, containing media and aquadest, the ethanol control group, containing media and 70% ethanol, the positive control group, containing media and isoniazid, and three groups of extracts each containing media and extracts with a concentration of 2.5 mg / mL , 5 mg / mL and 10 mg / mL. Mycobacterium tuberculosissuspension was shed over the entire surface and thenthe growth of Mycobacterium tuberculosis was observed after incubated for 21 days. The results showed that the ethanol extract of Rosella flower contain essential oils, fatty oil, tannins, reducing sugars, flavonoids, coumarins, triterpenoids, and anthocyanins. The 70% ethanol extract of  calixs  of Rosella flower (Hibiscus sabdariffa L.) at a concentration of 10mg/mLpossessinhibit the growth of Mycobacterium tuberculosis from the first week until the third week observation.                                                                                                                                  Keywords: antibacterial, 70% ethanol extract, rosella (hibiscus sabdariffa l.) AbstrakRosella merah (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan salah satu tanaman obat yang secara empiris telah digunakan sebagai obat antituberkulosis.  Kaliks bunga Rosella mengandung antosianin serta berbagai zat gizi lain seperti kalsium, niasin, riboflavin dan zat besi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas  ekstrak etanol 70% kaliks bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Mycobacterium tuberculosis strain H37Rv. Penelitian dilakukan secara eksperimental diawali dengan pembuatan ekstrak bunga Rosella secara maserasi dilanjutkan dengan penapisan kandungan kimia ekstrak. Efek antibakteri dilakukan secara in-vitro menggunakan 6 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol negatif, berisi media dan aquadest, kelompok kontrol pelarut, berisi media dan etanol 70%, kelompok kontrol positif, berisi media dan isoniazid, dan tiga kelompok ekstrak masing-masing berisi media dan ekstrak dengan konsentrasi 2,5 mg/mL, 5 mg/mL dan 10 mg/mL. Suspensi Mycobacterium tuberculosis dituangkan ke seluruh permukaan media diamati pertumbuhannya setelah diinkubasi selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol kaliks bunga Rosella  mengandung minyak atsiri, minyak lemak, tannin, gula pereduksi, flavonoid, kumarin, triterpenoid, dan antosianin. Ekstrak etanol 70% kaliks bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada konsentrasi 10% memiliki efek antibakteri terhadap Mycobacterium tuberculosisdengan menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis mulai dari mingu pertama sampai mnggu ketiga pengamatan. Kata kunci : antibakteri, ekstrak etanol 70%, rosella (hibiscus sabdariffa l.) 
Formulasi dan Evaluasi sediaan Balsam Bibir Menggunakan ekstrak Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rose sinensis L ) sebagai Pewarna Alami Pertiwi, Ratih Dyah; Pertiwi, Ratih Dyah
Archives Pharmacia Vol 2, No 2 (2020): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekstrak bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L) memiliki kandungan senyawa antosianin yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Salah satu pewarna yang bisa dimanfaatkan adalah pewarna sediaan balsam bibir. Pembuatan ekstrak bunga kembang sepatu menggunakan metode maserasi dengan menggunakan  pelarut etanol 96%. Formulasi sediaan balsam bibir dibuat dengan penambahan pewarna alami dengan menggunakan ekstrak bunga kembang sepatu dengan konsentrasi yang berbeda. Evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis, homogenitas, titik lebur , uji stabilitas selama empat minggu penyimpanan pada suhu kamardan uji oles. Hasil formulasi sediaan balsam bibir menggunakan ekstrak bunga kembang sepatu menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat homogen, titik lebur antara 51,6 – 53,6˚C, pH 5, dan stabil dalam penyimpanan suhu kamar selama empat minggu.Balsam bibir yang diformulasikan dengan ekstrak bunga kembang sepatu diharapkan dapat digunakan sebagai kosmetik pilihan yang ramah lingkungan dan memiliki efek samping minimal dibandingkan dengan balsam bibir yang beredar di pasaran saat ini.
Uji Potensi Antibiotika Neomycin Pada Krim Neomycin Sulfat 5 mg yang Beredar di Indonesia Adriana, Yulis; Ardy, Ardy
Archives Pharmacia Vol 2, No 1 (2020): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSemua sediaan krim neomycin sulfat yang beredar dipasaran Indonesia pada kemasan hanya mencantumkan kandungan dalam neomycin sulfat 5 mg. Padahal yang memberi efek terapi hanya dalam bentuk neomycin. Jumlah kandungan neomycin bergantung ke potensi bahan baku neomycin sulfat yang digunakan. Untuk perhitungan potensi antibiotik krim berdasarkan kandungan neomycin bukan neomycin sulfat. Hal ini yang akan menyebabkan salah tafsir dari pihak regulator dalam melakukan perhitungan jika produk yang ada dipasaran tersebut tidak mencantumkan jumlah kandungan neomycin. Produk krim neomycin yang berada dipasaran Eropa dan India pada label etiket kemasan mencantumkan jumlah kandungan neomycin .Untuk mengetahui jumlah kandungan neomycin, telah dilakukan penelitian uji potensi antibiotik krim neomycin sulfat 5 mg yang beredar di pasaran Indonesia apakah sesuai dengan persyaratan farmakope dengan kadar 90%-135% . Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan metoda uji potensi antibiotik secara difusi. Hasil penelitian dari 10 sampel dengan kesetaraan neomycin 3 mg, 3,3 mg, 3,5 dan 4 mg hanya neomycin 3 mg yang memenuhi persyaratan mendekati nilai teoritis 100% . Untuk neomycin 3.3 mg kadar mendekati batas bawah sekitar 90%. Tidak ada satupun sampel krim neomycin sulfat yang memenuhi persyaratan pada kesetaraan 3.5 dan 4 mg.  10 produk krim neomycin sulfat berlabel 1gram pada etiketnya setara dengan neomycin 3 mg. Kata kunci: neomycin, label etiket, kadar, neomycin sulfat  krim      ABSTRACTAll neomycin sulphate cream preparations sent on the Indonesian market on the packaging only include the content in neomycin sulfate 5 mg. Meanwhile,imparts a therapeutic effect only in the form of neomycin. The amount of neomycin content depends on the potential raw material for neomycin sulfate used. To calculate potential. There is no neomycin sulfate. This will cause a misinterpretation of the regulator in calculating products in the market that do not include the amount of neomycin content. Neomycin cream products that are suitable in the European and Indian markets on the label of the label etiquette include the amount of neomycin content. To find out the amount of neomycin content, research has been conducted on the potential test of 5 mg neomycin sulfate cream used in the Indonesian market, following pharmacopoeiademand with 90% content - 135%. This research is an experimental research using the method. The results of the study of 10 samples with equality of neomycin 3 mg, 3.3 mg, 3.5 and 4 mg only neomycin 3 mg that met the requirements reached 100%. For neomycin 3.3 mg the lower limit is around 90%. Equality 3.5 and 4 mg none of the 10 samples met the requirements. Means that of the 10 neomycin sulfate cream products bought the Indonesian market have a claim label of 1 gram of neomycin sulfate cream according to neomycin 3 mg. Keywords: neomycin, label etiquette, antibiotic potential, neomycin sulfate cream
SARS-Cov-2: Virologi dan Target Obat Yanti Eff, Aprilita Rina
Archives Pharmacia Vol 3, No 2 (2021): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh coronavirus 2 (SARS-CoV-2) menimbulkan tantangan bagi para peneliti dalam mengidentifikasi obat yang efektif untuk pencegahan maupun pengobatan Covid-19. Pengetahuan yang berkembang pesat mengenai virologi SARS-CoV-2 memberikan informasi sejumlah besar target obat yang potensial. Banyak terapi telah dilaporkan efektif menghambat replikasi SARS-CoV-2 sejak merebaknya pandemi ini. Target utama pada obat-obat ini adalah protein esensial dalam siklus hidup virus. Beberapa obat saat ini direkomendasikan untuk pasien COVID-19 yang memiliki gejala sedang hingga berat, termasuk obat antivirus Favipiravir, Remdesivir, Baricitinib dan Kortikosteroid. Pendekatan saat ini untuk terapi COVID-19 umumnya terbagi dalam dua kategori: antivirus yang mencegah virus bereplikasi dan imunomodulator yang membantu sistem kekebalan untuk melawan virus. Pandemi Covid-19 merupakan tantangan dan krisis kesehatan global. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kecepatan dan jumlah uji klinis obat-obat yang potensial untuk Covid-19.  Sampai saat ini belum ada terapi yang terbukti efektif dalam mengobati covid-19.
Produk Bioetanol Daging Buah Sawo (Manilkara zapota L.) secara Fermentasi Batch dengan Saccharomyces cerevisiae Eden, Yonatan; Rahayu, Sri Teguh
Archives Pharmacia Vol 1, No 2 (2019): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKBuah sawo (Manilkara zapota L.) merupakan komoditas perkebunan yang sejauh ini kurang dimanfaatkan masyarakat Indonesia dan penelitian menunjukkan bahwa sawo memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi (72,8%). Pada penelitian ini senyawa karbohidrat yang terkandung pada daging buah sawo digunakansebagai substrat oleh Saccharomyces cerevisiae untuk membentuk senyawa alkohol. Adanya enzim intracellular β-glucosidase (GH1-1), mampu mengubah senyawa karbohidrat yang terkandung dalam daging buah sawo menjadi etanol. Pada penelitian ini etanol diperoleh dari hasil fermentasi selama 144 jam secara aaerob pada suhu ruang. Adanya variasi jumlah inoculum yang ditambahkan ke dalam medium fermentasi (5; 7,5 dan 10% (v/v) menunjukkan ada peningkatan kadar etanol yang dihasilkan, di mana berturut-turut 5,0; 6,0; dan 6,5% (v/v). Hasil pemurnian dengan metode destilasi pada suhu 78 ˚C juga memperlihatkan kemurnian produk yang tinggi, yakni berturut-turut 80, 82 dan 83%.  Oleh karena itu, produk biomassa ini dapat dikategorikan sebagai bahan alternatif penganti BBM.Kata kunci : Bioetanol, daging buah sawo, fermentasi batch, Saccharomyces cerevisiae. ABSTRACTSapodilla fruit (Manilkara zapota L.) is a commodity that’s very less useful in Indonesian and research shows that sapodilla fruit has high carbohydrate content (72.8%). In this study, the composition contained in sapodilla fruit was used as a substrate by Saccharomyces cerevisiae to convert carbohydrate to be alcohol compounds. The presence of intracellular enzymes, β-glucosidase (GH1-1) able to convert the carbohydrate compounds in sapodilla fruit into ethanol. In this study ethanol was obtained from fermentation for 144 hours by anaerob at room temperature. The variation in the amount of inoculum added to the fermentation medium (5; 7.5 and 10% (v / v) showed that there was an increase in the ethanol content produced (5.0; 6.0; and 6.5% (v / v)). The purification method by the distillation method at a temperature of 78 ˚C also assesses the high purity of the product (80, 82 and 83%).Keywords : Bioethanol, Manilkara zapota, batch fermentation, Saccharomyces Cerevisiae.