cover
Contact Name
Bayu Eka Riarsa Thira
Contact Email
bayu.thira@stikesrespati-tsm.ac.id
Phone
+6281223004727
Journal Mail Official
lppm@stikesrespati-tsm.ac.id
Editorial Address
Jl. Singaparna KM. 11 Cikunir Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat 46181
Location
Kab. tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan BIDKEMAS Respati
ISSN : 20879822     EISSN : 29882699     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan BIDKEMAS STIKes Respati Tasikmalaya, terlahir dari motivasi dan inovasi para dosen untuk ikut berkiprah mengembangkan dunia riset dalam bidang kesehatan. Adanya tuntutan informasi yang semakin berkembang maka keberadaan jurnal kesehatan BIDKEMAS ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi lingkungan akademik khususnya bidang kesehatan dan berdaya guna bagi institusi lainnya yang sangat membutuhkan informasi riset dalam lingkup profesi Kebidanan dan Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan BIDKEMAS akan diterbitkan setiap pertengahan tahun (6 bulan sekali) dan memuat hasil riset untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baik dalam kebidanan maupun kesehatan masyarakat. Keberadaan jurnal BIDKEMAS mendapatkan pengelolaan khusus dari dewan redaksi sehingga setiap terbitan diharapkan mampu mendapatkan penerimaan yang baik dikalangan pengguna.
Articles 172 Documents
PENGARUH YOGA TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA MAHASISWA TINGKAT III PRODI DIII KEBIDANAN STIKES RESPATI TASIKMALAYATAHUN 2015 Lia Yuliastuti, SST, M.Keb
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 1 (2016): Februari 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i1.64

Abstract

Dismenore atau nyeri haid pada saat menstruasi, dilaporkan sebagai keluhan ginekologis paling umum dan sering menyebabkan ketidakhadiran seorang remaja ataupun dewasa dari kerja, sekolah, ataupun aktivitas lainnya (Iqvita, 2010). Setelah dilakukan studi pendahuluan di mahasiswa Prodi DIII Kebidanan STIKes Respati Tasikmalaya yakni pada semua mahasiswi yang berjumlah 232 orang, 130 orang pernah mengalami Dismenore dengan 70 orang diantaranya mengalami Dismenore pada setiap menstruasi, sebagian besar dirasakan pada hari pertama sampai hari ketiga menstruasi. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh yoga terhadap penurunan Dismenore pada mahasiswa tingkat III Prodi DIII Kebidanan STIKes Respati Tasikmalaya. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan eksperimen dengan pendekatan pre eksperimental design pre test and post test one group. Karena rancangan ini merupakan bentuk desain eksperimen yang lebih baik validitas internalnya daripada pre eksperimen namun lebih lemah dari true eksperimen. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III Prodi DIII Kebidanan STIKes Respati Tasikmalaya yang menderita Dismenore setiap menstruasinya yaitu sebanyak 25 orang. Penelitian ini menggunakan total sampling dari populasi yang selalu mengalami Dismenore setiap menstruasinya pada Prodi DIII Kebidanan STIKes Respati Tasikmalaya yang berjumlah 25 orang.Instrumen yang digunakan adalah kuesioner serta tehnik analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji T. Hasil penelitian adalah dari 25 orang objek penelitian selalu menderita Dismenore dengan 15 orang mengalami Dismenore derajat 1, 9 orang mengalami Dismenore derajat 2 dan 1 orang mengalami Dismenore derajat 3. Serta Dari 25 orang objek penelitian setelah melakukan yoga setiap mengalami Dismenore pada 3 siklus menstruasi, sebanyak 14 orang mengalami Dismenore derajat 0, 9 orang mengalami Dismenore derajat 1, 1 orang mengalami Dismenore derajat 2 dan 1 orang mengalami derajat Dismenore 3. Uji paired sample t-test didapatkan nilai signifikansi yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf kesalahan (α) 0,05. Nilai t tabel adalah 1,711, maka daerah penerimaan ho antara -1,711 sampai dengan 1,711. Pada penelitian ini, nilai t hitung 6, maka nilai di luar daerah penerimaan ho, artinya ho ditolak dan ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pengaruh yoga terhadap penurunan Dismenore diterima. Dismenorea primer yang terjadi pada remaja putri akan sangat mengganggu aktivitas dan konsentrasi sehari-hari. Hal ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung karena akan sangat mengganggu pekerjaan. Sebisa mungkin Dismenore primer yang terjadi harus dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan penatalaksanaan farmakologis dan nonfarmkologis. Yoga dapat membantu remaja yang mengalami Dismenore dalam mengurangi dan mencegah Dismenore.
GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM LIMA LANGKAH POSYANDU DI POSYANDU DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Fenty Agustini, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 1 (2016): Februari 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i1.65

Abstract

Posyandu memiliki peran strategis dalam menurunkan angka kematian balita baik melalui upaya peningkatan status gizi balita maupun dengan peningkatan pengetahuan ibu balita. Berdasarkan survey yang dilakukan tercatat beberapa permasalahan tentang Posyandu antara lain: a) Posyandu yang ada belum berjalan sesuai fungsinya dengan baik. b) Sebgian Besar Posyandu tidak memiliki peralatan yang memadai. c) Sebagian besar Posyandu belum memiliki tempat yang layak dan belum memiliki kader yang cukup. d) Cakupan pelayanan Posyandu masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan sistem lima langkah posyandu di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian ini termasuk kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mengkaji gambaran pelaksanaan sistem lima langkah posyandu. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dimana data diambil dengan melakukan observasi secara langsung Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar atau sebanyak 90,9 % Posyandu di Desa Cikunir melaksanakan sistem lima langkah posyandu. Perlu ditingkatkan pelaksanaan sistem lima langkah posyandu dengan terlebih dahulu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan kader mengenai pelaksanaan sistem lima langkah posyandu di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PERSIAPAN PERSALINAN DI DESA CIKUNIR WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Santi Susanti, SST,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 1 (2016): Februari 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i1.66

Abstract

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak. Kondisi ini dipicu masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan data profil puskesmas Singaparna tahun 2014 diketahui cakupan penanganan komplikasi/kasus obstetri kebidanan mencapai 215%. Kondisi ini jauh dari perkiraan sasaran yaitu sebanyak 198 kasus dengan target pencapaian sebesar 90%. Penangan paling tinggi adalah Desa Cikunir mencapai 382%. Memperhatikan data tersebut diperlukan pemberdayaan masyarakat dalam mengenal tanda bahaya kehamilan dan persiapan persalinan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan kematian ibu dan bayi menghindari faktor keterlamabatan. Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persiapan persalinan di desa cikunir wilayah kerja puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2015 Metode penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil pada bulan Oktober di desa Cikunir Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2015. Tekhnik pengambilan sampel adalah accidental sampling yaitu ibu hamil yang datang ke RSIA Respati untuk pemeriksaan USG gratis berjumlah 32 responden. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel dalam penelitian ini. Diketahui bahwa sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan baik yaitu 25 (78,1%). Distribusi frekuensi rencana pemilihan penolong persalinan sebagian besar responden memilih bidan sebagai penolong yaitu 31 (96,9%). Distribusi frekuensi persiapan perlengkapan ibu menunjukkan 11 orang (34,3%) sudanh lengkap. Distribusi frekuensi persiapan perlengkapan bayi diketahui responden yang sudah lengkap persiapan perlengapan bayi adalah 8 responden (25%). Distribusi frekuensi tabungan ibu bersalin diketahui sebagian besar responden menyiapkan tabulin baru sebagian yaitu 16 responden (50%). Persiapan transportasi sebagian besar ibu sudah menyiapkan transportasi untuk persalinan yaitu 23 responden (71,9%). Pengambilan keputusan diketahui sebagian besar dilaksanakan berdasarkan kesepakatan suami dan istri yaitu 19 responden (59,4%). Sedangkan persiapan pendonor darah diketahui sebagiAn besar responden belum menyiapkan yaitu 21 responden (65,6%). Ibu hamil hendaknya meningkatkan pemantauan terhadap keehatan dirinya dan kesejahteraan janinnya. Ibu dan keluarga dapat segera menyiapkan kebutuhan persalinan dan kegawatdaruratan dimulai usia kehamilan 7 bulan. Bidan dapat meningkatkan program KIE pada setiap ibu hamil dan keluarga untuk mensosialisasikan tanda bahaya kehamilan dan persiapan persiapan persalinan dengan baik
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU JAJAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Sinta Fitriani, S.KM,MKM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 1 (2016): Februari 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i1.67

Abstract

Hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) tahun 2012 mengungkapkan bahwa sebanyak 76%  pangan jajanan anak sekolah  (PJAS)  di Indonesia telah memenuhi  persyaratan keamanan, ini menunjukan masih ada  24 % yang belum memenuhi syarat, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada 68 sampel yang diperiksa, ditemukan 18 % sampel mengandung bahan kimia berbahaya(Sumber, Dinas Kesehatan, 2014). Berdasarkan hasil observasi awal di SD Negeri Cikunir didapatkan bahwa SDN Cikunir tidak memiliki kantin di sekolah. Hanya terdapat penjaja jajanan anak sekolah di luar sekolah. Perilaku jajan pada anak sekolah yang sangat tinggi, serta kebersihan jajanan yang kurang (terdapat beberapa penyaji jajanan terbuka) serta hampir semua penyaji makanan menggunakan bahan makanan tambahan seperti bumbu penyedap, saus dan lain lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku jajan pada anak sekolah  SD Negeri Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi SD Negeri Cikunir kelas 1 – 3 yaitu 86 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, kebiasaan membawa bekal dari rumah, peran guru serta perilaku jajan. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Sedangkan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (pengetahuan, sikap, kebiasaan membawa bekal serta dukungan guru) dengan variabel terikat (perilaku jajan). Uji analisis data yang digunakan adalah chisquare . Hasil penelitian didapatkan Mayoritas pengetahuan siswa tentang jajanan anak termasuk kategori kurang yaitu 68 orang ( 79,1%). sikap siswa SDN Cikunir tentang jajanan adalah tidak mendukung atau sikap negatif yaitu 64 orang (74,4%), 59 orang (68,6%) tidak memiliki kebiasaan membawa bekal makanan dari rumah ke sekolah serta siswa (53,5%)  menyatakan mendapat dukungan dari guru  berupa pemberian informasi dan larangan bahaya jajan sembarangan.   Hasil uji statistik didapatkan variabel pengetahuan (P sama dengan 0,001), sikap(P sama dengan 0,004) , kebiasaan membawa bekal (P sama dengan 0,000)  berhubungan dengan perilaku jajan sedangkan dukungan guru tidak berhubungan dengan perilaku jajan (P sama dengan 0,071) . Diharapkan dapat merancang kegiatan pencegahan resiko jajanan anak sekolah melalui pemberian informasi tentang bahaya jajanan anak sekolah serta perancangan aturan pengaturan dan pembinaan pedagang di sekitar sekolah.
GAMBARAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Hariyani Sulistyoningsih, S.KM,M.KM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 1 (2016): Februari 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i1.68

Abstract

Penelitian WHO menyingkapkan kurangnya tindakan skrining penyakit kanker di Indonesia.Khususnya untuk skrining kanker serviks yaitu sitologi serviks dan ulasan asam asetat, secara umum belum tersedia di pusat kesehatan primer pada tahun 2014. Ini ikut berpengaruh pada jumlah kematian kanker serviks di Indonesia yang tergolong tinggi karena sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker servik di wilayah Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya tahun 2015 Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur di wilayah Kecamatan Manonjaya periode September 2015 sebanyak 412 orang. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simpel random sampling sebanyak 202 responden. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, dukungan suami dan perilaku deteksi dini kanker serviks. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner 10 pertanyaan untuk pengetahuan, 1 pertanyaan untuk dukungan dan 1 pertanyaan untuk perilaku. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Hasil penelitian ini didapatkan mayoritas pengetahuan responden tentang deteksi dini kanker serviks adalah kurang yaitu 108 orang (53,46%), sedngkan tingkat pendidikan responden mayoritas adalah tingkat dasar yaitu 112 orang atau 55.4 %, Mayoritas responden tidak mendapatkan dukungan suami untuk melakukan deteksi dini kanker serviks yaitu 134 orang (66,3%) serta Responden yang melakukan deteksi dini kanker serviks adalah 19 orang (9,4%). Saran bagi masyarakat adalah dapat meningkatkan pengetahuan melalui pencarian informasi di berbagai media massa atau mengikuti penyuluhan kesehatan tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks. Serta bagi tenaga kesehatan diharapkan petugas kesehatan berperan aktif dalam mensosialisasikan pentingnya deteksi dini kanker serviks melalui penyuluhan maupun konseling kesehatan.
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP MAHASISWA TENTANG PERILAKU SEKS BEBAS DI STIKes RESPATI TASIKMALAYA TAHUN 2015 DADAN YOGASWARA,S.KM,M.KM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 1 (2016): Februari 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i1.69

Abstract

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012 komponen Kesehatan Reproduksi Remaja (SDKI 2012 KRR), bahwa secara nasional terjadi peningkatan angka remaja yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah dibandingkan dengan data hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2007. Hasil survei SDKI 2012 KRR menunjukkan bahwa sekitar 9,3% atau sekitar 3,7 juta remaja menyatakan pernah melakukan hubungan seksual pranikah, sedangkan hasil SKRRI 2007 hanya sekitar 7% atau sekitar 3 juta remaja. Sehingga selama periode tahun 2007 sampai 2012 terjadi peningkatan kasus remaja yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak 2,3%.Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang perilaku seks bebas di STIKes Respati Tasikmalaya tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STIKes Respati Tasikmalaya peserta pelatihan kesehatan reproduksi yaitu 72 orang. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian.Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner 20 pertanyaan untuk pengetahuan dan 10 pernyataan sikap. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas pengetahuan mahasiswa tentang seks bebas adalah kurang yaitu 30 orang (41,7%) serta mayoritas sikap mahasiswa tentang perilaku seks bebas adalah tidak mendukung yaitu 87,5%. Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan pencarian informasi tentang resiko perilaku seks bebas pada remaja melalui penyuluhan dan konseling.
PERBANDINGAN PROSES DEKONTAMINASI TERMOMETER ANTARA PENGGUNAAN ALKOHOL 70% DENGAN LARUTAN KLORIN, AIR SABUN DAN AIR DTT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI KELURAHAN SETIAWARGI KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA PERIODE NOPEMBER-DESEMBER TAHUN 20 Meti Megawati; Mimma Fatmala
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.70

Abstract

Studi yang dilakukan WHO di 55 rumah sakit di 14 negara diseluruh dunia juga menunjukkan bahwa (8,7%) pasien rumah sakit menderita infeksi selama menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara di Negara berkembang, diperkirakan lebih dari (40%) pasien di rumah sakit terserang infeksi nosokomial. Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2010 menunjukkan bahwa (9,8%) pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama di rawat. Tingginya frekuensi kontak dengan darah penderita akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada tenaga kesehatan. Penelitian yang dilakukan terhadap 24.000 tenaga kesehatan di rumah sakit selama 3 tahun menunjukkan bahwa insiden kontak darah (exposure rate) 3,5 per 100 pekerja per tahun. Studi awal yang dilakukan peneliti pada bulan September tahun 2013 dengan melakukan wawancara terbuka kepada Bidan Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya diperoleh informasi bahwa masih ada kejadian cross infection yang terjadi pada ibu hamil yang disebabkan karena penggunaan alat-alat yang tidak steril, dalam hal ini penggunaan termometer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan proses dekontaminasi termometer antara yang menggunakan Alkohol 70% dengan Larutan Klorin, Air Sabun dan Air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari  Kota  Tasikmalaya,  pada  bulan  Desember  Tahun 2013. Besar sampel sebanyak 2 orang yang diambil dengan teknik Purposive Sampling.  Instrumen penelitian ini menggunakan termometer yang telah dikalibrasi, lembar observasi, media agar dan mikroskop. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa termometer baru yang akan digunakan terdapat bakteri jumlah bakteri setelah digunakan pada ketiak ibu hamil trimester III responden A pada temp 1 sebanyak 1077 koloni/cm2 dan temp 2 sebanyak 1923 koloni/cm2. Sedangkan pada ibu hamil trimester III responden B pada temp 1 sebanyak 4619 koloni/cm2 dan pada temp II sebanyak 1000 koloni/cm2. Terdapat perbedaan yang signifikan proses dekontaminasi termometer antara yang menggunakan alkohol 70% dengan larutan klorin, air sabun, dan air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya periode Nopember-Desember tahun 2014 (p sama dengan 0,04). Direkomendasikan petugas kesehatan/ bidan dalam mensterilkan alat-alat kesehatan dapat menggunakan alkohol 70%, karena dapat efektif menghilangkan bakteri, serta membuat SOP nya.
GAMBARAN KEMATIAN IBU DI WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2014 Aam Nursalam, SKM,M.Mkes; Teni Supriyani, S.KM,M.KM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.71

Abstract

Berdasarkan data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan di wilayah Provinsi Jawa Barat data kematian ibu di Jawa Barat pada 2013 adalah 781 kasus dan pada tahun 2014 turun menjadi 747 kasus. Di wilayah Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014 jumlah kematian ibu adalah 31 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran jumlah kematian ibu berdasarkan tahahapan dan usia di wilayah Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang meninggal pada saat hamil, melahirkan dan nifas di wilayah Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014. Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Tehnik pengambilan data dilakukan dengan cara studi data sekunder laporan Dinas Kesehatan Kabupaten tasikmalaya Tahun 2015. Tehnik analisis data menggunakan analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa didapatkan bahwa kematian ibu pada tahun 2014 di wilayah Kabupaten Tasikmalaya adalah 31 orang. Distribusi kematian ibu berdasarkan kecamatan yang paling banyak yaitu Kecamatan Cikalong dan Salopa yaitu 3 orang atau 0.96%. Kematian ibu di wilayah Kabupaten Tasikmalaya tahun paling banyak terjadi pada tahapan bersalin yaitu 13 orang atau 41,96%. Serta kematian ibu di wilayah Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 paling banyak terjadi pada usia 20 – 35 tahun yaitu 24 orang atau 77.4 %. Disarankan instansi kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dimulai dari ANC, APN dan asuhan masa nifas.
FAKTOR DETERMINAN YANG MENJADI RESIKO TERJADINYA UNMEET NEED PADA WUS DI KECAMATAN SINGAPARNA Lilis lisnawati, SST, M.Keb
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.72

Abstract

Keikutsertaan aktif keluarga berencana (Contraceptive Prevalence Rate/CPR) di negara berkembang merupakan salah satu pilar fundamental keselamatan untuk memenuhi hak-hak reproduksi mereka, akan tetapi rendahnya angka CPR disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya masih banyak PUS yang tidak ber KB atau dikenal dengan istilah unmeet need. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor determinan yang menjadi resiko terjadinya unmeet need pada WUS di Kecamatan Singaparna. Penelitian menggunakan metode analitik crossectional dengan Analisis data yang digunakan yaitu univariat, bivariate dengan menggunakan uji Chi-Square dan multivariat dengan uji regresi logistik serta besar risiko dihitung dengan rasio prevalensi (RP). Populasi dalam penelitian adalah WUS usia 15-49 tahun yang tercatat dalam laporan Puskesmas bulan Januari-Juni 2016 di wilayah Kecatan Singaparna sejumlah 174 orang. Variabel pendidikan, pekerjaan, paritas, riwayat penggunaan KB, keyakinan menggunakan alat kontrasepsi, pengetahuan, konseling KB dan persetujuan suami merupakan variabel yang berhubungan dengan kejadian unmetneed sedangkan variabel umur, pendapatan, akses terhadap pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga merupakan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian unmetneed dan konseling KB merupakan faktor yang paling berisiko Pemerintah dapat meningkatkan promosi penggunaan alat kontrasepsi dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan permasalahan seperti masih rendahnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat dan meningkatkan kualitas konseling KB oleh petugas kesehatan dan petugas lapangan KB di Desa secara komprehensif dengan memberikan semua penjelasan secara menyeluruh sesuai kebutuhan masyarakat.
GAMBARAN EFEKTIFITAS ASUHAN DALAM KUNJUNGAN MASA NIFAS DAN KETIDAKNYAMANAN FISIK DALAM MASA NIFAS DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016 Tupriliany Danefi, SST. M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.73

Abstract

Masa nifas merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu dan bayi karena sekitar 60% kematian ibu terjadi segera setelah kelahiran dimana 50% dari kematian tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dan perawatan pada ibu serta penyuluhan kepada ibu dan keluarganya agar komplikasi nifas tidak terjadi dalam bentuk Kunjungan nifas. Cakupan kunjungan ibu nifas pada tahun 2012 adalah 85,16%, dan meningkat di tahun 2013 yaitu 86,64%, sedangkan cakupan persalinan meningkat dari tahun 2012 sebesar 88,64% ke tahun 2013 yaitu sebesar 90,88%. Hal ini menyimpulkan apabila tidak ada kesamaan antara cakupan persalinan dengan cakupan kunjungan nifas kemungkinan terjadi komplikasi persalinan dalam masa nifas atau masa nifas tidak terkontrol oleh petugas kesehatan.Tujuan Penelitian ini adalah untuk gambaran efektifitas asuhan dalam kunjungan masa nifas dan ketidaknyamanan fisik dalam masa nifas di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriprif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu nifas di bulan Mei sebanyak 11 ibu nifas. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Analisis data dilakukan secara univariat. Instrumen yang digunakan menggunakan kuesioner dan juga observasi secara langsung. Hasil penelitian didapatkan Diperoleh 54,54 % asuhan dalam kunjungan yang diberikan kurang efektif.Ibu nifas yang mengalami ketidaknyamanan dalam masa nifas sebanyak 5 orang (45,45%) dan yang tidak mengalami ketidaknyamanan sebanyak 6 orang (54,54%). Ketidaknyamanan yang terjadi adalah nyeri setelah melahirkan, pembesaran payudara dan keringat berlebih Berdasarkan hasil penelitian ini ini maka dapat disimpulkan bahwa ibu nifas masih kurang mendapatkan asuhan dalam kunjungan nifas yang mungkin bisa berdampak terjadinya ketidaknyamanan dalam masa nifas Disarankan pada ibu nifas melakukan kunjungan nifas minimal dilakukan sebanyak tiga kali untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalahmasalah yang terjadi.

Page 6 of 18 | Total Record : 172