cover
Contact Name
Bayu Eka Riarsa Thira
Contact Email
bayu.thira@stikesrespati-tsm.ac.id
Phone
+6281223004727
Journal Mail Official
lppm@stikesrespati-tsm.ac.id
Editorial Address
Jl. Singaparna KM. 11 Cikunir Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat 46181
Location
Kab. tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan BIDKEMAS Respati
ISSN : 20879822     EISSN : 29882699     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan BIDKEMAS STIKes Respati Tasikmalaya, terlahir dari motivasi dan inovasi para dosen untuk ikut berkiprah mengembangkan dunia riset dalam bidang kesehatan. Adanya tuntutan informasi yang semakin berkembang maka keberadaan jurnal kesehatan BIDKEMAS ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi lingkungan akademik khususnya bidang kesehatan dan berdaya guna bagi institusi lainnya yang sangat membutuhkan informasi riset dalam lingkup profesi Kebidanan dan Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan BIDKEMAS akan diterbitkan setiap pertengahan tahun (6 bulan sekali) dan memuat hasil riset untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baik dalam kebidanan maupun kesehatan masyarakat. Keberadaan jurnal BIDKEMAS mendapatkan pengelolaan khusus dari dewan redaksi sehingga setiap terbitan diharapkan mampu mendapatkan penerimaan yang baik dikalangan pengguna.
Articles 172 Documents
GAMBARAN PENERAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN DIBPS WILAYAH KERJA KECAMATAN SINGAPARNA TAHUN 2015 Chanty Yunie, S.ST.,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.74

Abstract

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Singaparna pada tanggal 2 September 2015 melalui studi dokumentasi terdapat permasalahan yaitu terdapat beberapa bidan yang tidak melakukan pendokumentasian pada kegiatan pelayanan ANC baik dari hasil anamesis, pemeriksaan fisik dan penatalaksanaan yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan pendokumentasian asuhan kebidanan pada antenatal care (ANC) oleh bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif observasional. Populasi dan sampel penelitian ini adalah Bidan yang mempunyai BPS di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna yang berjumlah 20 BPS Tahun 2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik total sampling, artinya seluruh BPS yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Tahun 2015 dijadikan sebagai sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format cheklist yang berisi tentang daftar kegiatan pendokumentasian dari tiap pelayanan kebidanan pada ibu hamil. Format cheklist tersebut mengacu pada standar pendokumentasian atau catatan meliputi hasil anamesis, hasil pemeriksaan fisik secara head to toe, pemeriksaan penunjang, hasil diagnosa kebidanan serta penatalaksanaan asuhan kebidanan. Analisis data yang digunakan adalalah analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran penerapan pendokumentasian asuhan kebidanan di 20 BPS wilayah kerja Kecamatan Singaparna didapatkan kesimpulan yaitu karakteristik bidan berdasarkan umur menunjukkan bahwa usia paling muda 27 tahun dan paling tua 65 tahun, rata-rata usia responden adalah 39 tahun. Pendidikan responden lulus dari D3 Kebidanan yaitu sebanyak 16 orang (80%) lulus D4 kebidanan sebanyak 4 orang (20%). Lama kerja responden paling baru adalah 5 tahun dan paling lama 46 tahun, rata-rata lama kerja bidan adalah 14,8 tahun. Pendokumentsian asuhan kebidanan pada ibu hamil yang dilakukan oleh bidan di BPS wilayah kerja Puskesmas Singaparna termasuk kategori kompeten sebanyak 9 orang (45,%) dan tidak kompeten sebanyak 11 orang (55%). Saran dalam penelitian ini agar dapat mensosialisasikan lagi tentang dokumentasi kebidanan sesuai dengan standar pendokumentasian kepada bidan yang memiliki BPS serta bagi bidan agar dapat menerapkan dokumentasi kebidanan sesuai dengan standar pendokumentasian pada setiap pelayanan kebidanan.
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKURANGAN GIZI PADA BALITA DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Hariyani Sulistyoningsih, S.KM,M.KM; Sinta Fitriani, S.KM,MKM; Fenty Agustini, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.75

Abstract

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor yang mempengaruhi timbulnya kekurangan gizi pada balita di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sehingga kemudian dapat dibuat program yang dapat mencegah dan menanggulangi masalah kekurangan gizi dengan menghilangkan faktor penybab yang bisa menimbulkannya. Target khusus dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor penyebab langsung dan tidak langsung yang menyebabkan balita di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya mengalami kekurangan gizi. Balita yang dijadikan sampel diukur kembali status gizinya dengan membandingkan berat badan balita berdasarkan tinggi badannya (indeks yang digunakan adalah BB/TB). Responden dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki Balita yang mengalami kekurangan gizi. Variabel yang diukur terdiri dari variabel-variabel yang menjadi faktor penyebab timbulnya kekurangan gizi, baik faktor langsung maupun tidak langsung. Faktor yang diteliti meliputi pola makan, penyakit infeksi yang diderita balita, pola asuh balita, pola pemberian ASI, ketersediaan makanan di Rumah Tangga, pelayanan kesehatan, keadaan lingkungan rumah,dan tingkat ekonomi keluarga. Alat ukur (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan data pada masing-masing variabel adalah kuesioner yang diwawancarakan. Data masing masing variabel kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi untuk kemudian dianalisis sehingga dapat memberikan informasi yang lebih jelas tentang faktor yang mempengaruhi kekurangan gizi. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan balita yang mengalami kekurangan gizi di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebanyak 75,0% balita penderita gizi kurang di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dalam kesehariannya berada dalam kepengasuhan ibunya secara langsung, Hanya 56,2% balita penderita gizi kurang yang mendapatkan ASI secara eksklusif, Sebanyak 43,8% balita penderita gizi kurang dibawa ke bidan apabila menderita sakit, Kondisi lingkungan rumah balita penderita gizi kurang di masih belum memenuhi syarat kesehatan serta Rata-rata pendapatan keluarga balita penderita gizi kurang di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebesar Rp 850.000. Puskesmas hendaknya membuat program yang lebih spesifik untuk dalam hal promosi kesehatan terkait pemenuhan kebutuhan gizi balita dengan memanfaatkan sarana yang telah ada di masyarakat.
GAMBARAN EFEK SAMPING PADA AKSEPTOR KB PENGGUNA METODE OPERATIF PRIA (MOP) DI KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016 Hapi Apriasih, SST.,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.76

Abstract

Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang dilakukan dengan memotong saluran sperma (vas deferens) yang membawa sperma dari testis ke penis. Dengan metode yang menyerupai sterilisasi ini, sperma tidak lagi keluar bersama air mani saat pria ejakulasi atau dikenal dengan nama MOP (Metode Operatif Pria). Berdasarkan data di Puskesmas Singaparna bahwa cakupan penggunaan MOP paling rendah dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah resiko efek samping meskipun tergolong rendah.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran efek samping metode kontrasepsi MOP di Kec Singaparna Kab Tasikmalaya Tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, jenis penelitian deskriptif. Pengumpuan data yang digunakan adalah data primer dengan instrumen penelitian kuesioner. Sampel terdiri dari 8 orang akseptor KB MOP. Analisis data yang digunakan adalah univariat. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa 100 % responden MOP tidak mengalami efek samping baik efek samping mayor atau efek samping minor, meskipun ada faktor lainnya yang dirasakan pada satu orang pengguna MOP yaitu penurunan libido tetapi bukan faktor utama karena dilihat dari faktor lain seperti pengaruh pekerjaan dan usia. Kesimpulan penelitian ini adalah seluruh akseptor pengguna MOP tidak mengalami efek samping minor dan mayor. Saran penelitian ini adalah meningkatkan KIE dan konseling KB PUS dan menggalakan kembali safari KB atau pelayanan KB gratis.
GAMBARAN FAKTOR RESIKO PARTUS PRETERM DI RS SMC KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016 Novi Endah D.S., A.Md.Keb; Santi Susanti, S.SiT, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 9 No. 1 (2018): Februari 2018
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v9i1.79

Abstract

Persalinan prematur merupakan penyebab utama terjadinya AKB yaitu sebesar 60-80% morbiditas dan mortalitas neonatal di seluruh dunia. Beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap kejadian persalinan prematur adalah usia ibu, pekerjaan ibu, status gizi, kondisi sosio-ekonomi, riwayat persalinan sebelumnya, paritas, jarak kelahiran, antenatal care, dan penyakit kehamilan. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Singaparna Medika Citra Utama (RS SMC) diperoleh kasus kejadian partus preterm pada tahun 2016 sebanyak 506 orang (25,20%) dari jumlah ibu yang melahirkan sebanyak 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran faktor resiko partus preterm di RS SMC Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2016. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan restrospektif. Subjek penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan partus premature tahun 2016 sebanyak 506 orang dengan sampel menggunakan simple random sampling sebanyak 84 orang. Teknik analisa data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persalinan prematur pada ibu bersalin ada pada kategori preterm yaitu sebesar 63,1%, rata-rata umur ibu 28 tahun, paritas ada pada kategori multipara sebesar 53,6%, KPSW ada pada kategori tidak terjadi KPSW sebesar 69,0%, tidak terjadi gemeli sebesar 86,9%, tidak terjadi preeklamsia sebesar 69,0%, tidak terjadi ekslamsia sebesar 95,2%, tidak terjadi plasenta previa sebesar 86,9%, tidak terdapat penyakit yang menyertai sebesar 94,0%, tidak mempunyai riwayat persalinan preterm sebesar 77,4%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor penyebab terjadinya persalinan adalah umur, paritas, KPSW, gameli, preeklamsia, eklamsia, plasenta previa, penyakit yang menyertai, dan riwayat persalinan prematur. Hendaknya bidan memberikan pelayanan ANC secara terpadu sesuai dengan pedoman agar dapat mendeteksi secara dini faktor resiko terjadinya partus preterm.
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI 0-12 BULAN DI RSUD SMC KABUPATEN TASIKMALAYATAHUN 2016 Neni Nuraeni, Am.Keb; Chanty Yunie Hartiningrum, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 9 No. 1 (2018): Februari 2018
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v9i1.80

Abstract

Angka kematian bayi di Indonesia masih cukup tinggi.Tedapat banyak faktor yang berkontribusi terhadap tinginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi.Diantaranya faktor langsung dan faktor tidak langsung.Data yang diperoleh dari RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah kematian bayi tahun 2015 mencapai 186 kematian bayi (16.1%) dari 1.158 kelahiran, sedangkan pada tahun 2016 kasus kematian bayi menjadi 236 kasus (19.0%) dari 1.240 ibu melahirkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor penyebab kematian bayi 0-12 bulan di RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2016.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptifretrospektif.sampel dalam penelitian ini seluruh bayi yang meninggal sebanyak 171 kasus diperoleh dengan teknik total sampling.Data diperoleh dengan menggunakan format isian yang berisikan tentang penyebab kematian bayi. Hasil penelitian diketahui bahwa Faktor kematian bayi pada tahun 2016 disebabkan karena faktor asfiksia (50.9%), prematur (8.8%), BBLR (57.3%), sepsis (7.0%), pneumonia (3.5%) dan aspirasi (2.3%), karena komplikasi persalinan berupa KPD (5.8%), prematur (8.8%), jenis persalinan pontan (74.9%),SC (25.1%), anemia (8.8%), preklampsia/eklampsia (2.9%) dan hipertensi (1.2%), usia resiko tinggi (22.2%), dan grandepara (8.2%) Kesimpulan dari penelitian bahwa penyebab kematian bayi tertinggi yaitu disebabkan oleh BBLR, asfiksia, bayi yang dilahirkan secara spontan dan ibu hamil dengan resiko tinggi. Oleh karena itu bidan disarankan memberikan pendekatan dan penyuluhan kepada ibu yang mempunyai resiko terhadap kematian bayi agar kematian bayi dapat dicegah sedini mungkin.
GAMBARAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 12 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN YANG TIDAK DIBERI ASI EKSKLUSIF DI DESA BARUMEKAR KECAMATAN PARUNGPONTENG KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2017 Mutiah AMd.Keb; Hapi Apriasih, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 9 No. 1 (2018): Februari 2018
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v9i1.81

Abstract

Pemberian ASI Eksklusif sangatlah penting bagi bayi karena nutrisi yang baik pada masa bayi, dapat menyebabkan kesehatan yang baik, pertumbuhan dan perkembangan yang optimal selama beberapa bulan pertama kehidupan. Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2016 cakupan ASI Eksklusif adalah 33,71 % dari target sebesar 65,5%, dan di Wilayah Kerja Puskesmas Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya merupakan puskesmas ke-1 terendah masalah cakupan ASI Eksklusif sebesar 8,1%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan Anak Usia 12 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan yang tidak diberi ASI Eksklusif. Penelitian ini bermanfaat sebagai masukkan bagi ibu untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pemberian ASI Eksklusif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan observasional. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Barumekar Kecamatan Parungponteng dengan waktu penelitian bulan Maret-April 2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan jumlah responden anak usia 12 bulan yang diberi ASI Eksklusif sebanyak 11 orang, dan yang tidak diberi ASI Eksklusif sebanyak 19. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, KMS dan KPSP. Analisa data menggunakan analisa univariat dengan menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan anak usia 12 bulan yang diberikan ASI Eksklusif ada pada kategori normal (100%), sedangkan yang tidak diberi ASI Eksklusif ada pada kategori tidak normal (36,8%). Perkembangan anak usia 12 bulan yang diberi ASI Eksklusif ada pada kategori sesuai (100%), sedangkan yang tidak diberi ASI Eksklusif hanya beberapa orang yang meragukan (15,8%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 12 bulan dapat dipengaruhi oleh pemberian ASI Eksklusif. Disarankan masyarakat/ ibu yang mempunyai anak usia 12 bulan untuk memperdalam mengenai manfaat ASI Eksklusif, dan harus memberikan ASI Eksklusif minimal 6 bulan setelah bayi baru lahir, agar pertumbuhan dan perkembangan anak optimal
FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SARIWANGI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2018 Wuri Ratna Hidayani, S.KM.,M.Sc.
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 9 No. 1 (2018): Februari 2018
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v9i1.82

Abstract

Latar Belakang : Case fatality rate pneumonia di Provinsi Jawa Barat yaitu pada balita kurang dari 1 tahun sebesar 0,11 %, umur 1-4 tahun 0,00% dan umur 0-4 tahun sebesar 0,04 %. Kabupaten Tasikmalaya menempati peringkat ke 12 se Jawa Barat penemuan kasus pneumonia dan ditangani pada balita yaitu sebanyak 5.351 kasus (34,4%). Rendahnya cakupan kesehatan balita, perilaku tidak sehat, sosial ekonomi menjadi penyebab morbiditas pneumonia. Beberapa program penanggulangan penyakit ISPA tersebut belum menurunkan kejadian ISPA khususnya pneumonia pada balita. Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita yaitu mengetahui hubungan antara status imunisasi, status pemberian vitamin A, status gizi balita, ASI Ekslusif, BBLR, kebiasaan merokok, kebiasaan membuka jendela, tingkat penghasilan keluarga, program P2 ISPA promosi kesehatan penanggulangan pneumonia, kunjungan rumah pneumonia atau care seeking, pelayanan MTBS dengan kejadian pneumonia balita di Wilayah kerja Puskesmas Sariwangi. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan kasus kontrol. Pengambilan sampel yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sariwangi secara totality sampling, sampel yang diambil 6 bulan terakhir yaitu Agustus-Januari 2018 terdiri dari 21 kasus dan 42 kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat menggunakan Regresi Logistik. Hasil : Hasil analisis bivariat (menggunakan tabel 2x2) menunjukkan bahwa secara statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara status imunisasi (OR sama dengan 10,0;p sama dengan 0,000), status pemberian vitamin A (OR sama dengan 5,55; p=0,005) ASI Ekslusif (OR sama dengan 4,55; p sama dengan 0,009), BBLR (OR sama dengan 6,50; p sama dengan 0,020), kebiasaan membuka jendela (OR sama dengan 3,19; p sama dengan 0,044), kunjungan rumah pneumonia atau care seeking (OR sama dengan 0,01;p sama dengan 0,000), dengan kejadian pneumonia balita di Wilayah kerja Puskesmas Sariwangi. Tidak ada hubungan antara status gizi balita (OR sama dengan 3,08;p sama dengan 0,059), kebiasaan merokok (OR sama dengan 1,00;p sama dengan 1,000), tingkat penghasilan keluarga (OR sama dengan 1,00; p sama dengan 1,000), program P2 ISPA promosi kesehatan penanggulangan pneumonia (OR sama dengan 1,96; p sama dengan 0,210), pelayanan MTBS (OR sama dengan 0,74; p sama dengan 0,582) dengan kejadian pneumonia balita di Wilayah kerja Puskesmas Sariwangi Hasil analisis regresi logistik yang memasukkan semua faktor secara bersama-sama diketahui hasil model akhir yaitu kunjungan rumah pneumonia atau care seeking merupakan faktor dominan yang merupakan faktor protektif pneumonia balita. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kunjungan rumah pneumonia atau care seeking mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian pneumonia balita di wilayah kerja Sariwangi.
GAMBARAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DENGAN RIWAYAT BBLR DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAGERAGEUNG KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2017 Laras Sekarkinanti; Tupriliany Danefi, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 9 No. 1 (2018): Februari 2018
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v9i1.83

Abstract

Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya tahun 2016 mengalami peningkatan dari tahun 2015. Pada tahun 2015 kejadian BBLR sebanyak 30 bayi (4,12%), sedangkan tahun 2016 menjadi 32 bayi (4,18%). BBLR sering kali menyebabkan komplikasi. Komplikasi jangka panjang diantaranya gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan riwayat BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu kebidanan khususnya tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 28 bayi yang memiliki riwayat BBLR dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar format DDST atau observasi dan kuesioner dan diolah dengan menggunakan analisisunivariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar bayi dengan riwayat BBLR mengalami pertumbuhan yang sesuai. Pada perkembangan bayi didapatkan hasil perkembangan tingkah laku sosial, bahasa dan motorik halus mengalami perkembangan yang sesuai tetapi pada perkembangan motorik kasar sebagian besar mengalami perkembangan yang tidak sesuai. Simpulan penelitian ini yaitu bayi dengan riwayat BBLR mempunyai resiko kecil untuk mendapatkan keterlambatan pertumbuhan namun mempunyai resiko lebih besar terjadinya keterlambatan perkembangan khususnya perkembangan motorik kasar. Saran kepada tenaga kesehatan serta orangtua untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi serta memberikan stimulasi secara optimal.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA SINGASARI KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Erna Nurjanah
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 9 No. 1 (2018): Februari 2018
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v9i1.85

Abstract

Pos pelayanan terpadu (Posyandu) adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Data cakupan posyandu dari 8 Desa yang ada di Puskesmas Singaparna selama 4 bulan terakhir (Januari – April) mengalami penurunan di Desa Singasari yaitu 52,0%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu balita ke Posyandu di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015. Manfaat dari penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya pada bidang kesehatan ibu dan dan anak, gizi, promkes dan ilmu perilaku dengan titik berat pada kajian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu balita ke Posyandu. Metode penelitian ini adalah analitik, pendekatan cros sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 4-59 bulan sebanyak 315 orang. Sampel yang di ambil sebanyak 76 orang di peroleh dengan teknik simple random sampling. Data di kumpulkan dengan kuesioner kemudian di analisis dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas pendidikan responden kategori dasar (55,3%), mayoritas responden tidak bekerja (53,9%), pengetahuan responden baik (60,5%), dukungan keluarga responden ada dukungan (55,3%), dukungan tokoh masyarakat responden mendukung (56,6%), jarak rumah responden sebagian besar dekat (55,3), kunjungan ibu balita termasuk kategori rutin (57,9%) dan ada hubunga antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan tokoh masyarakat serta jarak rumah dengan kunjungan ibu balita ke posyandu. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubunga antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan tokoh masyarakat serta jarak rumah dengan kunjungan ibu balita ke posyandu. Berdasarkan hal ini dinas kesehatan, puskesmas harus lebih intensif mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan posyandu dan bagi ibu balita harus mengikuti kegiatan-kegiatan di posyandu serta lintas sector di harapkan bisa lebih mendukung kegiatan posyandu.
PENGARUH HYPNOBREASTFEEDING PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP KECUKUPAN ASI PADA BAYI DI PUSKESMAS KAHURIPAN KECAMATAN TAWANG KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2018 Igna Siti Napilah; Hj. Yulia; Endang Astiriyani
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 9 No. 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v9i2.86

Abstract

Menyusui adalah proses pemberian ASI kepada bayi sejak lahir oleh ibu setelah melahirkan. Beberapa faktor bisa menghambat ketersediaan ASI sehingga menyebabkan bayi tidak cukup ASI, salah satunya adalah faktor psikologis ibu. Hypnobreastfeeding dapat membantu ibu meningkatkan produksi ASI dan mengurangi stress laktasi dengan cara menanamkan afirmasi positif ke dalam pikiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Hypnobreastfeeding terhadap kecukupan ASI pada bayi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment design dengan rancangan penelitian postest only control group design. Populasi yaitu 50 orang ibu hamil multigravida di wilayah kerja Puskesmas Kahuripan. Teknik pengambilan sampling yaitu total sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi, terdiri dari 25 orang dengan perlakuan Hypnobreastfeeding, dan 25 orang sebagai kelompok kontrol. Analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Mann Withney U Test. Kecukupan ASI dengan kategori cukup diperoleh hasil sebesar 52% pada kelompok intervensi dan sebesar 24% pada kelompok kontrol. Hasil uji Mann Withney U Test diperoleh hasil dengan (ρvalue) 0,020 kurang dari α (0,05) sehingga H0 ditolak atau terdapat pengaruh hypnobreastfeeding terhadap kecukupan ASI pada bayi. Terdapat pengaruh hypnobreastfeeding terhadap kecukupan ASI pada bayi. Diharapkan bidan terus memberikan pelayanan maksimal untuk keberhasilan ibu menyusui khususnya dengan melakukan Hypnobreastfeeding ini.

Page 7 of 18 | Total Record : 172