cover
Contact Name
Muh Nadzirin Anshari Nur
Contact Email
nadzirin@gmail.com
Phone
+6281342713802
Journal Mail Official
ujmpps@uho.ac.id
Editorial Address
Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo, Kampus Abdullah Silondae, Jl. Mayjend. S. Parman, Kemaraya - Kendari 93121 Sulawesi Tenggara - Indonesia
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Penelitian Budaya
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : -     EISSN : 25023268     DOI : http://dx.doi.org/10.33772/jpeb.v6i2.16156
Jurnal Penelitian Budaya (JPeB) adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil penelitian mahasiswa, dosen dan pemerhati masalah-masalah kebudayaan dan Masyarakat
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya" : 8 Documents clear
Pengembangan Destinasi Wisata Pusaka Saujana di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Ali, La; Suyyuti, Nasruddin; Udu, Sumiman
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.34 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.8984

Abstract

Perkembangan destinasi wisata bidang pusaka alam di KabupatenWakatobi belum diikuti dengan perkembangan destinasi wisata pusaka budayadan pusaka saujanaagar berefek terhadap meningkatnya ekonomi masyarakat.Salah satunya adalah benteng Tindoi dan benteng Maleko di Kecamatan Wangi-Wangi. Tujuan penelitian adalah menawarkan solusi agar perkembangandestinasi wisata pusaka budaya dan pusaka saujana dapat berefek terhadapmeningkatnya ekonomi masyarakat. Teori untuk pembaca data adalah pusakaoleh UNESCO tahun 2003 dengan metode kualitatif. Data dijaring melaluiwawancara, pengamatan, dan dokumentasi, serta dianalisis secara deskriptifkualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pusaka saujana Benteng Tindoi danBenteng Maleko berpotensi untuk dikembangkan dalam berbagai kegiatanpariwisata namun harus dipadukan dengan pengelolaan pusaka budayasebagaisalah satu paket wisata di Kabupaten Wakatobi.Kata kunci :Benteng, Budaya, ekonomi, pariwisata, pusaka saujana.
Semangat Erotisme Perempuan Minangkabau dalam Estetika Pertunjukan Saluang Bagurau di Sumatera Barat KHANIZAR, KHANIZAR
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.544 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.9042

Abstract

Otoritas’, maupun ‘kapabilitas’ perempuan Minangkabau, dipandangsebagai limpapeh rumah gadang, ambun puro pegangan kunci dan bundokanduang, di lain hal, berprofesi sebagai pagurau. Fenomena ini disebabkan olehperubahan di dalam dunia kesenian tradisi pertunjukan saluang dendang sifatnyabagurau dari etika ke estetika sebagai persoalan dan konfigurasi budayaMinangkabau di Sumatera Barat. Estetika pertunjukan bagurau relatif tidak bebasdari nilai kolektifitas dan eksistensi “perempuan Minangkabau” itu sendiri danakan membentuk otoritas tentang kesetaraan, dengan berbagai alasan danpertanggungjawaban yang berbeda-beda melalui proses sosialisasi, penguatan dankonstruksi sosial; kultural, keagamaan dan terpenting adalah melalui studi tentangsemangat erotisme perempuan Minangkabau melalui kesadaran budaya yangdilatarbelakangi oleh kesadaran adat dalam etika, estetika hingga membingkaimasyarakat pendukungnya itu sendiri. Dengan demikian, komunitas perempuanpagurau mestinya juga merupakan suatu ruang kebudayaan Minangkabau yangsiap memberikan studi yang luas bagi pengkaji bahasa, sastra dan budayaMinangkabau itu sendiri.Kata Kunci: Perempuan Minangkabau, Estetika, Saluang Bagurau, Erotisme
Keterlibatan Perempuan dalam Sektor Publik untuk Peningkatan Pendapatan (Studi pada Perempuan Penjual Sayur di Pasar Pelelangan Kota Kendari) Norma, Norma; Taena, La; Taena, La; Ali Basri, La Ode; Ali Basri, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.556 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.9074

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membuat deskripsi dan analisis tentangfaktor-faktor penyebab mengapa perempuan bekerja sebagai penjual sayur diPasar Pelelangan Kota Kendari, tentang bagaimana tugas-tugas domestik parapenjual sayur dilaksanakan dilakasnakan sepulang kerja dari Pasar PelelanganKota Kendari, dan tentang bagaimana kondisi ekonomi rumah tangga setelahmereka aktif berjualan. Penelitian dari artikel ini dilaksanakan di Pasar Pelelangantepatnya di pasar UPTD PPI/TPI Kota Kendari atau lebih dikenal dengan sebutanPasar Pelelangan. Metode penelitian ini adalah deskriftif kualitatif dimanapengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada paraperempuan penjual sayur sebagai informan yang ditetapkan dengan teknikpurposive sampling. Data analisis menggunakan teknik validasi data. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat tiga factor penyebab mengapaperempuan bekerja sebagai penjual sayur yakni ekonomi keluarga yang rendah,tingkat pendidikan yang rendah, dan keinginan untuk hidup layak, 2) tetapdilaksanakan tugas-tugas domestik seperti: tanggung jawab mengantar anak danmenjemput anak, kegiatan membereskan rumah, melayani suami ketika bekerja,perempuan dan ranah social, 3) kondisi ekonomi keluarga dari para perempuanyang bekerja sebagai penjual sayur, telah memenuhi standar cukup dan 4)pekerjaan sebagai penjual sayur juga menimbulkan dampak negatif misalnyasebagian dari waktunya menjadi berkurang untuk mengurus keluarga khususnyaanak-anak mereka.Kata Kunci: Perempuan, Sektor Publik, Pendapatan
Peran Lembaga Adat Wapulaka dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan Sahyudin, Sahyudin; Karsadi, Karsadi; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.969 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.9075

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran lembaga adatWapulaka dan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif.Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatanlangsung, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LembagaAdat Wapulaka memiliki tiga peran: (1) sebagai Lembaga Pertimbangan Desadalam pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa, (2) sebagai LembagaSosial Kemasyarakatan dalam membantu Penyelenggaraan Pembangunan Desasecara partisipatif misalnya gotong royong, dan kerja bakti, dan (3) sebagaiLembaga Peradilan Desa (hakim desa) yang membantu untuk menyelesaikanmasalah-masalah di desa, seperti: perkelahian, perjudian, pencurian, penjualanmiras, pemboman ikan, dan perbuatan asusila. Adapun sanksi yang diberikan olehLembaga adat Wapulaka kepada para pembuat masalah tersebut adalah berupa:(1) sanksi materil, (2) sanksi moral, dan (3) sanksi taliku tondo. Yang menarikadalah bahwa peran lembaga adat Wapulaka ini masih dipercayai oleh masyarakatuntuk menyelesaikan permasalahan di desa sehingga lembaga adatini dapatmembantu Pemerintah Desa Bahari dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.Kata Kunci : Pemerintahan Desa, Lembaga Adat
Pengobatan Penyakit Menurut Budaya Orang Muna di Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna Bainudin, Bainudin; Niampe, La; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.598 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.8980

Abstract

Orang Muna sebagai sebuah masyarakat memiliki budaya terhadappengobatan penyakit yang dapat diidentifikasi dan disebarluaskan untukdilestarikan Tujuan artikel ini adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikanbudaya orang Muna terhadap pengobatan penyakit. Teori untuk membaca dataadalah pemikiran Rivers (1915: 59-65) tentang tiga pandangan dunia yangberbeda (gaib, religi, dan naturalistik) dapat menghubungkan sistem-sistemkepercayaan, dan tiap-tiap pandangan memiliki model perilaku pengobatanyang sesuai. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pemilihan informandalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling. Pengumpulandata dalam penelitian ini dilakukan dengan cara obserfasi, dokumentasi, danwawancara mendalam. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa orang Munamasih aktif melakukan pengobatan penyakit menurut budaya yang dilakukanoleh seorang bhisa (dukun) untuk menyembuhkannya. Orang Muna penyakitmempercayai bahwa ada sebahagian penyakit yang tidak dapat disembuhkanmelalui pengobatan medis/dokter dan hanya dapat di sembuhkan melaluipengobatan secara tradisional yang dilakukan seorang bhisa (dukun). Selainterdapat juga penyakit yang dapat disembuhkan melalui pengobatanmenggunakan ramuan. Penyebab orang Muna mempertahaknannya karenakeyakinan, biaya, dan adanya rasa takut untuk melakukan pengobatan secaramedis.Kata kunci; Budaya, orang Muna, kepercayaan, pengobatan, penyakit,tradisi
Performansi Ritual Poitolu pada Masyarakat Etnik Muna di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.137 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.8981

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan prosesi dan kelengkapan kelengkapan isi haroa turuntana (dulang) dalam ritual poitolu (memperingati malam ke-3 setelah penguburan mayat yang diritualkan) pada etnik Muna, dan (2) menganalisis makna yang terkandung pada kelengkapan isi haroa turuntana dalam ritual poitolu pada etnik Muna. Teori yang digunakan untuk menganalisis makna yang terkandung pada kelengkapan isi haroa turuntana dalam ritual poitolu pada etnik Muna adalah teori semiotika. Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan jenis dataprimer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara mendalam. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan interpretatif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)Prosesi pelaksanaan ritual poitolu pada etnik Muna dimulai dengan kabubusino koburu (penyiraman bumbungan timbunan kuburan mayat yang diritualkan) dilakukan oleh lebe (pegawai syarah agama) pada sore hari, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa haroa turuntana pada ritual poitolu di rumah tempat meninggalnya mayat yang diritualkan. (2) Makna yang terkandung pada kelengkapan isi haroa turuntana  ritual poitolu pada etnik Muna merupakan simbol anggota tubuh manusia, misalnya: pisang raja sebagai simbol kaki dan jari-jarinya, satu piring besar nasi putih yang dicampur dengan beras merah sebagai simbol kepala, lapa-lapa sebagai simbol lengan, kue cucur sebagi simbol daun telinga, wadhe sebagai simbol daging, pisang goreng sebgai simbol lidah, dan seterusnya.Kata kunci:Ritual, po itolu, etnik Muna
Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya Buruh Bongkar Muat di Pelabuhan Fery Kendari-Wawonii (Studi Pada Buruh Etnis Muna) Ipo, Erlin; Suyyuti, Nasruddin; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.161 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.9073

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menjelaskan kehidupan ekonomidan sosial budaya buruh bongkar muat di Pelabuhan Kendari-Wawonii,dan (2)untuk menganalisis strategi pemenuhan kebutuhan mereka. Penelitian ini berfokuspada buruh etnis Muna. Peneliti menganalisa data dengan metode desktiptifkualitatif dengan berkiblat pada tiga teori. Pertama teori hierarki kebutuhan yangdicetuskan Abraham Maslow, kedua teori pilihan rasional yang dipopulerkanJames Coleman. Teori ketiga yakni Fungsionalisme Struktural yang dipopulerkanoleh Malinowsky. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) buruh bongkarmuat Pelabuhan Fery Kendari Wawonii memiliki pendapatan rata-rataRp.4.000.000 hingga Rp.6.000.000 perbulan. Pendapatan mereka digunakan untukmemenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari,pos pengeluaran terbesar buruh juga ada pada kehidupan sosial budaya mereka.Buruh juga tetap mencari penghasilan tambahan di luar pekerjaan rutinnyasebagai buruh di pelabuhan, (2)buruh etnis Muna memiliki dua tradisi budayadalam bermasyarakat yakni tolong menolong yang dikenal dengan nama pokaduludan persatuan yang dikenal dengan sebutan kaseise.Kata kunci :Ekonomi, Sosial budaya, Buruh, Pelabuhan dan Etnis Muna.
Penggunaan Obat Tradisional Seledri dengan Obat Paten terhadap Penyakit Hipertensi pada Masyarakat di Kecamatan Puuwatu Tapasi, Irawati; Sifatu, Wa; Syahrun, Syahrun
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.291 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.9096

Abstract

Hipertensi atau sering disebut dengan tekanan darah tinggi termasuk salah satu penyakit pembuluh darah (vascular disease). Kejadian hipertensi di Puskesmas Puuwatu pada tahun 2018 sebanyak 4.166 kasus. Ada dua jenis pengobatan yang dilakukan oleh masyarat Puuwatu yaitu menggunakan pengobatan tradisional dan menggunakan pengobatan kimia. Dalam pengobatan penyakit hipertensi terdapat beberapa factor yang mempengaruhi masyarakat dalam mengambil keputusan menggunakan pengobatan yang dikehendakinya. Hasil dari pengobatan penyakit hipertensi menghasilkan evaluasi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pengobatan penyakit hipertensi. Penelitian ini menggunakan teori Bourdieu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menjelaskan hubungan tingkat kepuasan masyarakat dalam penggunaan obat tradisional dan obat kimia serta mengkaji dan menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan secara tradisional oleh masyarakat Puuwatu. Metode penelitian ini menggunakan Mixed method. Populasi berjumlah 4.166 penderita dengan sampel 60 responden.Hasilpenelitian menunjukan ada hubungan  antara tingkat kepuasaan dari segi kualitas produk, biaya dan harga terhadap obat tradisional, dan ada hubungan  antara tingkat kepuasaan dari segi kualitas pelayanan, emosional terhadap obat kimia. Kesimpulan penelitian ini pengobatan hipertensi menggunakan obat tradisional memberikan nilai puas terhadap kualitas produk, biaya dan harga sedangkan pengobatan hipertensi menggunakan obat kimia memberikan nilai puas terhadap kualitas pelayanan dan emosional. dan upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam pengobatan tradisional yaitu melalui pengetahuan, pengalaman pribadi, serta pengalaman orang tua dahulu.Kata Kunci : Hipertensi, Kepuasan, Pengobatan Tradisional, Pengobatan Kimia

Page 1 of 1 | Total Record : 8