cover
Contact Name
Almira Sitasari
Contact Email
almira.sita@poltekkesjogja.ac.id
Phone
+6287738977846
Journal Mail Official
j.nutrisia@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jalan Titi Bumi No.3, Banyuraden Yogyakarta
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Nutrisia
ISSN : 1693945X     EISSN : 26147165     DOI : 10.29238/JNUTRI
Core Subject : Health, Education,
Nutrisia provides a forum for publishing the novel research and knowledge related to nutrition. This journal encompasses original research articles, review articles, and case study, including: Clinical Nutrition Community Nutrition Food Service Food Technology
Articles 106 Documents
Analisis Kadar Protein Total pada Tempe Fermentasi dengan Penambahan Ekstrak Nanas (Ananascomosus (L.) Merr ) Farach Khanifah
JURNAL NUTRISIA Vol 20 No 1 (2018): Vol 20 No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.07 KB) | DOI: 10.29238/jnutri.v20i1.113

Abstract

Latar Belakang: Kacang kedelai (Glycine max L) merupakan salah satu jenis kacang-kacangan dengan kadar protein yang cukup tinggi, dengansalahsatubentukolahannyaadalahtempe. Tempe Kacang kedelai (Glycine max L) yang difermentasiselama>48 jam dapat dihidrolisis dengan penambahan ekstrakbatang buah nanas (Ananascomosus (L.) Merr.)memiliki protein total yang untuk dijadikan alternatif penyedap rasa. Tujuan :Penelitian ini bertujuanuntukmengetahuikadar proteintotal padamasing-masingperlakuan. Metode :Penelitiandibuat tiga perlakuan penambahan ekstrak batangbuah nanas (Ananascomosus (L.) Merr.)pada setiap masing-masing bahan baku yaitu tempe kacang kedelai (Glycine max L) yang difermentasi selama>48 jamdengan perbandingan 1:1, 1:2 dan 1:3 tempe kacang kedelai (Glycine max L)fermentasi>48jam: ekstrak batang buah nanas (Ananascomosus (L.) Merr.)). Desain penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen karena hanya mengetahui kadar protein total pada tempe kacang kedelai (Glycine max L) fermentasi>48jam yang ditambahkan ekstrak batangbuah nanas (Ananascomosus (L.) Merr.). Hasil :Hasil penelitian ini adalah kadar protein total pada campuran tempekacang kedelai (Glycine max L. Merr)fermentasi>48 jam dan ekstrak batangbuah nanas (Ananas comosus) untuk setiap komposisi adalah 27,33% untuk perbandingan komposisi 1:1, 29,80% untuk perbandingan komposisi 1:2, dan kadar protein tertinggi dihasilkan oleh perbandingan komposisi 1:3 dengan kadar protein total sebanyak 31,28%. Kadar protein total pada campuran tempe kacang kedelai (Glycine max L) fermentasi >48 jam dan ekstrak batang buah nanas (Ananas comosus) didapatkan hasil 31,90% untuk perbandingan komposisi 1:1, 36,51% untuk perbandingan komposisi 1:2, dan 29,46% untuk perbandingan komposisi 1:3.
Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan terhadap Status Gizi pada Ibu Hamil di Kabupaten Sleman Rahmasari Utami; I Made Alit Gunawan; Irianton Aritonang
JURNAL NUTRISIA Vol 20 No 1 (2018): Vol 20 No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.819 KB) | DOI: 10.29238/jnutri.v20i1.115

Abstract

Latar Belakang : Ibu hamil rentan terhadap masalah gizi antara lain Kurang Energi Kronis (KEK). Masalah gizi tersebut dapat menyebabkan kematian pada ibu hamil dan berdampak pada pertumbuhan serta perkembangan janin. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah KEK pada ibu hamil adalah dengan pemberian PMT pemulihan (PMT-P). Namun, fakta yang terjadi belum bisa memberikan hasil peningkatan asupan dan status gizi yang sesuai harapan. Tujuan : Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh kontribusi PMT-P terhadap status gizi pada ibu hamil. Metode : Jenis penelitian analitik dengan pendekatan quasi eksperimen dan menggunakan rancangan penelitian pre post test without control yang dilaksanakan di wilayah kerja Kabupaten Sleman pada bulan November 2016 - Januari 2017. Subjek penelitian adalah ibu hamil KEK dengan LILA < 23,5 sejumlah 20 subjek. Variabel bebas yaitu asupan zat gizi total, asupan makan sehari, dan asupan PMT-P serta variabel terikat adalah lingkar lengan atas (LILA). Analisis data menggunakan uji paired sample t-test. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rerata berat badan, LILA, dan rerata asupan energi total pada akhir perlakuan. Terdapat pengaruh yang bermakna pemberian PMT pemulihan selama 3 bulan terhadap peningkatan status gizi ibu hamil dengan KEK berdasarkan pengukuran LILA (p=0,000).Kesimpulan : Kesimpulan penelitian; Program intervensi PMT pemulihan selama 90 hari pada ibu hamil dengan KEK terbukti mampu meningkatkan asupan energi total, berat badan ibu, dan status gizi ibu hamil dengan KEK berdasarkan LILA.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASI terhadap Berat Badan BBLR Hari Ke 10-14 Niken Meilani; Woro Wahyuningsih Suwandi; Suherni Suherni
JURNAL NUTRISIA Vol 22 No 2 (2020): September (2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.79 KB) | DOI: 10.29238/jnutri.v22i2.117

Abstract

Latar Belakang: Setiap tahun sekitar 20 juta BBLR lahir di dunia dan 96.5% berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Prevalensi BBLR di RSUD Sleman meningkat dari tahun 2015 hingga 2016. Pada tahun 2015 ada 214 BBLR dan 241 BBLR pada tahun 2016. Prevalensi BBLR di RSU PKU Muhammadiyah Gamping meningkat yaitu ada 67 BBLR pada tahun 2015 dan 89 BBLR pada tahun 2016 Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI terhadap berat badan BBLR hari ke 10-14. Metode: Merupakan studi observasional dengan desain cross-sectional yang dilaksanakan bulan Mei-Juni 2018. Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi BBLR yang ikterus beserta ibunya yang dirawat di RSUD Sleman dan RSU PKU Muhammadiyah Gamping. Sampel berjumlah 43 responden. Analisis data menggunakan Uji Fisher. Hasil: terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI dalam keberhasilan pemberian ASI dengan berat badan BBLR hari ke 10-14 (p=0.04). Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI terhadap berat badan BBLR hari ke 10-14 adalah pengetahuan ibu tentang ASI. Kesimpulan: Tidak ada faktor dominan yang mempengaruhi keberhasilan ASI terhadap berat badan BBLR hari ke 10-14.
Analisis Protein, Kalsium dan Daya Terima Biskuit Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) dengan Penambahan Daun Kelor (Moringa oleifera) Ninna Rohmawati; Mariska Anggraini; Ruli Bahyu Antika
JURNAL NUTRISIA Vol 21 No 2 (2019): September 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.221 KB) | DOI: 10.29238/jnutri.v21i2.129

Abstract

Latar Belakang : Pemenuhan kebutuhan zat gizi balita dapat diatasi dengan melakukan pemberian makanan tambahan. Pembuatan makanan tambahan berupa biskuit dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan bahan pangan lokal. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk diversifikasi produk olahan yang terbuat dari daun kelor yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Tujuan : Menganalisis kadar protein, kalsium dan daya terima biskuit ubi jalar ungu dengan penambahan tepung daun kelor sebesar 5g, 10g, dan 15g. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni dengan menggunakan Posttest-Only Control Design. Penelitian ini melibatkan 25 ibu balita yang berada wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Hasil : Berdasarkan data hasil uji kadar protein dan kalsium meningkat secara signifikan. Kesimpulan : Daya terima berupa aroma, warna, rasa dan tekstur secara statistik berbeda secara signifikan.
Kandungan Gizi Tepung Ikan Penja pada Berbagai Metode Pengeringan Hasmar Fajriana; Fathur Rahman Ma’rifatullah
JURNAL NUTRISIA Vol 21 No 2 (2019): September 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.769 KB) | DOI: 10.29238/jnutri.v21i2.133

Abstract

Latar Belakang : Ikan penja merupakan sumber protein potensial di Sulawesi Barat yang cepat mengalami pembusukan. Pengeringan merupakan metode tepat untuk meningkatkan daya simpan ikan penja. Metode pengeringan berbeda memiliki efek berbeda pada komposisi ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi tepung ikan penja pada berbagai metode pengeringan. Metode : Penelitian eksperimental dengan rancangan acak kelompok pada dua jenis ikan penja (hitam dan putih) dan 2 metode pengeringan (cabinet dryer dan sinar matahari). Parameter yang diamati adalah kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar karbohidrat dengan dua kali ulangan. Hasil : Kadar protein dan lemak tepung ikan penja hitam lebih tinggi dibandingkan tepung ikan penja putih pada kedua metode pengeringan. Kadar abu dan karbohidrat pada tepung ikan penja putih lebih tinggi dibandingkan tepung ikan penja hitam pada kedua metode pengeringan. Kadar air tepung ikan penja lebih tinggi pada metode cabinet dryer dibandingkan dengan metode sinar matahari. Kesimpulan : Kedua metode pengeringan berpengaruh signifikan terhadap kadar air, abu, dan lemak tepung ikan penja (p<0,05), namun tidak berpengaruh terhadap kadar protein dan karbohidrat.
Evaluasi Nugget Tempe Mlanding (Leucaena leucocephala) sebagai Makanan Alternatif untuk Remaja Eny Palupi; Sarah Dilla Nurhidayah; Faisal Anwar; I Made Alit Gunawan
JURNAL NUTRISIA Vol 23 No 1 (2021): Maret (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.518 KB) | DOI: 10.29238/jnutri.v23i1.134

Abstract

Latar Belakang : Tempe mlanding (Leucaena leucocephala) merupakan makanan khas dari daerah Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan dan sekitarnya). Tempe mlanding memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk makanan yang bernilai lebih. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi dan evaluasi nugget berbahan dasar tempe mlanding sebagai makanan alternatif untuk remaja. Metode : Formulasi nugget dilakukan dengan menambahkan tempe mlanding pada adonan, yakni 12.5% tempe mlanding (F1), 18% (F2), dan 25% (F3). Uji organoleptik nugget tempe mlanding yang terdiri dari uji hedonik dan uji ranking dilakukan untuk mendapatkan formula terbaik. Analisis kandungan zat gizi dilakukan pada formula terpilih yang meliputi uji proksimat, kandungan mineral dan profil asam amino. Komposisi asam amino yang didapatkan kemudian digunakan untuk menentukan kualitas protein melalui metode skor asam amino (SAA). Hasil : Data uji hedonik pada atribut keseluruhan untuk produk nugget tempe mlanding menunjukkan hasil beturut-turut yaitu F1= 6.3 (agak suka), F2= 7.3 (suka), dan F3= 6.4 (agak suka), di mana F2 berbeda nyata dengan F1 dan F3 (P<0.05). Kandungan asam amino pada F2 sebagian besar lebih tinggi dibandingkan dengan formula kontrol. Asam amino pembatas pada setiap kelompok kelamin dan umur yaitu lisin dengan nilai SAA berkisar 0.53-0.61. Kesimpulan : Produk nugget tempe mlanding dapat menjadi sumber protein bagi remaja karena menyumbang >20% kebutuhan protein.
Penambahan Ekstrak Serai (Cymbopogon citratus) dan Ekstrak Tomat (Solanum lycopersicum)Terhadap Nilai Gizi, Kandungan Fe, dan Vitamin C pada Permen Jelly Elika Mareta Rahim; Reza Fadhilla; Putri Ronitawati; Prita Dhyani Swamilaksita; Harna Harna
JURNAL NUTRISIA Vol 21 No 2 (2019): September 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.659 KB) | DOI: 10.29238/jnutri.v21i2.145

Abstract

Latar Belakang: Serai memiliki kandungan zat besi yang berasal dari nabati. Selama ini kandungan gizi pada produk permen jelly yang beredar di pasaran belum optimal, sehingga dibuatlah produk permen jelly dengan penambahan ekstrak serai dan tomat sebagai fortifikasi pangan. Tujuan: Mengetahui kadar proksimat, Fe, dan vitamin C serta daya terima produk permen jelly. Metode: Penelitian ini adalah eksperimental. Terdapat 4 jenis perlakuan (rasio dalam gram) dengan dua kali pengulangan yaitu, F0 (0 serai : 0 tomat), F1 (75 serai : 25 tomat), F2 (50 serai : 50 tomat), dan F3 (25 serai : 75 tomat) terhadap konsentrasi kandungan ekstrak. Penilaian organoleptik dilakukan menggunakan instrumen Visual Analog Scale (VAS). Analisis statistik perbedaan nilai gizi dan daya terima menggunakan One Way Anova dan Duncan. Hasil: Formulasi permen jelly yang paling disukai yaitu formulasi F1 yang memiliki kadar air 52,29%, kadar abu 0,28%, protein 11,76%, lemak 0,02%, karbohidrat 35,65%, serta total kalori 189,68%, dan kandungan zat besi 0,71% mg dan vitamin C 14,1%. Kesimpulan: Penambahan ekstrak serai dan ekstrak tomat meningkatkan kandungan zat besi dan vitamin C produk permen jelly. Secara organoleptik disukai oleh panelis.
Tingkat Konsumsi Energi, Protein, dan Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Karyawan Lathifah Ilmawati; Annis Catur Adi
JURNAL NUTRISIA Vol 21 No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Produktivitas merupakan hal yang menentukan daya saing, baik pada tingkat individu, perusahaan, maupun negara. Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh asupan zat gizi dan status gizi. Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat konsumsi energi, protein, dan status gizi dengan produktivitas kerja karyawan PT. X. Metode: Desain penelitian adalah cross sectional. Tempat penelitian dilakukan di PT. X Lamongan di bidang produksi furniture. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-September 2018 dengan pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2018. Sampel didapat sebanyak 62 dengan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner recall makanan 2x24 jam, form status gizi, serta penilaian produktivitas kerja karyawan. Analisis statistik menggunakan uji Spearman. Hasil: Terdapat hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan produktivitas kerja (p= 0,000), tingkat konsumsi protein dengan produktivitas kerja (p=0,000), dan status gizi dengan produktivitas kerja (p= 0,000). Kesimpulan: Karyawan dengan tingkat konsumsi energi dan protein kurang serta status gizi kurus mempunyai produktivitas kerja yang kurang dari target.
Kecukupan Energi, Vitamin C, dan Air dengan Kebugaran Fisik Prajurit Reza Yuanita Ananta; Annis Catur Adi
JURNAL NUTRISIA Vol 21 No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Prajurit TNI AD dituntut memiliki kebugaran fisik prima yang disiapkan untuk tugas operasi. Nilai kebugaran fisik dapat dipertahankan apabila memiliki asupan gizi yang baik yaitu asupan energi, vitamin C, dan air. Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat kecukupan energi, vitamin C dan air dengan kebugaran fisik prajurit. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 81 tentara yang tinggal di asrama diambil secara systematic random sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan energi (p=0,000), vitamin C (p=0,010) dengan kebugaran fisik. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan air (p=0,311) dengan kebugaran fisik. Kesimpulan: Prajurit yang memiliki tingkat kecukupan zat gizi baik akan memiliki kebugaran fisik baik.
Pengaruh Intervensi Gizi terhadap Pemenuhan Zat Gizi Makro Atlet MIrza Hapsari Sakti Titis Penggalih; Mohammad Juffrie; Toto Sudargo; Zaenal Muttaqien Sofro
JURNAL NUTRISIA Vol 21 No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Prajurit TNI AD dituntut memiliki kebugaran fisik prima yang disiapkan untuk tugas operasi. Nilai kebugaran fisik dapat dipertahankan apabila memiliki asupan gizi yang baik yaitu asupan energi, vitamin C, dan air. Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat kecukupan energi, vitamin C dan air dengan kebugaran fisik prajurit. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 81 tentara yang tinggal di asrama diambil secara systematic random sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan energi (p=0,000), vitamin C (p=0,010) dengan kebugaran fisik. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan air (p=0,311) dengan kebugaran fisik. Kesimpulan : Prajurit yang memiliki tingkat kecukupan zat gizi baik akan memiliki kebugaran fisik baik.

Page 7 of 11 | Total Record : 106