cover
Contact Name
Muh Nadzirin Anshari Nur
Contact Email
nadzirin@gmail.com
Phone
+6281342713802
Journal Mail Official
ujmpps@uho.ac.id
Editorial Address
Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo, Kampus Abdullah Silondae, Jl. Mayjend. S. Parman, Kemaraya - Kendari 93121 Sulawesi Tenggara - Indonesia
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Penelitian Budaya
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : -     EISSN : 25023268     DOI : http://dx.doi.org/10.33772/jpeb.v6i2.16156
Jurnal Penelitian Budaya (JPeB) adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil penelitian mahasiswa, dosen dan pemerhati masalah-masalah kebudayaan dan Masyarakat
Articles 76 Documents
WAHDAH ISLAMIYAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER MASYARAKAT DI KOTA KENDARI Purwana, Nanang; Suyuti, Nasruddin; Momo, Abdul Halim
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.696 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i1.15332

Abstract

The purpose of this study is to examine and understand the forms, functions, values, moral change of the people of Kendari City after getting a character education provided by Wahdah Islamiyah. In this study, the data were obtained through structured observation and interviews of 12 administrator of Wahdah Islamiyah Kendari and 17 Kendari City resident who participated in character building in Wahdah Islamiyah of Kendari City, and conducted observations on matters relating to character building carried out by Wahdah Islamiyah towards the people of Kendari City. Furthermore, all research objects were analyzed qualitatively descriptive. The results showed that the character building carried out by Wahdah Islamiyah towards the people of Kendari City is a goal that was not contrary to the goal of character building launched by the Kendari City government towards its people. In order to increase the faith and piety of the people of Kendari City, the government has launched a program to liberate the illiteracy of the Qur'an and improve the morals of the people of Kendari City. In line with what was done by Wahdah Islamiyah who did the character building of the city of kendari by using several coaching approaches namely the mental and spiritual coaching approach, leadership, training, academic, competition, and amaliya. All of these approaches function to make the people of Kendari City have good character values and have strong in faith and devotion to Allah Subhanahu Wata’ala. The character values contained in the character building carried out by Wahdah Islamiyah towards the people of Kendari City are religious values, tolerance, discipline, hard work, honesty, respect for achievement, care for the environment, care for the social and responsibility. The values of the formation of these characters can be identified from the activities carried out by the people who participate in coaching in Wahdah Islamiyah as well as from their attitudes and behavior patterns after they get character development done by Wahdah Islamiyah in Kendari City.Keywords: Formation of character by Wahdah Islamiyah, form, function, and character values of the people of Kendari City.
DINAMIKA BUDAYA PEREMPUAN BALI DI DESA KONDOANO, KECAMATAN MOWILA, KABUPATEN KONAWE SELATAN Sudarmika, I Putu; Suardika, I Ketut; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.118 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v2i2.7888

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan dinamika budaya kerja perempuan Bali di Desa Kondoano, dan (2) untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan dinamika budaya kerja perempuan Bali di Desa Kondoano. Data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, dan wawancara mendalam. Pemilihan informan ini dilakukan secara purposive. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pada dasarnya, dinamika budaya kerja  perempuan Bali, di Desa Kondoano adalah  dipengaruhi oleh kebutuhan hidup yang semakin tinggi dan budaya malu yang diwarisi secara turun temurun. sehingga perempuan Bali di Desa Kondoano didukung dengan berbagai keterampilan dengan karya-karya kreatif, (2) Faktor-faktor yang menyebabkan dinamika budaya kerja perempuan Bali di Desa Kondoano adalah dipengaruhi oleh faktor  sosial dan faktor ekonomi.Keyword: Pekerjaan dinamis, budaya kerja, perempuan Bali
UPACARA POSUO PADA MASYARAKAT WOLIO DI KOTA BAU-BAU Muhamad Sauf, La Ode; Aso, La; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.709 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v3i2.6637

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosesi upacara posuo pada masyarakat Wolio. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif. Peneliti menggali nilai-nailai budaya upacara posuo dari hasil deskripsi dan analisis prosesi upacara posuo. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder. Tahap kedua, penyeleksian teori untuk mengkaji data. Tahap ketiga, menganalisis dan menginterpretasikan data yang telah diseleksi. Tahap keempat, melakukan penulisan dan konstruksi hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosesi upacara posuo terdiri atas tiga tahap, yakni persiapan, pelaksanaan, dan penutup. Persiapan upacara posuo mencakup kesiapan personalia dan kesiapan perlengkapan. Tahap prosesi upacara posuo terdiri atas tiga bagian, yakni (a) pengukuhan (pauncura), (b) perubahan pola kerapian (bhaliyana yimpo), dan (c) puncak acara (matana karia). Tahap penutup pelaksanaan upacara posuo ditandai dengan pembacaan doa selamat oleh seorang pemuka agama.Kata kunci: Nilai budaya,  posuo, masyarakat wolio
KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI ‘KALENTUNO GHOLEO’ PADA MASYARAKAT SUKU MUNA (STUDI DI GHOERANO LAWA) Rajab, Abdul; Taena, La; Baka, Hj. Wa Kuasa
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.608 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.14909

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pelaksanaantradisi kalentuno gholeo pada masyarakat suku Muna. Penelitiann inimenggunakan metode pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan denganpengamatan terlibat atau observasi, wawancara mendalam dan dokumen yangberkaitan dengan pelaksanaan tradisi kalentuno gholeo pada masyarakat sukuMuna. Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas data primer data datasekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelaksanaan tradisikalentuno gholeo pada masyarakat suku Muna telah menjadi sistem pengetahuanlokal bagi masyarakat suku Muna. Proses pelaksanaan tradisi kalentuno gholeopada masyarakat suku Muna dengan bentuk-bentuk perhitungan sepertimenggunakan jari tangan, kalender hijria selama sepekan, satu bulan dan selamasatu tahun, perputaran jam yang satu sama lain terdapat keterkaitan yang sangaterat. Setiap perhitungan memiliki symbol yang bermakna, di antaranya, maknareligious, harga diri, tanggung jawab dan kejujuran.Kata kunci: Kearifan lokal, tradisi, kalentuno gholeo, masyarakat suku Muna,
POLA MOTIF CERITA ASAL-USUL RAJA PERTAMA DALAM LEGENDA MUNA, WOLIO, DAN TOLAKI Mustafa Husba, Zakiyah; Aso, La; Ibrahim, Irianto
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.082 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i2.19920

Abstract

In an effort to reveal the structure of the motifs in the legend stories of the origins of the first king as a step in obtaining historical and cultural knowledge of But and Tolaki ethnic communities, it is hoped that this research can be a frame of reference for the protection and development of Southeast Sulawesi regional literature. The purpose of this study is to describe  patterning of the motifs of the origin story of the first king from the legends of Muna, Wolio, and Tolaki. This research is based on the motive theory of Alan Dundes. Motive theory is used to find the class of motives for each item or sequence of events in the story. The patterns of motifs in the form of tables and schemes are arranged based on the Stith Thompson index motifs. The method used in this research is qualitative method. Data collection techniques with library reading and note-taking techniques, as well as recording and note-taking interview techniques. The data processing is done by triangulation technique. The research data was examined using qualitative descriptive techniques through 2 stages, namely indexing motifs and patterning motifs. The results of the analysis show that there are 9 motifs in the three stories, mythological motifs, magic, other worlds, wise and foolish, restoration of fate, society, natural cruelty, and sex motives. Furthermore, 4 dominant motifs or the same motif are found in the 3 stories of the first kings of Muna, Wolio, and Tolaki, namely mythological motifs, other worlds, wise and foolish, and society motifs.Keywords: motif, legend, Muna, Wolio, and Tolaki
MAKNA SIMBOLIK KALOSARA DALAM KEHIDUPAN SUKU TOLAKI DI KABUPATEN KONAWE Munir, Munir; Suardika, I Ketut; Moita, Sulsalman
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.552 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i1.6610

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untul menganalisis makna simbolik kalosara dalam kehidupan suku Tolaki di Kabupaten Konawe. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara dengan informan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna simbolik kalosara yang dipilin tiga dengan mempertemukan pada satu simpul, melambangkan adanya unsur pemerintahan, unsur agama, dan unsur adat. Ketiga unsur tersebut tersalut menjadi satu dalam simbol kalo sara. Ketiga komponen yang terdiri dari unsur pemerintahan, agama, dan adat itu saling dukung mendukung dalam upaya menciptakan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya.Kata kunci: kalosara, makna, simbolik, suku Tolaki
Historical and Cultural Elements of Buton in the Textof Hikayat Negeri Buton Laniampe, Hasdairta; Niampe, La; Sahidin, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.63 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i1.9088

Abstract

This PenelitianResearch inidimaksudkanintens to untuktomengidentifikasiidentify the unsur-unsurthe sejarahhistorical danand kebudayaancultural elements dalamin the tekstext of Hikayat Negeri Buton (Country HikayatSaga of NegeriButon,mengkajiButon), reviewing the perkembangansejarahhistorical danand kebudayaancultural development dalamin the tekstext Hikayat Negeri Buton as well as describing the Hikayatdanasasjugadescribingthemaknayangterkandungmeaning contained dalamin it, teksiniitberdasarkanbased on analisisanalysis semiotikRoland Barthes.Roland Barthes's semiotics, also become the concern of the research. The JenisThe penelitianresearchis classified iniwatergolongas penelitiankepustakaanliterature research denganwith the menggunakanuse of pendekatankualitatif.qualitative approach.HasilResults darifrom penelitianresearch inithis indicate thatadalah: 1)terdapatindicate: 1) there are empatfourteen belasunsurelements of sejarahyangadahistory dalamin tekstext of Hikayat Negeri HikayatHikayart ButonButon, in which one of these historical elements presents the salahadalahpreseasalorigin of usulpofSipajongan,kemudianSipajongan, as well as terdapatpuladelapan seven unsurfound as cultural elements, which one of them also presents people’s believe to the kepercayaanahliexpert of nuzum, 2)perkembangannuzum, 2) sejarahhistorical danand perkembangankebudayaancultural development terdapatpuladalamare also attached inside the tekstext of Hikayat Negeri HikayaButon, yangmanaButon, in which sejarahnyaits history development berawalstarted darifrom the first ditemukannyafound of Negeriof ButonButon olehby SipajonganSipajongan danand followed by its culture development started perkembanganfollowekebudayaanyaby its adalahawalearly once mulaonceSipajonganSipajongan meninggalkanTanahMelayuleaving Melayu (the Malay Land) as guided in karenaasmendapatkanpetunjukguimimpinya,maksudnyahis dream, meaning by this dream, over past people masihstill begituso percayabelieved denganwith the tafsiraninterpretation ofmimpinya, 3)suntingan dreams, 3) edited tekstext in Hikayat Negeri HikayatHikayaButonyangdianalisisButon analyzed menggunakanusing semiotikRoland Barthes,terdapatlimakodeRoland Barthes's semiotic, found that there are five codes diantaranyaamong them are kodearehermeneutikhermeneutic such as adalah“buluh/bambu” yangbermaknassuch "reed/bamboo" meaning big keluargafamilybesar.. KodeCode of ProairetikProaireticadalahis aaib“perselingkuhan” yangmenyebabkandisgrace "infidelity" that causes WaWa KaakaaKaakaa meninggalkanleave SibataraSibatara danand anaknyahis child Bulawambona.Bulawambona. KodeCode of KulturalCulture such asdisuch adalah“pelamaran”sebagai "engagement" is described as prosesprocess sebelumbefore melakukanpernikahan.marriage. KodeCode semantiksemantics di"great personbesar-besarnya” yangbermakna" is described as orangyangmemilikipeople having high jabatanposition tinggiatauor pejabatofficials in the empirekerajaan.empire. KodeCode simboliksymbolic such as disuch a"malige" is described as a istanapalace tempatthe place the tinggalwwwkeluargafamily of empire kerajaanempiradanand pusatcenter pemerintahangovernment livekerajaan.. KeywordKataKeyw: Buton,HikayatButon Empire, Country Saga of NegeriButon,Unsur-UnsurButon, SejarahHistorical Elements of Buton,Unsur-UnsurButon, KebudayaanCultural Elements of ButonButon
PROSES PELAKSANAAN RITUAL KAKADIU BUKUNO KAMOKULANO LIWU PADA MASYARAKAT BOMBONAWULU DI KELURAHAN BOMBONAWULU KECAMATAN GU KABUPATEN BUTON TENGAH Nurdin, Nurdin; Niampe, La; Syahrun, Syahrun
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.657 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i1.12494

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to study and describe the kakađiu βukuno kamokulano liwu ritual process in Bombonawulu community, Gu District, Buton Tengah Regency. The study uses qualitative methods by presenting them in the formof descriptions. The location of this research is in Bombonawulu Village, Gu District,Central Buton Regency. Data collection with interviews, observations and documentation. This study, the authors used qualitative data analysis techniques. The results of this study indicate that the process of carrying out the kakađiu βukunokamokulano liwu ritual consists of five stages, namely: (1) the preparatory stage includes the preparation of the complete kakađiu βukuno kamokulano liwu ritual as well as checking the completeness of the ritual at the Daduwali Palace; (2) the steps to the βukuno kamokulano liwu burial place, including: the procession of ritual executives, starting with the black flag bearer, the ritual executor and the group of men, then the group of women and white flag bearers, (3) stages in the dwelling place, including: doing worship, cleaning themselves, climbing the cliff, worshiping again and continuing to open the cover that wraps the βukuno kamokulano liwu frame and (4) the bathing stage, includes: scraping the frame with coconut milk, then smearing it with coconut oil and water the bones with holy water ngkolaki, (5) haroa stage, including: reading congratulations and eating together.Keywords:  Implementation,  Ritual, Kakadiu, Bukuno, Kamokulano,Liwu
Peran Lembaga Adat Wapulaka dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan Sahyudin, Sahyudin; Karsadi, Karsadi; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.969 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.9075

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran lembaga adatWapulaka dan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif.Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatanlangsung, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LembagaAdat Wapulaka memiliki tiga peran: (1) sebagai Lembaga Pertimbangan Desadalam pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa, (2) sebagai LembagaSosial Kemasyarakatan dalam membantu Penyelenggaraan Pembangunan Desasecara partisipatif misalnya gotong royong, dan kerja bakti, dan (3) sebagaiLembaga Peradilan Desa (hakim desa) yang membantu untuk menyelesaikanmasalah-masalah di desa, seperti: perkelahian, perjudian, pencurian, penjualanmiras, pemboman ikan, dan perbuatan asusila. Adapun sanksi yang diberikan olehLembaga adat Wapulaka kepada para pembuat masalah tersebut adalah berupa:(1) sanksi materil, (2) sanksi moral, dan (3) sanksi taliku tondo. Yang menarikadalah bahwa peran lembaga adat Wapulaka ini masih dipercayai oleh masyarakatuntuk menyelesaikan permasalahan di desa sehingga lembaga adatini dapatmembantu Pemerintah Desa Bahari dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.Kata Kunci : Pemerintahan Desa, Lembaga Adat
AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN AJARAN ISLAM DALAM TRADISI POPOKAN Fikriyah, Siti Zakiyatul; Jayanti, Indra Dwi; Mu’awanah, Siti
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.555 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.11111

Abstract

Abstrak: Pengetahuan masyarakat awam mengenai suatu tradisi atau kebudayaan umumnya hanya mengenal sebuah tradisi yang sangat terkenal, pun tanpa mengetahui makna filosofisnya. Bahkan tidak jarang di antara mereka tidak mengetahui jika ada sebuah tradisi di sekitar daerahnya sendiri. Hasil dari wawancara dari beberapa masyarakat sekitar kecamatan Bringin menunjukan masih banyak yang belum mengenal betul mengenai adanya tradisi Popokan. Kalaupun ada yang tahu, mereka akan mengatakan kurang mengenal betul mengenai makna filosofis dari tradisi Popokan. Tujuan artikel ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan bentuk akulturasi budaya Jawa dan ajaran Islam pada tradisi Popokan (saling melempar lumpur) di Dusun Sendang, Desa Sendang, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, dan (2) mengetahui bagaimana cara masyarakat Desa Sendang dalam mempertahankan tradisi Popokan tersebut yang hingga saat ini masyarakat Desa Sendang masih terus menjalankannya. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian dalam artikel akulturasi budaya Jawa dan ajaran Islam pada tradisi Popokan adalah teori Kebudayaan dan teori Akulturasi. Penelitian ini bersifat kualitatif. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dalam artikel ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Dalam tradisi Popokan masih menggunakan budaya Jawa yang merupakan warisan nenek moyang, yakni adanya sesajen saat pelaksanaan tradisi Popokan, serta diiringi dengan adanya ajaran Islam di dalam tradisi Popokan, seperti ziarah kubur dan doa-doa kepada Allah SWT. (2) Masyarakat Desa Sendang melestarikan tradisi Popokan dengan cara selalu melaksanakan tradisi ini setiap setahun sekali, dan tidak pernah melewatkannya. Hal ini didasari oleh kepercayaan mereka, bahwa jika tidak melaksanakannya akan terjadi bencana besar di Desa Sendang. Terbukti pada sekitar tahun 1950 pernah terjadi bencana besar yang merugikan warga, sehingga masyarakat Desa Sendang tidak ingin mengulangi untuk yang kedua kalinya.Kata kunci: Akulturasi; Budaya; Popokan.Abstract: The knowledge of ordinary people about a tradition or culture generally only recognizes a very famous tradition, even without knowing its philosophical meaning. In fact, not infrequently among them do not know if there is a tradition around their own area. The results of interviews from several communities around the Bringin sub-district showed that there were still many who were not familiar with the Popokan tradition. Even if anyone knows, they will say they don't know much about the philosophical meaning of the Popokan tradition. The purpose of this article is to: (1) describe the forms of acculturation of Javanese culture and Islamic teachings in the Popokan tradition (throwing mud at each other) in Sendang Hamlet, Sendang Village, Bringin District, Semarang Regency, and (2) knowing how the Sendang Village community maintains the Popokan tradition which until now the people of Sendang Village continue to practice it. The theory used to analyze the acculturation research of Javanese culture and Islamic teachings in the Popokan tradition is the Culture theory and Acculturation theory. This research is qualitative. The type of data used are primary data and secondary data. Data collection is done through interviews, observations, and documentation. The data in this article were analyzed descriptively qualitatively. The results of this study indicate that: (1) In the Popokan tradition they still use Javanese culture which is a legacy of their ancestors, namely offering offerings during the Popokan tradition, and accompanied by Islamic teachings in the Popokan tradition, such as grave pilgrimages and prayers to God SWT (2) Sendang Village people preserve the Popokan tradition by always carrying out this tradition once a year, and never miss it. This is based on their belief, that if they don't do it, there will be a big disaster in Sendang Village. It was proven that around 1950 there had been a major disaster that harmed residents, so that the people of Sendang Village did not want to repeat a second time.Keywords: Acculturation; Culture; Popokan.