cover
Contact Name
Rinto Hasiholan Hutapea
Contact Email
rintohutapea81@gmail.com
Phone
+6281310083870
Journal Mail Official
haratijpk@gmail.com
Editorial Address
Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya Jl. Tampung Penyang RTA Milono Km. 6 Palangka Raya, Kalimantan Tengah, 73112.
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen
ISSN : 2776995X     EISSN : 27766454     DOI : https://doi.org/10.54170/harati.v2i1
Core Subject : Religion, Education,
HARATI: Jurnal Pendidikan Kristen adalah jurnal yang menerbitkan hasil penelitian di bidang pendidikan kristen. Kajian-kajian penelitian bidang pendidikan kristen yang dimaksud mencakup pendidikan formal maupun nonformal. Secara khusus bidang kajian pendidikan kristen tersebut adalah: Pendidikan kristen dan kompetensi guru, Pendidikan kristen dan hasil belajar peserta didik, Pendidikan kristen pada usia dini, Pendidikan kristen pada usia lanjut, dan Pendidikan kristen dalam masyarakat majemuk.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 44 Documents
Model dan Strategi Pembelajaran Yesus berdasarkan Injil Sinoptik dan Implementasinya bagi Guru Pendidikan Agama Kristen Yonatan Alex Arifianto; Hardi Budiyana; Paulus Purwoto
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 1 No 1 (2021): HaratiJPK: April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.278 KB) | DOI: 10.54170/harati.v1i1.23

Abstract

The success of Christian religious education can be observed from the joint corporation between Christian religious education teachers and students and maximizing the teaching which is the goal. Therefore, the role of the teacher in building models and learning strategies for Jesus based on the synoptic Gospels can be applied in the learning process. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that teachers and all church leaders are expected to be able to convey the value of the Jesus Learning model and strategy for the congregation and students. Because the learning carried out by Jesus in developing spiritual values ​​and can be implemented is what is expected to be maximized in the teaching carried out. Because this is based first on the importance of Christian education, for the congregation's spirituality and for students who continue to aim and focus on Jesus as an example in learning. So that it can bring the role of Christian religious education teachers in learning to explore in studies in the Synoptic Gospels to obtain a Jesus Learning model. Keberhasilan pendidikan agama Kristen dapat dicermati dari koorporasi bersama antara guru Pendidikan Agama Kristen dan peserta didik serta memaksimalkan pengajaran yang yang menjadi tujuan tersebut. Oleh karena itu peran guru dalam membangun model dan strategi pembelajaran Yesus berdasarkan Injil sinoptik dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka maka didapatkan kesimpulan bahwa Guru dan seluruh pimpinan gereja sangat diharapkan dapat menyampaikan nilai dari model dan strategi pembelajaran Yesus bagi para jemaat maupun peserta didik. Sebab pembelajaran yang dilakukan oleh Yesus dalam mengembangkan nilai kerohanian serta dapat di implementasikan menjadi hal yang sangat diharapkan dapat dimaksimalkan dalam pengajaran yang dilakukan. Karena hal tersebut didasari pertama pentingnya pendidikan Kristen, bagi spiritual jemaat maupun peserta didik yang tetap mengarah dan berfokus kepada Yesus sebagai teladan dalam pembelajaran. Sehingga dapat membawa peran guru pendidikan agama Kristen dalam pembelajaran dapat mengeksplore dalam kajian dalam Injil sinoptik untuk didapatkan model Pembelajaran Yesus.
Implikasi Pendidikan Kristen dalam Keluarga Menurut Efesus 6:1-4 Pada Masa Pandemi Covid-19 Reynhard Malau
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 1 No 1 (2021): HaratiJPK: April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.654 KB) | DOI: 10.54170/harati.v1i1.28

Abstract

This study aims to see the implications of Christian education in families according to the text of Ephesians 6: 1-4 during the Covid-19 pandemic. In connection with the biblical text as an object, this research is classified as a type of descriptive research using an interpretive paradigm, more precisely called the interpretive descriptive method, by interpreting the text of Ephesians 6: 1-4, this method aims to build a theoretical framework that underlies interpretation, as well as describes the results of the analysis on the basis of findings which are clarified by theory. The results of this study are the implications of Christian education in the family according to the text of Ephesians 6: 1-4 during the Covid-19 pandemic, namely: improving the quality of the role of parents in the spiritual growth of children, as described in the exegesis of Ephesians 6: 1-4, growth. Spiritual children are the responsibility of parents, a child will respect their parents on the basis of fear of God, direction and education from parents which are also based on fear of God. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implikasi pendidikan Kristen dalam keluarga menurut teks Efesus 6: 1-4 pada masa pandemi Covid-19. Berhubungan dengan teks Alkitab sebagai objek, maka penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan paradigma interpretatif, lebih tepatnya disebut metode deskriptif interpretatif, dengan melakukan tafsir terhadap teks Efesus 6: 1-4, metode ini bertujuan membangun kerangka teori yang melandasi penafsiran, serta membeberkan hasil analisis atas dasar temuan yang diklarifikasi dengan teori. Hasil penelitian ini adalah implikasi pendidikan Kristen dalam keluarga menurut teks Efesus 6: 1-4 pada masa pandemi Covid-19, yaitu: meningkatkan kualitas peran orangtua terhadap pertumbuhan rohani anak, seperti apa yang telah dijabarkan pada eksegesis Efesus 6: 1-4, pertumbuhan rohani anak sudah merupakan tanggung jawab dari orangtua, seorang anak akan menghormati orangtuanya atas dasar rasa takut akan Tuhan karena arahan dan pendidikan dari orangtua yang juga didasari oleh rasa takut akan Tuhan.
Pendidikan Kristen Dalam Keluarga Sebagai Pendekatan Pembentukan Karakter Anak Aprianto Wirawan
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 1 No 1 (2021): HaratiJPK: April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.326 KB) | DOI: 10.54170/harati.v1i1.29

Abstract

Christian families are a community of love, and the smallest unit in the community or congregation that lives to love each other. This research aims to remind parents who are the main educators in the family. Christian education is useful for children's spiritual and physical development in order to grow in knowledge and faith in Christ. Christian education is able to renew the mind, realize a generation that loves God with all heart, soul, mind and strength, loves the righteousness of God and lives for the glory of God. Character is a way of thinking, behaving, cooperating between individuals in the scope of family, society, nation and country. Christian education in children whose parents live separately because of important work, to shape Christian character. The child grows whole in spiritual, intellectual, emotional, social and character aspects. Keluarga Kristen merupakan komunitas cinta kasih, dan unit terkecil di tengah masyarakat atau jemaat yang hidup saling mengasihi. Penelitian ini bertujuan untuk mengingatkan orang tua yang merupakan pendidik utama dalam keluarga. Pendidikan Kristen berguna bagi tumbuh kembang rohani maupun jasmani anak agar bertumbuh dalam pengetahuan serta iman pada Kristus. Pendidikan Kristen mampu memperbaharui akal budi, mewujudkan generasi yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, mencintai kebenaran Allah serta hidup bagi kemuliaan Allah. Karakter merupakan cara berfikir, berperilaku, bekerjasama antar individu dalam ruang lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan Kristen pada anak yang orang tuanya hidup terpisah karena pekerjaan penting, untuk membentuk karakter Kristiani. Anak bertumbuh secara utuh dalam aspek rohani, intelek, emosi, sosial dan karakternya.
Peran Parenting Orangtua Dalam Perspektif Pendidikan Kristen di Era Digital Tri Astuti Yeniretnowati; Yakub Hendrawan Perangin Angin
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 1 No 1 (2021): HaratiJPK: April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.443 KB) | DOI: 10.54170/harati.v1i1.30

Abstract

The digital era faced today is not easy, both for parents as well as for children of the digital generation. This sophisticated and very fast advancement of technology and information requires a change in the perspective of parents in carrying out their parenting duties and vocation so that they can remain adaptive in undergoing the changes that exist in this digital era while still being able to adhere to the principles of Christian education. The research method used is the library research method by analyzing textbooks and previous research journals, so that the formulation of parenting roles in the perspective of Christian education in the digital era is generated. The results of this study are: The role of successful parents in this digital era is at least two important things that must be highlighted and become the mainstay of parents in carrying out their parenting roles based on the perspective of Christian education, namely: becoming a model model that reflects the principles of life based on the Bible and those who second is to build good and strong relationships with children. Along with the times that are changing very quickly, as parents, they must also be harder, smarter, more insightful, and more thorough in facing the challenges of the digital era that affect children in this digital era by paying attention to several practical things. suggested by technology and information experts. Era digital yang dihadapi saat ini tidaklah mudah, baik untuk oarangtua juga untuk anak-anak generasi digital. Kemajuan teknologi dan informasi yang canggih dan sangat cepat ini memerlukan perubahan perspektif dari para orangtua dalam menjalankan tugas dan panggilan parentingnya agar tetap dapat adaptif dalam menjalani perubahan yang ada di era digital ini namun tetap dapat berpegang teguh pada prinsip-prinsip pendidikan Kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan (library research) dengan cara melakukan analisis buku teks dan jurnal penelitian sebelumnya, sehingga dihasilkan rumusan bagaimana peran parenting orangtua dalam perspektif pendidikan Kristen di era digital. Hasil dari penelitian ini adalah: Peran orangtua yang berhasil di era digital ini paling tidak dua hal penting yang harus ditonjolkan dan menjadi andalan orangtua dalam menjalankan peran parentingnya berdasarkan perspektif pendidikan Kristen, yaitu: menjadi model teladan yang mencerminkan prinsip-prinsip kehidupan berdasarkan Alkitab dan yang kedua adalah membangun hubungan relasi yang baik dan kuat dengan anak-anak. Seiring dengan perkembangan zaman yang terus berubah dengan sangat cepat, maka sebagai orang tua juga harus makin keras, makin cerdas, makin mawas, dan makin tuntas menghadapi persoalan tantangan era digital yang memengaruhi anak-anak yang ada dalam era digital ini dengan memperhatikan beberapa hal praktis yang disarankan oleh para ahli teknologi dan informasi.
Prinsip Guru Pendidikan Agama Kristen Memotivasi Belajar Peserta Didik dalam Perspektif Alkitab Sumiati Sumiati; Reni Triposa
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 1 No 1 (2021): HaratiJPK: April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.305 KB) | DOI: 10.54170/harati.v1i1.31

Abstract

Students in the teaching and learning process can give different responses due to family problems or other things that cause a lack of enthusiasm for learning. Likewise with unhealthy associations, and external influences can have an impact on the lives of students in spiritual life and the teaching and learning process in class. Through a literature study research with a descriptive qualitative approach, the writer describes the principles of Christian religious education teachers in motivating students' learning. So it can be concluded that Christian religious education teachers as motivators will certainly find it easier to enter into the realm of problems and struggles of students because psychologically Christian religious education teachers can approach it through spiritual concepts so that it can arouse passion and motivate students to have life values. , spiritual values, and moral values. Peserta didik dalam proses belajar mengajar bisa memberikan respon yang berbeda akibat persoalan keluarga ataupun hal-hal yang lain yang menimbulkan kendornya semangat belajar. Begitu juga dengan pergaulan yang tidak sehat, dan pengaruh dari luarpun bisa berdampak bagi kehidupan peserta didik dalam kehidupan rohani maupun proses belajar mengajar di kelas. Melalui penelitian studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif penulis mendeskripsikan prinsip-prinsip guru pendidikan Agama Kristen sebagai motivator dalam perspektif Alkitab. Sehingga dalam pelaksanaan tugasnya sebagai guru pendidikan agama Kristen yang berperan sebagai motivator tentunya akan lebih mudah untuk masuk dalam ranah afektif pada proses pembelajaran yang mengarah pada permasalahan dan pergumulan peserta didik, dengan melakukan pendekatannya melalui konsep-konsep spiritual sehingga dapat membangkitkan gairah memberikan motivasi membentuk peserta didik memiliki nilai hidup, nilai spiritual, dan nilai moral. Prinsip-prinsip guru sebagai motivator juga diteladankan Yesus yang adalah Guru Agung yang mampu membangkitkan motivasi dalam diri peserta didikNya.
Urgenitas Dalam Menerapkan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen Bagi Orang Dewasa Di Gereja Ika Widyasari Simanjuntak; Talizaro Tafonao
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 1 No 1 (2021): HaratiJPK: April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.056 KB) | DOI: 10.54170/harati.v1i1.34

Abstract

This paper departs from the author's concern for the curriculum for adults in the church, that until now the curriculum has not been a particular concern for ministers and teachers in the church in adopting the curriculum as reviewed in this paper. The purpose of writing this article is to encourage churches to pay attention to curricula for adults to mature church members into strong congregations in the faith. The method used is the library research method (library research or literature review) by examining the urgency of implementing the curriculum for adults. The analysis process carried out is to use various literary sources, both journals, books and other reliable reference materials to support the author's analysis. The results of this study found that there is significance in implementing the curriculum for adults with indicators, namely recognizing adult characteristics, the Bible as the basis of the curriculum, the foundation of the development of the Christian religious education curriculum and curriculum implementation strategies. Thus, the curriculum places a very strategic and urgent position in carrying out the learning process for adults in the church. Tulisan ini berangkat dari keprihatinan penulis terhadap kurikulum bagi orang dewasa dalam gereja, bahwa sampai saat ini kurikulum belum menjadi perhatian khusus bagi para pelayan dan pengajar di gereja dalam menerapkan kurikulum sebagaimana ulasan tulisan ini. Tujuan penulisan artikel ini adalah mendorong gereja untuk memperhatikan kurikulum bagi orang dewasa untuk mendewasakan warga gereja menjadi jemaat kokoh dalam iman. Metode yang digunakan adalah metode penelitian pustaka dengan mengkaji urgenitas dalam menerapkan kurikulum bagi orang dewasa. Proses analisis yang dilakukan adalah menggunakan berbagai sumber literatur-literatur baik jurnal, buku dan bahan referensi lainnya yang terpercaya untuk mendukung analisis penulis. Hasil penelitian ini menemukan bahwa adanya signifikansi dalam menerapkan kurikulum bagi orang dewasa dengan indikator, yaitu mengenal karakteristik orang dewasa, Alkitab sebagai dasar kurikulum, landasan pengembangan kurikulum pendidikan agama Kristen dan strategi penerapan kurikulum. Dengan demikian bahwa kurikulum menempatkan posisi yang sangat strategi dan urgen dalam melaksanakan proses pembelajaran bagi orang dewasa dalam gereja.
Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Pendidikan Agama Kristen Siswa di SMAN 1 Palangka Raya Yuel Yuel; Christophany Keintjem
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 1 No 1 (2021): HaratiJPK: April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.125 KB) | DOI: 10.54170/harati.v1i1.35

Abstract

This study aims to examine the effect of self-efficacy on the learning independence of Christian Religious Education students at SMAN 1 Palangka Raya. Self efficacy is a self-belief or an assessment of one's own abilities. The method used in this research is quantitative. The data analysis technique uses simple regression to determine the effect of the self-efficacy variable on students' learning independence. The data were obtained by distributing questionnaires to students. The results of the study concluded that self-efficacy has a significant effect on learning independence, this is supported by data analysis and objective research on students of SMAN 1 Palangka Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh self efficacy terhadap kemandirian belajar Pendidikan Agama Kristen siswa SMAN 1 Palangka Raya. Self efficacy merupakan keyakinan diri atau penilaian tentang kemampuan diri sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuantitatif. Teknik analisa data menggunakan regeresi sederhana untuk mengetahui pengaruh variabel self efficacy terhadap kemandirian belajar siswa. Data diperoleh dengan menyebarkan angket kepada siswa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa self efficacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemandirian belajar, hal ini didukung dengan analaisis data dan penelitian yang objektif kepada siswa SMAN 1 Palangka Raya.
Self Regulated Learning (SRL) dalam Mengikuti Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 6 Palangka Raya Danella Merdiasi; Lilyantie; Nika Kristiani
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 1 No 2 (2021): HaratiJPK: Oktober
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.091 KB) | DOI: 10.54170/harati.v1i2.66

Abstract

Self-regulated learning is a process of regulating and controlling, monitoring motivation and academic goals, managing human and material resources, as well as becoming a determining behavior in the decision-making process and implemention when the learning process is received. This study aims to determine the level of self-regulated learning in students who take the Christian Religion Education Subject at SMP Negeri 6 Palangka Raya. The research method used is quantitative-descriptive. The population in this study were 81 students with a sample of 68 respondents. The researcher conducted a right-tailed t-test and looked for the t-value of the entire obtained data. The results of the calculation of the One Sample T-Test in this study is obtained from the t-table < from the t-value (1.66792 < 37.202). The highest level of self-regulated learning is 47.1%, the medium level is 41.2% and the lowest level is 11.8%. It can be concluded that self-regulated learning owned by students who take the Christian Religion Education Subject at SMP Negeri 6 Palangka Raya has a high level of 47.1% during online teaching and learning activities. Self regulated learning merupakan proses mengatur dan mengontrol, memonitor motivasi dan tujuan akademik, mengelola sumber daya manusia dan benda, serta menjadi perilaku yang menentukan dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksana ketika proses belajar yang diterimanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat self regulated learning pada siswa yang mengikuti mata pelajaran pendidikan agama kristen di SMP Negeri 6 Palangka Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif-deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 81 siswa dengan sampel 68 responden. Peneliti melakukan uji T pihak kanan dan mencari nilai thitung dari keseluruhan data yang didapat. Hasil perhitungan uji One Sample T-Test penelitian ini diperoleh ttabel < dari thitung (1.66792 < 37,202). Terdapat tingkat self regulated learning tertinggi sebesar 47,1 %, tingkat sedang sebesar 41,2 % dan pada tingkat terendahnya berada pada 11,8 %. Dapat disimpulkan bahwa Self Regulated Learning yang dimiliki oleh siswa- siswi yang mengikuti Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP Negeri 6 Palangka Raya memiliki tingkat yang tinggi yakni 47,1 % selama kegiatan belajar mengajar secara online atau daring.
Manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru Secara Online di SMPN 3 Kota Palangka Raya Rudie Rudie
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 1 No 2 (2021): HaratiJPK: Oktober
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.223 KB) | DOI: 10.54170/harati.v1i2.70

Abstract

This research aims to describe the management of the acceptance of new learners online in the era of the covid 19 pandemic in SMP Negeri 3 Palangka Raya. The problem raises the management of new student admissions conducted online. To map the management problems, researchers highlight aspects of planning (planning), organizing (organizing), leadership (leading), directing , driving (actuating), and control (controling). The research method using qualitative approach, which produces description data, is carried out by means of observation, documentation and interviews with principals and teachers involved in the admission committee of new learners in Christian Junior High School and State Junior High School 3 Palangka Raya Year of study 2020/2021. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen penerimaan peserta didik baru secara online era pandemi covid 19 di SMP Negeri 3 Palangka Raya. Permasalahan mengangkat manajemen penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara online. Untuk memetakan permasalahan manajemen tersebut, peneliti menyoroti aspek perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), pengarahan (directing), penggerakan (actuating), serta pengendalian (controling). Metode penelitian menggunakan pedekatan kualitatif, yang menghasilkan data deskripsi, dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap Kepala Sekolah dan Guru yang terlibat dalam Panitia penerimaan peserta didik baru di SMP Kristen dan SMP Negeri 3 Palangka Raya Tahun pelajaran 2020/2021.
Analisis Penggunaan Model Pembelajaran Inquiry Learning Bagi Peningkatan Prestasi Pendidikan Agama Kristen Marsi Bombongan Rantesalu; Sintikhe Pasaribu
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 1 No 2 (2021): HaratiJPK: Oktober
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.704 KB) | DOI: 10.54170/harati.v1i2.73

Abstract

One of the factors that support the success of learning in the classroom is the use of learning models. Among the many learning models, there is an inquiry learning model. In practice, schools that use this method correctly benefit from increasing student academic achievement. The inquiry learning model is directly related to cognitive theory. In fact, the use of this learning model is not entirely successful. This study aims to find out the reasons why the use of inquiry learning learning models have not been able to improve student achievement in Christian Religious Education subjects and how to use inquiry learning models in Christian Religious Education subjects for class VIII SMPN 2 Makale. In this study, the authors used qualitative research with descriptive methods, namely describing or explaining the results of research in clear and detailed words based on qualitative data. The results showed that the reason the use of the inquiry learning learning model had not improved the learning achievement of Christian Religious Education at SMPN 2 Makale was because it was difficult for Christian religious teachers to apply the use of learning models, the use of facilities and infrastructure was not optimal, students were less proactive in inquiry learning, and the lack of time allocation in learning. Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pembelajaran di kelas adalah menggunakan model pembelajaran yang tepat. Di antara sekian banyak model pembelajaran terdapat model pembelajaran inquiry learning. Di sekolah-sekolah pada umumnya yang menggunakan metode inquiry learning dengan maksimal akan berdampak pada prestasi akademik siswa. Model inquiry learning berkaitan langsung dengan teori kognitif. Pada kenyataannya penggunaan Model pembelajaran ini tidak sepenuhnya berhasil. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan penggunaan model pembelajaran inquiry learning belum bisa meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan bagaimana penggunaan model pembelajaran inquiry learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas VIII SMPN 2 Makale. Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yaitu menggambarkan atau memaparkan hasil penelitian dengan kata-kata yang jelas dan terinci berdasarkan data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan penggunaan model pembelajaran inquiry learning belum meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Kristen di SMPN 2 Makale adalah karena guru agama Kristen sulit menerapkan penggunaan model pembelajaran, penggunaan sarana dan prasarana tidak maksimal, peserta didik kurang proaktif dalam pembelajaran inquiry learning, dan kurangnya alokasi waktu dalam pembelajaran. Oleh karena itu pihak sekolah perlu memberi perhatian khusus dan memfasilitasi penerapan Model inquiry learning.