cover
Contact Name
Toni Malvin
Contact Email
tonimalvin@gmail.com
Phone
+6285263036463
Journal Mail Official
politanijlah@gmail.com
Editorial Address
Jln. Raya Negara km 7 Tanjung Pati, Kec. Harau, Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (26271)
Location
Kab. lima puluh kota,
Sumatera barat
INDONESIA
Journal of Livestock and Animal Health (JLAH)
ISSN : 26554828     EISSN : 26552159     DOI : https://doi.org/10.32530/jlah.v6i1
Core Subject : Agriculture,
The Journal of Livestock and Animal Health (JLAH) aims to publish the results of research studies on tropical livestock such as cattle, buffaloes, sheep, goats, pigs, horses, poultry, and pets. Journal of Livestock and Animal Health (JLAH) includes various research topics in the field of animal science including livestock products, reproduction, and physiology, nutrition, and animal feed, feed technology, breeding and genetics, animal behavior, health, welfare, food based on animal products, socio-economic and policy systems.
Articles 54 Documents
Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan Vegetatif Rumput Raja (Pennisetum purpuphoides) Judo Laksono; Wasir Ibrahim
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 3 No. 1 (2020): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.237 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v3i1.220

Abstract

Penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan vegetatif rumput raja. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Musi Rawas pada April 2018. Metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental Rancangan Acak Kelompok dengan faktorial (3x3). Faktor pertama dengan jenis pupuk kandang (P1): pupuk kotoran sapi, (P2): pupuk kotoran ayam (P3): pupuk kotoran kambing. Faktor kedua dengan dosis (D) terdiri dari, (D1): 7,5 ton/ha, (D2): 10 ton/ha (D3) 12,5 ton/ha. Penelitian ini menggunakan ulangan sebanyak 27 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan mengunakan ANOVA kemudian dilanjutkan dengan Uji Duncan. dari hasil analisis  ragam pertumbuhan vegetatif rumput raja terhadap jenis dan dosis pupuk kandang, berpengaruh sangat nyata (P kecil dari 0.01) terhadap parameter jumlah anakan dan berat biomas, serta berpengaruh tidak nyata  (P kecil dari 0.05)  terhadap tinggi tanaman dan panjang daun. Sedangkan interaksinya berpengaruh nyata (P kecil dari 0.05) pada parameter panjang daun. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa jenis (P2)  pupuk kotoran ayam dan (D2) dosis pupuk pupuk 10 ton perhektar memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan vegetatif rumput raja (Pennisetum purpuphoides).
Kualitas Nutrisi Silase Daun Ubi Kayu dengan Penambahan Molases dan Lama Penyimpanan yang Berbeda Ayu Lestari; Anwar Efendi Harahap; Wieda Nurwidada Haritsah Zain
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 3 No. 2 (2020): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.26 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v3i2.249

Abstract

Limbah daun ubi kayu dapat menjadi solusi dalam persoalan penyediaan bahan pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas nutrisi yang terkandung dalam silase daun ubi kayu dengan penambahan molases dan lama penyimpanan yang berbeda. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial (3x3) dengan 3 ulangan. Faktor A adalah level penambahan molases 0%, 7%, dan 14%. Faktor B lama penyimpanan 0 hari, 14 hari, dan 28 hari. Parameter yang diukur adalah bahan kering (%), protein kasar (%), lemak kasar (%), serat kasar (%), abu (%) dan BETN (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian level molases dan lama penyimpanan mampu menurunkan (P kecil dari 0,01) bahan kering dan serat kasar  serta  terjadi interaksi (P kecil dari 0,01) antara  pemberian level molases dan lama penyimpanan pada protein kasar, lemak kasar, dan BETN silase daun ubi kayu. Perlakuan terbaik adalah level molases 14% dan lama penyimpanan 28 hari karena menurunkan kandungan bahan kering, serat kasar dan meningkatkan BETN silase daun ubi kayu. Perlakuan terbaik adalah level molases 14% dan lama penyimpanan 28 hari karena menurunkan kandungan bahan kering, serat kasar dan meningkatkan BETN silase daun ubi kayu.
Karakteristik Fenotipe Sapi Simbal Di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi Siska Adelia; Depison; Eko Wiyanto
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 3 No. 2 (2020): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.779 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v3i2.256

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fenotipe sapi Simbal jantan dan betina di Kabupaten Merangin. Metode yang digunakan yaitu survey. Teknik pengambilan sampel secara purpossive sampling. Umur I1 dan tidak dalam keadaan bunting. Jumlah sampel sebanyak 60 ekor terdiri dari 30 ekor betina dan 30 ekor jantan. Data yang dihimpun karakteristik kualitatif meliputi warna bulu dan ada tidaknya tanduk. Karakteristik kuantitatif meliputi Bobot Badan, Pertambahan Bobot Badan, Tinggi Pundak, Panjang  Badan, Dalam Dada, Lingkar Dada, Lebar Dada, Lingkar Kanon dan Tinggi Pinggul. Karakteristik kualitatif dianalisis secara deskriptif sedangkan karakteristik kuantitatif di analisis menggunakan uji beda rata-rata (uji-t), Analisis Komponen Utama, Analisis regresi dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan karakteristik kualitatif sapi Simbal jantan dan betina yaitu memiliki warna bulu dominan coklat belang putih dan bertanduk. Karakteristik kuantitatif sapi Simbal jantan dengan sapi Simbal betina berbeda nyata (P kecil dari 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bobot badan, pertambahan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh sapi Simbal jantan lebih baik dibanding sapi Simbal betina. Faktor penentu ukuran-ukuran tubuh sapi Simbal adalah Lingkar Dada dan faktor penentu bentuk tubuh sapi Simbal Jantan adalah Panjang Badan penentu bentuk tubuh Betina adalah Tinggi Pundak. Korelasi antara ukuran tubuh dengan bobot badan yang tertinggi adalah Lingkar Dada.
Identifikasi Reaktor Brusellosis Pada Populasi Sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Ambon Astri Dwyanti Tagueha
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 3 No. 2 (2020): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.856 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v3i2.261

Abstract

Brusellosis merupakan penyakit ekonomis pada hewan yang bersifat infeksius dan mudah menyebar. Evaluasi keberadaan reaktor di titik penyebaran seperti RPH penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi reaktor brusellosis pada sapi di RPH Kota Ambon. Variabel yang diamati yaitu asal sapi, umur, jenis kelamin, dan status kebuntingan. Besaran sampel ditentukan berdasarkan rumus deteksi penyakit dengan tingkat konfidensi 95%, asumsi prevalensi 2%, dan error 0,05. Sebanyak 175 sampel darah diambil untuk pemeriksaan Rose Bengal Test (RBT) dan dikategorikan reaktor jika muncul reaksi aglutinasi pada saat pengujian. Hasil penelitian menunjukkan 10.29% sapi adalah reaktor. Diantara sejumlah sapi yang berstatus reaktor, 55.56% berasal dari Pulau Seram, 88.89% berumur besar dari 1,5 tahun, 66.67% adalah betina, dan 75% positif bunting. Hasil ini perlu divalidasi dengan Complement Fixation Test (CFT) sehingga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan program monitoring dan survailans secara berkelanjutan
Pengaruh Pemberian Tanaman Obat Sebagai Feed Additive Dalam Ransum Terhadap Performa dan Organ Pencernaan Ayam Pedaging Yurni Sari Amir; Prima Silvia Noor; Sujatmiko; Nelzi Fati; Toni Malvin
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 3 No. 2 (2020): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.319 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v3i2.272

Abstract

Penelitian broiler dengan pemberian tanaman obat sebagai feed additive dalam ransum berupa tepung daun salam, daun pepaya, daun jambu biji dan tepung daun miana untuk melihat pengaruhnya terhadap performa broiler. Penelitian dilakukan selama 2 bulan yang dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak dan di kandang broiler Laboratorium Produksi Ternak. Broiler yang digunakan 100 ekor umur satu hari. Pakan yang diberikan ransum adukan yang terdiri dari jagung, bungkil kedele, tepung ikan, tepung mie, minyak, top mix. Perlakuan yang diberikan adalah daun salam (Eugenia polyantha Wight), daun pepaya (Carica papaya Linn), daun jambu biji (Psidium Guava L)  dan  daun miana (Coleus scutellarioides) yang dijadikan tepung. Rancangan yang digunakan adalah  RAL, dengan  5 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu ransum adukan 100% sebagai kontrol (A), penambahan 0,5% tepung daun salam pada ransum adukan (B), penambahan 0,5% tepung daun pepaya pada ransum adukan (C), penambahan 0,5% tepung daun jambu biji pada ransum adukan (D) dan penambahan 0,5% tepung daun miana pada ransum adukan (E). Parameter penelitian adalah menghitung konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Hasil penelitian didapatkan bahwa tanaman obat sebagai feed additive dalam ransum memberikan pengaruh yang  tidak berbeda nyata (P besar dari 0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum.
Kualitas Mikrobiologi Telur Ayam Berdasarkan Jumlah Total Mikroba dan Kolifrom di Pasar Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur Akhmad Rizaldi; Engki Zelpina
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 3 No. 2 (2020): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.387 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v3i2.273

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui total jumlah mikroba dan Coliform pada telur ayam yang dijual di Pasar Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Total Sampel adalah 20 butir, dari seluruh pedagang telur ayam yang berjumlah 5 pedagang. Pengujian jumlah total mikrob (TPC) dan Coliform pada telur menggunakan metode SNI: 2897:2008 tentang Metode Pengujian Cemaran Mikroba dalam Daging, Telur dan Susu serta Hasil Olahannya. Hasil penelitian menunjukkan TPC kecil dari 1 X 10 2 sampai 9,1 x 10 5 CFU/gram dengan rata-rata 1,9 x 10 5 CFU/gram yang sudah melebihi ambang batas maksimum cemaran mikroba pada pangan. Sedangkan Coliform masih kecil dari 3,6 MPN/gram.
Nilai pH, VFA, dan NH3 Ransum Berbasis Jerami Padi Fermentasi yang Diberi Penambahan Tepung Daun Sirsak (Annona muricata) Secara In Vitro Nining Suningsih; Sadjadi Sadjadi
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 3 No. 2 (2020): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.39 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v3i2.274

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai pH, VFA, dan NH3 ransum yang diberi penambahan tepung daun sirsak secara In Vitro. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu persiapan ransum perlakuan yang dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian dan  pelaksanaan pengukuran pH, VFA, dan NH3 secara In Vitro dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah IPB.  Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri : T0 = Ransum basal, T1 = Ransum basal + Tepung daun sirsak 1%, T2 = Ransum basal + Tepung daun sirsak 2%, T3 = Ransum basal + Tepung daun sirsak 3%. Peubah yang diamati pH, VFA dan NH3. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dan uji lanjut  jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan tepung daun sirsak dalam ransum secara In Vitro berpengaruh nyata terhadap nilai pH, VFA, dan NH3. Nilai pH tertinggi ditunjukkan T0 (6,95) dan terendah T3 (6,73), nilai VFA tertinggi T3 (130,95 mM) dan terendah T0 (73 mM), serta nilai NH3 tertinggi ditunjukkan T3 (10,90 mM) dan terendah T0 (8,73). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penambahan tepung daun sirsak dalam ransum hingga 3% signifikan menurunkan nilai pH, meningkatkan nilai VFA dan NH3
Prevalensi Cacing Fasciola Hepatica Pada Sapi Akseptor Program Upsus Siwab Di Kabupaten Muna: Prevalence of Fasciola Hepatica Worms in Cattle Upsus Siwab Program Acceptors in Muna Regency Deki Zulkarnain; A Selamet Aku; Rahmatullah Rahmatullah; Laode Muh Munadi
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 4 No. 1 (2021): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.681 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v4i1.291

Abstract

UPSUS SIWAB adalah program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan populasi sapi melalui perbaikan manajemen pemeliharaan dan reproduksi ternak. Salah satu kendala dalam pencapaian program tersebut adalah infeksi penyakit. Infestasi parasit cacing dilaporkan mampu menurunkan produktivitas ternak seperti penurunan bobot badan, daya kerja, kualitas daging, kulit, jeroan, dan terhambatnya pertumbuhan pada sapi muda serta berpotensi sebagai penular penyakit pada manusia (agen zoonosis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi cacing Fasciola hepatica (F. hepatica) pada sapi akseptor program UPSUS SIWAB di Kabupaten Muna. Sebanyak 270 sampel feses sapi dikoleksi dari sembilan kecamatan menggunakan metode random sampling. Variabel yang diamati, yaitu jenis telur cacing yang menginfestasi sapi akseptor menggunakan metode natif dan pembesaran mikroskop 100x (10x10). Selanjutnya, data dianalisis menggunakan persamaan prevalensi. Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat prevalensi kejadian F. hepatica di Kabupaten Muna adalah 4,9%. Berdasarkan lokasinya, infestasi cacing F. hepatica dideteksi pada sapi akseptor yang tersebar di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Parigi (0,74% ; 2/270), Lasapela (0,37% ; 1/270), Kabawo (2,59% ; 7/270), Watopute (0,37% ; 1/270) dan Tangkuno Selatan (0,74% ; 2/270). Faktor yang diduga berpengaruh terhadap variasi infeksi ini adalah sistem pemeliharaan ternak, keberadaan inang perantara dan tampungan air serta metode diagnose yang digunakan pada studi ini.
Faktor Risiko Kejadian Mastitis pada Kambing Peranakan Etawah (PE) di Kelompok Ternak Tirto, Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta: The Risk Factor for Mastitis in Peranakan Etawah (PE) Goat at Tirto Farmer Group, Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta Clara Ajeng Artdita; Nurulia Hidayah; Fajar Budi Lestari; Yohanes Wawan Budiyanto; Muhammad Fatan Hidayatullah; Desyah Rahmayanti
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 4 No. 2 (2021): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.352 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v4i2.300

Abstract

Kelompok Ternak Tirto merupakan salah satu peternakan kambing Peranakan Etawah (PE) yang cukup besar dan berada di wilayah Kulonprogo, Yogyakarta. Kambing Peranakan Etawah dikembangbiakkan untuk produksi susu. Intra Mammary Infection (IMI) atau mastitis, khususnya mastitis subklinis, merupakan salah satu penyakit yang menurunkan produksi susu kambing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berkontribusi terhadap terjadinya mastitis subklinis pada kambing PE di Kelompok Ternak Tirto tersebut. Data faktor risiko dikumpulkan menggunakan kuesioner. Metode kuesioner berupa wawancara langsung kepada 19 peternak anggota kelompok ternak ini dan observasi pada saat dilakukan kegiatan pemerahan. Faktor risiko pada kambing PE ditentukan dengan menggunakan odds ratio (OR). Faktor risiko yang berhubungan positif dengan mastitis subklinis pada kambing PE kelompok tani Tirto di Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta adalah kebersihan kandang (OR = 1,2) dan pembersihan ambing (OR = 8,6), sedangkan faktor risiko lainnya adalah asosiasi negatif.
Evaluasi Aspek Teknis Pemeliharaan Kambing Peranakan Etawa (PE) Menuju Good Dairy Farming Practice (GDFP) di PT. Boncah Utama Kabupaten Tanah Datar: Evaluation of Technical Aspects of Maintenance Etawa Crossbred Dairy Goat Towards Good Dairy Farming Practice (GDFP) at PT. Boncah Utama, Tanah Datar District Arief Arief; Elly Roza; Bonica Oktaviona
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 4 No. 1 (2021): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.757 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v4i1.316

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aspek teknis pemeliharaan kambing Peranakan Etawa (PE) berdasarkan panduan Good Dairy Farming Practice (GDFP) di PT. Boncah Utama Kabupaten Tanah Datar. Metode yang digunakan adalah survey dan  observasi langsung di Usaha Peternakan kambing PE PT Boncah Utama dan analisis laboratorium. Sebaanyak 15 ekor kambing PE diberi perlakuan dengan menerapkan Good Milking Practices (GMiP).  Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Peubah yang diamati adalah total plate count dan evaluasi aspek teknis pemeliharaan menggunakan kuisioner yang berpedoman pada pelaksanaan GDFP modifikasi dari metode FAO/IDF (2010) dan penghitungan kandungan total bakteri susu (Total Plate Count). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan GDFP di Peternakan Kambing PE PT Boncah Utama Kabupaten Tanah Datar sudah cukup baik dan analisis keragaman terhadap TPC menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap total plate count susu (P kecil dari 0.05). Kesimpulan penelitian ini adalah evaluasi GDFP di PT Bocah Utama sudah cukup baik dan sangat penting diterapkan  untuk memastikan susu yang dihasilkan berkualitas dan memenuhi standar yang sudah ditetapkan.