cover
Contact Name
Robby Irsan
Contact Email
robbyirsan@teknik.untan.ac.id
Phone
+6282149492595
Journal Mail Official
robbyirsan@teknik.untan.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. H Jl. Profesor Dokter H. Hadari Nawawi, Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah
ISSN : -     EISSN : 26222884     DOI : https://doi.org/10.26418/jtllb
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah (ISSN: 2622-2884) is a scientific journal published by Environmental Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia. The journal was purposed as a medium for disseminating research results in the form of full research article, short communication, and review article on aspects of environmental sciences. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah is registered on the ISSN starting from Vol. 6, No. 2, July 2018. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah accepts articles in Bahasa Indonesia or English by covering several topics of environmental studies including clean water supply, wastewater distribution, and treatment, drainage and treatment of liquid waste, solid waste treatment (solid waste), air pollution control, management of industrial and B3 discharges, environmental management (impact analysis), environmental conservation, water and soil pollution control, environmental health and sanitation, occupational safety and health, pollution control in wetlands. Since 2023, The journal periodically publishes four issues in a year in January, April, July, and October.
Articles 346 Documents
POTENSI GANGGUAN KESEHATAN POLISI LALU LINTAS AKIBAT KARBON MONOKSIDA (CO) Niken Setyowati
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 2, No 1 (2014): Jurnal 2014
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.196 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v2i1.7244

Abstract

ABSTRAK Sektor transportasi merupakan sumber pencemaran udara terbesar diperkotaan, termasuk di Kota Pontianak yang mengalami pertambahan penduduk setiap tahunnya. Hal ini berpotensi meningkatkan polusi udara di Kota Pontianak, salah satunya adalah CO yang berasal dari emisi kendaraan bermotor. Salah satu kelompok masyarakat yang lingkungan kerjanya terpajan oleh CO adalah polisi lalu lintas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi CO di 5 titik persimpangan jalan di Kota Pontianak yang merupakan lingkungan kerja polisi lalu lintas, mengetahui persentase COHb dan potensi gangguan kesehatan yang dialami polisi lalu lintas serta mengetahui korelasi antara kondisi kesehatan polisi lalu lintas dengan perilaku yang dilakukan sehari-hari. Jenis penelitan yang digunakan adalah metode statistik deskriptif dan analisis korelasi. Penelitian dilakukan setiap hari Senin-Jumat selama bulan April-Mei 2014, di 5 persimpangan jalan di Kota Pontianak menunjukkan angka konsentrasi CO tertinggi berada pada titik 5, yaitu persimpangan Jalan Tanjungpura-Jalan Veteran, yaitu sebesar 150.000 μg/Nm3. Nilai ini sudah melebihi ambang batas baku mutu udara yang ditetapkan yaitu sebesar 30.000 μg/Nm3. Persen COHb tertinggi yang didapat yaitu sebesar 3,28% yang tidak menimbulkan pengaruh atau gejala terhadap kesehatan. Analisis korelasi yang dilakukan menunjukan nilai sebesar 0,264 yang menunjukkan  hubungan yang lemah, sehingga dampak CO yang dirasakan oleh responden pada saat mereka bertugas dijalan  tidak dipengaruhi oleh perilaku yang dilakukan sehari-hari oleh responden, seperti merokok, berolahraga, mengkonsumsi suplemen dan menggunakan masker. Kata kunci: konsentrasi CO, persentase COHb, polisi lalu lintas.
EVALUASI DIMENSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAHDOKTER RUBINI MEMPAWAH Maryam Isna |Apriani Winardi Yusuf
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 2, No 1 (2014): Jurnal 2014
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (887.821 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v2i1.8470

Abstract

ABSTRAK Air limbah rumah sakit merupakan limbah yang bersifat infeksius, yang harus diolah dengan baik. Rumah Sakit dr. Rubini merupakan rumah sakit satu-satunya yang ada di Kota Mempawah. Rumah sakit ini memiliki IPAL yang dibangun pada tahun 2006, namun kualitas hasil olahan masih berada diatas ambang baku mutu berdasarkan KepMen LH No. Kep-58/MENLH/12/1995 sehingga perlu dilakukan evaluasi pada IPAL tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui permasalahan yang ada di IPAL Rumah Sakit dr. Rubini Mempawah, mengevaluasi dimensi unit-unit pengolahan dan memberikan rekomendasi. Tahapan penelitian ini meliputi identifikasi masalah, pengumulan data, pengambilan sampel air limbah dengan metode grab sample, analisa data, evaluasi dan rencana perbaikan IPAL. Evaluasi dilakukan dengan metode perbandingan hasil perhitungan berdasarkan kriteria disain. Dari hasil evaluasi maka perlu dilakukan perancangan perbaikan untuk unit pengurai anaerob dan unit up flow filter karena berdasarkan hasil evaluasi dimensi kedua unit ini rasio dengan waktu detensi tidak memenuhi kriteria disain. Perancangan kembali unit pengurai anaerob dengan dimensi P = 3,5 m, L = 3,5 m, T = 3 m, dan unit up flow filter dengan dimensi P = 21,16 m, L = 4 m, T = 2 m. Dengan rancangan ini diharapkan hasil olahan memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan. Kata kunci: evaluasi, IPAL, perancangan, kriteria disain
PEMANFAATAN TULANG IKAN TONGKOL (Euthynnusaffinis C) DARI LIMBAH HOME INDUSTRY ABON SEBAGAI TEPUNG Edo Septiansyah; Oggi Agustiandi Putra; Khairul Abshar; Dian Rahayu Jati; Isna Apriani
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 8, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.788 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v8i2.44169

Abstract

Abstract Waste minimization is an effort to reduce the volume, concentration, toxicity, and hazard level of waste originating from the production process by reducing its source and / or utilizing waste. Shredded fish is a processed product in the form of fine and dry fish meat fiber where the manufacturing process is a combination of boiling and frying by adding spices. The amount of industrial production of tuna shredded typical of Pontianak every Saturday and Sunday can reach 5-10 kg (depending on the order) with attractive packaging which is sold for IDR 50,000 per 200 grams. In processing tuna shredded it produces waste such as head, bones, tail, skin , and entrails. The minimization of waste that is carried out is the waste of fish bones produced by shredded fish which is used to become flour which contains lots of calcium. Keywords: Clean Technology, Fish Bone Flour, Shredded Fish Waste , Tongkol Fish, and Waste Minimization Abstrak Minimisasi limbah adalah upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari proses produksi, dengan jalan reduksi pada sumbemya dan atau pemanfaatan limbah. Abon ikan adalah hasil olahan berupa serat daging ikan yang halus dan kering dimana proses pembuatannya merupakan kombinasi antara perebusan dan penggorengan dengan melakukan penambahan bumbu. Jumlah produksi Industri Abon ikan tongkol khas Pontianak setiap hari sabtu dan minggu bisa mencapai  5-10  kg (tergantung pesanan) dengan kemasan menarik yang dijual Rp50 ribu per 200 gram.Dalam Pengolahan abon ikan tongkol tersebut menghasilkan limbah seperti kepala,tulang,ekor, kulit, dan isi perut. Minimisasi limbah yang dilakukan adalah Limbah tulang ikan hasil produksi abon dimanfaatkan menjadi tepung yang banyak mengandung kalsium. Kata Kunci : Ikan Tongkol , Limbah Abon Ikan, Minimasi Limbah, Teknologi Bersih dan Tepung Tulang Ikan
ANALISIS DAMPAK KEBISINGAN TERHADAP KOMUNIKASI DAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SEKOLAH PADA JALAN PADAT LALU LINTAS Moehammad Riyan Zikri
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.792 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.11913

Abstract

ABSTRAKKebisingan adalah salah satu jenis polusi yang berpengaruh terhadap lingkungan. Salah satu sumber polusi suara adalah kebisingan yang berasal dari jalan padat lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan di MTsN 1 Pontianak di Jalan Alianyang serta mengetahui pengaruh kebisingan terhadap komunikasi dan konsentrasi belajar siswa di sekolah tersebut kemudian memperkirakan upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak kebisingan bagi para siswa. Waktu pengukuran adalah pada range jam 06.30-09.00 dan 10.00- 13.00 WIB dengan menggunakan Sound Level Meter. Pemilihan jam pengukuran kebisingan berdasarkan laporan Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Pontianak tahun 2012 oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dan disesuaikan dengan jam saat masuk kelas yaitu pada saat masuk sekolah dan jam masuk kelas setelah istirahat. Pengukuran dampak kebisingan terhadap komunikasi dan konsentrasi belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebanyak 90 lembar yang dibagikan merata pada tiap kelas. Tingkat kebisingan pada MTsN 1 Pontianak melebihi ambang batas kebisingan untuk sekolah yaitu sebesar 55 dB. Tingkat kebisingan terbesar pada Jalan Alianyang adalah 74.2 dB, sedangkan pada halaman sekolah sebesar 66,6 dB. Dari analisis kuesioner, 96% siswa menyatakan bahwa sekolah tersebut bising, dan 89% responden menyatakan kebisingan dari lalu lintas mengganggu konsentrasi mereka dalam proses belajar mengajar di kelas. Dari analisis prestasi belajar siswa kelas 8 dan 9 yang mengalami penurunan sebanyak 62,5%. Upaya penanganan untuk mengurangi tingkat kebisingan adalah dengan menanam pepohonan di depan sekolah, membuat barrier kebisingan pada sekolah, membuat marka jalan dan rambu lalu lintas, serta ruangan kelas yang dapat dibuat lebih kedap suara dengan menambahkan bahan peredam sehingga kebisingan tidak masuk dan mengganggu proses belajar mengajar di kelas. Kata kunci : Kebisingan di Sekolah, Konsentrasi, Gangguan Komunikasi.
IDENTIFIKASI PENGGUNAAN SUMBER AIR BAKU OLEH PENDUDUK DI SEKITAR TPA BATU LAYANG PONTIANAK IKA MARYANI
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 4, No 1 (2016): Jurnal 2016
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.8 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v4i1.15807

Abstract

ABSTRAK Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Layang  terletak di Kelurahan Batu Layang  Pontianak Utara. TPA  Batu Layang beroperasi dengan sistem open dumping dan belum efektifnya Instalasi Pengolahan untuk lindi yang dihasilkan sehingga berpotensi untuk mencemari air permukaan di sekitar TPA. Sistem  open dumping menghasilkan air buangan yang disebut lindi (leachate) yang kemudian dibuang  melalui saluran terbuka ke badan air (parit). Hal ini memudahkan penyebaran lindi oleh air  sehingga akan mengakibatkan pencemaran badan air dan air sumur  di sekitar TPA Batu Layang. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui 1)  dampak TPA Batu Layang terhadap kualitas air  permukaan disekitar daerah tersebut, 2) untuk menganalisis kualitas air di sekitar TPA Batu Layang, 3) untuk mengidentifikasi kualitas air yang digunakan oleh penduduk di sekitat TPA Batu Layang. Sampel air diambil pada empat lokasi titik pertama di badan air (parit), sampel kedua air sumur dengan jarak 318 m, sampel ketiga dengan jarak 450 m dan sampel terakhir dengan jarak 600 m dari TPA Batu Layang. Metode yang dilakukan adalah melalui pendekatan observasi, kuesioner survei sosial dan analisis laboratorium sampel air dilakukan secara deskriftif, tabel, dan grafik. Hasil yang diperoleh dari analisis  kesehatan masyarakat dari 50 responden di TPA Batu Layang  secara simple random sampling diperoleh 36%  masyarakat kerap terserang penyakit diare. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan parameter TSS, TDS dan Kadmium masih dibawah Baku Mutu Kualitas Air Kelas II sesuai Peraturan Pemerintah No 82/2001. Parameter  BOD5 COD, pH, Ammonia dan Total Posfat  dari  badan air dan sumur warga sampai jarak 600 m dari TPA Batu Layang sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Sehingga perlu diwaspadai penggunaan air baku yang berasal dari kontaminasi badan air dan sumur yang terdekat dengan TPA Batu Layang.   Kata Kunci : TPA Sampah, Air lindi, Kualitas air tanah
ANALISIS DAN IDENTIFIKASI STATUS MUTU AIR TANAH DI KOTA SINGKAWANG STUDI KASUS KECAMATAN SINGKAWANG UTARA Asmi Nur Aisyah
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 5, No 1 (2017): JURNAL 2017
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.708 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v5i1.18404

Abstract

ABSTRAK Keberadaan air baku sebagai sumber air bersih memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di suatu daerah.Air baku yang dapat dijadikan sebagai sumber air bersih adalah air permukaan, air hujan maupun air tanah. Singkawang Utara merupkan salah satu wilayah yang masyarakatnya masih memanfaatkan air tanah sebagai air baku. Hasil pengamatan secara organoleptik yang pernah dilakukan pada Februari 2016 lalu terhadap kualitas air tanah yang digunakan oleh masyarakat setempat secara fisik terlihat berwarna kuning kecokelatan, berbau dan menyebabkan kulit menjadi kering bahkan alergi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba mengkaji kualitas air sumur dangkal di Kecamatan Singkawang Utara. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis kualitas air tanah dangkal secara fisika, kimia, dan mikrobiologi berdasarkan Baku Mutu Air Kelas I dari Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 dan menetukan status mutu kualitas air sumur dangkal dengan menggunakan Metode Storet. Lokasi penelitian dilakukan di 7 titik di Kecamatan Singkawang Utara, masing-masing titik mewakili kawasan administratif (kelurahan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis pengujian sampel air tanah dangkal di Wilayah Singkawang Utara yang melebihi baku mutu adalah parameter Fisika yaitu TDS dengan nilai tertinggi 1530 mg/L pada titik 2 disebabkan karena kondisi sumur yang terletak diantara dua (2) buah cubluk dengan jarak 4 m dan 6 m serta selokan yang berjarak 4 m. Parameter Kimia yaitu Besi (Fe) dengan nilai tertinggi 4,0 mg/L pada titik 6, Mangan (Mn) dengan nilai 2,3 mg/L pada titik 7, keberadaan unsur dari parameter tersebut disebabkan karena adanya pengaruh dari kondisi tanah yang terdapat di Wilayah Singkawang Utara, Nitrat (NO3) dengan nilai 75,3 pada titik 7 disebabkan karena jarak antara sumur dengan cubluk yang relatif dekat yaitu 8,5 m dan adanya ativitas dari peternakan kambing dengan jarak 4 m. Parameter biologi yaitu Total Coliform dengan nilai MPN 1100 pada titik 1, 2, 6 dan 7 karena kondisi sumur pada titik 1, 2, 6 dan 7 berdasarkan konstruksi tidak dilengkapi dengan penutup sumur, kondisi jarak terhadap cubluk yang relatif dekat yaitu berjarak ≤ 10 m, adanya sumber pencemar lain berupa tumpukan sampah, selokan, dan kadang ternak. Identifikasi status mutu air tanah di Wilayah Singkawang Utara termasuk dalam Kelas B (cemar ringan) dengan skor -7,9. Faktor yang mempengaruhi pencemaran tersebut berasal dari faktor alami maupun non alami. Faktor alami berasal dari kondisi geologi wilayah setempat, sedangkan faktor non alami berasal dari aktivitas yang terdapat di sekitar sumur. Kata Kunci: Kualitas Air Tanah Dangkal, Metode Storet, Singkawang Utara
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) BERDASARKAN SERAPAN GAS CO2 DI KOTA PONTIANAK Lubena Hajar Velayati Agus Ruliyansyah, Yulisa Fitrianingsih
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 1, No 1 (2013): Jurnal 2013
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.519 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v1i1.2105

Abstract

ABSTRAKPeningkatan jumlah penduduk Kota Pontianak berdampak pada pengalihfungsian lahanbervegetasi menjadi area terbangun sehingga mengurangi luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota.Dampak yang paling nyata adalah berkurangnya kemampuan vegetasi menyerap CO2 sehingga CO2 yang dihasilkan dari aktivitas kota, baik dari konsumsi energi, perternakan, pertanian danaktivitas manusia terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghitung luaspenutupan lahan bervegetasi eksisting; (2) menghitung jumlah emisi karbondioksida yangdihasilkan oleh aktivitas kota saat ini; (3) menghitung luas RTH yang dibutuhkan untuk menyerapsisa emisi karbondioksida yang tidak terserap oleh tutupan lahan yang ada di Kota Pontianak.Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi citra Landsat TM 7 tahun 2012dan Ikonos tahun 2008. Sedangkan untuk perhitungan emisi CO2 mengacu pada metode yangdikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 1996 mengenaiGuidelines for National Greenhouse Gas Inventories Workbook. Hasil penelitian menunjukkanbahwa luas tutupan lahan bervegetasi eksisting Kota Pontianak tahun 2012 adalah 3.351,21 haatau 29% dari luas total wilayah Kota Pontianak. Emisi CO2 yang dihasilkan Kota Pontianak darienergi (bahan bakar) sebesar 1.713.909 ton/tahun, ternak dengan jumlah emisi 284 ton/tahun,pertanian dengan jumlah emisi 10.692 ton/tahun, dan penduduk dengan jumlah emisi 192.824ton/tahun. Total emisi CO2 dari keempat sumber tersebut adalah 1.917.709 ton/tahun. Tingginyatingkat emisi CO2 yang terdapat di Kota Pontianak menyebabkan wilayah ini membutuhkanluasan RTH sebesar 5.962,2 ha atau sebesar 52% dari luas wilayah kota untuk menyerap seluruhemisi CO2 yang dihasilkan.Kata Kunci: Karbondioksida, Pontianak, ruang terbuka hijau
PEMETAAN KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT TRANSPORTASI DI AREA ZOSS (ZONA SELAMAT SEKOLAH) DI KOTA PONTIANAK Ade Supriyatno
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 5, No 1 (2017): JURNAL 2017
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1010.692 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v5i1.21200

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan pada kawasan sekolah kota Pontianak yaitu SDN 17, TK Pertiwi dan SMPN 9 kota Pontianak yang memiliki ZoSS (Zona Selamat Sekolah) yang dibangun pada tahun 2015. Berdasarkan Pada pasal 31 Perda No 2 Tahun 2013 tentang RTRW 2013-2033 di sebutkan bahwa kawasan peruntukan pelayanan umum yaitu kawasan pendidikan seharusnya berada di jalan Ampera di kelurahan Sungai Jawi kecamatan Pontianak kota. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan yang terjadi di lokasi sesungguhnya, dimana lokasi sekolah yang masih berada di kawasan yang bukan di peruntukan khusus untuk sekolah. SDN 17 berlokasi di Jalan Putri Candramidi kota pontianak, TK Pertiwi berlokasi di jalan K.H A. Dahlan, dan SMPN 9 berlokasi di jalan Pengeran Natakusuma dimana ketiga jalan termasuk daerah yang cukup padat transportasinya di kota Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan, memetakan sebaran tingkat kebisingan, dan membuat upaya penanggulangan akibat tingkat kebisingan di masing-masing lokasi. Penentuan titik pengukuran dilakukan pada aplikasi google earth, yang kemudian pada saat di lapangan titik koordinatnya diambil menggunakan aplikasi GPS. Pengukuran tingkat kebisingan pada penelitian dengan menggunakan alat Sound Level Meter. Pengukuran dilakukan selama 10 menit pada setiap titik, dan data yang diperoleh adalah data tingkat kebisingan dengan mengacu pada SNI 7231:2009. Pemetaan sebaran tingkat kebisingan menggunakan aplikasi  surfer 11. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kebisingan di SDN 17, TK Pertiwi dan SMPN 9 kota Pontianak melebihi baku mutu ambang batas kebisingan untuk kawasan pendidikan dalam hal ini sekolah yang tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP.48/MENLH/11/1996 yaitu sebesar 55 dB. Berdasarkan hasil penelitian bahwa nilai tingkat kebisingan tertinggi adalah 72,8 dBdenganjarakbangunansekolahterhadapjalanraya 13 m, yaitu pada SDN 17 kota Pontianak. Tingkat kebisingan terendah terdapat pada SMPN 9 kota Pontianak yaitu dengan nilai kebisingan 52,3 dBdenganjarakbangunansekolahterhadapjalanraya 40 m. Peta sebaran tingkat kebisingan di kawasan pendidikan kota pontianak dominan berwarna kuning dan merah, yang artinya tingkat kebisingan di area sekolah rata-rata di antara 60-70 dB. Upaya untuk meminimalisir kebisingan dari aktivitas transportasi di Pontianak yaitu membuat BPB dapat berupa penghalang alami (natural barrier) dan penghalang buatan (artificial barrier), Menmbahkan tanaman yang dapat meredam bising. Serta untuk pemerintah kota bisa membuat kebijakan mengenai pemakaian moda transportasi umum. Kata Kunci :Zoss, sekolah, surfer 11, pemetaan kebisingan
ANALISIS KONSENTRASI GAS KARBON MONOKSIDA (CO) PADA RUAS JALAN GAJAH MADA PONTIANAK SENDI YULIANTI
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 2, No 1 (2014): Jurnal 2014
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.003 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v2i1.5554

Abstract

ABSTRAKKarbon Monoksida (CO) merupakan salah satu penyumbang pencemaran udara yang berasal dari sektor transportasi akibat dari buangan pembakaran mesin yang kurang sempurna. Jalan Gajah Mada Pontianak merupakan salah satu jalan yang padat lalu-lintas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui di titik dan pada variasi jarak berapakah kadar konsentrasi gas karbon monoksida (CO) tertingi di ruas Jalan Gajah Mada Pontianak, bagaimana pengaruh konsentrasi CO dengan variasi pengambilan jarak (0m, 5m dan 10m) dari sumber yang berada di badan jalan serta bagaimana pengaruh kondisi parameter metereologi seperti suhu, arah angin dan kecepatan angin terhadap nilai konsentrasi gas karbon monoksida (CO). Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan konsentrasi gas karbon monoksida (CO) dan parameter metereologi berupa arah dan kecepatan angin serta suhu merupakan variabel terikat dan variabel bebas berupa jarak pengambilan dengan jarak 0m, 5m, dan 10m dari sumber. Hasil penelitian yang dilakukan setiap hari Kamis (mewakili hari kerja) dan setiap hari Minggu (mewakili hari libur) di bulan September 2013 menunjukkan hasil konsentrasi tertinggi di dapatkan pada hari kerja dengan nilai konsentrasi CO sebesar 19.955 ?g/Nm3 dengan kecepatan angin saat pengukuran adalah sebesar 0,1 m/s dan suhu sebesar 27,7 0C dan pada hari libur didapatkan nilai konsentrasi gas karbon monoksida (CO) sebesar 24.944?g/Nm3 dengan kecepatan angin saat pengukuran adalah sebesar 0,2 m/s dan suhu sebesar 28,7 0C yang berada pada titik yang sama yaitu pada titik 6 yang terdapat pada persimpangan Jalan Gajah Mada, Jalan Veteran dan Jalan Pahlawan dengan jarak 0m. Berdasarkan analisis statistik dengan Kruskal Wallist Test menunjukkan H ? X2? ; K-1, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara perbedaan jarak dalam pengambilan konsentrasi CO. Semakin jauh jarak pengambilan dari sumber maka nilai konsentrasi CO akan semakin berkurang. Parameter metereologi berupa suhu yang tinggi akan menyebabkan tingginya nilai konsentrasi CO. Sedangkan pengaruh dari kecepatan angin yang tinggi akan menyebabkan nilai konsentrasi CO akan berkurang.Kata kunci : Konsentrasi CO, jarak pengambilan sampel, parameter metereologi
Kosentrasi BOD, Minyak dan Lemak di Permukiman Desa Bakau Besar Laut Kec. Sungai Pinyuh Kab. Mempawah Isna Apriani; Zairin Zain; Ria Risti Astanti
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 6, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1179.973 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v6i2.27400

Abstract

Abstract: The settlements in RW 3 and RW 4 of Bakau Besar Laut village, Sungai Pinyuh district, covers an area adjacent to two small industries, namely a shrimp farm and copra processing with no WWTP facility, generating domestic wastes that potentially pollute local settlements and farms. This research has the purpose of identifying the BOD, Grease and Fat contents in the settlement by testing the drainage water quality in the local settlements and farms. Grab Sampling method was used to sample the water, whereas Mann Whitney method served in statistical test. Result of analysis shows that BOD concentration in each drainage has surpassed the quality standard specified in Government Regulation (PP) no. 82 of 2001, but the Oil and Fat concentration did not surpass the same regulation. Based on the results of Mann whitney statistica test, it was found that the BOD, Grease and Fat content has a radius of 700 m > 1700 m (agricultural drainage) with sig value of 0.677 > 0.05; 500 m > 1500 m (inhabitants’ drainage) with sig value of 0.936 > 0.05. Recommendations include clean water treatment (PAM/drinking water company) with intake from Bakau Besar Laut river and garbage sorting based on their characteristics (e.g. organic, anorganic and toxic and hazardous), establishing WWTP (Waste Water Treatment Plant) for shrimp farms and copra processing industries as well as establishing animal waste-based Biogas processing plants as sources for fuel and compost fertilizers that can be reutilized by the people.Abstrak: Permukiman di RW 3 dan RW 4 Desa Bakau Besar Laut,Kec. Sungai Pinyuh, merupakan kawasan yang berdekatan dengan dua industri kecil yaitu tambak udang dan pengolahan kopra yang tidak memiliki [IPAL] dengan limbah domestik yang berpotensi mencemari permukiman dan pertanian di kawasan tersebut.Riset ini bertujuan untuk mengetahui kadar BOD, Minyak dan Lemak di permukiman dengan menguji kualitas air drainase warga dan pertanian. Metode Grab Sampling digunakan untuk pengambilan sampel air dan metode Mann Whitney sebagai pengujian statistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa Konsentrasi BOD pada masing – masing drainase telah melewati standar baku mutu PP 82 tahun 2001 sedangkan konsentrasi Minyak dan Lemak tidak melewati standar baku mutu PP 82 tahun 2001. Berdasarkan hasil uji statistik Mann whitney didapatkan kadar BOD, Minyak dan Lemak diantaranya radius 700 m > 1700 m (drainase pertanian) dengan nilai sig 0,677 > 0,05; 500 m > 1500 m (drainase warga) dengan nilai sig 0,936 > 0,05. Rekomendasi berupa pengolahan air bersih (PAM) dengan intake yang berasal dari sungai Bakau Besar Laut, melakukan pemisahan sampah sesuai dengan karakteristik limbahnya yaitu organik, anorganik dan B3, mendirikan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk industri tambak udang dan pengolahan kopra serta mendirikan pengolahan Biogas berbahan baku limbah ternak sebagai sumber bahan bakar dan pupuk kompos organik yang dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.

Page 3 of 35 | Total Record : 346