cover
Contact Name
Muh Nadzirin Anshari Nur
Contact Email
nadzirin@gmail.com
Phone
+6281342713802
Journal Mail Official
ujmpps@uho.ac.id
Editorial Address
Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo, Kampus Abdullah Silondae, Jl. Mayjend. S. Parman, Kemaraya - Kendari 93121 Sulawesi Tenggara - Indonesia
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Penelitian Budaya
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : -     EISSN : 25023268     DOI : http://dx.doi.org/10.33772/jpeb.v6i2.16156
Jurnal Penelitian Budaya (JPeB) adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil penelitian mahasiswa, dosen dan pemerhati masalah-masalah kebudayaan dan Masyarakat
Articles 76 Documents
PERUBAHAN POLA KONSUMI PANGAN LOKAL KE BERAS PADA PENERIMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI KOTA KENDARI Asnaity, Eva; Aso, La; Syahrun, Syahrun
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.935 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i2.19868

Abstract

The objective of this study is to describe the local food consumption patterns of the recipients of the Family Hope Program (PKH). The theory used for reading data is the thinking of Levi Strauss on the Culinary Triangle and Kingsley Davis (1990) on Social Change. This research used qualitative data, where primary data was obtained through observation and in-depth interviews with informants and field notes, then all research objects were analyzed descriptively qualitatively. The results of research showed that the changes in local food consumption patterns of rice for the recipients of the Family Hope Program have experienced a change in that they used to consume local food more often with the assistance program from the government making the community's dependence on rice commodities, besides that people's taste for rice consumption is influenced because the taste of rice is better. than nice.Keywords: Consumption patterns, local food, recipients of the hopeful family program (PKH)
The Prossesing Transformation of Sago (Sumaku) in Tolaki Communityat Anggolomoare village in Konawe Regency Bobiy, Bobiy; Suardika, I Ketut; Alim, Abdul
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.52 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i1.9089

Abstract

This study aimed to describe the form of transformation of processing of sago (sumaku) from the Traditional to Semi-Modern Processing, and analyzing the factors that caused it to transform processing of food for Tolaki community at Anggalomoare village of Konawe Regency. The method used in this study is qualitative methods, from which the data is obtained through participatory observation, and interviews, as well as observations on research objects, then analyzed by qualitative descriptive. The results of this research showed that the transformation of sago processing (sumaku) consist of technological changes used from traditional tools to semi-modern tools, while the factors that influence transformation of processing sago (sumaku) in Tolaki community are caused by Economic, Educational and Technological factors. Modern processing has advantages including more production results, time utilization is more effective and efficient when compared to traditional methods.Keywords: Transformation, Processing of Sago (Sumaku), Tolaki community
TRADISI MESAMBAKAY PADA KOMUNITAS ADAT TOLAKI-MEKONGGA (Studi Etnografi di Kabupaten Kolaka) diah, mohammad; Bahtiar, Bahtiar; Topo Jers, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.221 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i1.15197

Abstract

The research questions of this research are as follows: (1) How is the process of implementing mesambakay in Tolaki-Mekongga indigenous community in Kolaka Regency? (2) What is the symbolic meaning of mesambakay in the Tolaki-Mekongga customary community in Kolaka Regency? The objectives of this research are to: (1) know and explain the mesambakay process in Tolaki-Mekongga customary community in Kolaka Regency, (2) explain the symbolic meaning of mesambakay in the Tolaki-Mekongga customary community in Kolaka Regency. This research method uses ethnographic method with a qualitative approach as a research procedure that produces descriptive data in the form of written or oral explanations of people and observable behavior. The data analysis technique used in this study is in accordance with the statement expressed by Miles and Huberman (2009: 16-20) which states that data analysis activities in qualitative research consist of three stages carried out simultaneously, namely Data Reduction, Data Presentation and Conclusion. The results of this study indicate that: (1) The process of implementing the mesambakay ritual in the Tolaki-Mekongga customary community in Kolaka District shows a tradition that is continuously carried out by the people of Kolaka Regency, especially in Wundulako District. In practice, it turns out that the mesambakay ritual depicts a tradition of "asking God for prayer" for the first child (iliwua) aged 40 days to the age of 2 years to be given strength, health and a better life. (2) The symbolic meaning of mesambakay in the Tolaki-Mekongga customary community in Kolaka Regency shows the existence of human interaction, interaction with the surrounding environment and interaction with God, so that the meaning comes from several symbols of tools and materials used in mesambakay rituals such as bamboo ( kowuna), a food container (siwole), a headband (kinawo), leaves (laughter), a coconut shell (ullo), and a pair of chickens (omanu). Thus, it can be concluded that the Mesambakay Tradition in the Tolaki-Mekongga indigenous community (Ethnographic Study in Wundulako Subdistrict, Kolaka Regency) is continuously carried out and has become one of the traditions in strengthening the ties of friendship between communities in Kolaka Regency.Key words: Mesambakay tradition, Tolaki-Mekongga indigenous community
Semangat Erotisme Perempuan Minangkabau dalam Estetika Pertunjukan Saluang Bagurau di Sumatera Barat KHANIZAR, KHANIZAR
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.544 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.9042

Abstract

Otoritas’, maupun ‘kapabilitas’ perempuan Minangkabau, dipandangsebagai limpapeh rumah gadang, ambun puro pegangan kunci dan bundokanduang, di lain hal, berprofesi sebagai pagurau. Fenomena ini disebabkan olehperubahan di dalam dunia kesenian tradisi pertunjukan saluang dendang sifatnyabagurau dari etika ke estetika sebagai persoalan dan konfigurasi budayaMinangkabau di Sumatera Barat. Estetika pertunjukan bagurau relatif tidak bebasdari nilai kolektifitas dan eksistensi “perempuan Minangkabau” itu sendiri danakan membentuk otoritas tentang kesetaraan, dengan berbagai alasan danpertanggungjawaban yang berbeda-beda melalui proses sosialisasi, penguatan dankonstruksi sosial; kultural, keagamaan dan terpenting adalah melalui studi tentangsemangat erotisme perempuan Minangkabau melalui kesadaran budaya yangdilatarbelakangi oleh kesadaran adat dalam etika, estetika hingga membingkaimasyarakat pendukungnya itu sendiri. Dengan demikian, komunitas perempuanpagurau mestinya juga merupakan suatu ruang kebudayaan Minangkabau yangsiap memberikan studi yang luas bagi pengkaji bahasa, sastra dan budayaMinangkabau itu sendiri.Kata Kunci: Perempuan Minangkabau, Estetika, Saluang Bagurau, Erotisme
PENYANDANG DISABILITAS TUNANETRA ETNIK MUNA DALAM MENCARI NAFKAH DI KOTA KENDARI Yaddi, Yafsin; Anwar, H.; Suardika, I Ketut
Jurnal Penelitian Budaya Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.95 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v3i1.7791

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis: (1) Jenis-jenis pekerjaan penyandang disabilitas tunanetraEtnik Muna di Kota Kendari, (2) Penyebab penyandang disabilitas tunanetra etnik Muna di Kota Kendari belum mendapatkan pekerjaan yang layak, (3) Kebutuhan penyandang disabilitas tunanetra etnik Muna dalam  menjalankan pekerjaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskritif kualitatif.Teknik analisis Analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga langkah yaitu : (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, dan (3) Penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan penyandang disabilitas tunanetra etnik Muna di Kota Kendari yaitu: a) mengemis, b) mengamen, c) memijat, dan d) mengajar. (2)Penyebab penyandang disabilitas tunanetra etnik Muna belum mendapatkan pekerjaan yang layak  di Kota Kendari yaitu: a) belum adanya lowongan/kurang sekali pekerjaan untuk tunanetra, b) masih dimanfaatkan keluarga untuk mengamen dan mengemis, c) kurang dukungan keluarga dan, d) pendidikan sangat terbatas. (3) Kebutuhan penyandang disabilitas  tunanetra etnis Muna dalam menjalankan pekerjaannya yaitu: a) kebutuhan sandang, papan, pangan, tempat berlindung, b) kebutuhan perasaan aman, c) perasaan diterima oleh orang lain, dihormati, ikut serta berprestasi, d) kebutuhan memperoleh kehormatan,pujian, penghargaan, dan pengakuan, e) kebutuhan kebanggaan pada diri sendiri, ekspresi diri .Kata kunci: Tunanetra, Mencari Nafkah, Etnik Muna, Kota Kendari
PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN TUMBUHAN KOWALA (AREN) PADA MASYARAKAT MUNA DI KECAMATAN WATOPUTE KABUPATEN MUNA Basri, La Ode Ali
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.639 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.13977

Abstract

The purpose of this study is to know and analyze the traditional Muna knowledge in Watopute District regarding the perception, management, and utilization of kowala (sugar palm/) plants. Data collection is carried out through in-depth interviews, engaged observations, and focused discussions. Data analysis is performed through data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the community perceive sugar palm plants as special plants because all parts of the plant, from the roots to the tops, are useful for humans and are useful in creating ecological balance. The Watopute community makes the sugar palm plant as a teacher of life institutionalized in a value system through the traditional expression "dodadi beano peda kowala, nobhari ghuluhano mbali alamu" (humans must live like sugar palm, which brings many benefits to the universe). The using of sugar palm trees in the Watopute community is carried out in a traditional manner in accordance with the local wisdom of the local community obtained from their ancestors from generation to generation. The most used part of the sugar palm plant by the community is the male of sugar palm flower which is processed to produce kameko (sap). The male sugar palm flowers are most used because this part is easy to do and has good marketing potential, so it is more profitable economically.
FUNGSI RITUAL MONAHU NDAU’ PADA ORANG TOLAKI DI DESA PARAUNA KECAMATAN ANGGABERI KABUPATEN KONAWE AJEMAIN, AJEMAIN; MOITA, SULSALMAN; ALIM, ABDUL
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.715 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i1.6614

Abstract

Penelitian ini berjudul “Fungsi Ritual Monahu Ndau’ Pada Orang Tolaki Di Desa Parauna Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe. merupakan penelitian kualitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Levis Strauss dan Corbin (2003:9), bahwa model penelitian ini memiliki tiga unsur yaitu data berasal dari berbagai sumber, prosedur analisis dan interpretative digunakan untuk memperoleh temuan, laporan hasil penelitian dibuat dalam bentuk tertulis maupun lisan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa PArauna, Kecamatan Anggaberi. Data dan sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Sedangkan informan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik purposive. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif-kualitatif dan interpretative yang mengacu pada empat langka yang dilakukan peneliti yaitu mengurutkan data ke dalam pola  sesuai dengan permasalahan, mengelompokan data dalam kategori yang sesuai dengan interpretasi peneliti,  sesuai dengan data, dan sejalan dengan pemahaman yang akan diperoleh, serta penilaian atas data  hingga memperoleh simpulan.Hasil penelitian menunjukkan, bahwa Monahu Nda’u memiliki fungsi sebagai sarana kerukunan hidup dan fungsi kegotongroyongan.Kata Kunci: Ritual, Monahu Nda’u, Fungsi, Orang Tolaki
RITUAL KADIANO GHUSE PADA MASYARAKAT ETNIK MUNA DI KECAMATAN NAPABALANO KABUPATEN MUNA Sunartin, Sunartin; Niampe, La; Ali Basri, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.888 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i1.9098

Abstract

Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mendeskripsikan prosesi pelaksanaan ritual kadiano ghuse pada etnik Muna di Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna; dan (2) untuk menganalisis makna simbolik yang terkandung dalam ritual kadiano ghuse pada masyarakat etnik Muna di Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna. Teori yang digunakan sebagai alat analisis dan dasar pembahasan masalah dalam penelitian ini adalah teori interaksi simbolik  dan teori semiotika. Teknik pengumpulan data digunakan dengan cara: (1) observasi; (2) wawancara mendalam; dan (3) studi dokumen. Teknik analisis data dilakukan dengan cara: (1) penyusunan data; (2) sajian data; (3) penafsiran data; dan (4) penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa: (1) Prosesi pelaksanaan ritual kadiano ghuse  memiliki beberapa tahapan yang dilakukan, yaitu (a) pemanggilan pawang hujan; (b) menyiapkan bahan pelaksanaan ritual kadiano ghuse; (c) pawang hujan melaksanakan ritual  kadiano ghuse. (2) Bahan-bahan  yang digunakan  dalam ritual kadiano ghuse selalu memunculkan penggunaan simbol-simbol yang sangat sarat dengan makna tertentu, di antaranya (a)  Tabhako (Rokok) dan Bhakeno Saha (Buah Cabe) memiliki makna untuk mengarahkan hujan ke tempat lain dan menjadikan hujan menghindar dari tempat hajatan masyarakat; (2)  Paesa (Cermin), Ghohia (Garam) dan Winto Kontu ( Batu Asa) memiliki makna untuk menyinari langit agar cerah dan tidak turun hujan, dan sebagai media perantara doa air hujan tidak meluap di tempat hajatan masyarakat; dan (3) Roono Kalei  (Daun Pisang) dan Kalumembe (Tumbuhan yang dijadikan Sapu Tradisional) memiliki makna untuk mengeringkan awan di langit dan untuk menyapu bersih awan yang ada di langit. Kata kunci: Kadiano ghuse, prosesi, makna simbolik, etnik Muna
STRATEGI ELIT DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PILKADA MUNA TAHUN 2020 Sarniati, Sarniati; Dirman, La Ode; Bahtiar, Bahtiar
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.979 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i2.19325

Abstract

Abstract: The purpose of this research is to identify, analyze and understand the Elite strategies, community participation and the implications of elite strategies and community participation on the results of the Regional Election. The theory used in this research is the theory of social practice by Pierre Bourdieu, methodologically this research is a qualitative research by collecting the data using observation and in-depth interviews technique. The results of this study indicate that the TERBAIK candidate pair fully empowers political elites and party elites in socializing to become campaign teams, empowers volunteer teams and approaches religious elites and civil elites. The pair of candidates for TERBAIK has also built good communication so that they have the full support of two former Muna Regents who still have a strong mass among the Muna community, namely the former Muna Regent for the 2000-2010 period and the former Muna Regent for the 2010-2015 period and other bureaucratic elites in Muna Regency. While the RAPI candidate pair did not empower the political elite and their supporting/supporting parties in socializing, the RAPI candidate pair maximized the teams and volunteers that were formed long before the Regional Election stage began and approached the religious elite and the civil elite. Several traditional and religious leaders were involved in practical politics so that there was disharmony between communities after the determination of the winner. The increasing political participation in the Regional Election is because apart from the vigur of the two pairs of candidates, alsi because of material rewards. In winning a candidate pair, the communication that is built is unconsciously influenced by history and the agreement of the Ancestors, affected by the district (ghoera) and social stratification (kaomu and walaka). Keywords: Community Participation, Elite Strategy, Implications, Regional Election Results
Keterlibatan Perempuan dalam Sektor Publik untuk Peningkatan Pendapatan (Studi pada Perempuan Penjual Sayur di Pasar Pelelangan Kota Kendari) Norma, Norma; Taena, La; Taena, La; Ali Basri, La Ode; Ali Basri, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.556 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i2.9074

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membuat deskripsi dan analisis tentangfaktor-faktor penyebab mengapa perempuan bekerja sebagai penjual sayur diPasar Pelelangan Kota Kendari, tentang bagaimana tugas-tugas domestik parapenjual sayur dilaksanakan dilakasnakan sepulang kerja dari Pasar PelelanganKota Kendari, dan tentang bagaimana kondisi ekonomi rumah tangga setelahmereka aktif berjualan. Penelitian dari artikel ini dilaksanakan di Pasar Pelelangantepatnya di pasar UPTD PPI/TPI Kota Kendari atau lebih dikenal dengan sebutanPasar Pelelangan. Metode penelitian ini adalah deskriftif kualitatif dimanapengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada paraperempuan penjual sayur sebagai informan yang ditetapkan dengan teknikpurposive sampling. Data analisis menggunakan teknik validasi data. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat tiga factor penyebab mengapaperempuan bekerja sebagai penjual sayur yakni ekonomi keluarga yang rendah,tingkat pendidikan yang rendah, dan keinginan untuk hidup layak, 2) tetapdilaksanakan tugas-tugas domestik seperti: tanggung jawab mengantar anak danmenjemput anak, kegiatan membereskan rumah, melayani suami ketika bekerja,perempuan dan ranah social, 3) kondisi ekonomi keluarga dari para perempuanyang bekerja sebagai penjual sayur, telah memenuhi standar cukup dan 4)pekerjaan sebagai penjual sayur juga menimbulkan dampak negatif misalnyasebagian dari waktunya menjadi berkurang untuk mengurus keluarga khususnyaanak-anak mereka.Kata Kunci: Perempuan, Sektor Publik, Pendapatan