cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN
ISSN : 19799594     EISSN : 25415492     DOI : 10.21831
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 2 (2022): September" : 11 Documents clear
Pendidikan karakter melalui digitalisasi cerita anak bermuatan budaya: Analisis pada aplikasi literacy cloud Octavian Muning Sayekti; Sujarwo Sujarwo; Yi Ying Chang
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpipfip.v15i2.51222

Abstract

Media pendidikan karakter berkembang dengan variatif sejalan dengan berkembangnya teknologi. Saat ini penumbuhan nilai karakter bisa dilakukan dengan media cerita anak berbasis teknologi yang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai karakter yang termuat pada cerita anak bermuatan digital yang tersaji di dalam Literacy Cloud. Metode yang digunakan adalah analisis isi dengan instrumen berupa human instrument atau peneliti sendiri. Sumber data berupa teks yang disajikan dalam cerita anak digital. Objek dalam penelitian ini yaitu cerita anak berbasis digital sedangkan subjeknya yaitu nilai-nilai karakter dalam cerita anak berbasis digital yang disajikan Literacy Cloud. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah teknik simak dan teknik catat. Hasil temuan dari penelitian ini adalah dalam cerita anak bermuatan budaya yang disajikan terdapat 9 nilai karakter yakni: (1) bersahabat; (2) peduli sosial; (3) menghargai prestasi; (4) kerja keras; (5) mandiri; (6) kreatif; (7) rasa ingin tahu; (8) tanggung jawab; dan (9) jujur. Berdasarkan temuan dari penelitian ini, diharapkan memberikan salah satu alternatif media pendidikan karakter yang menyenangkan untuk anak. Penelitian ini masih beberapa keterbatasan, sehingga membutuhkan penelitian selanjutnya mengenai efektivitas atau pengaruh media cerita anak digital yang tersaji dalam Literacy Cloud. Character education through digitizing culturally charged children’s stories: An analysis of literacy cloud applicationsCharacter education media develops variably in line with the development of technology. Character values can be grown with engaging technology-based children's story media. This study aims to analyze the character values in digitally charged children's stories presented in the Literacy Cloud. The method used is content analysis with instruments from human tools or researchers. The data source is in the form of text shown in digital children's stories. The object of this study is a digital-based children's story, while the subject is character values in a digital-based children's report presented by Literacy Cloud. The techniques used to collect research data are listening techniques and note-taking techniques. The findings of this study are that in culturally charged children's stories presented, there are nine-character values, namely: (1) friendly; (2) social care; (3) rewarding achievements; (4) hard work; (5) independent; (6) creative; (7) curiosity; (8) responsibility; and (9) be honest. Based on the findings of this study, it is expected to provide an alternative to fun character education media for children. This research still has some limitations, requiring further research on the effectiveness or influence of digital children's story media presented in the Literacy Cloud. 
The investigation of students’ engagement in online class during pandemic Covid-19 Tommy Hastomo; Linda Septiyana
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpipfip.v15i2.49512

Abstract

Students' engagement is the high level of cognitive, emotional, and behavioral engagement in the teaching-learning activity. This article research investigated the effects of collaborative classroom activities on student engagement in the virtual classroom. This research is mix-method research that consists of qualitative and quantitative research. The independent variable is collaborative classroom activities, and the dependent variable is students' engagement. The subjects of this research are students from two different universities in Lampung. The researchers use questionnaires to collect the quantitative data and employ observation and take notes to collect the qualitative data. The researchers use TPT Cognitive Engagement Model and Quadrant Analysis for analyzing the data of research. The findings show the same level of students engagement in both quadrants three and four in both classes taught by both researchers. Analysis of students' engagement can be analyzed accurately if the use of peer-coaching techniques is carried out. In addition, the material on subject writing can be studied effectively, and students can also get motivated through collaborative learning based on research survey data.Investigasi keterlibatan siswa di kelas online selama pandemi Covid-19Keterlibatan siswa merupakan tingginya tingkat keterlibatan kognitif, emosional, dan perilaku siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Penelitian artikel ini bertujuan untuk menyelidiki efek dari kegiatan kelas kolaboratif pada keterlibatan siswa di kelas virtual. Penelitian ini merupakan penelitian metode campuran yang terdiri dari penelitian kualitatif dan kuantitatif. Variabel bebasnya adalah aktivitas kelas kolaboratif, dan variabel terikatnya adalah keterlibatan siswa. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa di dua perguruan tinggi yang berbeda di Lampung. Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data kuantitatif dan menggunakan observasi dan mencatat untuk mengumpulkan data kualitatif. Model TPT Cognitive Engagement dan Analisis Kuadran digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data penelitian. Temuan menunjukkan tingkat yang sama dari keterlibatan siswa di kedua kuadran tiga dan empat di kedua kelas yang diajarkan oleh kedua peneliti. Analisis engagement siswa dapat dianalisis secara akurat jika dilakukan penggunaan teknik peer-coaching. Selain itu, materi tentang penulisan mata pelajaran dapat dipelajari secara efektif, dan siswa juga dapat termotivasi melalui pembelajaran kolaboratif berdasarkan data survei penelitian.
The influence of word wall on students’ interest and learning outcomes Alfina Hidayaty; Mahwar Qurbaniah; Anandita Eka Setiadi
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpipfip.v15i2.51691

Abstract

A word wall is a fun, entertaining learning media game. This study aims to determine the effect of word wall media on student interest and learning outcomes. The research used the experimental method, Quasi Experimental form with Nonequivalent Control Group Design. Determination of the experimental and control classes using a simple random sampling method, treatment in the experimental class using word wall media, and media box questions in the control class. The data collection instrument for pretest-posttest learning outcomes is in the form of multiple-choice questions. Meanwhile, interest in learning was measured using a questionnaire with the Linkert scale. Analysis of learning interest data using the t-test obtained the value of student interest in learning (0.000 0.05). The value of student learning outcomes based on the U-Mann Whitney test obtained a value of (0.000 0.05), and the effect size of the results showed that the media word wall affects an interest in learning by 58.9% with an effect size value of 1.1 (large). The highest learning interest indicator is feeling happy, with a percentage of 71% in the experimental class. The effect of word wall media on learning outcomes is 79.4%, and the effect size value is 1.9 (large). The completeness value of the posttest in the experimental class was 89%, while in the control class, the percentage of completeness was 45%. It is concluded from this research that there are differences and the influence of word wall media on students' interests and learning outcomes. Pengaruh penggunaan word wall terhadap minat dan hasil belajar siswaWord wall merupakan media pembelajaran yang menyenangkan dan menghibur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media word wall terhadap minat dan hasil belajar siswa. Metode penelitian menggunakan eksperimental dengan desain Nonequivalent Control Group Quasi Experimental. Penentuan kelas eksperimen dan kontrol menggunakan metode simple random sampling, dengan perlakuan penggunaan media word wall pada kelas eksperimen dan kotak soal pada kelas kontrol. Instrumen pengumpulan data untuk pretest-posttest hasil belajar berupa soal pilihan ganda. Minat belajar diukur menggunakan kuesioner dengan skala Linkert. Analisis data minat belajar menggunakan uji t diperoleh nilai minat belajar siswa 0,000 0,05. Nilai hasil belajar siswa berdasarkan uji U-Mann Whitney adalah 0,000 0,05, dan effect size hasil menunjukkan bahwa media Word wall mempengaruhi minat belajar sebesar 58,9% dengan nilai effect size sebesar 1,1 (besar). Indikator minat belajar tertinggi adalah merasa senang, dengan persentase 71% pada kelas eksperimen. Pengaruh media Word wall pada hasil belajar mencapai 79,4%, dan nilai effect size sebesar 1,9 (besar). Nilai ketuntasan pada posttest pada kelas eksperimen mencapai 89%, sedangkan pada kelas kontrol persentase ketuntasan sebesar 45%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dan pengaruh media wor dwall terhadap minat dan hasil belajar siswa
Korelasi konsep diri dengan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi pencemaran lingkungan Desty Dini Ardianty; Romy Faisal Mustofa; Egi Nuryadin
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpipfip.v15i2.44130

Abstract

Kajian ini tergolong sebagai kajian korelasional dengan maksud mencari keterkaitan antara konsep diri dengan kemampuan dalam memecahkan permasalahan peserta didik pada materi pencemaran lingkungan. Sampel pada kajian ini diambil dari kelas X MIPA 1 dan X MIPA 3 sejumlah 60 peserta didik dengan metode pengambilan sampel secara purposive sampling. Instrumen pada kajian ini mempergunakan soal tes kemampuan dalam memecahkan permasalahan berbentuk uraian terdiri dari 25 soal dan angket konsep diri terdiri dari 40 pernyataan. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas dan linearitas sebagai uji prasyarat analisis, serta uji regresi korelasi bivariat sebagai uji hipotesis. Hasil kajian memperlihatkan bahwa terdapat korelasi antara konsep diri dengan kemampuan pemecahan masalah yang termasuk dalam kategori korelasi sedang. Hubungan antara konsep diri dengan kemampuan pemecahan masalah ini memiliki nilai sebesar R=0,509 dan R2=0,259 yang berarti terdapat kontribusi konsep diri terhadap kemampuan pemecahan masalah sebesar 25,9%, sedangkan 74,1% sisanya merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Correlation of self-concept with problem-solving skills of students on environmental pollution materialsThis research is a correlational study that aims to determine the correlation of self-concept with the problem-solving skills of students on environmental pollution material.  The population in this study was all class X MIPA as many as seven classes consisting of 252 students.  The research sample was taken from class X MIPA 1 and X MIPA 3 with as many as 60 students with a purposive sampling technique.  The research instrument includes a problem-solving skills test in the form of a description consisting of 25 questions and a self-concept questionnaire consisting of 40 statements.  The data analysis technique used is the normality and linearity test as a prerequisite test for the analysis, and the bivariate correlation regression test as a hypothesis test. The results showed that there was a correlation between self-concept and problem-solving skills abilities with a value of (R=0.509; R2=0.259) meaning that there was a contribution of self-concept to problem-solving abilities of 25.9% while the remaining 74.1% were other variables not examined in this research.
Asesmen pembelajaran selama masa Pandemi: A systematic literature review Nani Widiawati; Neni Wahyuningtyas; Idris Idris
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpipfip.v15i2.49523

Abstract

Pembelajaran di masa pandemi memiliki kondisi dimana guru dan peserta didik tidak dapat bertatap muka secara langsung. Hal ini tentu menyulitkan guru dalam melakukan kontrol kelas sehingga guru dalam melaksanakan asesmen perlu adanya penyesuaian dan inovasi. Kini, belum diketahui secara menyeluruh bagaimana pelaksanaan asesmen yang dilakukan oleh para guru. Karena itu tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui asesmen yang digunakan, penerapan assesmen pembelajaran dan assessmen yang paling sering digunakan pada pembelajaran selama masa pandemi. Penelitian ini dipandu oleh PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic review and Meta-Analyses). Dengan menggunakan basis data Dimensions dan Google Scholar. Berdasarkan 12 artikel terpilih, penelitian ini mengidentifikasi asesmen yang digunakan selama masa pandemi yakni asesmen kognitif, asesmen afektif, dan asesmen psikomotor. Asesmen yang paling sering digunakan selama masa pandemi yakni asesmen kognitif dengan media google form. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka rekomendasi ditujukan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih dikerucutkan pada satu satuan pendidikan seperti sekolah dasar, sekolah menangah pertama atau sekolah menegah atas saja.Learning assessment during a pandemic: A systematic literature reviewLearning during the pandemic has conditions where teachers and students cannot meet face-to-face. This of course helps the teacher in controlling the class so that the teacher in carrying out the assessment needs to adapt and innovate. At present, it is not yet fully known how the assessment carried out by the teachers is carried out. Therefore, the purpose of this study was to determine the assessment used, the application of learning assessments, and the most frequently used assessments in learning during the pandemic. This research was guided by PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic reviews and Meta-Analyses). By using the basic data Dimensions and Google Scholar. Based on 12 selected articles, this study identified the assessments used during the pandemic, namely cognitive assessments, affective assessments, and psychomotor assessments. The most frequently used assessment during the pandemic is a cognitive assessment using google form media. Based on the research results and conclusions, recommendations are addressed to further researchers to conduct more focused on one educational unit such as elementary school, junior high school, or high school only.
Development of social acceptance module to improve social acceptance skills of students Budi Astuti; Rizqi Lestari; Sedem Nunyuia Amedome
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpipfip.v15i2.52775

Abstract

This study aims to develop a social acceptance module to improve social acceptance skills for Yogyakarta State University students. The research was conducted with a research and development approach. The research subjects involved were 50 students of Yogyakarta State University. Data collection techniques in this study used open questionnaires, closed questionnaires, and interviews. The data analysis technique used descriptive quantitative. The results of this study indicate that 88% of students think it is necessary to develop a module to overcome the low social acceptance among students of Yogyakarta State University. This study compiled a prototype of a hypothetical module containing social acceptance, factors influencing social acceptance, and developing social acceptance skills. The social acceptance module was declared feasible by material and media experts to be used by Yogyakarta State University students. The module in this research is expected to be an alternative media to increase social acceptance for Yogyakarta State University students. Pengembangan Modul Penerimaan Sosial untuk Meningkatkan Penerimaan Sosial pada MahasiswaPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul penerimaan sosial untuk meningkatkan keterampilan penerimaan sosial bagi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan pendekatan research and development. Subjek penelitian yang dilibatkan adalah 50 orang mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner terbuka, kuesioner tertutup, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 88% mahasiswa yang memandang perlu dikembangkannya modul untuk mengatasi rendahnya penerimaan sosial di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini berhasil menyusun prototipe modul hipotetik yang berisi pengertian penerimaan sosial, faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan sosial, dan mengembangkan keterampilan penerimaan sosial. Modul penerimaan sosial dinyatakan layak oleh ahli materi dan media untuk digunakan pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Modul yang diharapkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif media untuk meningkatkan penerimaan sosial pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.
Kesalahan pengerjaan materi trigonometri berdasarkan Newman Error Analysis (NEA) ditinjau dari perbedaan gender Nia Qodr; Naufal Ishartono
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpipfip.v15i2.45017

Abstract

Telah banyak upaya penelitian yang mengkaji kesalahan siswa pada topik Trigonometri, namun masih sedikit hasil penelitian yang menganalisis kesalahan siswa SMK pada topik tersebut menggunakan teori Newman Error Analysis, khususnya ditinjau dari perspektif gender. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkap kesalahan dan faktor apa saja yang dialami siswa dalam menjawab soal trigonometri. Guru juga dapat meminimalisir kesalahan yang sama dengan membantu mengurangi faktor penghambat belajar siswa. Analisis kesalahan mengacu pada teori Newman Error Analysis (NEA) yang dideskripsikan melalui metode kualitatif. 32 siswa SMK terlibat dalam penelitian ini. Perbedaan gender ditinjau untuk mengetahui perbedaan karakteristik laki – laki dan perempuan dalam menjawab soal trigonometri. Penelitian menemukan bahwa siswa laki – laki dan perempuan mengalami hambatan yang sama dalam menjawab soal. Pada siswa laki – laki rata – rata kesalahan sebesar 3 % pada reading errors, 20% pada comprehension errors, 24% pada transformation errors, 14% pada process skill errors, dan 17% pada encoding errors. Sedangkan pada siswa perempuan hanya proses kesalahan reading errors yang terjadi 100% pada semua gender perempuan, sedangkan pada masalah yang lain sebesar 50%. Penelitian ini memberikan sumbangsih pada penguatan teori yang dapat memberikan pandangan baru, sehingga memberikan detail yang mendalam sebagai media pengambilan keputusan pembelajaran selanjutnya. Error analysis of vocational high school students on trigonometry topics based on Newman Error Analysis (NEA)There have been many research efforts that examine student errors on the topic of Trigonometry, however, there are still few research results in that attempt to analyze the mistakes of vocational students on the topic using the Newman Error Analysis theory which is specially reviewed from a gender perspective. This study analyzed students’ errors and factors in answering trigonometry questions. Teachers could minimize the same mistakes by helping to reduce the inhibiting factors for student learning. An analysis of student errors has been carried out referring to the Newman Error Analysis (NEA) involved as the sample and research population. Gender differences were reviewed to determine if there were differences in the characteristics of men and women to answer trigonometry questions. It was found that male and female students equally experienced obstacles in answering all the questions given. For male students, the average error is 3% for reading errors, 20% for comprehension errors, 24% for Transformation errors, 14% for process skill errors, and 17% for encoding errors. Meanwhile, for female students, only reading errors occurred in 100% of all female genders, while in other problems it was 50%. This research contributes to the strengthening of theories that can provide new insight, thus providing in-depth details as a medium for making further learning decisions.
Pengembangan video animasi untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa sekolah dasar Andini Dewanti; Adi Putra
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpipfip.v15i2.50209

Abstract

Keterbatasan guru dalam memaksimalkan penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa merupakan sebuah permasalahan dalam proses pembelajaran. Penggunaan video berpengaruh terhadap tingkat kemandirian belajar dan keterampilan pemecahan masalah siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan produk berupa video animasi berbasis problem-based learning untuk siswa kelas 5 SD yang layak digunakan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model ADDIE yang terdiri dari 5 tahap, yaitu tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Karena keterbatasan waktu, penelitian dilakukan hanya sampai tahap pengembangan. Data validasi ahli dan pengguna diambil menggunakan angket dan skala likert untuk ahli materi, ahil media, ahli bahasa ahli praktisi dan uji pengguna. Hasil penelitian menunjukan bahwa validasi ahli materi adalah 92,65% (kategori tinggi), validasi ahli media adalah 84% (kategori tinggi), validasi ahli bahasa adalah 91% (kategori tinggi), validasi ahli praktisi adalah 94.8% (kategori tinggi), dan uji pengguna adalah 91,3% (kategori tinggi). Berdasarkan hasil uji validasi ahli dan pengguna tersebut, video animasi berbasis problem-based learning sangat layak dan dapat digunakan dalam pembelajaran IPS kelas 5 SD karena dapat membantu siswa dalam belajar dan memahami materi IPS secara mandiriatas saja. The development of animated video for self-regulated learning improvement of school student The limitation of teachers in maximizing the use of learning media to increase student learning independence is a problem in the learning process. Video animation can be used to increase students' learning independence.  Therefore, problem-based learning-based animated videos are developed for elementary school 5th-grade students who are worthy of developing learning independence and student problem-solving skills in Social Studies. This research is development research with the ADDIE model, which consists of 5 stages, namely the analysis, design, development, implementation, and evaluation stages. Due to time constraints, the research is carried out only in the development stage. Expert and user validation data are retrieved using questionnaires and Likert scales for material experts, media experts, expert linguists’ practitioners, and test users. Animated videos are validated by material experts, media experts, linguists, practitioners, and users. Expert validation results include high catechism, namely material experts at 92.65%, media experts at 84%, linguists at 91%, practitioners at 94.8%, and user tests at 91.3%. Thus, patterned animation video based on problem-based learning is feasible and can be used in ips learning class V elementary school to help students learn Social Studies independently.
Readiness toward M-learning implementation during pandemic: Secondary high school teachers and student’s perception Sherla Sepsa Rosiva; Dedi Kuswandi; Yerry Soepriyanto
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpipfip.v15i2.47594

Abstract

During the COVID-19 pandemic, almost all secondary high schools (SMP) in Indonesia implemented distance learning to minimize face-to-face meetings by utilizing technological developments, especially through mobile phones. However, several junior high schools still encounter obstacles that prevent them from implementing distance learning, such as the lack of readiness of devices and adequate internet connections. This study uses an exploratory research design to determine the readiness of teachers and junior high school students to use their mobile phones as a learning tool that can be implemented during a pandemic. The questionnaire given is in the form of questions that link the use of mobile devices to the successful implementation of m-learning adoption in secondary high school. This questionnaire was adopted by Miglani and Awadhiya (2017). Survey responses are based on a five-point Likert-type scale: (1) strongly disagree; (2) disagree; (3) neutral; (4) agree; (5) strongly agree. The survey was distributed to teachers and students of SMP in Malang City. The total respondents are 32 teachers and 206 students. The results show that all teachers (100%) and students (99%) are ready to own a mobile device and most teachers (89%) and students (85%) have acquired the basic skill requirements for m-learning. This study recommends that teachers and students improve their advanced skills in using mobile phones to achieve learning objectives. Teachers can participate in available training and workshops, while students should be better prepared to use mobile phones to learn, create and share knowledge. Kesiapan implementasi M-learning selama masa pandemi: Persepsi guru dan siswa sekolah menengah pertamaSelama pandemi covid-19, hampir seluruh sekolah menengah pertama (SMP) di Indonesia menerapkan pembelajaran jarak jauh untuk meminimalisir pertemuan tatap muka dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, terutama melalui ponsel. Namun, beberapa sekolah menegah pertama masih mendapatkan kendala sehingga tidak dapat menerapkan pembelajaran jarak jauh, seperti kurangnya kesiapan perangkat serta koneksi internet yang memadai. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksploratif untuk mengetahui kesiapan guru dan siswa SMP terhadap penggunaan ponsel mereka sebagai alat pembelajaran yang dapat diimplementasikan selama pandemi. Kuesioner yang diberikan berupa pertanyaan yang menghubungkan penggunaan perangkat seluler untuk keberhasilan penerapan adopsi m-learning di sekolah menengah pertama. Kuesioner ini diadopsi dari Miglani dan Awadhiya (2017). Jawaban survei didasarkan pada skala tipe Likert lima poin: (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) netral; (4) setuju; (5) sangat setuju. Survei dibagikan kepada guru dan siswa SMP di Kota Malang. Total responden yaitu 32 guru dan 206 siswa. Hasil menunjukkan bahwa seluruh guru (100%) dan siswa (99%) memiliki kesiapan dalam kepemilikan perangkat seluler dan sebagian besar guru (89%) dan siswa (85%) telah memperoleh persyaratan keterampilan dasar untuk m-learning. Penelitian ini merekomendasikan kepada guru dan siswa untuk meningkatkan keterampilan lanjutan mereka dalam penggunaan ponsel untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru dapat mengikuti pelatihan maupun lokakarya yang tersedia, sedangkan siswa harus lebih siap menggunakan ponsel untuk belajar, membuat dan berbagi pengetahuan.
Afirmasi positif: Booster untuk meminimalisir hambatan belajar siswa sekolah dasar Siti Annisa Nur Wahiddah; J. Julia
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 15, No 2 (2022): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpipfip.v15i2.50910

Abstract

Afirmasi secara psikologis sangat kuat dalam mempengaruhi perubahan positif terhadap pribadi seseorang. Salah satu teknik pemberian afirmasi dapat menggunakan kalimat positif, pujian, apresiasi, atau hadiah visual sederhana yang disukai oleh seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari pemberian afirmasi positif  dalam membantu meminimalisir hambatan belajar yang dirasakan oleh siswa sekolah dasar. Metode penelitian yang diterapkan menggunakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah observasi lapangan, wawancara, dan kuesioner. Observasi dilakukan kepada salah satu kelas 2 SD di Kota Bandung di mana partisipan merupakan guru wali kelas (wanita) dengan 28 siswa (18 laki-laki dan 10 perempuan), wawancara dilakukan kepada guru wali kelas 2 dan kuesioner melalui google form disebarkan kepada 12 orang tua (tiga pria dan 8 wanita) dan kepada 6 guru (tiga pria dan tiga wanita). Data yang terkumpul kemudian di analisis dengan analisis induktif untuk mengidentifikasi tema bahasan yang timbul dari hasil penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian didapatkan bahwa afirmasi positif dapat memberikan dampak baik bagi guru maupun siswa. Kepada siswa, afirmasi positif yang dilakukan orang tua dan guru dapat membantu mengatasi hambatan belajar. Kepada guru, afirmasi positif dapat menjadi bentuk evaluasi diri untuk memberikan pembelajaran yang lebih baik. Positive affirmations: Booster to minimize learning obstacles for elementary school studentsAffirmations are psychologically powerful in influencing positive changes in a person's personality. One of the techniques of giving affirmations can be using positive sentences, compliments, appreciations, or simple visual gifts that a person likes. This study aims to analyze the impact of providing positive affirmations in helping to minimize learning barriers felt by elementary school students. The research method applied uses qualitative research with a case study research design. The instruments used in the study were field observations, interviews, and questionnaires. Observations were made to one of the 2nd graders of elementary schools in the city of Bandung where participants were homeroom teachers (women) with 28 students (18 men and 10 women), interviews were conducted with the homeroom teachers of grade 2, and questionnaires through google form were distributed to 12 parents (three men and 8 women) and 6 teachers (three men and three women). The collected data were then analyzed on an inductive basis to identify the theme of the discussion arising from the research result. The results of the study found that positive affirmations can have an impact on both teachers and students. To students, positive affirmations made by parents and teachers can help overcome learning barriers. To teachers, positive affirmations can be a form of self-evaluation to provide better learning.

Page 1 of 2 | Total Record : 11