cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 175 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 175 Documents clear
HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG Hillary Meita Audrey; Aryu Candra
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.83 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14458

Abstract

Latar Belakang : Wanita selama periode kehamilan kurang memperhatikan nutrisi yang masuk ke delam tubuhnya. Kekurangan nutrisi, salah satunya zat besi (Fe), dapat menyebabkan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah menurun yang disebut anemia. Anemia pada ibu hamil dilaporkan dapat menyebabkan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR), sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.Tujuan : menganalisis adanya hubungan antara status anemia ibu hamil trimester III dengan kejadian bayi berat lahir rendah.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cohort. Jumlah subyek adalah 31 orang ibu hamil di Puskesmas Halmahera, Semarang. Data kadar hemoglobin ibu hamil diperoleh dengan pengukuran Hb dengan menggunakan hemoglobinometer dan data berat bayi diperoleh saat bayi telah lahir.Hasil : Diperoleh 31 sampel pada penelitian ini. Uji chi-square dengan analisis fisher exact test pada uji asosiasi antara kadar Hb ibu hamil trimester III dengan kejadian berat bayi lahir rendah diperoleh nilai p 0,043 dan dengan aplikasi Winepiscope diperoleh nilai relative risk (rr) 2,364.Kesimpulan : Terdapatnya hubungan bermakna antara status anemia ibu hamil trimester III dengan kejadian berat bayi lahir rendah.
HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD Radiyan Meidhiyanto; Ilham Uddin; Sefri Noventi Sofia
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.944 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15813

Abstract

Latar Belakang Infark Miokard atau Infark Miokard Akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian didunia. Lebih dari 7 juta orang didunia terdeteksi penyakit ini tiap tahunnya. Alat diagnostik IMA yang ada saat ini cenderung sulit ditemukan karena tidak semua fasilitas kesehatan memilikinya. Diperlukan alat diagnosis yang mudah diakses dan terjangkau di masyarakat.Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah leukosit terhadap kadar troponin I pada pasien dengan infark miokard akut.Metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional retrospektif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien infark miokard akut yang diperiksa di RSUP Dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah.yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk rekam medis pasien.Hasil Didapatkan hubungan yang signifikan antara jumlah leukosit dengan kadar troponin I pada pasien IMA (p=0,001). Kuat hubungan secara statistik antar variabel termasuk dalam kategori sedang (0,4 – <0,6), dengan arah korelasinya positif yang artinya semakin tinggi variabel bebas, maka semakin tinggi juga variabel terikat.Kesimpulan Terdapat hubungan antara jumlah leukosit dengan kadar troponin I pada pasien Infark miokard akut.
HUBUNGAN ANTARA DERAJAT NYERI DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PARU YANG MENJALANI KEMOTERAPI Auliya Husen; Chatarina Suharti; Hardian Hardian
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.529 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14251

Abstract

Latar Belakang : Kanker paru merupakan penyakit keganasan yang sering ditemui dan merupakan penyebab utama kematian akibat keganasan di seluruh dunia, terutama di Indonesia yang sebagian besar penduduknya merupakan perokok. Pada umumnya, kanker paru ditemukan pada stadium lanjut, yaitu stadium III B dan IV, sehingga tujuan utama pengobatannya adalah untuk meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup. Salah satu pilihan terapinya adalah kemoterapi. Kemoterapi menimbulkan banyak efek samping, diantaranya adalah nyeri. Selain karena kemoterapi, nyeri juga dapat terjadi karena kanker itu sendiri. Tujuan : Membuktikan hubungan antara derajat nyeri dengan tingkat kualitas hidup pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi. Metode : Penelitian ini menggunakan desain belah lintang pada 13 pasien kanker paru di Instalasi Kemoterapi RSUP Dr. Kariadi Semarang sejak bulan April hingga Juni 2016. Karakteristik sosiodemografis dan data klinis yang mencakup diagnosis, stadium kanker, performance status, dan siklus kemoterapi adalah data sekunder yang diambil dari rekam medik, diikuti oleh wawancara berbasis kuesioner. Analisis statistik menggunakan Pearson dan Spearman. Hasil : Rerata derajat nyeri pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi adalah 6,5 ± 2,22 dan rerata skor total kualitas hidup pasien adalah 799,6 ± 81,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat nyeri dengan tingkat kualitas hidup pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi (p=0,8). Derajat nyeri memiliki hubungan yang bermakna (r=-0,854) dengan status kesehatan global (p<0,001) dan sesak napas (r=0,537) dengan p=0,04. Simpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara derajat nyeri dengan tingkat kualitas hidup pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi.
PERBEDAAN KUANTITAS DNA YANG DIEKSTRAK DARI AKAR RAMBUT BERBAGAI FASE PERTUMBUHAN Valensha Yosephi; Tuntas Dhanardhono; Saebani Saebani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.747 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15979

Abstract

Latar belakang: Rambut merupakan spesimen biologis yang sering ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pemeriksaan forensik biasanya menggunakan cara pemerolehan rambut untuk memperkirakan kuantitas deoxyribonucleic acid (DNA) yang akan didapatkan. Belum ada penelitian di Indonesia mengenai perbedaan kuantitas DNA yang diekstrak dari masing-masing fase pertumbuhan akar rambut.Tujuan: Menganalisis perbedaan kuantitas DNA yang diekstrak dari akar rambut berbagai fase pertumbuhan.Metode: Penelitian observasional dengan rancangan cross sectional ini menggunakan sampel akar rambut (n=15) yang mencakup tiga fase akar rambut, yaitu fase anagen (n=5), fase katagen (n=5), dan fase telogen (n=5). Penggolongan fase akar rambut dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopis. Semua sampel diekstraksi dengan metode Chelex, lalu DNA dikuantifikasi menggunakan Nanodrop. Uji statistik yang digunakan adalah One-way Anova dan dilanjutkan Post Hoc Tamhane untuk melihat perbedaan antarkelompok.Hasil: Kuantitas DNA ekstraksi dari akar rambut tiap fase adalah sebagai berikut fase anagen memiliki rerata 28,78 ng/ml, fase katagen memiliki rerata 7,35 ng/ml, dan fase telogen memiliki rerata 3,84 ng/ml. Pada penelitian didapatkan perbedaan yang bermakna antara tiap kelompok fase akar rambut (p<0,001), yaitu fase anagen dan katagen (p=0,025), fase anagen dan telogen (p=0,015), dan fase katagen dan telogen (p=0,014).Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna kuantitas DNA yang diekstrak dari akar rambut pada berbagai fase pertumbuhan akar rambut.
PENGARUH PEMBERIAN RANITIDIN TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GASTER TIKUS WISTAR PADA PEMBERIAN METANOL DOSIS BERTINGKAT Firly Syah Putra; Saebani Saebani; Gatot Suharto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.929 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14434

Abstract

Latar Belakang : Metanol merupakan alkohol yang paling sederhana. Metanol sering disalahgunakan sebagai pengganti alkohol berupa minuman oplosan karena harganya yang murah. Penyalahgunaan metanol ini menyebabkan keracunan yang berbahaya bagi tubuh dan menyebabkan kematian.Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas pemberian ranitidin terhadap tingkat kerusakan gaster tikus wistar yang diinduksi metanol dosis bertingkat.Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian post test only control group design.. Jumlah sampel adalah 35 ekor mencit dengan kriteria tertentu, dibagi menjadi 7 kelompok. 1 kelompok sebagai kontrol negatif, tidak diberi perlakuan, 3 kelompok sebagai kontrol potsitif, diberi metanol dosis bertingkat. 3 kelompok sebagai perlakuan, diberi metanol dosis bertingkat dan ranitidin. Pemberian metanol dilakukan secara oral dengan sonde lambung. Sedangkan pemberian Ranitidin dilakukan secara intraperitoneal dengan spuit 1 jam setelah pemberian metanol. Uji statistik menggunakan uji Kruskal Wallis dan uji Mann-Whitney.Hasil : Pada uji Mann-Whitney antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05). Pada perbandingan kelompok II dan V tidak didapatkan perbedaan bermakna (p = 0,55). Selain itu, perbandingan kelompok III dan VI tidak didapatkan perbedaan bermakna (p = 0,747). Akan tetapi, perbandingan kelompok IV dan VII didapatkan perbedaan bermakna (p = 0,012), namun tidak sesuai dengan hipotesis.Kesimpulan : Pemberian ranitidin pada tikus wistar setelah dipaparkan metanol dosis bertingkat tidak dapat mencegah efek toksik metanol pada gaster tikus wistar.
PERBEDAAN SKOR BUTA WARNA PADA PASIEN RETINOPATI DIABETIKA SEBELUM DAN SESUDAH LASER PANRETINAL PHOTOCOAGULATION Matilda Stella; Riski Prihatningtias; Arief Wildan
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.538 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14812

Abstract

Latar Belakang : Retinopati diabetika merupakan komplikasi berat dari diabetes yang menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan seperti terganggunya fungsi penglihatan warna. Terapi Panretinal Photocoagulation (PRP) dalam mengurangi progresivitas retinopati diabetika proliferatif (PDR), juga dapat menimbulkan destruksi sel retina yaitu fotoreseptor dan pigmen epitelium retina. Fotoreseptor mengandung sel kerucut yang berperan dalam penglihatan warna, sehingga laser PRP juga mempengaruhi perubahan penglihatan warna seseorang.Tujuan : Menganalisis perbedaan skor buta warna pada pasien retinopati diabetika sebelum dan sesudah laser PRP.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan one group pretest and posttest design. Subyek penelitian adalah penderita PDR yang dipilih secara consecutive sampling yang dilakukan pemeriksaan skor buta warna dengan Farnsworth Munsell 28 Hue test sebelum diterapi laser PRP dan satu minggu setelah dilakukan terapi laser PRP. Data diolah dengan menggunakan uji Paired T Test.Hasil : Pada 21 mata yang diperiksa, skor buta warna pada pasien PDR sebelum laser PRP memiliki rerata 713,29216,314 dan sesudah laser PRP memiliki rerata 819184,923, di mana menunjukkan pergeseran nilai skor buta warna menjadi lebih besar. Terdapat perbedaan yang yang bermakna skor buta warna sebelum dan sesudah laser PRP (p=0,018).Kesimpulan : Terdapat peningkatan skor buta warna pada pasien retinopati diabetika sebelum dan sesudah laser PRP
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN PELAYANAN RUJUKAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DENGAN KASUS PREEKLAMSPAI BERAT DAN EKLAMPSIA Muhammad Mahdika Akbar; Ratnasari Dwi Cahyanti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.696 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14808

Abstract

Latar Belakang : Preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu dan bayi yang tinggi terutama di negara berkembang. Kematian akibat eklampsia meningkat lebih tajam dibandingkan pada tingkat preeklampsia berat. Kejadian preeklampsia dan eklampsia bervarisi disetiap negara bahkan disetiap daerah. Dijumpai berbagai faktor yang mempengaruhi diantaranya ialah rendahnya tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes mellitus, hidramnion, hamil kembar dan usia ibu lebih dari 35 tahun.Tujuan : Mengetahui adanya faktor tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan pelayanan rujukan antenatal care pada kasus preeklampsia berat dan eklampsia terhadap ibu hamil di Kota Semarang.Metode : Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan metode pendekatan belah lintang yang dilakukan kepada ibu hamil dengan cara kunjungan rumah dan kunjungan bangsal.Hasil : Dari 50 responden dalam penelitian ini, didapatkan hasil 18 responden (36%) mempunyai tingkat kesadaran terhadap kehamilan yang baik dan berpengaruh terhapadap kepatuhan pelayanan rujukan antenatal care, lalu 14 responden (28%) mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup, sedangkan 18 responden (36%) sisanya memiliki tingkat kesadaran terhadap kehamilan. Hasil uji statistik dengan Spearman menggunakan program SPSS v.15 for windows didapat nilai p = < 0,05. Dari 50 responden dalam penelitian ini, didapatkan hasil 4 responden (8%) mampu menyelesaikan pendidikan pada tahap SMP, lalu 40 responden (80%) mampu menyelesaikan pendidikan pada tahap SMA dan yang terkahir 6 responden (12%) mampu melanjutkan hingga tingkat universitas. Pada penelitian ini, tingkat pendidikan yang tinggi maupun rendah tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pelayanan rujukan antenatal care. Hasil uji statistik dengan Spearman menggunakan program SPSS v.15 for windows didapat nilai p = > 0,05Kesimpulan: Tingkat kesadaran mempengaruhi kepatuhan pelayanan antenatal care pada ibu hamil dengan kasus preeklampsia berat dan eklampsia
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA SYNDROME (OSAS) PADA PASIEN STROKE ISKEMIK Prabha Vignesvari Sasongko; Kanti Yunika; Yovita Andhitara
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.934 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15643

Abstract

Latar belakang: Prevalensi Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS) pada pasien stroke 4-6 kali lebih besar dibandingkan populasi umum. Adanya OSAS pada pasien stroke iskemik meningkatkan risiko berulangnya stroke, perburukan kondisi neurologisnya, lama perawatan di Rumah Sakit, serta kematian.Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya OSAS pada pasien stroke iskemik.Metode: Penelitian obervasional dengan desain kasus-kontrol. Pasien stroke iskemik rawat jalan di RSUP Dr. Kariadi dikelompokkan menjadi OSAS dan Non OSAS berdasarkan hasil pengisian kuesioner Epworth Sleepiness Scale (ESS) lalu dilakukan anamnesis, dan pemeriksaan fisik. Uji statistik yang digunakan adalah chi-square, Fisher’s exact test, dan regresi logistik.Hasil: Sebanyak 15 pasien masuk dalam kelompok OSAS dan 26 pasien masuk dalam kelompok kontrol. Jenis kelamin (p = 0,033), lingkar leher (p = 0,043), dan skor mallampati (p = 0,017) berhubungan secara signifikan dengan OSAS. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, Indeks Massa Tubuh (IMT), hipertrofi konka dan deviasi septum nasi dengan OSAS. Jenis kelamin dan skor mallampati berhubungan secara independen dengan OSAS. Jenis kelamin sebagai faktor paling dominan ( OR = 14,827 IK 95% 1,422-154,571).Kesimpulan: Jenis kelamin, lingkar leher, dan skor mallampati berhubungan secara signifikan dengan OSAS pada stroke iskemik. Jenis kelamin dan skor mallampati secara independen berhubungan dengan OSAS. Pasien stroke laki-laki berisiko 14,827 kali lebih besar untuk menderita OSAS dibandingkan perempuan.
PENGARUH PEMBERIAN ASAP CAIR PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Porphyromonas gingivalis PENYEBAB NEKROSIS PULPA Ari Wibowo; Indah Lestari Vidyahayati; Gunawan Wibisono; V. Rizke Ciptaningtyas
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.998 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14241

Abstract

Latar belakang : Etiologi penyakit pulpa yang paling sering adalah iritan akibat invasi mikroorganisme atau produknya menuju pulpa melalui celah pada dentin. Infeksi pada pulpa secara umum merupakan infeksi polimikrobial, yang disebabkan oleh banyak jenis mikroorganisme, dan didominasi oleh bakteri anaerob, salah satunya adalah Porphyromonas gingivalis. Asap cair memiliki efek antibakteri, yang disebabkan oleh komponen-komponen yang terkandung di dalamnya, yakni senyawa-senyawa asam organik, fenol, dan karbonil.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian asap cair pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan Porphyromonas gingivalis penyebab nekrosis pulpa.Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan post test only control group design. Sampel penelitian ini adalah koloni Porphyromonas gingivalis dengan perlakuan sebanyak 6 konsentrasi asap cair (100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, dan 0%) dan duplikasi sebanyak lima kali.Hasil : Uji Kruskal-Wallis pada analisis data KHM menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000), begitu pula pada analisis data KBM (p=0,001). Kemudian, dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney yang menyatakan bahwa terdapat signifikansi pada kelompok P6 (0%). Konsentrasi terendah yang dapat membunuh bakteri Porphyromonas gingivalis yakni 6,25%.Kesimpulan : Asap cair berpengaruh terhadap pertumbuhan Porphyromonas gingivalis, ditandai dengan nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) pada konsentrasi 6,25%.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEHADIRAN IBU DI KELAS IBU HAMIL DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Shohifah Putri Pradany; Ani Margawati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.298 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15961

Abstract

Latar Belakang : ASI eksklusif yaitu ASI yang diberikan pada bayi mulai dari lahir hingga usia 6 bulan tanpa diberi makanan atau minuman lain. Salah satu penyebab meningkatnya angka kematian bayi adalah rendahnya pemberian ASI segera setelah bayi lahir dan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Berbagai faktor diindikasi sebagai indikator penurunan cakupan ASI eksklusif. Berbagai informasi dan promosi pemberian ASI eksklusif telah dilaksanakan, salah satunya di dalam pelaksanaan kelas ibu hamil.Tujuan Penelitian : Menganalisis hubungan antara tingkat kehadiran ibu di kelas ibu hamil dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan dengan metode kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Welahan 1, Jepara. Populasi berjumlah 116 ibu yang memiliki bayi umur 6-12 bulan dengan sampel 53 ibu (menggunakan random sampling). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Analisis data yag dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan α=0,05).Hasil Penelitian : Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat menunjukkan hasil bahwa mayoritas responden berumur 21-35 tahun (75,4%), tingkat pendidikan responden mayoritas adalah SMA (41,5%), pekerjaan responden mayoritas adalah ibu rumah tangga (67,9%), mayoritas responden memiliki bayi berumur >8 bulan (71,6%), responden memiliki tingkat kehadiran di kelas ibu hamil dikatakan baik (60,4%), dan responden memiliki perilaku pemberian ASI eksklusif dengan kategori baik (77,4%). Analisis bivariat, secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kehadiran ibu di kelas ibu hamil dengan perilaku pemberian ASI eksklusif (p=0,001).Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kehadiran ibu di kelas ibu hamil dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.

Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue