cover
Contact Name
Amiruddin
Contact Email
annasyr@iaialaziziyah.ac.id
Phone
+6285270075934
Journal Mail Official
annasyr@iaialaziziyah.ac.id
Editorial Address
https://ejournal.iaialaziziyah.ac.id/index.php/jian/about/editorialTeam
Location
Kab. bireuen,
Aceh
INDONESIA
Jurnal An-Nasyr: Jurnal Dakwah Dalam Mata Tinta
ISSN : 23550147     EISSN : 28076893     DOI : -
Jurnal An-Nasyr: Jurnal Dakwah Dalam Mata Tinta yang merupakan jurnal nasional berpenyunting ahli yang terbit dua kali dalam setahun. Jurnal ini telah diterbitkan berbentuk cetak (2355-0147 dengan Nomor SK: 0005.026/Jl.3.2/SK.ISSN/2014.01 Tanggal Januari 2014) dan Versi online (2807-6893)diterbitkan pada tahun 2021 mulai Vol. 8 No. 1 2021. Jurnal ini diterbitkan oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh. Pernyataan ini menegaskan etika penulisan dan publikasi bagi penulis, penyunting pelaksana, penyunting ahli, dan penerbit, serta seluruh pihak yang terlibat dalam penerbitan Jurnal ini. Fokus penerbitan jurnal ini pada bidang Dakwah, Komunikasi, Komunikasi Politik Islam dan Sosial Kemasyarakatan. Lihat Focus and Scope
Articles 55 Documents
Efektivitas Komunikasi Seorang Dai Dalam Kontek Mendidik Anak Usia Dini Dalam Menghadapi Era 4.O Marzuki Ali
An-Nasyr Vol 8 No 2 (2021): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (966.966 KB)

Abstract

Umat Islam memiliki dua pedoman untuk menjalankan hidup yaitu Al-Qur‟an dan As-Sunnah (hadis). Hadis yakni merupakan perkataan, perbuatan, dan taqrir atas Nabi Muhammad SAW, Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Komunikasi Nasional berkaitan dengan dengan Komunikasi Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 tayat 1 yang berbunyi “Komunikasi Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan umur 6 tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti Komunikasi Dasar”. Dalam Islam, pembangunan karakter merupakan masalah fundamental untuk membentuk umat yang berkarakter. Pembangunan karakter dibentuk melalui pembinaan akhlakul karimah (Akhlak Mulia); yakni upaya transformasi nilai-nilai qur‟ani kepada anak yang lebih menekankan aspek afektif atau wujud nyata dalam amaliyah seseorang. Dalam kata-kata mutiara terkenal dalam Islam disebutkan: “Belajarlah, sesungguhnya manusia tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu”, betapa pentingnya Komunikasi telah terbukti dengan modal yang telah dibekalkan kepada manusia berupa akal untuk berfikir membuatnya berbeda dengan makhluk ciptaan Nya yang lain. Hadis Nabi memiliki keragaman pembahasan, sedang Hadis yang dimaksud dalam pembahasan ini lebih condong kedalam hadis-hadis yang dapat membentuk karakter anak menjadi baik, hadis yang dapat dipahami anak-anak dengan mudah. Abu Guddah dalam bukunya berjudul Al Rasûl Al Mu'allim saw. wa asâlibuhu fi al-Ta'lîm menyatakan bahwa dalam proses pengajaran Rasulullah SAW selalu menggunakan metode metode yang beliau nilai paling baik, tepat sasaran, sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik, Komunikasi dan karakter Bagi seorang Dai Dalam pembentukan komunikasi Bagi anak zaman sekarang adalah dibentuk melalui pembinaan Akhlakul karimah (akhlak mulia); yakni upaya transformasi nilai-nilai Al-qur an dan HadisNabi SWA kepada anak yang lebih menekankan kepada aspek wujud nyata dalam amaliyah. Metode komunikasi Islam Menurut Al Qur an dan Hadis Dalam Aktualisasi Bagi Anak Zaman Sekarang adalah dengan menanamkan dan mengajarkan Komunikasi hadis pada anak usia dini, Hadis Nabi diperlukan untuk menggantikan posisi media yang terkadang membawa hal-hal negatif dalam pembentukan karakter anak.Komunikasi Hadis ini dengan cita-cita bahwa anak dapat mengaplikasikan nya dalam kehidupan sosial dan meninggalkan pengaruh-pengaruh buruk dari media teknologi zaman sekarang yang semakin gila.
Strategi Da’wah Penyuluh Agama Dalam Pembinaan Masyarakat: (Studi Analisis Strategi Penyuluh Agama di Kemenag Kab. Bireuen) Muslem Hamdani
An-Nasyr Vol 7 No 1 (2020): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.76 KB)

Abstract

This study aims to explore the Among the institutions that are responsible in the religious ceremony in Indonesia is the Ministry of Religious Affairs through Religious Counselors. Extensionists of Islam today face a rapidly changing society condition that leads to functional communities, technological societies, scientific societies and open societies. The success of an extension of Islamic Religion in carrying out its duties in the community is influenced by several components of which the da'wah strategy components are chosen and formulated. Thus, the formula of the problem is: First How Strategy Extension Agent Kemenag Bireuen District in running community development, What are the opportunities and challenges of religious instructors in Kemenag Kabupaten Bireuen in actualizing his da'wah strategy. Data collection in answering the problem, the authors use qualitative descriptive research method that is research on how strategic da'wah in coaching conducted by the Bireuen Islamic Religious Counselor for the community. The results showed that da'wah strategy in coaching is almost right although there are still many obstacles faced while doing coaching. Until these findings bireuen people have begun to understand the importance of studying Islam properly. The pattern of guidance to the most important community through majelis taklim, art development, education and religious courses for couples pre marriage and so forth. In coaching other than done by counselors also present the scholars as speakers.
Gagasan Living Quran Terhadap Siswa Mualaf Di Sekolah Cendekia Baznas (SCB) Perspektif Ideologi Dan Power Hikmawati
An-Nasyr Vol 8 No 2 (2021): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (892.207 KB)

Abstract

Alquran yang menjadi gagasan dalam kehidupan mempunyai kekuasaan sebagai pedoman hidup. Namun, tidak semua Muslim memahami dan mengamalkan kandungan Alquran. Banyak yang membumikan Alquran, tapi nihil akan pengamalan. Bagi para mualaf, Alquran adalah sumber terbaik untuk mempelajari Islam lebih dalam dan sempurna sehingga mereka bisa menjadi Muslim yang baik. Living quran adalah wacana untuk menghidupkan kandungan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga akan menjadi alternatif utama bagi mualaf dengan peran kekuasaan dan ideologi yang terkandung di dalam Alquran. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gagasan living quran terhadap siswa mualaf di Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB) dalam perspektif ideologi dan power. Serta hal-hal lainnya yang terkait. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode wawancara dan observasi. Partisipan yang terlibat adalah para siswa mualaf di SCB, yaitu lembaga pendidikan Islam yang langsung dikelola oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Temuan penelitian menunjukkan bahwa ideologi dan power memberi pengaruh kepada para siswa mualaf di SCB dengan banyaknya program yang bernafaskan Alquran. Seperti tilawah satu hari satu juz, setoran hafalan Alquran setelah subuh dan maghrib, muroja’ah, program akselerasi tahsin dan tahfidz, tasmi’, kajian dan hafalan doa-doa dari Alquran, khataman, tilawah jama’i, dan sebagainya. Alquran juga merupakan power yang memberi pengaruh besar buat kehidupan siswa mualaf selama di SCB.
Da’wah Islamiyah Dan Proses Komunikasi Saiful Bahri
An-Nasyr Vol 1 No 1 (2014): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3117.806 KB)

Abstract

Kegiatan dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dinamakan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia. Disinilah berlaku pola proses dakwah dengan proses komunikasi. Apalagi bahwa ajaran-ajaran keagamaan tidak semuanya berupa bentuk keterangan yang gamblang. Sebaliknya kebanyakan pesan keagamaan justru berupa lambang-lambang atau simbol-simbol yang harus diuraikan dan diinterpretasikan, agar dapat dipahami oleh manusia. Jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah adalah proses komunikasi itu sendiri, tentu yang dimaksud adalah proses komunikasi keagamaan. Maka da‘wah dalam dataran normatif dan praktis, tidak terlepas dari proses komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan informasi kepada orang lain. Informasinya yang disampaikan dalam da‘wah adalah pesan-pesan agama, nilai atau aturan Allah. Maka diantara komunikasi dengan da‘wah secara konsepsional mungkin berbeda, tetapi secara operasional adalah mungkin sama. Da‘wah sudah pasti sebuah komunikasi, tepatnya komunikasi da‘wah, karena hakikat da‘wah adalah mengajak. Namun, komunikasi belum tentu mengandung pesan da‘wah. Komunikasi da‘wah adalah komunikasi berisi pesan-pesan da‘wah atau nilai-nilai ajaran Islam. Menurut al-Qur’an, da‘wah adalah mengajak atau menyeru manusia ke jalan Allah. Begitu pula dengan komponen da‘wah identik dengan komponen komunikasi yang dikenal selama ini, seperti da‘i atau juru da‘wah (komunikator), mad‘ū (komunikan), pesan (message, yakni materi keislaman/nilai-nilai atau ajaran Islam), dan efek atau feedback (dalam da‘wah, efek yang diharapkan berupa iman dan amal shalih atau takwa). Selanjutnya aktifitas da‘wah merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim apalagi bagi mereka (kader da‘wah) yang sudah dibekali berbagai macam disiplin ilmu. Aktifitas da‘wah bukan sekedar pemuasan dan pemenuhan kebutuhan keagamaan (aspek supranatural belaka), melainkan juga sebagai usaha manusia untuk memahami keberadaannya di muka bumi ini, sehingga dapat menjalani hidup di dunia dengan aman, damai dan sejahtera. Selanjutnya ajaran Islam sebagai pesan komunikasi da‘wah jangan hanya dipahami sebagai suatu sistem pemenuhan hasrat-hasrat spritualitas, akan tetapi ajaran tersebut merupakan usaha untuk memposisikan manusia dalam posisi yang selamat dan aktivitas da‘wahlah penyelamatnya
Analisis Landasan Keilmuan Komunikasi Islam Muttaqien
An-Nasyr Vol 1 No 1 (2014): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3117.935 KB)

Abstract

Komunikasi Islam bisa dijadikan sebagai komunikasi alternatif setelah komunikasi yang dikembangkan selama ini ternyata lebih banyak dipergunakan untuk memenuhi agenda tertentu, seperti penjajahan budaya dan bahkan agama melalui media massa, propaganda politik, hiburan, dan sebagainya. Kesemuanya dikemas untuk kepentingan orang-orang Barat sebagai pemegang kunci pembangunan kerangka keilmuan Komunikasi itu sendiri. Komunikasi Islam merupakan bidang kajian baru yang menarik perhatian sebahagian akademisi di berbagai perguruan tinggi. Keinginan untuk melahirkan komunikasi Islam muncul akibat falsafah, pendekatan teoritis dan penerapan ilmu komunikasi yang berasal dari Barat tidak sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya Islam. Karena itu, timbul keinginan untuk mengkaji kembali berbagai aspek ilmu komunikasi menurut perspektif agama, budaya dan cara hidup umat Islam. Sumber primer ilmu komunikasi Islam adalah Al-Qur`an dan hadis Nabi saw., tetapi rumusan-rumusan, gagasan-gagasan, dan kerangka epistemologinya adalah kreasi manusia komunikasi Islam menjelaskan tentang usaha manusia untuk menelaah masalah-masalah obyektivitas, metodologi, sumber data validitas pengetahuan secara mendalam dengan menggunakan subyek Islam sebagai titik tolak berpikir. Penekanan pembahasan epistemologi adalah menelaah sumber-sumber ilmu komunikasi Islam dan dengan apa atau bagaimana mendapatkannya. Adapun sumber-sumber ilmu komunikasi Islam sama dengan ilmu-ilmu dalam perspektif Islam lainnya, yakni bahwa ilmu itu diperoleh dari Alquran dan Sunnah, penelaahan alam semesta, pengkajian terhadap diri manusia (anfus), dan penjelajahan terhadap tarikh (sejarah) umat manusia.
Pengaruh Media Terhadap Kedamaian Masyarakat T. Faizin
An-Nasyr Vol 1 No 1 (2014): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3117.855 KB)

Abstract

The media has an important role in conflict situations. Inaccuracies, and imbalance media information provided directly or indirectly able to reconstruct conflict towards a new conflict. In this case the media is indirectly responsible for the conflict, because the media play a role as "penggiring" towards war or conflict. The media has the potential to be a force mediate in conflict situations. This means that the media serves as a mediator in the conflict. However this needs to be a commitment, trust and openness of each group. The media can serve as a means of communication in conveying the interests, goals and obstacles in the process of dialogue and media are also able to facilitate the process of reconciliation and peace reconstruct. The influence of the mass media to convey or peace campaigns is very important when it would be a conflict (pre-conflict) or terjadainya during conflict and post-conflict. The ability of the mass media as a bridge of information about the conflict even as an instrument of information in the peace effort has actually been carried out by members of the media, with a crew of professional news media into a group of people who are very important in minimizing conflict, even able to create peace in the midst of society.
Komunikasi Dalam Pemikiran Richard West dan Lynn H. Turner Untuk Menjadikan Komunikasi Yang Beretika Muhammad Aminullah
An-Nasyr Vol 1 No 1 (2014): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3247.742 KB)

Abstract

This study is important to understand the meaning of a communication as well as communication makes a complete definition. The handle basic communication theory refers to the study of the theory developed by Richard West and Lynn H. Turner, in the book Introducing Communication Theory: Analysis and Application. This theoretical study was also associated with their Islamic values ​​that gave birth to the definition of Islamic communication. The research method of this study is to describe the analysis conten communication definition of Islam. The results of this study found that communication is an expression conveying one's ideas to others both verbally and nonverbally to be new information in the form of change. Communication Islam has said al-da `wah. Al-da `wah is an Islamic teachings convey ideas to others both in word and deed to shape the behavior or properties in accordance with the orders in Islam. Communication model form of action, interaction and tranformation. Ethical communication is very important to understand, because the communication error will lead to conflict. Communication is done by having ethical values ​​that lead to honesty. Communication Ethics in Islam are required to be honest and say it right. Good communication is the communication that have ethical values​​. Emotional communication may affect the acceptance of the message correctly. In this case we are worthy of communicating that ethical communication is communication that does not have emotions.
Sejarah Dakwah Muhibuddin
An-Nasyr Vol 1 No 1 (2014): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3120.464 KB)

Abstract

Islam adalah satu-satunya agama yang dimuliakan Allah dan juga agama Islam diturunkan sebagai rahmat bagi sekalian alam. Rahmat tersebut dapat dinikmati oleh makhluk yang namanya manusia saja, akan tetapi golongan yang bukan manusia juga bisa merasainya. Undang-undang dalam Islam sudah tersusun dengan begitu bagus. Tidak ada satupun makhluk yang terzalimi dengan mengikuti aturan-aturan dalam Islam. Islam mulai masa Nabi Muhammad \sampai sekarang menyimpai banyak sejarah, yang dengan sejarah tersebut bisa dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berarti dalam kehidupan manusia. Oleh karena demikian sejarah Islam sangat baik untuk dikaji, baik dari segi metode dakwah atau yang berhubungan dengan perluasan wilayah Islam. Dan dengan sejarah ini bisa terjawab tuduhan-tuduhan atau berita-berita yang miring terhadap Islam. Ini misalnya dapat dicontoh seperti pernyataan para orientalis yang bahwa menurut mereka Islam dilancarkan lewat perang. Maka dengan mempelajari sejarah tuduhan-tuduhan seperti ini bisa terjawab dengan sendirinya.
Efesiensi Bentuk-Bentuk Dakwah Fardiah Dalam Masyarakat Hasbullah
An-Nasyr Vol 1 No 2 (2014): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3122.673 KB)

Abstract

Very much at all from religius proselytizing; calls on the kindness; invite people to the right path; prevent the public from the evil deeds done. However, these efforts seemed enlightenment-it is not so effective to be applied in the community. Therefore, the authors were interested through this article for further research on the forms of religius proselytizing which is more efficient and efecctive to be applied in the community. This research was conducted by using descriptive analytical method; a research activity carried out to reveal a social phenomenon with completely. The religius proselytizing activities that most effective and efficient thing to do is a dakwah fardiah method. Da'wah fardiah forms of proselytizing activities conducted individually by way of dakwah bil hal. That means invite people to do enjoining the good and prevent human to leave the ugliness by starting the activity of the preacher himself without an impact on others. However, by practicing on his own with a healthy lifestyle; discipline in carrying out the commands of Allah; gentle words; friendly attitude, etc. By itself humans would be interested, be closed to within heart to do the same as those mentioned above. When someone else is sympathy or the minimum already have the desire to follow even though at that time have not been able to imitate one hundred per cent, in turn, the person has committed a very a glorious activity, namely dakwah fardiah.
Sejarah Perkembangan Dakwah Halimatussa'diah
An-Nasyr Vol 1 No 2 (2014): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3124.972 KB)

Abstract

Sejarah dakwah Islam dimulai semenjak diangkatnya Muhammad Saw. sebagai rasul. Berawal dari jazirah Arabia, kemudian melewati gurun sahara dan memanjang dari lautan Atlantik hingga lautan Teduh. Lahirnya komunitas Islam sebagai imperium raksasa yang menandingi imperium Byzantium dilatarbelakangi oleh berbagai faktor baik sosial, politik maupun agama. Akan tetapi, faktor yang paling dominan dan sangat kuat dalam upaya penyebaran Islam ke berbagai wilayah di belahan dunia adalah kemauan dan tekad yang kuat dari kaum Muslim yang diteladani dari pemimpin utama yaitu Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk menguraikan sederetan catatan sejarah perjalanan dakwah Islam, yang diawali dari sejarah lahirnya Nabi Saw. hingga penyebaran dakwah di Nusantara. Penulis juga memaparkan analisa terhadap tuduhan orientalis. Adapun dakwah Islam yang dipelopori oleh Nabi Saw. berpusat di Mekah. Dakwah dilakukan secara bertahap dengan melewati dua periode, yaitu periode Mekah dan Madinah. Dalam dua periode tersebut, Nabi Saw. menyebarkan Islam dengan berbagai cara, diawali dengan cara rahasia hingga terang-terangan. Perjalanan dakwah yang dilalui oleh Nabi Saw juga ditandai dengan berbagai peristiwa penting, yaitu hijrah dengan berbagai strateginya dan beberapa peperangan baik sarặyặ dan ghazặwặt. Ada dua faktor yang menyebabkan penyebaran Islam berjalan lancar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor dari kaum Muslim itu sendiri seperti: sikap dari kaum Muslim yang memiliki toleransi terhadap pemeluk agama lain; kebijakan yang adil dari pemerintah Islam yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan; dan perlindungan hak terhadap non Muslim. Faktor ekstern adalah faktor dari non Muslim seperti merosotnya keadaan moral dan spiritual dari gereja.