cover
Contact Name
Amiruddin
Contact Email
annasyr@iaialaziziyah.ac.id
Phone
+6285270075934
Journal Mail Official
annasyr@iaialaziziyah.ac.id
Editorial Address
https://ejournal.iaialaziziyah.ac.id/index.php/jian/about/editorialTeam
Location
Kab. bireuen,
Aceh
INDONESIA
Jurnal An-Nasyr: Jurnal Dakwah Dalam Mata Tinta
ISSN : 23550147     EISSN : 28076893     DOI : -
Jurnal An-Nasyr: Jurnal Dakwah Dalam Mata Tinta yang merupakan jurnal nasional berpenyunting ahli yang terbit dua kali dalam setahun. Jurnal ini telah diterbitkan berbentuk cetak (2355-0147 dengan Nomor SK: 0005.026/Jl.3.2/SK.ISSN/2014.01 Tanggal Januari 2014) dan Versi online (2807-6893)diterbitkan pada tahun 2021 mulai Vol. 8 No. 1 2021. Jurnal ini diterbitkan oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh. Pernyataan ini menegaskan etika penulisan dan publikasi bagi penulis, penyunting pelaksana, penyunting ahli, dan penerbit, serta seluruh pihak yang terlibat dalam penerbitan Jurnal ini. Fokus penerbitan jurnal ini pada bidang Dakwah, Komunikasi, Komunikasi Politik Islam dan Sosial Kemasyarakatan. Lihat Focus and Scope
Articles 55 Documents
Teori Spiral Keheningan (Spiral of Silence Theory) Yusfriadi
An-Nasyr Vol 1 No 2 (2014): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3126.458 KB)

Abstract

Development of communications theory which always follow the development of the science of communication that are multidisciplinary and interdisciplinary research to create any variety. One of the survey is about the influence of culture and society. The focus of this study is the spiral of silence theory. This article will try to explain this theory further communication from the perspective of Islam. Search results show that the spiral of silence theory is a process in which the individual states his opinion on a topic that has been defined by the media to the public, people will choose to remain silent for fear of being isolated. The spiral of silence theory assumptions are: (1) the threat to the individual as opposed to through the insulation, (2) fear of isolation causes individuals always studying atmosphere of public opinion, and (3) Conduct an assessment of the public affected by public opinion. The strong influence of the media because the public was not given a broad interpretation of events and balanced as well as having three characteristics of media ubiquity, cumulativeness, and consonance. But the weakness of the spiral of silence theory is constrained to acknowledge the involvement of ego and does not apply to people who are known to be hard core. This theory can not fully serve as the basis of the concept of communication, given the reference to this theory focused on public opinion and the media without authorization under consideration within the framework of al-amr bi al-ma’ruf and al-nahy ‘an al-munkar. Sometimes quality is more influential than the quantity, the spiral is also not applicable.
Pola Komunikasi Dakwah Imam al-Ghazali: (Studi terhadap Kitab Ayyuha al-waladu) Imran
An-Nasyr Vol 1 No 2 (2014): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3124.869 KB)

Abstract

Pemikiran Imam al-Ghazali selalu mendapat sambutan dan tanggapan dari berbagai pihak. Banyak sisi yang dapat dikaji dalam karya-karya Imam al-Ghazali. Pola komunikasi Dakwah Imam Al-ghazali dalam kitab Aiyuha al-Waladu memiliki karakteristik tersendiri. Keampuhan nasehat-nasehat Imam al-Ghzali dalam Kitab Aiyuha al-Waladu tidak terlepas dari seni komunikasi dan pola dakwahnya yang sangat sempurna. Perpaduan antara wahyu langit dan ayat-ayat bumi menyebabkan isi dan materi kitab Aiyuha al-waladu begitu mapan untuk sebuah metode dakwah. Keberhasilan Imam al-Ghazali dalam menuangkan nasehatnya dalam lembaran Kitab Aiyuha al-waladu, disebabkan sistem integeralisasi yang dibangun oleh Imam al-Ghazali dengan memadukan tiga unsur sekaligus yaitu: peran Syari’, peran Da’I dan juga Peran Mad’u. Ketiga unsur ini harus dibuka hijabnya masing-masing demi tercapainya tujuan dakwah secara efektif.
Pendidikan Dayah: Sarana Dakwah Dalam Membangun Kesadaran Beragama Bagi Remaja Di Kabupaten Pidie Jaya Masrur
An-Nasyr Vol 1 No 2 (2014): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3124.878 KB)

Abstract

The research aims to examine and investigate about education implemented in Dayah in order to get description of existence of Dayah in building awareness of religious for adolescents in Pidie Jaya. The sources of main data (Primary) in this study is a teenager living in the surrounding of dayah in district of Pidie Jaya. The method who the writer uses is the qualitative method by interview and observation. The result of research showed that : Dayah as a non-formal educational institutions are very effective in building awareness of religious for adolescents in Pidie Jaya. The obstacles in increase awareness of religious for teenager is still a lack of parental supervision to motivate children to behave in accordance to Islamic teaching, as well as lack of awareness of the teenager itself will be the importance of religious values in life.
Tafsir Tentang Etika Komunikasi: Studi Terhadap Konsep Etika Komunikasi Lisan dengan Baik dan Benar Surah al-Isra’ ayat 53 dan al-Ahzab ayat 70 Muttaqien
An-Nasyr Vol 4 No 1 (2017): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.655 KB)

Abstract

Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. Maka komunikasi Islam menekankan pada unsur pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara (how), dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa (retorika). Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan). Ketika etika dikaitkan dengan komunikasi, maka etika itu menjadi dasar pijakan dalam berkomunikasi. Etika memberikan landasan moral dalam membangun tata susila terhadap semua sikap dan perilaku seseorang dalam komunikasi. Dengan demikian, tanpa etika komunikasi itu tidak etis. Dalam Alquran Allah ternyata memberikan perhatian yang cukup besar terhadap masalah berkomunkasi ini. Bahkan ucapan yang baik dipandang lebih baik dari pada shadaqah. Alquran merangkai begitu banyak pelajaran dalam hal etika yang tak kunjung habis untuk digali, salah satunya adalah etika komunikasi lisan baik dan benar yang akan akan penulis kaji. Agar tidak terlalu luas dalam pembahasan masalah dalam ini, maka penelitian ini hanya dibatasi pada surah al-Isra’ ayat 53 dan al-Ahzab ayat 70. Berdasarkan dari pembahasan di atas dari tentang etika komunikasi Islam dalam Alquran yang daalm tulisan yang sangat singkat ini penulis hanya memfokuskan pada etika komunikasi lisan dengan baik dan benar di dalam alquran Surat Al- Isra’ 53 dan Al-Ahzah 70 umat Islam diharuskan untuk selalu berbuat kebaikan dalam segala kondisi agar dapat menuai hasil (pahala) kebaikan pula, baik untuk kehidupannya di dunia maupun di akhirat. Salah satu cara untuk menggapai pahala tersebut adalah dengan berkomunikasi secara baik, sebab berkomunikasi baik kepada orang lain akan mendatangkan kemashlahatan, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Peran Ulama Dalam Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar Hasbullah
An-Nasyr Vol 4 No 1 (2017): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.525 KB)

Abstract

Kehadiran ulama di tengah-tengah masyarakat sangatlah penting. Dikarenakan ulama sebagai pengayom bagi masyarakat. Ulama melayani masyarakat mulai dari lahirnya masyarakat itu sampai matinya. Pengabdian seorang ulama kepada masyarakat tak kunjung-kunjung habis melainkan si ulama itu telah pergi untuk selama-lamanya menghadap Sang Khaliq. Dengan kapasitasnya ulama sebagai warasatul anbiya, mereka selalu menyeru umatnya kepada jalan kebaikan; perbaikan akhlak; ber moral dan ber etika yang baik. Dan selalu mencegah umatnya dari perbuatan murka Allah. Ulama belum pernah bosan-bosan membimbing masyarakat ini dari jalan yang benar. Dari karena itu, melalui artikel singkat ini penulis ingin meneliti peran ulama dalam menegakkan amar makruf nahi munkar di tengah-tengah masyarakat. Penelitian ini mengacu pada metode yang ditawarkan oleh Moe Leong yaitu jenis penelitian kualitaif dengan memakai pendekatan deskriftif analitis. Dengan kata lain penelitian ini akan mengakaji persoalan dengan cara menggambarkan persoalan itu dengan seutuhnya seperti yang terjadi lapangan tanpa penambahan dan juga tanpa pengurangan sedikit pun dari pihak si peneliti. Dari hasil kajian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan yang bahwa tugas melaksanakan amar makruf nahi munkar bukan hanya tertunpu di atas pundak ulama semata, tetapi tugas ini terbebani di atas setiap individu-individu orang-orang yang beriman juga. Selain itu, amar makruf nahi munkar terutama sekali dipundakkan di atas setiap unsur pemimpin-peminpin negeri, dengan kata lain diatas ulil amri
Komunikasi Sebagai Disiplin Ilmu: (Tinjauan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis) Yusfriadi
An-Nasyr Vol 4 No 1 (2017): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.537 KB)

Abstract

Keberadaan komunikasi sebagai disiplin ilmu masih menyimpan pertanyaan. Sifatnya yang multi disipliner cenderung membuat komunikasi tidak diakui sebagai ilmu atau hanya sebatas suatu studies. Di satu sisi muncul perbedaan pendapat mengenai asal usul lahirnya ilmu komunikasi, namun semuanya sepakat bahwa komunikasi merupakan ilmu pengetahuan. Tulisan ini akan mencoba menjelaskan secara ringkas tentang hal ini. Ilmu akan diakui bila obyektif, metodis, sistematis, dan universal. Dalam kajian filsafat ilmu dapat dianalisis dalam tiga wilayah yaitu “ada” (ontology), “pengetahuan” (epistemology), dan “nilai” (Actiology).Secara ontologis obyek material ilmu komunikasi hanya mengkaji penyampaian pesan antar manusia. Aspek epistemologi digambarkan dengan mempertanyakan “Mengapa manusia berkomunikasi?”, “Dari mana datangnya motif komunikasi?”, “Dari mana konsepsi kebahagiaan?”, “Dari mana datangnya falsafah hidup?”, “Dari mana datangnya peralatan rohaniah yang bekerja secara simultan?”, dan akhirnya “Darimana datangnya manusia?”. Metodis ilmu komunikasi dapat dibangun melalui dua macam metode penelitian kuantitatif-positivist dan kualitatif anti-positivist. Berikutnya universalitas yang berlaku untuk ilmu komunikasi hanya bagi kuantitatif-positivis. Berarti komunikasi merupakan ilmu karena memenuhi syarat-syarat ilmu pada umumnya, namun secara khusus tidak persis sama.
Peranan Pemerintah Dalam Membina Imam Meunasah Sebagai Kader Penggerak Fardhu Kifayah Masrur; Amiruddin
An-Nasyr Vol 4 No 1 (2017): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.418 KB)

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mendalami tentang Peranan Pemerintah dalam membina Imam Meunasah yang merupakan penggerak utama syiar Islam yang ada di desa-desa. Kehadiran imam mutlak diperlukan untuk menjalankan aturan-aturan syariat Islam di seluruh penjuru negeri ini khususnya di Aceh yang saat ini diberi hak khusus dalam menerapkan syariat Islam. Salah satu tugas yang diembankan kepada imam meunasah adalah melahirkan kader-kader militan yang bisa menjadi sebagai penggerak fardhu kifayah. permasalahan kegiatan ibadah menyangkut dengan fardhu kifayah, jika tidak diatasi dengan intensif dan serius, di khawatirkan akan semakin langkanya orang yang bisa dan tahu tentang ibadah fardhu kifayah yang merupakan kewajiban paling utama bagi semua muslim. Tugas sebagai seorang Imum Meunasah memang berat, jadi seharusnya seorang Imum itu wajib dibayar mahal baik oleh masyarakat mapun pemerintah. Oleh karean itu, penghasilan Imum Meunasah diperoleh dari hasil zakat, iuran pengajian, hasil dari sebagian harta wakaf yang ada di Gampong dan dana sukarelawan yang dikumpulkan warga Gampong dan subsidi pemeritah yang masih minim.
Antropologi Islam: (Sebuah Telaah Rekonstruksi Konsep Antropologi Dalam Kajian Islam) T Wildan; Amiruddin
An-Nasyr Vol 4 No 1 (2017): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.65 KB)

Abstract

Sekarang ini kehadiran agama semakin di tuntut agar ikut terlibat secara aktif dalam memecahkan berbagai masalah yang di hadapi manusia. Agama tidak boleh hanya sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekedardi sampaikan dalam pertemuan-pertemuan ilmiah, melainkan secara konsepsional menunjukan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah.Dalam kajian antropologi memberikan fasilitas bagi kajian Islam untuk lebih melihat keragamaan pengaruh budaya dalam praktik Islam. Pemahaman realitas nyata dalam sebuah masyarakat akan menemukan suatu kajian Islam yang lebih empiris. Kajian agama dengan cross-culture akan memberikan gambaran yang variatif tentang hubungan agama dan budaya.
Problematika Aktivitas Dakwah Teungku Seumeubeut Dalam Mewujudkan Generasi Qur`Ani Muktar
An-Nasyr Vol 4 No 2 (2017): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.842 KB)

Abstract

Aktivitas dakwah merupakan kegiatan yang ditunut dalam Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang sadar dan peduli terhadap ajaran agama yang berlandaskan pada Al-Qur`an. Realitas menunjukkan tidak semua kalangan menenerima amanat sebagai da’i dan masih ada berbagai problematika yang dihadapinya. Hasil yang diperoleh, antara lain; pertama, aktivitas dakwah yang dilakukan teungku seuemeubeut di gampong-gampong dalam upaya menciptakan generasi Qur’ani dapat diklasifikasikan kepada dua kategori dakwah, yakni dakwah qauliyah dan dakwah haliyah. Dakwah qauliyah antara lain aktifitas seumeubeut, aktifitas sebagai tenaga edukasi (guru-khatib-penceramah), dan aktifitas dalam kegiatan pemerintahan (eksekutif), yakni yang berkaitan dengan penceramah Tim Safari Ramadhan Muspika. Sedangkan yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori dakwah haliyah antara lain aktifitas dalam struktural gampong, aktifitas dalam gotong royong gampong, aktifitas dalam ormas (organisasi massa), aktifitas dalam beut-majlisma’lim, aktifitas dalam partai politik, dan aktifitas dalam kanduri udep dan kanduri matee. Kedua, problematika aktivitas dakwah yang dilakukan teungkuseumeubeut sebagai upaya untuk menciptakan generasi Qur’ani secara umum dapat diklasifikasi dalam dua katergori, yakni dilihat secara internal teungku dan balee seumeubeut; dan secara ekternal teungku dan balee seumeubeut. Secara internal problematikan teungku seumeuebeut dan balee seumeubeut seperti kompetensi teungku seumeubeut; kedisiplinan aneuk miet beut (santri); anggaran seumeubeut; penyediaan bahan ajar dalam seumeubeut; profesi teungku seumeubeut, asistensi teungku seumeubeut; dan manajemen balee seumeubeut; dan secara ekternal problematika teungku seumeubeut dan balee seumeubeut seperti kepedulian gampong; kepedulian masyarakat; kepedulian pemerintah; dan kepedulian wali aneuk miet beut.
Organization Management (Organization Communication Flow: Internal And Eksternal Communication Channels) H. Zahrul Mubarrak
An-Nasyr Vol 4 No 2 (2017): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.134 KB)

Abstract

Komunikasi yang merupakan dasar untuk koordinasi dan interaksi sering dianggap remeh dan kecil peranannya dalam organisasi. Sekarang ini justru komunikasi merupakan elemen terpenting dalam organisasi dan manajemennya. Keberhasilan personal dan program sangat tergantung dari keberhasilan komunikasi yang dilakukan para anggotanya. Baik dalam melakukan lobby, negosiasi, citra positif organisasi, maupun pencapaian tujuan internal organisasi dan hubungan yang baik antara anggotanya. Komunikasi dipandang sebagai sentral/pusat bagi keseluruhan dari enam elemen dalam manajemen organisasi, yaitu: ukuran organisasi (size), keterkaitan tindakan (interdependent actions), konteks tempat dan waktu (bounding in space and duration), kondisi sumber daya (input of resources), komunikasi (communication), dan target hasil (output of organization).